Monday, March 14, 2011

KATAKAN DENGAN INDAH

image taken from here
Maafkan saya karena tenggelam dengan kesibukan akhir-akhir ini. Kesibukan yang membawa saya kepada banyak hikmah pemerkaya batin, yang semoga saja akan membawa saya mengupgrade diri saya sebagai manusia, sebagai makhlukNya. Namun kesibukan itu juga cukup melelahkan sehingga saya bahkan tidak sempat menuliskan yang ingin saya tulis dan saya bagi kepada anda - teman-teman baik saya atau bahkan mengapprove komentar yang berada di kotak moderasi. Jadi mohon maaf jika berkunjung dua kali yang menemukan komentarnya belum muncul.

Kita sering kan mendengar kalimat lidah tidak bertulang? Hingga kalau tidak dijaga akan mudah saja melontarkan pisau lewat kata-kata yang menyakiti, kata-kata yang menghunjam orang lain langsung ke ulu hatinya. Mungkin luka fisiknya sama sekali tidak ada, namun siapa sih yang tahu luka hatinya? Bahwa adakalanya kita mampu menyaring omongan lebih baik diam daripada harus berkata yang tidak-tidak.

Dewasa ini kita sudah sangat mengakrabi internet. Sosok manusia sebagai makhluk sosial terwujud dalam interaksi-interaksi jejaring sosial semacam muka buku dot com dan ocehan dot com. Dalam situs-situs itu kita mengetik, kita menyampaikan uneg-uneg dan pendapat lewat untaian kata yang kita susun menjadi kalimat. Jejaring sosial juga terkadang mampu menggantikan posisi televisi sebagai pembawa berita, seperti misal kita tidak sengaja membaca status teman tentang berita yang sedang happening.. kita jadi tahu apa yang terjadi diluar sana tanpa harus memelototi koran. Kita juga bisa melakukan diskusi lewat jari-jari yang mengetik itu, sekarang yang juga mesti ikut kita rem dalam berbicara adalah jari-jari. Jari-jari memang bertulang namun dia juga mempunyai kapasitas yang sama dalam melukai manusia lain yang bersinggungan dengan kita seperti halnya lidah. Seperti yang kemarin saya alami :

Kemarin adalah bagaimana seluruh dunia ikut berduka karena berita bencana yang menghantam Jepang. Di situs ocehan langsung saja hashtag pray for Japan menjadi topik tren, banyak diobrolkan orang dimana-mana. Saya jarang sekali muncul di situs itu tetapi begitu ditempat tersebut selalu ada saja topik yang bisa didiskusikan langsung dengan teman blogger, saya jadi sering login akhir-akhir ini.

Ada seorang teman SMA saya, wanita bolak-balik meretweet dan mempublish status soal bencana. Saya sih tenang-tenang saja, toh saya juga tidak terganggu dengan semua status-statusnya... sampai kemudian dia mengupdate statusnya dengan sebuah restatus seperti ini :

Will you stop thinking abt your joy for a sec and care more abt thousand of people's lives ?

Agak ngerasa sih saya sejujurnya karena ceritanya waktu itu saya lagi ngobrol lucu sama beberapa teman Blogger kan. Tapi tetap saya biarkan, tidak saya reply.

Dia mengupdate statusnya lagi :
pas ngtweet ttg musibah, byk bule2 yg mention. ketahuan siapa yg responnya cepet & punya respek. thank God aku punya temen2 seperti mereka

Loh saya jadi kaget nih... semua orang di angkatan saya kebanyakan memanggil dia mbak karena usianya yang lebih tua diatas rata-rata kami, namun saya tidak menyangka dia berpikir dengan pandangan seperti itu. Bagi saya heboh dan ngga seseorang disuatu situs jejaring sosial dan menggumamkan berita-berita tentang berapa banyak orang yang kehilangan dan bla-bla-bla bukan berarti kita ngga peduli kok... peduli ngga harus disiarkan keseluruh dunia juga kan... cukup kita dan Tuhan yang tahu juga ngga apa-apa, bentuk sebuah kepedulian adalah tergantung pada masing-masing individu.

jadi saya balas begini :
saya rasa terlihat peduli itu tidak penting. maybe kita semua jg peduli kok tnp perlu reaksi mention

dia balas lagi dengan nada sinis yang saya rasa karena salah paham :
maka dari itu, yg peduli langsung tanggap. ni aku ngmg org2 yg peduli aja, yg g peduli ya terserah.

