Wednesday, December 29, 2010

SELASA, HARI INI :)






Hari ini setelah melewatkan quality time bersama, sekalipun kemudian dia ngambek karena kritikan pedas dari saya, tapi semoga mulai hari ini dia bisa lebih belajar menghargai arti prinsip dan kesetaraan antara omongan dengan yang apa dilakukan. Amin.

Thursday, December 23, 2010

HILANG


Katanya...
sesuatu baru akan terasa berarti, baru akan terasa susah digantikan setelah kita tahu rasa kehilangannya.

Kehilangankah yang membuat pintu-pintu tawa yang terbuka terlihat menutup?

Ataukah hanya kita saja yang tidak pernah lelah mengatupkan tangan pada mata yang sudah tertutup?
....dan biasanya setelah semua itu akan ada kesedihan berkepanjangan yang meruntuti..
andaikan saja sebagai rantai kalung yang terus dironce, semakin banyak... semakin rapat..
semakin pepat.


di satu sisi kita hanya mampu merasakan kesedihan atas kehilangan keberartian. kadang.. bukankah itu sejujurnya hanya akan membuat kita terlihat berkali lipat lebih menyedihkan?
...........
sementara saya tidak merasa harus bersedih,
karena....
kehilangan kamu.

Thursday, December 16, 2010

UNTUK SEGALA HAL YANG ADA KARENA KAMU



Untuk mau selalu mendengarkan aku...
Untuk mengerti
Untuk memahami
Untuk selalu berusaha memenuhi berbagai macam hal-hal kecil yang aku inginkan, bahkan dengan serius menanggapi saat aku bilang, "pengin jalan-jalan kemana-mana naik vespa.. tapi jangan mogok,"
Untuk selalu menjadi istimewa
Untuk kantung makanan yang digantungkan di pagar malam-malam
Untuk kantung makanan lainnya ketika aku lapar
Untuk sarapan (yang terlambat)
Untuk berjalan dengan arah memutar
Untuk menyetir pulang menahan kantuk
Untuk tidak pernah menjadi membosankan tanpa perlu berusaha
Untuk segala hal-hal sederhana, yang tetap sarat indah dan rasa manis..
yang kesemuanya kamu ciptakan untuk aku
Terima kasih, kamu selalu ada pada hal-hal pertama yang aku tahu paling layak kuingat.

Monday, December 13, 2010

WANITA BUMIPUN BISA MELEBIHI PESONA BIDADARI

deviantart

Kemarin saya mendapat tag dari seorang teman kuliah. Ditulis berdasar cerita seorang teman, katanya.. notesnya indah, membuat saya merasa perlu menyalinnya di jendela.

* Ini adalah Kisah nyata dari seorang temanku yang kukenal luar biasa dalam menjalani hidup,
     " Berusaha menjadi sebaik2nya manusia :Bermanfaat bagi sesama itulah mimpinya "

Semoga isinya dapat memberi manfaat dan menginspirasinya qta semua,amin...

Wanita Bumipun Bisa Melebihi Bidadari


Menjadi wanita yang dicemburui Bidadari Surga? 
Sekalipun tak pernah terlintas dalam benakku. Untuk menjadi wanita yang sedikit lebih baik dari hari ke hari saja aku tak pernah bersungguh-sungguh mengupayakannya. Tapi ternyata Allah SWT masih sayang padaku, meski aku seringkali menghianati dengan sengaja melanggar ketetapan-ketetapanNya. 

Betapa angkuhnya diriku waktu itu, seakan-akan usia tidak ada batasnya. Hingga suatu ketika aku merasakan ada yang berbeda di hatiku, aku merasa gundah. Lubang kehampaan yang ada di hatiku terasa semakin melebar dan aku tak tahu harus menutupinya dengan apa. Kucoba melalui hari-hariku seperti biasa, aku yang sangat hobi bernyanyi, kala itu sedang disibukkan dengan latihan-latihan untuk persiapan mengikuti perlombaan paduan suara mahasiswa tingkat nasional.

Kegiatan bernyanyi yang seharusnya merupakan kegiatan yang paling aku sukai, tiba-tiba terasa tidak begitu menyenangkan. Puncaknya di suatu sore ketika aku akan berangkat berlatih, tak kusadari aku memilih jalan yang mengharuskanku melintasi para mahasiswa yang sedang mengikuti kegiatan kajian kampus. Saat melintasi mereka, dalam hati aku berkata pada diri sendiri “Coba lihat Ky!! Mereka sibuk mempersiapkan bekal akhirat mereka, sedangkan kamu malah sibuk bermain-main. Waktumu kau habiskan untuk kegiatan yang mungkin tidak akan bermanfaat untukmu bahkan sangat mungkin akan merugikanmu kelak saat harus kembali menghadapNya.” 

