Saturday, April 7, 2012

Senyum Diam-diam


cover versi asli *bukan tarjemahan*, cute...
(pic taken random by google)
Beberapa minggu lalu saya beli buku dari tempat obralan murah, senang harganya sekitar IDR 5-15ribu ajah. Jadi saya pulang bawa 4 buku yang semuanya total harga 32.000. Kalap, segitu saja saya sudah menyaring sedemikian banyak yang pengin saya beli. Padahal saya masih pengin buku anak-anaknya Jaqueline Wilson.

Salah satu buku yang saya beli teenlit tarjemahan, mengenai remaja palestina-muslim yang tinggal di Australia dan memutuskan memakai kerudung disana. Dia menghadapi berbagai interaksi dan reaksi yang berbeda-beda, banyak yang memandang aneh atau sinis, tidak sedikit juga yang menghargai. Sudah lama kepingin baca buku ini tapi dulu harganya mahal sekali di toko buku yang nongkrong di mall. Akhirnya dapat juga. Yah tahu sendiri bahkan kita di negara sendiripun masih suka bermasalah dengan perusahaan karena masalah kita yang memakai jilbab. Picik kan? Ya sudah saya cuma berusaha yakin dengan menjaga kerudung seperti kewajiban yang lain akan ada ganti yang lebih baik.

Seorang teman baik yang tahu saya barusan beli buku melihat-lihat dan menemukan teenlit itu diantara buku-buku yang saya beli, reaksinya lebih seperti negatif.
"Kok bukunya soal cewek pakai jilbab gini? Aku nggak suka cewek jilbaban."
Saya yang sedang tidur-tiduran menuhin kasur sedikit kaget, membatin... lah saya kan juga kerudungan. Dia lagi mangkel sama saya gitu? Atau apa?
"Kenapa memangnya?"
"Ya sebel aja, aku dikalahkan sama cewek jilbaban." dia kemudian tersenyum tidak nyaman, mungkin karena baru ngeh kalau saya salah satu diantara cewek-cewek itu atau entah bagaimana dan juga menggumam nggak jelas, yang sampai ke pendengaran saya sepertinya ini berkaitan dengan hubungan percintaan. Yang saya tangkap begitu, dia merasa karena seseorang lebih memilih cewek berjilbab ketimbang dia jadi dia mangkel.
"Ah itu sih berkerudung saja kok... beda lho jilbab sama kerudung," saya nyeletuk.
"Beda ya...?"
"Ya dong, jilbab itu sebenarnya bajunya... kerudung ya yang buat kepala itu..."
"Oh gitu..." dia diam.
Saya juga diam dan tersenyum dalam hati. Dilema. Mau ngomong juga khawatir dia tidak bisa menerima. Yasudah, saya malas berdebat. Teman baik saya yang ini rajin mengaji dan bacaannya bagus, dia juga baik hati... cuma buat saya dia belum mengerti arti kerudung itu sendiri. Entahlah, menurut saya itu lebih baik daripada kerudungan tapi lengan bajunya cuma sebatas siku (promosi?).

Itu pandangan biasa.
Saya juga pernah ada dalam masa-masa seperti itu. Masa-masa penyangkalan dan suka jutek sendiri kalau penilaian orang-orang terhadap cewek berkerudung seperti nggak berimbang dibandingkan cewek tanpa kerudung. Meskipun dalam keseharian cewek tanpa berkerudung malah lebih rajin menjalankan macam-macam ibadah. Demikian juga dengan salah seorang sahabat saya yang dulunya kemana-mana pakai celana tapi sekarang malah bahkan nggak punya celana. Pakaiannya rok semua. Biasanya orang yang sudah dalam tahap benar-benar mengerti memang lebih serius menjalankan pengertiannya ketimbang cuma yang setengah-setengah sekadarnya.

Saya membalikkan badan dan memejamkan mata, kelelahan. Berpikir untuk tidak memperpanjang bahasan itu. Perangai kawan baik saya itu bukan tipikal orang yang mau dibilangi, jadi nanti pada waktunya dia toh juga akan mengerti sendiri. Cuma soal waktu.
Waktu dia bisa mengerti bisa jadi lebih lama ketimbang saya ataupun sahabat saya yang rokmania.
Saya senyum, senyum diam-diam.

10 comments:

  1. iya, dulu aku pengen banget pake berjilbab karena ikut-ikutan temen yg kelihat cantik banget pas pake jilbab. tapi ditanyai bener-bener sama orangtua, sudah yakin? sudah mantap? namanya juga ikut-ikutan jawabannya ya asal. tapi akhirnya makin kesini, temenku itu yg membuatku pengen seperti dia ternyata berbanding terbalik. dan aku? malah berucap syukur gak ikut-ikutan kayak dia. jadi kalau emang bener-bener pengen berjilbab kudu mantapin hati dulu kali yak.

    ReplyDelete
  2. ugh mau komen apa yaaaaaa *ngowoh*

    ReplyDelete
  3. aku memang nggak ber-hijab sih, tapi seneeeng banget rasanya kalo liat cewe yang berhijab. rasanya adeeeem ^^

    ReplyDelete
  4. Belum pernah baca bukunya...

    Asik tuh bisa dapat harga murah nin :)

    ReplyDelete
  5. saya masih harus banyak belajar soal kerudung, dan ini benar ! baca tulisan ini jadi pengen benar-benar belajar... gak berfikir " gak papalah ini yg baru saya pakai,blm bisa pake gamis atau kerudung panjang.yg pentingkan shalat tdk tertinggal " oppss.... baca ini saya jadi malu ^^

    ReplyDelete
  6. jadi jilbab itu yang kayak gimana? ga ada gambarnya nih.. aku jadi bingung. hehhehe

    ReplyDelete
  7. ada masanya
    ada saatnya
    ada waktunya
    pemahaman berbeda-beda
    bersihkan hati
    bersihkan pikiran

    ReplyDelete
  8. semacam lagunyanya ferdian yang cinta diam2, apa jangan2 sekuelnya? hahahahaa *maksaaaaa

    ReplyDelete
  9. berjilbab itu menutup aurat jadi tidak kelihatan auratnya :)

    ReplyDelete
  10. suka ama postingannya...setau saya zaman nabi waktu diperintaskan untuk memakai jilbab(menutup aurat) mereka langsung bersegera menutup kepalanya dengan kain yang ditemuinya...bukan masalah siap atau tidak siap, tapi lebih pada kewajibannya sebagai muslimah^^

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home