Yang di restatus oleh salah seorang teman SMA juga, yang saya pikir sama-sama ngga ngerti point dari omongan saya cuma membantahnya dengan kata-kata yang maaf -- membuat dia terlihat sedang mempermalukan dirinya sendiri karena selalu ngga nyambung menanggapinya.

kemudian saya balas lagi :
dunno. saya pikir berdoa ngga usah koar-koar. atau mungkin itu cm tendensi2an 

dia bales lagi panggil saja temanSMA1 ya  :
@temanSMA1 : oh g ada yg berkoar2 tuh disini. inilah yg dinamakan respek. simpati sama mereka lbh tepatnya.

oh oke, saya mingkem lewat jari tangan. ngobrol lagi sama teman-teman blogger dan mengabaikan omongan si temen tersebut. si teman masih aja asik nyetatus seperti itu dan kemudian seolah menambahkan argumennya :

that's why it's called : respect to the others

saya masih mingkem, ngga peduli. lagi, tiba-tiba dia merestatus omongan kasar :
Bit*h I hope a quake hit your face

Hmm sebenarnya omongan seperti itu berada diluar batas toleransi saya... bagi saya orang yang baru saja menggembar-gemborkan sebuah bencana dan simpati terus mengumpat adalah suatu hal yang sangat kontras, kontras ngga pantas.. kontras menyalahi omongan yang baru saja dia bilang.. lagipula, dia mengucapkan itu sangat dekat dengan dialognya dia dengan saya.. hmm kok bisa ya orang sesembrono dan kasar begitu? maka saya balas :
please,God will not accept a bad wish or a badMouth.lets contribute with our money n act dont just say a word

ini salahnya situs ocehan yang cuma boleh pakai 140 huruf, saya jadi ngga maksimal merangkai kata dengan sehalus mungkin... tapi kejadian yang kemudian terjadi sangat berhasil membuat saya shock :
of course i have money to donate. what's ur problem heh?!? i don't give a f*ck with ur words. so get ur f*cking life!!!! (saya sensor ya)

Astagfirullah... saya sama sekali ngga menduga si teman SMA yang setahu saya sangat pendiam dan halus itu punya jari jemari yang sedemikian kasar yang dengan mudah mengetik satu hal seperti itu. saya balas :
dlm kasus seperti apapun mbk X. FYI saya ngga pernah ngmong kasar sama sekali sama mbak lo.dn g nuduh anda g punya uang CMIIW.

dia bales lagi sama kasarnya : 
so what's ur problem talking sh*t like that?? i don't ever need ur ceramah n bla bla bla. :)

saya : no problem. twit2 anda barusan seolah semuanya g ikut peduli.mksd sy peduli g harus mention2 dan ngetweetin itu toh
saya : dan lagi krn tadi yg tengah digaungkan adalah pray for japan saya pikir dlm 'pray' segala agama not include bad words itu saja
saya : well lagilagi saya dimaki sm anda. it's okay adu pendapat. please, ngga usah memaki begitu
dia : what? ini tweet2 saya. dan anda g berhak ngatur2 saya, ini twitter, bukan FB woy. org disini bebas ngmg apa aja.
saya : well iya iya terserah anda saja mbak. sy pikir persilangan pndpt itu wajar kok. biasanya dikelas jg begitu toh.no hard feeling deh
dia : memang anda pantas kog di maki, biar tau rasa :)
dia : sori ye, saya g butuh ceramah..thanks. saya cuma bersimpati ma temen2 saya disana :) byeee
saya :  @temanSMA1 @temanSMA2  @temanSMA3-cowok-yang-mengerti-maksud-saya-dan-ikut-terkena-umpatan
toh cuma berdebat biasa. ya udahan ah anggp sj cm forum. ngga usah dibawa kesal lah.

