Wednesday, March 30, 2011

HARI ITU, HARI MILIKMU

taken from random

Beberapa jam sebelum pergantian hari, masih juga nol kabar dari kamu. Sudah sejak delapan belas jam yang lalu aku meminta kamu datang lewat pesan langsung pada orang rumahmu, pesan beserta kartu ulangtahun yang sebenarnya tidak bisa disebut kartu...Cuma selembar kertas sederhana yang berusaha jadi seberharga kartu warna-warni di pajangan depan toko buku, sesuatu yang sederhana namun mencoba peluang mengabadikan raut wajahmu, dan coretan tanganku dibaliknya.
singkat.

Aku merasa agak lega karena tidak perlu merasa jadi begitu keperempuanan dengan kartu-kartu ulang-tahun yang kebanyakan terlihat feminin ketika menitipkannya pada wajah yang menyambutku di pintu rumahmu ketika aku bilang aku mencari kamu. Sudah sebelas hingga satu jam yang lalu aku kabarkan dari banyak pesan pendek yang meluncur ke layar ponselmu, pesan-pesan rahasia di jejaring sosial dan sisipan singkat reminder ponselmu sebulan lalu ketika kamu menitipkan sebentar benda itu kepada aku, lengkap dengan pesan singkat di malam hari saat aku menuliskan reminder itu, pemberitahuan kepada kamu bahwa aku menambahkan sesuatu di ponselmu, sesuatu yang dinamakan rencana.

Dan sebulan adalah waktu yang kurasa cukup untuk mengosongkan jam-jam itu. Aku sudah mengecek semuanya tiga menit lalu, masih nol konfirmasi kehadiranmu. Sementara rencana ini sudah ada berbulan, bulan-bulan penuh persiapan...Tentang bagaimana aku dapat membuat kamu tertawa bahagia karena aku. Setidaknya satu kali lagi, satu kali yang seharusnya bukan sesuatu yang mewah dan kelewat mahal. Sesuatu yang kemudian kamu pastikan pada detik-detik ini betapa mahal takternilai. Menggeletak di atas bangku putih dengan sinaran lampu indah, kamera dengan memori yang siap terisi segala macam ekspresimu, bahkan termasuk marah ataupun kaget. Semuanya, akan aku terima serela ketika pertama kali pikiran ini tercetus dan resiko mengekor dibelakangnya. Bahwa kamu mungkin akan marah, aku tahu... dan tidak akan merasa keberatan karena itu. Sekuat tenaga yang kukerahkan untuk menciptakan sesuatu yang mungkin akan bisa kamu kenang ketika kehadiranmu sudah lebih dari sekedar jarak.

Sudah nyaris pukul satu dini hari.

Masih tidak ada kabar ataupun tanda-tanda kehadiranmu, sepi menggeliat tapi tetap kesusahan memasukkan aku dalam rasa dingin. Masih detakan cepat yang sama seolah menghitung semenit lagi kamu sampai. Tapi sepi berhasil menggerakkan aku kembali merah ponsel dan memencet bookmark alamat profilmu di salah satu jejaring sosial. Ada satu peristiwa yang aku belum tahu. Satu foto kamu yang paling baru, meniup kue ulangtahun berlilin banyak, seseorang menandakannya untukmu. Tidak terlihat kamu sedang bersama siapa saja... perayaan macam apa yang tengah kamu helat disitu Namun nama profil penanda foto itu ternyata berhasil mencacah aku menjadi bagian terkecil.

Sesuatu yang kamu tidak sadari disana, hembusan nafas mendadak jadi berat tanpa kusengaja. Mungkin kamu sudah bergelung dibawah selimut sekarang, atau mungkin masih diluar sana seperti aku namun diliputi suasana bahagia yang berbeda.
semoga berbahagia,
Selamat Ulang Tahun, kamu....
Selamat Ulang Tahun, perempuan paling jauh..
Semoga panjang umur, kamu... perempuan tak teraih.

KEYWORD ITU MEMBUAHKAN HASIL


Masih ingat postingan IKLAN SABUN MANDI MESUM 2011 yang kapan waktu saya tulis? Sedang iseng saja  menengok menu STATS yang ada di dashboard blogger. Pada menu month, saya kaget dengan kemampiran pengunjung ke blog ini dengan dua keyword diatas... kecewa ya, nyasar di content yang malah ngga ada mesum-mesumnya sama sekali? Hihihi :D

UNDANGAN UNIK FUNGSI GANDA


Tanpa undangan, Diriku kau lupakan
Tanpa utusan. . . Diriku kau tinggalkan
Tanpa bicara. . . Kau buat ku kecewa
Tanpa berdosa. . . Kau buatku merana

Masih ingat dengan lagu lawas diatas? Iya itu lagu lama yang biasa kita kenal dengan judul “Tenda Biru”. Lagu yang ditembangkan Desy Ratnasari dan menduduki tangga teratas popularitas ketika saya masih  cupu dan kecil sekali semasa SD dulu itu memang sangat gampang lekat diingatan kita ya. Mungkin karena begitu seringnya diputar di stasiun televisi, radio dan tape pada zaman itu. Zaman sekarangpun lagu itu tidak ketinggalan pendengar, bahkan meskipun agak ironis didengar lagu tersebut sering menghiasi pendengaran hadirin acaran pernikahan. Lagu sedih dan mengharu biru yang bercerita mengenai seorang kekasih yang ditinggalkan tanpa kabar dan tiba-tiba secara tidak sengaja menjumpai kekasihnya telah menikah. ya... oke, SKIP kita sudahi saja memandang dari sisi 'mantan kekasih' yang tengah patah hatinya... beralih kesisi kedua mempelai. 

Nikah, pernikahan adalah sebuah keputusan jangka panjang yang tidak boleh sembrono. Keputusan sekali seumur hidup, pandangan ‘sekali seumur hidup ini’ lah yang membuat kedua mempelai cenderung tidak merasa perlu berpikir dua kali untuk membuat pesta pernikahan yang megah nan mewah. Gimana lagi dong, namanya juga ‘sekali seumur hidup’ kan... gedung tempat perhelatan upacara pernikahan dan resepsi dipilih yang besar dan bisa menampung teman kedua mempelai dari semasa sekolah, kuliah, bekerja, tetangga-tetangga dan sanak keluarga dari berbagai kota. Busana pengantin dirancang dan dipilih khusus yang paling indah laksana pakaian para anggota kerajaan, terutama pakaian pengantin wanita yang selalu penuh detail-detail sulit dan pernak pernik indah saking cantiknya, make up yang mendukung pencitraan sang pengantin wanita sebagai ratu dalam hari besarnya. Aneka menu pesta pernikahan yang dihidangkan bermacam-macam dan kesemuanya menu pilihan yang tentu saja sudah dipastikan lebih dulu kelezatannya karena harus dari catering yang sudah berpengalaman menangani pesta-pesta besar semacam itu. 