Aku tak tahu mengapa tiba-tiba muncul suara seperti itu dalam hatiku, mungkin itulah bagian dari rencana Allah SWT sebagai titik perubahan dalam hidupku.

Kuceritakan kegelisahanku pada seorang sahabat, mengenai dorongan hati untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Tak kusangka ia memberiku sebuah hadiah kecil yang sangat berarti besar bagi diriku dan bagi proses transformasiku sebagai manusia baru. Ia memberiku sebuah buku berjudul “Agar Bidadari Cemburu Padamu,” yang ditulis oleh Salim A. Fillah. Di cover bukunya tepat di bawah judul ada sebuah tulisan setangkai cendera hati untuk wanita shalihah pendamba surga, pembuat iri bidadari dan para lelaki yang ingin menikah.

Dengan membaca covernya saja telah membuat air mataku berderai, bagiku kalimat yang diketik miring di bawah judul buku itu merupakan sindiran halus yang tepat mengenaiku. Wanita shaliha pendamba surga, sungguh aku masih sangat jauh dari karakter wanita yang didefinisikan untuk siapa buku ini ditulis. Namun tak ada kata terlambat untuk sebuah niatan baik, aku coba untuk menelusuri halaman demi halaman buku itu. Pada halaman pertama mataku terpaku pada sebuah bait syair..

Di lautan nikmatDua mahluq berpisahYang satu tenggelam yang lain menyelamKau tahu apa bedanya?

Yah tentu saja selama ini aku termasuk golongan yang pertama, tenggelam dalam nikmat, tak kubuka mata hati dan nuraniku atas segala nikmat yang telah kuperoleh selama ini, hingga perlahan tapi pasti aku tersedot ke dalam palung kekufuran. Itulah mengapa aku selalu merasa gelisah dan selalu merasa kurang, karena aku bukan manusia yang tidak pandai bersyukur.

Nikmat-nikmat yang telah kuperoleh selama ini telah gagal kumaknai sebagai bentuk rahmat Allah SWT, karena aku hanya berfokus pada apa yang tidak kupunyai bukan pada bagaimana memanfaatkan dengan sebaik-baiknya apa yang kumiliki. Subhanallah sudah kuambil banyak hikmah bahkan sejak di halaman pertama buku ini.

Pada halaman-halaman berikutnya kutemukan betapa indahnya Islam menempatkan kedudukan wanita. Wanita adalah rusuk kiri laki-laki, dekat ke tangan untuk dilindungi, dekat ke hati untuk dicintai. Bukan untuk dijajah dan juga bukan untuk menjajah. Seiring…serasi….sebagai rekan seperjalanan.

Berikutnya kutemukan bagaimana cara Islam melindungi kesucian wanita dengan mensyariatkan adab berpakaian bukan untuk mengekang namun semata-mata untuk menjaga kehormatan. Kuperhatikan diriku di cermin, benar aku telah berjilbab, namun betapa compang-campingnya cara berpakaianku, jilbab kumasukkan ke dalam baju, tak pernah kuperhatikan apakah bajuku cukup longgar untuk kukenakan atau tidak, dan juga celana yang membuatku tampak seperti wanita setengah laki-laki. Sebuah niat menyusup, memasuki hati berawal hanya sebuah bisikan dan semakin kuat berubah menjadi teriakan tekad. 

Sejak saat itu secara perlahan tapi pasti kucoba memperbaiki caraku berpakaian, kupanjangkan jilbabku hingga menutup dada, kupakai baju yang cukup panjang dan longgar, dan aku mulai membiasakan diri untuk memakai rok. Alhamdulillah…mengikuti syariat ternyata tidak berat, justru terasa nikmat, tidak tampak kumuh tapi tampak semakin anggun, memberi rasa aman sekaligus rasa nyaman. Seperti yang ditulis oleh Salim A. Fillah dalam buku tersebut yang ia tuangkan dalam bab “Dan Kaupun Semakin Mempesona.” Pesona yang tidak akan hilang ditelan waktu, jika senantiasa diasah dari hari ke hari.

Tiba juga saatnya aku belajar mengenai cinta, cinta semusim yang mulia dalam pengelolaan, juga cinta sejati yang membuat beruntung saat ini dan nanti yaitu cinta pada Allah SWT dan RasulNya. Pada akhirnya sampailah aku dikenalkan pada profesi mulia seorang wanita, anugrah dari Allah SWT yang tak bisa digantikan oleh kaum lelaki manapun. Dan yang membuat cemburu para bidadari. Cemburu! Di puncak kecemburuan yang tertinggi. 