@temanSMA3-cowok-yang-mengerti-maksud-saya-dan-ikut-terkena-umpatan :
eh tp orang suka ngomong sok 'f*ckin b*tch' tapi dibales lagi trus ngamuk itu kok lucu yaaa #eaaa *diterusin *

saya kepada si teman diatas : sudah sudah damai di hati damai di bumi yuk kita ngobrolin yang lain.. teori konspirasi misalnya..

Iya, segitu saja terus saya diunfollow sama si teman SMA 1 dan 2 yang mungkin hobi menelan mentah-mentah lirik lagu rap untuk diaplikasikan ke percakapan itu sementara saya ngga sadar dan semua status curhatannya dia membicarakan saya dengan teman-temannya (bertiga, salah satunya dengan si teman SMA 2 tadi) langsung nongkrong di depan saya. Sampai kemudian obrolan bersama teman-temannya itu malah berada pada topik perawatan wajah dan krim malam... oh ya ampun What a life! LUCU.

Dalam pikiran saya bencana adalah bencana... sesuatu yang perlu kita pahami sebagai sesuatu yang tidak layak kita sesali karena itu adalah kuasa Tuhan, buatan Tuhan... terlalu menyesali sesuatu dan mungkin membenci sebuah bencana... tidakkah kita takut kemurkaanNya? Itu buatannya lho, kok berani-beraninya kita membenci apa yang Dia buat.. sementara segala yang kita tahu adalah semua milikNya pasti akan kembali sewaktu-waktu jika Dia minta. Ada hikmah dalam setiap cobaan, pasti ADA. 

Terkadang sebuah cobaan sengaja dihadirkanNya untuk membuat kita semua kembali mengingat untuk mendekatiNya. Simpati memang perlu, namun tidak ada pakemnya juga dengan kita mesti menulis status panjang lebar berdo'a. Setiap orang punya bentuk wujud simpatinya sendiri, bisa juga dengan berdiam diri langsung berdo'a kepadaNya diatas sana tanpa ribut-ribut si situs jejaring sosial. Toh belum tentu juga orang yang menulis hashtag prayforjapan benar-benar berdo'a.. hmmm... apa cuma ikut-ikutan karena sedang tren?

Sebuah simpati dan respek atas musibah yang tengah dialami orang lain pada kenyataannya mestinya tidak hanya ditunjukkan pada kondisi-kondisi tertentu saja, mentang-mentang bencananya gede.. tren ngomongin itu... coba kita tengok... jangan-jangan kita terlalu sibuk memerhatikan yang jauh-jauh dan jadi big issue, tapi orang-orang disekitar kita mikir keras besok mau makan apa karena ngga ada uang.. ya ngga boleh juga kan... mesti adil dong ya...

Namun terus terang yang barusan terjadi sangat mengagetkan saya ketika saya membaca makian si teman tersebut pada saya, benar-benar ngga tanggung-tanggung kasarnya. Apakah yang didapat seseorang dengan memaki seperti itu? Merasa menang dan superiorkah? Apalagi diucapkan dengan serius pakai marah, kepada orang yang dikenal pula! Dalam kuliah kami dimana salah satu organ pentingnya adalah diskusi, sudah sangat biasa  berbeda pendapat dengan sesama teman.. sudah sangat biasa kami saling membantai setiap argumen yang keluar dan menjadi lawan dalam forum.. namun setelah selesai ya sudah, teman tetaplah teman. Ngapain juga hal-hal semacam itu dimasukan kehati, kalau sampai dimasukkan terus ya bisa stres jiwa  karena itu toh ngga cuma berlangsung satu dua kali.
Seberapapun kesalnya ya apa ruginya jika sebuah pendapat disampaikan dengan kalimat standar atau bahkan indah dan halus karena kita berbeda pikiran.