Undangan pernikahan dirancang seindah mungkin dengan ornamen-ornamen indah dan simbol-simbol kebersamaan seperti misalnya dua ekor burung merpati yang tengah saling menautkan paruhnya. Semua diperhitungkan begitu matang dan penuh kesiapan bahkan sampai pada detail terkecil seperti souvenir pesta pernikahan pun dipesan dengan mempertimbangkan aspek estetika dan kesan. Kembali ke undangan, tentunya kita pasti pernah menerima undangan pernikahan dari kawan atau kerabat yang akan menyelenggarakan pernikahan. 


Nah bagaimana biasanya bentuk undangan pernikahan yang kita terima tersebut? Pasti relatif sama, kotak persegi panjang atau kotak persegi begitu saja. Meskipun sudah dihias sedemikian rupa dengan bermacam ornamen dan symbol-simbol yang detil dan indah, foto prewedding kedua mempelai yang diambil oleh fotografer professional sampai kertas undangan yang menggunakan kertas yang mampu menyebarkan bau begitu wangi kepada penerima undangan tersebut, namun tetap saja begitu monoton, umum dan cenderung membosankan. Pernah punya pikiran kalau undangan pernikahan pun bisa saja punya bentuk lain yang unik, tidak kalah cantik, multifungsi dan berkesan? Berbentuk kipas misalnya... selain unik karena bentuknya, undangan pernikahan berbentuk kipas juga mempunyai fungsi lain yang bermanfaat selain sebagai undangan penyampai kabar pernikahan seseorang yaitu sebagai kipas penerima undangan ketika panas, tidak hanya pemenuh kotak sampah kita dengan sampah kertas ketika sudah selesai mendatangi acara pernikahan si pengirim undangan tersebut... dan tentu saja, undangan berbentuk kipas ini akan lebih berkesan dalam jangka waktu yang relatif lama. 

Saturday, March 26, 2011

SANGKAL

from random

malam ini saya sedang kaku.
sayang, kata sebagian orang.. sedang hangat-hangatnya supermoon padahal.
"malam yang manis, kenapa kamu tidak ikut juga menjadi manis?" tanya mereka.
supermoon, sepintas bagi saya tidak ada bedanya dengan sailormoon.
Hm, toh juga cuma beda sedikit..
lantas mengapa saya harus ikut terlihat selayak coklat kelebihan gula?
memangnya saya juga harus memberikan tempat disebelah saya untuk seseorang pada momen-momen itu?
diam saja sudah cukup mencerna malam dan keganjilannya
bulan begitu terang, romantis kata orang
bagi saya malah terlihat lebih menakutkan, karena terlalu terang, karena terlalu jelas
saya tidak biasa.
seolah akan terjadi sesuatu dibalik kemunculannya, seperti dalam film horor atau apa
supermoon
lunar perigee
bagi saya istilah barusan lebih terdengar seperti pedigree.
Abaikan saja, maafkan saya, jangan dicerna.
anggap sesuatu yang biasa, anggap memang saya sedang kaku dan tidak romantis
tidak ada irama apapun, datar
jadi yang bisa saya tangkap cuma serpih
atau memang melodi ini terlalu sendu dan kosong disaat yang bersamaan?
sedang tidak ingin menulis kata-kata indah
sedang tidak ingin melontar buih-buih sabun indah berjumlah ratusan ribu
untuk menemui kamu
saya sedang tidak ingin merasakan rindu.


entah tanggal berapa, ketika semua orang tengah membicarakan fenomena bulan. bukan untuk siapa-siapa, bukan tentang siapa-siapa..

Tuesday, March 22, 2011

AKHIR


"dewi.......,"
Aku mendapati mendadak saja dia memanggilku selewat tadi.. Panggilan itu lagi. Entah jam berapa, entah waktu apa, entah siang malam semua sudah jadi gambaran tidak jelas seperti lintasan yang dapat kaulihat ketika menaiki kendaraan berkecepatan sangat tinggi. Yang nampak jelas terasa bahwa waktu kosong itu sudah kehilangan kekosongannya, berubah semakin hampa namun sarat mendung. Mestinya aku tahu isyarat jelas itu. Dia, lelaki yang senantiasa memanggilku dewi. Seolah itu hanya sebuah nama panggilan. Padahal dalam namaku nyata-nyata tidak terdapat sedikitpun elemen kata dewi.
"dewi...,"
Dulunya begitu manis terdengar, mengapa sekarang terasa jadi tikaman tajam?
Dewi yang dia maksud sebagai nama panggilan untuk aku adalah dewi yang itu, sama halnya dengan ketika kita menyebut bidadari atau langit atau manusia. 
Panggilan berlebihan! hatiku gerah. Kebas oleh seringai.
Dia berdiri dengan mata hampa, kemunculannya memang luar biasa, seperti jendela iklan yang mendadak terpop-up di depan mata ketika kita mengklik suatu link di jagat maya. Tidak disengaja, tidak terduga. Bagian dari kenangan yang tidak mau kutilik ulang.
Dan aku tidak suka. Mendadak tidak nyaman, mendadak merasa kesal, merasa marah. Namun yang lebih membuatku tidak suka adalah jika aku harus menyahut, berbalas sapa basa-basi yang sungguh kaku. Demi segala sesuatu yang aku selalu mau memperbaiki, dia adalah satu-satunya pengecualian dari apapun seisi dunia. Rasa tidak nyaman begitu tangguh merambahi hati, kehadiran dia dalam pandanganku sudah begitu sama padanannya dengan selimut debu diatas sepatu hitam mengkilat berendaku. Lantas aku terlalu terganggu untuk membiarkannya demikian adanya menyelimuti sepatu hitam itu.
Seperti halnya dia yang pernah singgah dan riwayatnya yang kugosok hilang, kubersihkan.
Aku tidak suka. Sungguh tidak suka.
Tolong jangan coba katakan kepadaku lagi tentang musim baru, atau episode yang tengah kamu susun... sudah cukup sering kamu melempar hatiku seolah cuma mainan plastik yang kamu pikir tidak akan pernah bisa terpecah halus, kita aku dan kamu sudah sampai pada bagian ending. Sungguh...

taken from random


kantor, beberapa saat sebelum jam makan siang usai.

Friday, March 18, 2011

ALAYNYA SAYA...

kamu ngga sendirian kok, ada saya... image taken from file seorang teman

Berawal dari obrolan di situs ocehan dengan Mbak pemilik Ajeng's Blog yang mengaku senang saya ngga mellow lagi tapi jadi kangen dengan puisi-puisi saya. Wah wah ternyata banyak sekali teman yang salah sangka dengan tulisan-tulisan itu ya.. Padahal semuanya saya buat karena spontanitas, semuanya yang tiba-tiba saja melesat dari pikiran ketika saya tiduran diatas kasur murni air dan memandang langit atau perjalanan pulang dari tempat saya meniti pengalaman. Mengutip cerita-cerita para sahabat yang disampaikan kepada saya melalui dunia maya, ponsel atau kehadiran dalam ruangan kecil saya. Sudah sekitar dua tahun saya banyak melupakan luka-luka yang sekarang bagi saya begitu 'alay' itu :P

Namun obrolan itu juga yang kemudian mendorong saya untuk menelusuri jejak-jejak lama saya... celotehan saya semasa SMA, awal kuliah, dan awal saya ngeblog disini. Hmm.... kemudian saya menyadari sesuatu bahwa sebagai manusia saya sungguh dinamis. Tulisan saya juga berubah dari waktu ke waktu.