Subhanallah sungguh indah ajaran Islam, bagaimana Allah menempatkan, mensucikan dan memuliakan wanita. Menelusuri lembar demi lembar buku itu seakan melakukan sebuah proses transformasi yang dimulai sejak lembar pertamanya kubuka. Hari ini meskipun aku masih belum juga mampu membuat para bidadari cemburu padaku, namun telah kutemukan makna hidup sesungguhnya. Tujuan yang ingin kucari, bukan urusan akhirat untuk mendukung urusan dunia, melainkan dunia adalah sarana untuk menggapai tujuan akhirat. Subhanallah sungguh indah hidayahMu ya Allah, dan untuk sahabatku dimanapun engkau berada semoga Allah SWT membalas kebaikanmu dengan kebaikan yang lebih besar. 

Apa yang engkau lakukan padaku membuatku mengerti terkadang hal kecil yang dilakukan seseorang dapat berarti besar untuk orang lain. Cukuplah Allah SWT yang membalas kebaikanmu, aku akan membalas kebaikanmu pada orang lain agar rantai kebaikan ini tak pernah terputus. Alhamdulillah…

~
Bercermin Ninda, apakah kamu sudah menjadi wanita yang kiranya mampu dicemburui bidadari karena cantikmu di mataNya?
Belum sepenuhnya...
Maka teruslah berusaha.

Tuesday, December 7, 2010

I'M TWENTY SOMETHING!

Yah tiga desember kemarin saya berulang tahun. Hari Jum'at, tanpa perayaan apa-apa. Segala hal seolah tidak memenuhi ekspektasi hari itu. Rencana-rencana yang sudah lama disusun pupus. Tidak ada yang istimewa, sebenarnya... Tapi menjelang tengah hari banyak ucapan selamat memenuhi wall facebook saya, rentetan pesan singkat di ponsel, dan ucapan langsung di kampus, di kos... disertai dengan komentar bahwa lemak saya seolah semuanya bermigrasi ke pipi -____-' bagaimanapun.. terima kasih...

Akhirnya saya lebih dari sekedar dua puluh tahun, sekarang saya sudah 'dua puluhan'. Orang bilang setelah berumur dua puluh ke atas maka segala macam ujian akan datang berkali lipat dari sebelumnya, benar-benar banyak hal yang akan menempa kita untuk menjadi dewasa. Maka hari ulang tahun ala saya terlewati dengan tidur seharian, tanpa menyentuh tugas barang sedikit, ngobrol sampai dini hari dengan teman kos.

Selamat Ulang Tahun Ninda....
Semoga kamu semakin dewasa, dan semakin cantiiiiiiiiiiiiiiiikkkk di mataNya. amin.

P.S. :
terima kasih pada salah seorang teman kos yang mengambil foto saya diatas sepulang dari kampus + kehujanan + sepatu kaus kaki basah semua.
Oh ya, dan

selamat tahun baru satu hijriah juga ya, semuanya :)

Thursday, December 2, 2010

DUA PULUH TIGA


Aku tidak yakin akan seberapa banyak kata yang berhasil kurangkaikan untukmu, kali ini. Mungkin tidak bisa sebanyak biasanya. Selalu terkunci, kamu terlalu istimewa untuk bisa dideskripsi. Sekarang kamu tahu kan penghambat terbesarku untuk menjelaskan segala tentang kamu?
Tapi terima kasih karena kamu telah menjadi orang yang istimewa itu.

Yang dikeluhkan semua orang, adalah ketika orang yang dia pikir berbeda.. istimewa di saat-saat awal dan mendapati beberapa waktu kemudian inti istimewa itu berubah perlahan menjadi biasa, atau memburuk. Orang yang tengah melakukan pendekatan memang tampak baiknya saja ya..., keluh mereka. Mereka, bukan aku... karena terima kasih sungguh kamu tidak seperti itu, tidak ada bedanya kamu bertahun lalu dengan kamu yang sekarang.

Yang sering menjadi masalah adalah kepedulian yang berkurang, porsinya semakin turun sejalan dengan umur waktu yang semakin tua. Terima kasih untuk tidak menjadi orang yang demikian.

Yang diharapkan setiap hati adalah seseorang yang diingat ketika merasa sendirian, seseorang yang mampu membuat hatimu hangat hanya dengan mengingatnya. Terima kasih kamu telah menjadi orang yang seperti itu, untuk aku.

Tidak pernah terasa sempit waktu, jika denganmu.. tidak pernah terasa biasa. Layaknya lampu kota warna kuning yang selalu kukagumi. Sesederhana itu, serendah hati itu... tapi tetap istimewa.

Yang kali ini lagi-lagi aku tidak bisa melihat binarmu, tidak bisa ada di depan pintumu meskipun ingin. Maka agar kamu tahu sudah kucoba menitip ini pada malam, pada lampu yang lebih dekat denganmu daripada aku (lucu, aku sungguh iri) :

Selamat Ulang Tahun, kepada kamu.. yang selalu istimewa di mataku.


Dan ternyata tulisan ini jadinya cukup panjang juga, tidak apa-apa ya.. :)

Previous Page Next Page Home