Bagi saya dengan alasan apapun bukan hal bijak jika kita mengekspos sebuah kemarahan di situs jejaring sosial dengan bahasa yang kasar dan apalagi jika sudah menyangkut orang-orang tertentu, jika kita sudah mengklaim diri sebagai seorang individu yang mengaku sudah dewasa secara hukum dan pola pikir yang pastinya akan mampu menghadapi sebuah masalah dengan stay calm. Hak tetaplah hak, namun freedom of speech tidak bisa dengan mudah digunakan untuk melukai orang lain. Tidak ada dasar apapun entah hukum entah agama yang memberi penghalalan untuk seorang manusia melukai manusia lain dalam bentuk apapun, termasuk memaki. 

Mungkin orang dengan mudah bisa berkelit, ini akun saya! Ya terserah saya dong... namun kenyataan yang harus anda terima adalah akun anda tidak sendirian, pastinya berinteraksi dan bersinggungan dengan akun yang lain. Anda memaki pasti terbaca di timeline atau beranda... bahkan juga pada situs pribadi seperti misalnya sebuah blog yang benar-benar sesuatu yang hanya milik kita karena tidak mungkin orang akan terganggu dengan status-status yang memenuhi timeline, sekalipun sebuah situs pribadi ini paling dan sangat personal namun kita tetap bisa melihat adanya fasilitas report abuse yang menghalangi kita menjadi manusia yang 'seenak sendiri' melontarkan kata-kata atau content yang tidak layak.

Internet membuat kita manusia akan lebih mudah bersentuhan dalam jarak jauh, lebih gampang menyampaikan pendapat tanpa perlu langsung lewat mulut, dan lebih gampang mengabuse seseorang lewat komposisi kata, tentu saja.
PR kita bertambah rupanya, tidak hanya harus menjaga mulut tapi juga mesti menjaga jari ini biar ngga nakal :) mulut dan jarimu keduanya sama-sama harimaumu kan ya. Apa yang nampak dari rangkaian kata yang kita ketik dan apapun yang kita ucapkan saya rasa bisa menunjukkan seperti apa rupa pribadi seseorang. Kata-kata itulah perwakilan dari diri kita secara langsung.

Katakanlah dan sampaikan maksudmu dengan kata-kata yang baik, kata-kata yang baik saja masih berpotensi menimbulkan akibat melukai orang lain apalagi kata-kata kasar dan makian... jika merasa tidak bisa, mengambil langkah diam adalah pilihan yang lebih baik. Dan ingatlah ini : tidak pernah ada seorangpun yang pantas dimaki.

33 comments:

  1. aku setuju sama kamu nin, gak semua orang yang mention itu perduli beneran paling banter hanya ikut2an...doa gak perlu koar2, sumbangan juga gak perlu dipublish (riya itu mah)..tapi kalo udah kasar gitu ngomongnya wah, perlu dipertanyakan tuh orang tujuannya apa? narik simpati atau narik popularitas diri? klo dipikir kayak si madi musyawaroh di islam ktp dh dianya..final word,semangat ya nin..i'm always backing u up!

    ReplyDelete
  2. uwiiiiiiiiiiiiiiii.. panjang... begitulah Nin, akhirnya saia memilih tidak begitu eksis di twitter.. hoadoh.. kok ribet sepertinya.

    betul, lidah lebih tajam daripada pedang. saya - tanpa melalui media saja sering menyesalinya, padahal yang tau hanya saya - orang yang saya maki2 - dan Tuhan.. tapi nyeselnya dalem..

    semoga orang2 itu, lebih bisa mengontrol lidah atau jari dehhh..
    have a nice day, Nin. :)

    ReplyDelete
  3. satu lagi, setuju ama kalimat terakhir..
    "tidak ada orang yang pantas dimaki.. " huhuhuhu.. so deep

    ReplyDelete
  4. hmmm.. sabar ya nin...' gw juga setuju "perduli dengan keadaan ga harus terus menerus membicarakannya mentang2 sdg trend, (musibah ko trend ya..)ah.. gw diem aja dech... "

    ReplyDelete
  5. kadang di socmed seseorang bisa merasa inferior...
    tapi ketika tatap muka langsung, ceritanya lain.

    world of words memang membingungkan :D

    ReplyDelete
  6. banyak blogg dari teman2 yang di saring dulu.
    moderasi is ok

    ReplyDelete
  7. oooh..jadi ini toh cerita kemaren yang bikin sampai pipimu blushing itu?