Saya juga pernah mengalami masa-masa menjadi alay... masa-masa yang ketika saya lihat lagi astaga tulisan saya begitu menggelikannya, seringkali terlihat selfish ngga nahan. Masa-masa kesedihan yang diekspos berlebihan sampai membuat saya lupa akan banyak hal, membuat saya lupa alasan-alasan untuk menjadi bahagia.

Dulu saya begitu muda, dengan masalah-masalah superringan tapi keluhannya segudang, betapa naifnya saya... betapa saya kurang memikirkan ulang mengenai tinjauan hidup dari kacamata yang paling pas. Saya yang dulu begitu gampang terpatahkan oleh patah hati... sedikit sedikit menulis panjang lebar tentang sakit hati, tentang seseorang yang menyakiti, masyaAllah.... waktu itu Tuhan saya begitu dekat namun berjarak, saya menemuiNya karena kewajiban dan sedikit rasa butuh bukan segalanya tentang kebutuhan dan nol koma sekian persen menyadari arti kewajiban. Saya yang waktu itu lebih banyak memilih menangis dan merepotkan alm. Mama saya melalui telepon. Saya jadi membayangkan betapa sedihnya beliau waktu itu anaknya banyak menghadapi sandungan dan lemah karenanya. Betapa beliau lebih sakit lagi daripada saya melihat keadaan saya yang sedemikian mengenaskan.

Kenapa saya tidak tahu waktu itu bahwa saya bisa saja curhat dengan Dia, bahwa Dia juga bisa membelai-belai kepala saya... menyembuhkan beban dan luka dunia saya dan lebih dari apapun dan siapapun, Dia mampu membuat saya kuat.

Betapa bahagianya saya... saya yang sekarang.

Saya mampu melewati berbagai cobaan yang seribu kali lebih sakit daripada sekadar cobaan patah hati waktu itu namun tetap bahagia, namun tetap mempercayakan Dia akan memeluk segala cita-cita saya. Saya yang sekarang insyaAllah tetap memiliki alasan-alasan bahagia sekalipun sedikit-sedikit dan kecil di banding batu sandungan saya. Tidak apa, bukankah segalanya itu pasti ada maksud, yang salah satunya menyentil saya bahwa segala ambisi dan rencana saya yang waktu itu ingin menamatkan kuliah sebelum usia dua puluh satu, saya yang selalu saja begitu kesal setiap planning saya tidak berjalan setelah bahkan mempertimbangkan semua aspek dan resiko... Dia menyentil saya agar saya belajar rencana diatas segala rencana adalah rencanaNya. Segala yang nyata akan terlaksana adalah planning milikNya, jadi saya ngga boleh lepas dari mawas diri seperti itu. Ah, kesombongan manusia.

Dalam masa-masa terluka seperti itu yang ingin saya baca adalah tulisan-tulisan yang mampu membuat saya tenang... tulisan-tulisan religi, renungan umum, tulisan-tulisan dengan banyak vocab yang begitu penting untuk peracik kata yang demen mengutip kisah orang lain sebagai bahan tulisan fiksi seperti saya atau sesuatu yang mampu membuat seseorang bersemangat seperti misalnya dengan tulisan resep masak... atau lirik lagu?

Dan perjalanan dunia maya juga tidak hanya milik saya, bukan hanya tempat saya secara egois berbagi sesuatu. Kadang berbagi sesuatu lewat keluhan yang terus menerus itu melelahkan pembaca, kadang-kadang tidak hanya luka yang mestinya kita bagi... namun hal-hal yang berhasil kita tangkap dari ilmu, dari hati, dari hidup... yang mampu membuat pembaca sejenak teristirahatkan dari luka dunianya yang setumpuk, cukuplah tidak perlu semakin bertambah banyak kita menambah bebannya. Mengeluh memang manusiawi, namun jika dilakukan terus menerus cenderung kita jadi seolah menyalahkan Sang Pembuat Cobaan yang membuat kita mengeluh itu tadi. Be wise....

Sebuah tulisan juga merupakan bentuk terapi diri untuk membuat pikiran kita terasa lega, rileks dan siap menerima hal-hal baru lagi, karena itu jiwa seseorang yang suka menulis biasanya akan lebih sehat ketimbang orang-orang yang tidak menulis. Namun ada baiknya juga jika kita banyak menyisipkan sesuatu yang mampu 'memberikan sesuatu' penyentuh hati, entah pendingin hati, entah sesuatu yang membuat seseorang rileks karena merasa ditemani dan tidak sendirian, entah sesuatu yang menimbulkan semangat, entah penyembuh hati dari luka dunia.... banyak hal-hal yang bisa kita lakukan dengan menulis tanpa melewatkan sebuah manfaat dari tulisan-tulisan tersebut bagi orang lain, bagi hati dan hidup mereka.

Jadi mari, mulai menyisipkan 'manfaat' dalam rumah-rumah maya kita :)
"Jangan bersedih," kata seorang mbak yang ramah dan menyenangkan kepada saya, "Segala yang terjadi adalah yang terbaik," Ah iya mbak, tentu saja tidak akan ada yang sia-sia dengan segala hal dalam hidup kita, tidak ada satu halpun yang cuma kebetulan.. selalu akan ada pelajaran yang bisa kita ambil dari semua itu.

Monday, March 14, 2011

KATAKAN DENGAN INDAH

image taken from here
Maafkan saya karena tenggelam dengan kesibukan akhir-akhir ini. Kesibukan yang membawa saya kepada banyak hikmah pemerkaya batin, yang semoga saja akan membawa saya mengupgrade diri saya sebagai manusia, sebagai makhlukNya. Namun kesibukan itu juga cukup melelahkan sehingga saya bahkan tidak sempat menuliskan yang ingin saya tulis dan saya bagi kepada anda - teman-teman baik saya atau bahkan mengapprove komentar yang berada di kotak moderasi. Jadi mohon maaf jika berkunjung dua kali yang menemukan komentarnya belum muncul.

Kita sering kan mendengar kalimat lidah tidak bertulang? Hingga kalau tidak dijaga akan mudah saja melontarkan pisau lewat kata-kata yang menyakiti, kata-kata yang menghunjam orang lain langsung ke ulu hatinya. Mungkin luka fisiknya sama sekali tidak ada, namun siapa sih yang tahu luka hatinya? Bahwa adakalanya kita mampu menyaring omongan lebih baik diam daripada harus berkata yang tidak-tidak.

Dewasa ini kita sudah sangat mengakrabi internet. Sosok manusia sebagai makhluk sosial terwujud dalam interaksi-interaksi jejaring sosial semacam muka buku dot com dan ocehan dot com. Dalam situs-situs itu kita mengetik, kita menyampaikan uneg-uneg dan pendapat lewat untaian kata yang kita susun menjadi kalimat. Jejaring sosial juga terkadang mampu menggantikan posisi televisi sebagai pembawa berita, seperti misal kita tidak sengaja membaca status teman tentang berita yang sedang happening.. kita jadi tahu apa yang terjadi diluar sana tanpa harus memelototi koran. Kita juga bisa melakukan diskusi lewat jari-jari yang mengetik itu, sekarang yang juga mesti ikut kita rem dalam berbicara adalah jari-jari. Jari-jari memang bertulang namun dia juga mempunyai kapasitas yang sama dalam melukai manusia lain yang bersinggungan dengan kita seperti halnya lidah. Seperti yang kemarin saya alami :

Kemarin adalah bagaimana seluruh dunia ikut berduka karena berita bencana yang menghantam Jepang. Di situs ocehan langsung saja hashtag pray for Japan menjadi topik tren, banyak diobrolkan orang dimana-mana. Saya jarang sekali muncul di situs itu tetapi begitu ditempat tersebut selalu ada saja topik yang bisa didiskusikan langsung dengan teman blogger, saya jadi sering login akhir-akhir ini.

Ada seorang teman SMA saya, wanita bolak-balik meretweet dan mempublish status soal bencana. Saya sih tenang-tenang saja, toh saya juga tidak terganggu dengan semua status-statusnya... sampai kemudian dia mengupdate statusnya dengan sebuah restatus seperti ini :

Will you stop thinking abt your joy for a sec and care more abt thousand of people's lives ?

Agak ngerasa sih saya sejujurnya karena ceritanya waktu itu saya lagi ngobrol lucu sama beberapa teman Blogger kan. Tapi tetap saya biarkan, tidak saya reply.

Dia mengupdate statusnya lagi :
pas ngtweet ttg musibah, byk bule2 yg mention. ketahuan siapa yg responnya cepet & punya respek. thank God aku punya temen2 seperti mereka

Loh saya jadi kaget nih... semua orang di angkatan saya kebanyakan memanggil dia mbak karena usianya yang lebih tua diatas rata-rata kami, namun saya tidak menyangka dia berpikir dengan pandangan seperti itu. Bagi saya heboh dan ngga seseorang disuatu situs jejaring sosial dan menggumamkan berita-berita tentang berapa banyak orang yang kehilangan dan bla-bla-bla bukan berarti kita ngga peduli kok... peduli ngga harus disiarkan keseluruh dunia juga kan... cukup kita dan Tuhan yang tahu juga ngga apa-apa, bentuk sebuah kepedulian adalah tergantung pada masing-masing individu.

jadi saya balas begini :
saya rasa terlihat peduli itu tidak penting. maybe kita semua jg peduli kok tnp perlu reaksi mention

dia balas lagi dengan nada sinis yang saya rasa karena salah paham :
maka dari itu, yg peduli langsung tanggap. ni aku ngmg org2 yg peduli aja, yg g peduli ya terserah.

Yang di restatus oleh salah seorang teman SMA juga, yang saya pikir sama-sama ngga ngerti point dari omongan saya cuma membantahnya dengan kata-kata yang maaf -- membuat dia terlihat sedang mempermalukan dirinya sendiri karena selalu ngga nyambung menanggapinya.

kemudian saya balas lagi :
dunno. saya pikir berdoa ngga usah koar-koar. atau mungkin itu cm tendensi2an 

dia bales lagi panggil saja temanSMA1 ya  :
@temanSMA1 : oh g ada yg berkoar2 tuh disini. inilah yg dinamakan respek. simpati sama mereka lbh tepatnya.

oh oke, saya mingkem lewat jari tangan. ngobrol lagi sama teman-teman blogger dan mengabaikan omongan si temen tersebut. si teman masih aja asik nyetatus seperti itu dan kemudian seolah menambahkan argumennya :

that's why it's called : respect to the others

saya masih mingkem, ngga peduli. lagi, tiba-tiba dia merestatus omongan kasar :
Bit*h I hope a quake hit your face

Hmm sebenarnya omongan seperti itu berada diluar batas toleransi saya... bagi saya orang yang baru saja menggembar-gemborkan sebuah bencana dan simpati terus mengumpat adalah suatu hal yang sangat kontras, kontras ngga pantas.. kontras menyalahi omongan yang baru saja dia bilang.. lagipula, dia mengucapkan itu sangat dekat dengan dialognya dia dengan saya.. hmm kok bisa ya orang sesembrono dan kasar begitu? maka saya balas :
please,God will not accept a bad wish or a badMouth.lets contribute with our money n act dont just say a word

ini salahnya situs ocehan yang cuma boleh pakai 140 huruf, saya jadi ngga maksimal merangkai kata dengan sehalus mungkin... tapi kejadian yang kemudian terjadi sangat berhasil membuat saya shock :
of course i have money to donate. what's ur problem heh?!? i don't give a f*ck with ur words. so get ur f*cking life!!!! (saya sensor ya)

Astagfirullah... saya sama sekali ngga menduga si teman SMA yang setahu saya sangat pendiam dan halus itu punya jari jemari yang sedemikian kasar yang dengan mudah mengetik satu hal seperti itu. saya balas :
dlm kasus seperti apapun mbk X. FYI saya ngga pernah ngmong kasar sama sekali sama mbak lo.dn g nuduh anda g punya uang CMIIW.

dia bales lagi sama kasarnya : 
so what's ur problem talking sh*t like that?? i don't ever need ur ceramah n bla bla bla. :)

saya : no problem. twit2 anda barusan seolah semuanya g ikut peduli.mksd sy peduli g harus mention2 dan ngetweetin itu toh
saya : dan lagi krn tadi yg tengah digaungkan adalah pray for japan saya pikir dlm 'pray' segala agama not include bad words itu saja
saya : well lagilagi saya dimaki sm anda. it's okay adu pendapat. please, ngga usah memaki begitu
dia : what? ini tweet2 saya. dan anda g berhak ngatur2 saya, ini twitter, bukan FB woy. org disini bebas ngmg apa aja.
saya : well iya iya terserah anda saja mbak. sy pikir persilangan pndpt itu wajar kok. biasanya dikelas jg begitu toh.no hard feeling deh
dia : memang anda pantas kog di maki, biar tau rasa :)
dia : sori ye, saya g butuh ceramah..thanks. saya cuma bersimpati ma temen2 saya disana :) byeee
saya :  @temanSMA1 @temanSMA2  @temanSMA3-cowok-yang-mengerti-maksud-saya-dan-ikut-terkena-umpatan
toh cuma berdebat biasa. ya udahan ah anggp sj cm forum. ngga usah dibawa kesal lah.

@temanSMA3-cowok-yang-mengerti-maksud-saya-dan-ikut-terkena-umpatan :
eh tp orang suka ngomong sok 'f*ckin b*tch' tapi dibales lagi trus ngamuk itu kok lucu yaaa #eaaa *diterusin *

saya kepada si teman diatas : sudah sudah damai di hati damai di bumi yuk kita ngobrolin yang lain.. teori konspirasi misalnya..