    *sigh*..mungkin akibat terlalu banyak teman londo, jadi gayanya ikut kebawa. masalahnya adalah karena beliau "panas" duluan ketika ada yang protes. coba cek akunnya, pakai privacy setting atau nggak? kalo nggak itu tandanya memang dia ingin semua orang tau betapa dia peduli dengan itu. mbak ga bilang orang-orang yang akunnya nggak di priv-set itu nggak bagus, tapi untuk kalimat-kalimat yang dia lontarkan selanjutnya untuk membalas, should the world seeing that??

    mungkin lebih baik untuk membuka hati, membuka pikiran, belajar cooling down. kadang emang kesal kalo ada yang protes, tapi seharusnya kita berpikir dari sisi lain.

    back to reality, selalu ada orang yang berbeda di belahan bumi yang berbeda ;)

    ReplyDelete
  8. semuanya memang susah untuk di ungkap apalagi kerena keterbatasan teknologi...
    mampir yang di rumah persahabatanku http://f4dlyfri3nds.blogspot.com

    ReplyDelete
  9. setuju gek ^^

    itu sebabnya sy jg kdg memilih diam, diam memang tdk selalu emas...tp diam kdg jg menjadi pilihan bijak.

    saya lebih suka ngeblog :D

    ReplyDelete
  10. semoga secuil sabar masih ada untuk menerangi hati saya yang kadang rapuh kepingin emosi dan marah ini...

    semoga marah saya bisa ditahan, tidak sampai melukai hati2 yang lain :)

    ReplyDelete
  11. ya gitu itu positif negatifnya dunia internet.. ladang informasi, cara cepat mencari teman, cara cepat juga menambah musuh...!!

    pengenya have fun, malah jadi runyam... hehehe

    ReplyDelete
  12. beneran mbak, LUCU mereka itu!

    ReplyDelete
  13. Dan saya pun merasa heran akan hadirnya trit, setatus atau apapun sebutannya untuk masing2 socmed yang mengumbar sesuatu yang sebenarnya gak ada hubungannya dengan orang2 yang terhubung memelalui socmed tersebut.

    Rasa simpati lewat Twitter gak perlu dengan hastag dan mention, klo emang simpati bikin dong ocehan misalnya seperti : Saya mau nyumbang untuk korban tsunami jepang, dimana bisa disalurkan..? <--- kayaknya lebih pas dueh...Bukan dengan hastag dan mention gak penting, emang para korban masih sempet twitteran? Terbantu dengan sekedar trendtopik pray for japan?

    Atau terkadang ada yang menulis do'a di tembok :
    Ya Tuhan, berilah hamba...bla..bla...., *ini doa atau pamer? atau bentuk self branding?

    Ah, terserahlah mereka mo bikin setatus-trit atw apapun namanya....saya sih enjoy2 saja menikmati socmed dengan gaya saya...dan bersimpati dengan cara saya sendiri.

    ReplyDelete
  14. Setujuuuuuuu mbak... :) manusia tidak ada yang sempurna,disini kita sama2 belajar....!!!

    ReplyDelete
  15. memang sih ya meski dunia maya kadang harus memikirkan susunan kata yg terbaik yg tidak menyinggung orang >_<

    ReplyDelete
  16. Kalimat memang cerminan hati. Dunia maya memang meluaskan ruang untuk berekspresi. Jadi, bersiaplah dengan barbagai ekspresi yg tidak bisa kita duga. Filosofi Jawa bagus juga buat pegangan: haru panjang "ususnya"..
    Salam kenal mbak, mampir perdana.

    ReplyDelete
  17. iya juga ya
    kata-kata lewat tulisan juga bisa menyakiti orang lain.
    baru nyadar nih
    terima kasih

    ReplyDelete
  18. waelah jadi debat kusir tuh.....padahal sama bermaksud baik......