Iya, segitu saja terus saya diunfollow sama si teman SMA 1 dan 2 yang mungkin hobi menelan mentah-mentah lirik lagu rap untuk diaplikasikan ke percakapan itu sementara saya ngga sadar dan semua status curhatannya dia membicarakan saya dengan teman-temannya (bertiga, salah satunya dengan si teman SMA 2 tadi) langsung nongkrong di depan saya. Sampai kemudian obrolan bersama teman-temannya itu malah berada pada topik perawatan wajah dan krim malam... oh ya ampun What a life! LUCU.

Dalam pikiran saya bencana adalah bencana... sesuatu yang perlu kita pahami sebagai sesuatu yang tidak layak kita sesali karena itu adalah kuasa Tuhan, buatan Tuhan... terlalu menyesali sesuatu dan mungkin membenci sebuah bencana... tidakkah kita takut kemurkaanNya? Itu buatannya lho, kok berani-beraninya kita membenci apa yang Dia buat.. sementara segala yang kita tahu adalah semua milikNya pasti akan kembali sewaktu-waktu jika Dia minta. Ada hikmah dalam setiap cobaan, pasti ADA. 

Terkadang sebuah cobaan sengaja dihadirkanNya untuk membuat kita semua kembali mengingat untuk mendekatiNya. Simpati memang perlu, namun tidak ada pakemnya juga dengan kita mesti menulis status panjang lebar berdo'a. Setiap orang punya bentuk wujud simpatinya sendiri, bisa juga dengan berdiam diri langsung berdo'a kepadaNya diatas sana tanpa ribut-ribut si situs jejaring sosial. Toh belum tentu juga orang yang menulis hashtag prayforjapan benar-benar berdo'a.. hmmm... apa cuma ikut-ikutan karena sedang tren?

Sebuah simpati dan respek atas musibah yang tengah dialami orang lain pada kenyataannya mestinya tidak hanya ditunjukkan pada kondisi-kondisi tertentu saja, mentang-mentang bencananya gede.. tren ngomongin itu... coba kita tengok... jangan-jangan kita terlalu sibuk memerhatikan yang jauh-jauh dan jadi big issue, tapi orang-orang disekitar kita mikir keras besok mau makan apa karena ngga ada uang.. ya ngga boleh juga kan... mesti adil dong ya...

Namun terus terang yang barusan terjadi sangat mengagetkan saya ketika saya membaca makian si teman tersebut pada saya, benar-benar ngga tanggung-tanggung kasarnya. Apakah yang didapat seseorang dengan memaki seperti itu? Merasa menang dan superiorkah? Apalagi diucapkan dengan serius pakai marah, kepada orang yang dikenal pula! Dalam kuliah kami dimana salah satu organ pentingnya adalah diskusi, sudah sangat biasa  berbeda pendapat dengan sesama teman.. sudah sangat biasa kami saling membantai setiap argumen yang keluar dan menjadi lawan dalam forum.. namun setelah selesai ya sudah, teman tetaplah teman. Ngapain juga hal-hal semacam itu dimasukan kehati, kalau sampai dimasukkan terus ya bisa stres jiwa  karena itu toh ngga cuma berlangsung satu dua kali.
Seberapapun kesalnya ya apa ruginya jika sebuah pendapat disampaikan dengan kalimat standar atau bahkan indah dan halus karena kita berbeda pikiran.

Bagi saya dengan alasan apapun bukan hal bijak jika kita mengekspos sebuah kemarahan di situs jejaring sosial dengan bahasa yang kasar dan apalagi jika sudah menyangkut orang-orang tertentu, jika kita sudah mengklaim diri sebagai seorang individu yang mengaku sudah dewasa secara hukum dan pola pikir yang pastinya akan mampu menghadapi sebuah masalah dengan stay calm. Hak tetaplah hak, namun freedom of speech tidak bisa dengan mudah digunakan untuk melukai orang lain. Tidak ada dasar apapun entah hukum entah agama yang memberi penghalalan untuk seorang manusia melukai manusia lain dalam bentuk apapun, termasuk memaki. 

Mungkin orang dengan mudah bisa berkelit, ini akun saya! Ya terserah saya dong... namun kenyataan yang harus anda terima adalah akun anda tidak sendirian, pastinya berinteraksi dan bersinggungan dengan akun yang lain. Anda memaki pasti terbaca di timeline atau beranda... bahkan juga pada situs pribadi seperti misalnya sebuah blog yang benar-benar sesuatu yang hanya milik kita karena tidak mungkin orang akan terganggu dengan status-status yang memenuhi timeline, sekalipun sebuah situs pribadi ini paling dan sangat personal namun kita tetap bisa melihat adanya fasilitas report abuse yang menghalangi kita menjadi manusia yang 'seenak sendiri' melontarkan kata-kata atau content yang tidak layak.

Internet membuat kita manusia akan lebih mudah bersentuhan dalam jarak jauh, lebih gampang menyampaikan pendapat tanpa perlu langsung lewat mulut, dan lebih gampang mengabuse seseorang lewat komposisi kata, tentu saja.
PR kita bertambah rupanya, tidak hanya harus menjaga mulut tapi juga mesti menjaga jari ini biar ngga nakal :) mulut dan jarimu keduanya sama-sama harimaumu kan ya. Apa yang nampak dari rangkaian kata yang kita ketik dan apapun yang kita ucapkan saya rasa bisa menunjukkan seperti apa rupa pribadi seseorang. Kata-kata itulah perwakilan dari diri kita secara langsung.

Katakanlah dan sampaikan maksudmu dengan kata-kata yang baik, kata-kata yang baik saja masih berpotensi menimbulkan akibat melukai orang lain apalagi kata-kata kasar dan makian... jika merasa tidak bisa, mengambil langkah diam adalah pilihan yang lebih baik. Dan ingatlah ini : tidak pernah ada seorangpun yang pantas dimaki.

Wednesday, March 9, 2011

WANITA BEKERJA

image taken from google

Selamat hari wanita sedunia.... :)
Maaf telat atas ucapan di atas ya.
Ucapan kepada bloggerita, female-socialnetworker dan semuanya saja yang membaca ini (eh saya juga dong, kan saya juga wanita :)).

Barusan saja saya teringat, semester lalu saya pernah terlibat pembicaraan dengan seorang teman seangkatan, pria. Entah bagaimana obrolan soal kuliah dan para dosen melenceng ke soal wanita. Dia bilang enak ya jadi wanita, wanita ngga bekerja itu ngga apa-apa.. kan tetep enak dia bisa ongkang-ongkang kaki di rumah ngga masalah, suaminya itu yang pusing sama uang belanja sama segala hal biaya... katanya dengan enteng. Kalimat yang entah bagaimana membuat telinga saya memerah.

Maaf, namun bagi saya secara pribadi wanita yang memilih tidak bekerja adalah wanita yang tidak punya cita-cita. Dalam agama kita memang lebih utama jika seorang wanita bisa mengurus keluarganya, dalam hal ini ibu rumah tangga. Jangan mendebat saya dulu setelah kalimat barusan tadi. Namun, berada di rumah sepanjang waktu tidak menutup kemungkinan bagi seorang perempuan untuk memperoleh penghasilan.. banyak kan pilihan pekerjaan yang tetap membuat kita berada di rumah, dekat dengan rumah, atau sesekali keluar rumah tapi jarang. Memasak dan menjual kue, menjadi guru les di rumah, membuka toko atau bisnis jual beli online misalnya.. Banyak kok, sangat banyak hal yang bisa dilakukan seorang wanita tanpa kekurangan waktu untuk keluarganya di rumah.

Ketika saya masih SMA kelas 3 waktu itu seorang guru saya, Bu Sumaknah (she is adorable senior teacher) berpesan bahwa dalam segala hal kita tidak boleh membayangkan yang mudah-mudah dulu.. itu akan membuat mental kita tidak siap tempur menghadapi segala sesuatu. Bayangkan hal-hal paling buruk yang kamu bisa bayangkan sebagai pertimbangan resiko kemudian persiapkan dirimu sebisa mungkin. Dengan begitu ketika kamu mendapatkan resiko yang lebih ringan dari yang terburuk kamu bayangkan atau bahkan resiko terburuk itu sendiri yang kemudian kamu dapatkan, KAMU AKAN SIAP.

Bagi saya hidup seorang wanita harus penuh dengan pertimbangan dan estimasi kemungkinan terburuk. Kita tidak boleh berekspektasi hidup kita akan tenang-tenang saja, lempeng... bahagia-bahagia saja. Jangan lupa dengan kata cobaan, bukankah hidup selalu berputar dari satu cobaan ke cobaan lain? Dan ketika kita telah berhasil melewati satu hal kita akan menerima cobaan lain yang lebih sulit lagi?

Hidup seperti main game. Kita harus melewati level-level yang semakin lama semakin sulit sebelum hidup kita berakhir. Iya, manusia yang stagnan adalah manusia yang tidak lagi 'hidup'. Hanya benda mati saja bukan yang akan mengikuti arah aliran sungai? Hal yang sama tidak akan terjadi pada ikan, apalagi manusia yang paling tinggi derajatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Dan wanita bagaimanapun kodratnya tidak sebagai tulang punggung sebuah keluarga,  dia harus memperhitungkan resiko untuk menyediakan perahu atau paling tidak pelampung sebelum sekonyong-konyong terjadi banjir yang menggenangi rumahnya. Karena bisa jadi suatu saat dia akan berubah sebagai seorang breadwinner bagi keluarganya.

Kapan waktu adik saya cerita harus cepat pulang dari kosan saya untuk liburan demi menghadiri perpisahan seorang teman sekelasnya. Bukan sebuah perpisahan biasa karena kepindahan sekolah, alasan kepindahan itu sebuah keterpaksaan disebabkan oleh musibah yang melanda keluarga mereka. Ayah si teman jatuh sakit hingga lumpuh dan tidak bisa bekerja seperti biasa sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga biasa, tanpa punya pekerjaan sampingan. Sungguh berita barusan menghancurkan hati saya, mendadak bingung mau bilang apa, yang keluar dari mulut saya hanya kalimat : kasihan ya temanmu.

Coba semisal kita menghadapi hal serupa... ketika sudah terjadi yang demikian baru terasa bagaimana sesuatu harus dipertimbangkan secara matang, diplanning benar-benar baik buruknya... dan ketika sudah tiba saat yang seperti itu melanda kita, kita sudah terlambat jauh dan akan sangat berat memulai usaha dan bekerja keras dari awal karena selama sekian tahun sudah terbiasa menikmati berbagai 'kenyamanan'. Sekalipun semisal dari awal menikah kita sudah memilih seorang lelaki yang luar biasa dalam hal harta benda, ingat saja... segala sesuatu itu sejatinya Dia yang memiliki, jika Dia menghendaki kekayaan itu kembali kepadaNya... dalam sekejap keadaan bisa berbalik.

Mari siapkan diri, membuat perahu atau beli pelampung untuk hidup kita... untuk keluarga kita. Jadilah wanita tangguh, yang tidak sembrono dalam melangkah. Tidak terbutakan dengan angan-angan indah yang kita tidak bisa menjamin akan selamanya atau tidak. Memang sepertinya terlalu penuh estimasi... dan pemikiran-pemikiran pertimbangan tapi yang terbaik adalah berpikiran jauh berpuluh tahun kedepan dan bukan hanya berpikir untuk sampai besok saja toh? Yang abadi selain Dia adalah ketidakabadian. Hidup itu keras, penuh pukulan dan cobaan kawan... Kepada yang masih bersikukuh untuk hanya menjadi ibu... saya hanya bisa mendoakan.. semoga hidupmu selalu penuh keberuntungan, beruntung dan beruntung lagi, ya... amin.


Monday, March 7, 2011

I DO........

image taken from here
Belakangan ini wira-wiri di situs jejaring sosial, status-status yang memancing pembicaraan mengenai pernikahan. Agak menggerahkan, terutama pada yang usianya masih begitu muda lulus sekolah saja belum... bisa dibilang saya ngga paham dan otak saya mempertanyakan. Kenapa begitu mudah?

Kenapa begitu mudah seseorang menggariskan pernikahan pada umurnya yang masih sebegitu belia. Tidak dapat disangkal bahwa perempuan sangat mudah terbawa angan-angan, menikah... menjadi putri dalam beberapa hari dan berdampingan dengan orang yang dicintai atau setidaknya dikagumi adalah bagian dari impian mereka bahkan mungkin sejak masih anak-anak. Dan bagi saya mereka terlalu terburu-buru, terbawa nafsu.... ketangkap duluan oleh rayuan hidup bahagia selamanya setelah menikah ala dongeng, beranak-pinak jadi kakek-nenek tanpa punya pikiran hal-hal dalam rumah tangga yang tidak melulu manis, tidak melulu mudah.

Bolak-balik saya ditanya dan menjawab dengan kata yang sama : belum... kemudian saya dituduh merasa belum mampu ketika menceritakan rencana jangka panjang saya yang masih bejibun... saya masih pengin kuliah lagi, saya masih pengin menikmati sedikit masa kerja yang keras dengan status single, menabung gaji demi perjalanan wisata yang kelak mungkin tidak akan saya rasakan lagi... berwisata sendirian atau bersama kawan adalah hal-hal yang akan jarang dirasakan seorang istri atau seorang ibu. Sebelum saya memilih pekerjaan yang 'ramah keluarga' kemudian setelah berstatus double.

Yang saya dengar, yang saya baca akhir-akhir ini topik-topik pembicaraan orang yang saya kenal tidak jauh dari pernikahan. Mereka bebas menulis dan mengumumkan keinginannya berkeluarga, menikah... saya juga bebas dong ya menyuarakan pendapat saya, namanya juga bebas berpendapat ;) Saya tidak mau mendebat pedoman dalam agama kita bahwa ada baiknya menikah memang disegerakan. Saya setuju, tentu. Tapi semuanya berpulang kembali kepada seseorang itu sendiri.... sudah siap ngga?