    ReplyDelete
  19. jejaring sosial, niatnya tadinya nggak berantem tapi gara-gara salah omongan plus salah tangkep malah jadi saling debat.. yaa itu suka-dukanya lah, dibawa santai aja.

    #kadang situs begitu bikin jadi egois..punyaku yaa punyaku.. >.<

    ReplyDelete
  20. betul banget mbak..

    care kok pamer..

    biasanya malah yang banyak omong yang gak ada gerak..

    ReplyDelete
  21. 1. iya, peduli itu cukup kita sama Tuhan yang tau. malah kalo gembar-gembor itu riya kan.

    2. sebentar bilang peduli, sebntar ngjudge orang, sebentar maki-maki sampe sigitunya. ketauna deh kualitas tu orang. kalau saya, males aja temenan sama yag begitu.

    3. kita memang harus sabar dan menjaga omongan (juga ketikan) ya.

    ReplyDelete
  22. nyin, kacamataku pecah satu....hikhik

    ReplyDelete
  23. baca judulnya saya jadi pengen nyanyi lagunya peterpan.. :D

    btw, ambil positifnya aja ya..
    sellu ada hikmahnya kok.

    ReplyDelete
  24. wah nyin jadi pengen kenalan tuh sama si mba yang sok peduli.....apa karena kita ndak merespon tweet yg dia buat lantas kita jadi kehilangan sisi kemanusiaan kita ya?!?!? terlalu sempit untuk dikatakan tidak peduli hanya karena masalah jejaring sosial!!!!

    ReplyDelete
  25. alamaaak kasar kali bahasa manusia itu..
    sabar mba, mungkin teman mu itu baru ngerti artinya fcuk jadi dia pamer trus biar dianggap keren dan gahol :D
    lagian kalo kita bersimpati kan gak harus show off gtu caranya

    ReplyDelete
  26. Pola kata-kata memang tidak bisa dipahami bentuk ekspresinya. Terkadang kita menuliskan sesuatu di dalam status atau sedang chatting dengan seseorang, dan penulisan kurang begitu bisa terbaca situasinya, mungkin bisa terjadi salah paham.

    Pokoknya jangan diperpanjang deh... kita yang mengalah saja, biar urusan nya cepat kelar dan gak ada salah paham kayak barusan itu ^_^

    ReplyDelete
  27. ia, peduli itu gak mesti dengan kata2, ngetweet, status dll... :D

    ReplyDelete
  28. sabar ya anyiiinn.. :)
    perkataanku juga pernah disalahartikan oleh seorang kawan dan dia jadi judes banget dan ngata-ngatain aku juga.
    tpi untunglah dia ga unfollow dan sampe sekarang kami masih bersapaan .
    mungkin waktu itu dia sedang bad mood kali ya..

    ReplyDelete
  29. ammm... apa ya... jelasnya sih aku jarang main ke ocehan sih, makanya gak tau trend disana, mau peduli atau enggak itu udah jadi urusan masing2 kepala, yang psti, peduli bukn berarti harus di koarkan, bisa jadi yang diam malah yang sering mendo'akan Cmiwww.. tetep jadi blogger masih juara satu hahahah #ora nyambung

    ReplyDelete
  30. hadduh, kenapa ya tuh orang? kayaknya rada stress deh, An. Gak usah diladenin deh. Bagus juga sih dia unfollow kamu. Biar gak usah liat koment eh, statusnya yg pamer sana sini itu. Saya baca tulisanmu jadi gemes. hi hihi...

    kalo care mah, memang ga harus diumbar toh. Care pada sesama yg menderita itu kan cukup kita dan Tuhan yg tahu. Setuju dengan kamu, An.

    ReplyDelete
  31. kata indah mencerminkan kepribadian seseorang,,,
    salam kenal mbak,,,
    terima kasih

    ReplyDelete
  32. lagi cari nih tulisanmu ttg Kiss the rain...

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home