Biasanya sih mereka akan dengan mudah menjawab bahwa rezeki akan datang dan ditambah dengan adanya pernikahan. Oke, memang benar. Soal rezeki dan materi ngga usah dibahas segitunya, walaupun secara jujur saya agak ngga sependapat pada dua orang yang nekat menikah padahal dua-duanya belum mampu menghasilkan uang sendiri. Rasanya terlihat seperti terlalu penuh mimpi manis semata ketika sudah menikah bahkan mungkin hamil tapi masih minta uang jajan ortu... apa ya ngga malu :') Oke, sebenarnya segalanya kembali ke diri kita sendiri secara personal. Sudah siap beneran?

Well menikah ngga hanya menikah dipestain terus happy ever after loh, justru setelah itu sebuah pernikahan pahit manisnya baru dimulai... bagaimana sifat-sifat seseorang yang buruknya mungkin makin menjadi-jadi karena jaim sewaktu 'perkenalan' dulu? Mampu ngga kita menghadapi sifat-sifatnya yang dalam kondisi belum menikah saja sudah jadi perkara? Ngga cuma seminggu loh... SEUMUR HIDUP!! Yang namanya seumur hidup pasti ngga cuma setahun-dua tahun ya... bisa 50tahun, bisa 80tahun tergantung sampai mana umur kita. Siap ngga dengan komitmen kita bakalan sangat menjaga tingkah laku kita yang sebelumnya slengean, membatasi keakraban dengan teman lawan jenis meskipun sudah seperti saudara. Loh kok gitu? banyak tuntutan, kayaknya si calon suami ngga gitu deh....

Calon suami yang kemudian menjadi suami mungkin ngga gitu, tapi bagaimana dengan cara kita menjaga namanya dihadapan umum. Mau ngga kira-kira desas-desus bilang si suami ngga bisa jaga istri karena melihat kita berakrab dengan seorang kenalan lelaki, duduk semeja berdua saja disebuah tempat makan misalnya.... Sudah siap mengurus segala kebutuhan keluarga, tanpa pernah merasakan apa rasanya seperti ini.. seperti itu? Yang nanti-nantinya waktu ngga bisa lagi diputar kebelakang. Kita sudah ngga bisa lagi menentukan segala hal hanya demi ingin dan tidak ingin dan menyerahkan keputusan atas dasar diri sendiri. 

Belum lagi bagi seorang anak, ibu adalah madrasah pertama. Menjadi ibu sangat mudah, nikah saja, bergaul dengan suamimu.. ngga lama kemudian brojol deh bayinya. Maaf kalau kalimat saya yang barusan agak kasar. Beberapa orang bilang hal itu berproses, tanggung jawab dan segalanya muncul dengan sendirinya seiring menjadi ibu. Tapi kadang-kadang, itu terasa sangat salah ketika salah satu orang yang saya kenal tetap dengan kebiasaan mandi sebelum menikahnya yang supeerrrlama... tanpa mau dengar si anak menjerit-jerit ingin ibunya... serasa hati saya ikut nelangsa.

Anak ibarat segenggam lilin atau tanah liat yang tidak berbentuk, cuma gumpalan saja... tugas ibulah untuk membentuknya dari awal dengan penuh kehati-hatian dan kasih sayang untuk menghasilkan sesuatu yang berhasil : anak yang bukan hanya tercukupi segala kebutuhan materi dan kasih sayangnya, tapi bagus akhlaknya. Membentuk akhlak tidak mudah, butuh kematangan dan kedewasaan yang cukup dari seorang ibu yang tidak hanya bisa bilang tapi juga mampu mencontohkan...

Bagaimana? Sudah siap?

PINDAH SEBELAH


from elcamiinooreal's mim

Beberapa minggu lalu saya pindahan. Tepat satu hari setelah ujian 'besar' saya tanggal 28 Juli kemarin. Menjelang hari-hari kepindahan saya terpengaruh melankoli berserabut semangat. Rasanya sendu dan merasa melankolis, padahal di kos itu cuma tinggal berapa orang... saya dan dua orang teman. Mau dibangun ulang katanya, tiga tahun saya tempatin dan sebenarnya kenangan saya juga ngga banyak-banyak amat, tapi entah ya... barangkali benar kata seorang teman yang 'jaga' kamar saya telanjur merasa 'cocok' sama saya.

Eh, begitukah?

Yang saya tahu, kamar saya sebagaimana kamar-kamar lain mesti sering ditempatin... jangan di anggurkan berhari-hari... karena hawanya bakalan beda lagi. Maka sehabis liburan panjang saya selalu merasa asing dengan kamar sendiri. Apa ya, kayak habis ada yang berubah. Lebih dingin barangkali... dan berkurang nuansa akrabnya... padahal itu juga kamar saya sendiri.

Kosan saya mirip tempat-tempat yang cocok dibikin acara uji nyali, atau mungkin syuting film horror. Tapi saya dan teman-teman lain somehow merasa betah. Barangkali karena ngga ada jam malam jadi ngga ada resiko kekuncian di luar tanpa bisa masuk kos seperti kos saya tahun pertama kuliah dulu. Sewaktu saya masih jadi mahasiswa kura-kura yang labil kepingin ikutan semua kegiatan. Kekuncian itu selalu berlanjut bermalam di warnet... pikir saya, karena di warnet pasti ramai orang... mesti... jaman itu belum ada orang pakai modem dan koneksi internet di rumah masih terlalu mahal untuk dipakai mahasiswa.

Boro-boro internet, ngerjain tugas pada masa awal kuliah itu mesti diawali dengan ke rental atau minjem-minjem komputer orang kok... Padahal pulang dari kampus pastinya sudah capek, tapi masih harus mati-matian maksain mata melek sampe shubuh. Kenapa? Karena jam itu penjaga kos saya bersih-bersih dan buang sampah jadi pintu gerbangnya bakal dibuka.
Serba salah lah.

Dan di kos lama saya semua teman-teman dan keluarga selama dia cewek bebas masuk dan nginep. Tanpa perlu seatap dengan bapak kos atau ibu kos yang biasanya jarang-jarang yang punya pengertian untuk ngga bawel dan ngga nyinyir. Entah bagaimana karakter ibu kos saya di kos baru ini, semoga ngga bikin saya tekanan batin. Belum lama pindah jadi belum bisa mengerti banyak juga.

Kos saya yang baru sebelahan sama kos saya yang lama... hehehe kan cepet juga pindahannya meskipun akhirnya makan waktu lumayan juga. Kamar saya diatas, capek naik turun dan barang saya rupanya juga termasuk banyak... lagipula saya pindahan sendirian. Awal-awal nempatin kamar baru masih merasa kangen kosan lama saya. Tapi beberapa hari setelah nempatin kos baru ini, bapak kos saya sms dengan nada yang sangat ngga enak. Niatnya saya biarin. Tapi kemudian pintu pagar digembok sampai saya ngga bisa masuk ngambil rak dan magicom saya yang ketinggalan belum keangkut di dalam kamar. Dengan alasan yang ngga masuk akal lagi... bilangnya anaknya nyobain gembok dan kuncinya ketinggalan di dalam kos. Eh kayak saya percaya aja anaknya yang masih kecil itu bisa loncat sambil gembok gerbang.. dan kuncinya masih di dalem lagi... gimana dia mau masuk lagi coba?

Saya adalah jenis orang yang selalu 'mbales', sikap saya ke seseorang tergantung pada sikap dia sama saya. Buat saya, pak kos ngga layak kirimin saya sms dengan nada nyebelin setengah menghardik gitu sama saya. Karena saya udah menyelesaikan kewajiban saya dengan bayar kos, saya ngga bawa barangnya dia pindah kok... sementara dia yang cuma menjalankan kewajibannya sekitar seperempatlah (ngga mbenerin TV, ngga benerin segala hal yang rusak blah blah) mintanya diperlakukan seperti pengganti orang tua kami disini. Ngarep amat, pak! Bagi saya, orang lain ya orang lain ngga usah sok-sokan gitu, saya ngga gratis punya kamar disitu, bayar juga ngga telat... tapi suka seenaknya aja... malah modem speedy yang hasil urunan kami dengan pembelian beberapa tahun lalu harganya sekitar sejuta.. mau diambil.. yee ngga ikut ngurus dan beli enak aja mau ngambil-ngambil. Mbak kos saya yang duluan pindah bela-belain malam sebelum saya pindahan mampir demi menyelamatkan modem itu buat dijual untuk traktiran anak-anak kos yang masih di Malang.

Ngga perlu minta dihargai dan dihormati sebenarnya, cukup bersikap baik dan tulus mampu membuat orang lain hormat dan menghargai kita.. seperti bapak kos saya di surabaya yang sampai sekarang rumahnya masih dikunjungi mantan anak-anak kosnya, saya pernah cerita di posting yang ini.

Jarang orang yang tahu bagaimana saya ketika marah. Dan si bapak akhirnya kecipratan 'keberuntungan' itu juga. Saya sebal dan mengamuk akhirnya.
Yah anggap aja lah pak itu hadiah perpisahan hehe... mohon maaf lahir dan batin kan sebentar lagi lebaran :D

Begitulah kejadian yang bikin saya ngga kangen sama sekali lagi sama kos lama. Babay babay...

Friday, March 4, 2011

SEARAH

taken from random
Saya tidak akan berpura-pura tidak ada yang hilang dengan tidak adanya kamu.
Saya tidak akan berpura-pura saya tidak merasa terlalu rindu.
Saya tidak akan menjadi terlalu gengsi untuk berpura-pura sok kuat.
Rapuh dan kuat adalah dua hal yang berdampingan bukan?
Saya adalah hibrida dari keduanya.
Terlihat seperti yang pertama tapi bisa saja gampang jatuh hanya dengan jentikan kecil.
Eh, dunia ini begitu luas ya...
tapi ketika tanpa kamu semua nampak jauh lebih maha lagi.
Ya sudah, abaikan saja... biarkan saya menikmati titian waktu sebentar,
waktu yang tanpa kamu
dan begitulah... saya rindu, apapun definisi orang tentang sepenggal kata rindu.
Tapi yang ini benar-benar gagal saya reduksi dengan aktivitas sehari-hari.
Oh bagaimana menutup pembicaraan maya yang searah ini ya? Saya bingung...
Begini saja, semoga kamu sehat selalu ya, demikian juga saya.
Maka suatu saat kesempatan langka bersisihan itu tidak akan kita lewatkan.

Wednesday, March 2, 2011

IKLAN SABUN MANDI MESUM 2011

Iklan sabun mandi mesum adalah salah satu kasus yang booming ketika saya masih SMA.. kalau tidak salah ingat pada tahun awal ya (dan saat itu saya masih imut-imut menggemaskan minta digaplok). Investigasinya saya saksikan di televisi malam-malam ketika malam minggu. Iya saya hanya diizinkan begadang nonton tv sepuasnya pada malam minggu, hari-hari biasa terbiasa dengar radio... khusus malam jum'at pagelaran wayang via radio *hehe... 

Wanita-wanita yang terjebak iming-iming cepat terkenal sehingga mau saja melakoni adegan iklan yang kalau dipikir bener-bener aneh.. bahkan di otak remaja empat belas tahun saya. Well, masih agak aneh bagaimana mungkin seseorang mau telanjang dan ditontonin dan direkam dengan sekian banyak orang (eh ngga mungkin satu aja kan?) yang rata-rata lawan jenis... maksud saya euuuhhh di depan sesama jenis saja seseorang yang masih punya rasa malu akan menghindar toh ya?

Dalam investigasi para sutradara iklan yang sebenarnya urun komentar, bahwa sebenarnya dalam dunia periklanan tidak ada instruksi yang seperti itu.. pada pelakon iklan sabun cuma direkam di tubuh bagian atas sebatas bahunya selebihnya tentu saja mereka memakai baju, tidak ada yang sampai benar-benar naked seperti video ilegal tersebut.

Tapi kan itu dulu ya, semasa orang cuma bisa eksis melalui jalan jadi artis kemudian cari sensasi, sekarang kita bahkan bisa terkenal hanya dengan melalui media social networking tanpa orang perlu tahu sosok kita lelaki, wanita atau bahkan shemale. Terkenal karena isi otak, karena ide-ide gila yang unik, kreatif... tengok saja akun-akun twitter absurd yang terkenal contohnya saja @TheSalahGaul yang pengikutnya 93 ribuan pemilik akun twitter atau @poconggg yang sampai saat ini menjadi fenomena dan sasaran kepenasaran orang tentang siapa admin akun itu yang sebenarnya. 

Menurut saya sih mendingan pemilik akunnya tidak membuka jati diri di khalayak ramai, jika sampai ketahuan kemungkinannya popularitasnya akan turun -- random opinion. Orang lebih suka hal-hal yang terlihat misterius kan sehingga mereka mencari pemuasan dari kepenasarannya.. begitu terpuaskan rasa penasaran itu... ya sudah nilai 'sesuatu' itu akan berkurang, seperti halnya dengan kita makan di waktu kenyang. Sensasi Wah-nya hilang bertahap.

Yah oke saya melantur... postingan nembak keyword.. tulisan berjudul mesum tapi isinya sama sekali ngga mesum.. saya ingat diajak oleh salah seorang teman Blogger kira-kira sebulanan lalu untuk menyelamatkan pengguna internet dibawah umur dari content internet yang tidak terfilter untuk mereka dengan membuat postingan semacam ini *lupa siapa, maafkan maafkan*, kalau tidak salah ingat Mas Julianusginting. Mari galakkan postingan sejenis :D
Mari selamatkan orang-orang yang kita sayangi dari bahaya internet bagi para pengguna yang belum dapat menelaah makna banyak hal dalam dunia maya dengan cukup logis.
Previous Page Next Page Home