Tuesday, January 31, 2012

Dear Blog,

Terima kasih karena telah menjadi punya arti bagi saya dan karena telah memberi beberapa hal yang saya butuhkan. Sebagai pelampiasan emosi, sebagai tempat berpikir ulang dan meredakan kemarahan. Sebagai tempat rasa melankolis saya bernaung, sebagai tempat keluhan yang tidak bosan dicoreti.
Saksi semangat saya datang dan pergi.
Saksi rezeki yang datang dan cobaan yang meluap.
Terima kasih pula untuk rezeki yang datang dengan perantaramu.
Semoga kamu masih betah tetap menjadi milik saya.

tertanda,
Saya dan jutaan rasa terima kasih.

Monday, January 30, 2012

Saya Suka Lagu Ini:

Marcell - Semua yang Terlambat

Aku...
hanya sinar yang melintas sekedip
bagai kunang-kunang kecil
dan engkau
sayap-sayap yang meranggas seusai
sekepak kau mengudara
membawa hatiku semua

Kita...
adalah kata yang terlambat tercipta
yang semestinya yang tak terjadi
dan cinta
ialah rasa yang pertama dan terakhir
‘tuk merangkum kerinduan, kepasrahan dan maafku...

‘tuk semua yang terlambat kulakukan
‘tuk semua yang tak sanggup ku janjikan
‘tuk semua...

Lama ku coba, memandang jejak kaki kita tanpa sesal
menerimamu tanpa aku mengerti
indahnya arti hari ini tanpa harapan ‘tuk kembali...

ke semua yang tak sempat ku ungkapkan
ke semua yang tak tepat ku katakan
tak usai ku jalani
tak ingin ku ingkari...
dan semua...


Creative Blogger Award

award ini saya peroleh dari Fitri (http://malezzbanget.blogspot.com/).
Blognya Fitri sendiri juga kreatif dan kaya cerpen.
Terima kasih ya :D

Friday, January 27, 2012

Rumit

pic taken from blueberrypie's mim
Kadangkala perempuan menghadapi situasi dimana dia merasa tidak enak 
atau bersedih atau kecewa namun tidak bisa mengatakan apa yang dia rasakan
karena dia ingin menjaga perasaan orang yang disekitarnya.
Atau juga karena segala yang dia rasakan begitu rumit sampai dia terlalu bingung untuk
menyampaikan apa yang sedang mengganggu pikirannya.

Saya pun juga demikian, kadang.
~

Thursday, January 26, 2012

Listener

Ada pengunjung blog yang bertanya kepada saya dengan pertanyaan seperti ini (tidak saya edit):
jangan dibuat listener karena kita bukan pendengar. :D kenapa tidak dibuat writter (sbg penuis komentar) atau reader (krn sudah membaca artikelnya) ? #hanyasaran
Mengapa saya menuliskannya menjadi listener?
Karena nama blog in berasal dari kata 'mendengar'. Asalnya dari saya sendiri yang meskipun cukup lancar berdiskusi dalam topik-topik umum namun sukar bercerita mengenai uneg-uneg saya sendiri. Ya, saya bukan orang yang bisa dengan lancar curhat lewat ucapan sehingga kawan saya bisa mendengarkan apa yang ingin saya sampaikan.

Mungkin saya terlhat begitu ekstrovert karena gampang diajak bicara terkecuali tentang pikiran-pikiran dan masalah pribadi yang saya sedang tanggung. Karena itu saya menyampaikan apa yang tidak bisa kawan saya dengar melalui tulisan. Saya lebih lancar bercerita dan mencurahkan uneg-uneg saya via tulisan ketimbang via lisan. Jadi ketika anda sedang membaca tulisan ini, saya anggap anda tengah mendengarkan suara-suara dalam kepala saya yang tidak sampai dilisankan. Dan beginilah cara saya agar suara-suara pikiran itu tidak mengganggu saya dan tidak cuma berumpalan didalam otak sampai saya penat. Ya, dengan cara menuliskannya.

Bagi saya menulis adalah terapi kejiwaan yang pas, karena aliran emosi mengalir dengan lancar tanpa tersumbat karena penahanan-penahanan yang pada akhirnya membuat jiwa kita luar biasa lelah. Bisa jadi akan ada kehebohan kalau setiap waktu kita mendamprat orang-orang yang membuat kita kesal hanya agar kita bisa lebih jujur pada diri sendiri dalam berlaku dan berperasaan. Tapi menulis bagi saya bisa menyelesaikan persoalan itu, meminimalisasi kemarahan dan tidak meledakkannya setiap waktu kemarahan itu hinggap.

Nah, bagaimana dengan anda?

Wednesday, January 25, 2012

:)

Banyak Terima Kasih :D

Tuesday, January 24, 2012

Pulang (Bagian Dua)

Ketika saya pulang maka saya jadi berhubungan erat kembali setelah putus sekian lama dengan sebuah benda bernama televisi.
Saya jadi menontoni apa saja yang ada dan terlewatkan perhatian saya selama saya tidak melihat perkembangannya.
Saya suka ketawa-ketawa geli karena menjumpai prototipe cerita film pendek televisi yang mengusung tema remaja. Cerita yang masih mengusung konsep manga jaman saya SD, tentang wanita ceria dan lelaki tampan yang serba bisa, bagus disegala bidang serta nyaris tanpa cela.
Saya juga pernah berusia remaja belasan yang gandrung dengan tipe lelaki seperti itu. Saya terperangkap dalam khayalan sendiri yang memuat romansa saya yang klise dengan wajah dan kemampuan ciptaan imajinasi saya sendiri, mirip film televisi atau sinetron remaja jaman sekarang.

Sewaktu saya SMP saya pernah duduk dengan seorang kakak tingkat yang dianggap keren oleh mayoritas siswi sekolah saya. Dia baik, sering bawain saya absenan dan ngumpulin absenan itu untuk saya tapi juga sering konslet, karena kadang-kadang dia suka nanya soal ujiannya ke saya. Sungguh pilihan yang salah karena saya murid kelas satu dan dia kelas dua, terlebih saya juga bukan termasuk daftar teratas siswa kelas satu yang berprestasi. Sungguh sesat. Sepertinya dia mendapatkan informasi yang salah karena percaya pada kecerdasan saya yang kumat-kumatan (kadang-kadang pinter dikit tapi banyakan nggaknya). Bahkan pas saya garuk-garuk kepala dan bilang,"Aduh ini susah deh mas saya nggak tahu. Tapi feeling saya kayaknya jawabannya ini deh..."

Lucunya dia percaya lho, terus dia jawab sesuai saran saya deh. Kok bisa-bisanya percaya jawaban penuh spekulasi yang dilontarkan anak ingusan kemarin sore macam saya. Apalagi pada caturwulan berikutnya ketika ujian saya bareng dia lagi, dia masih suka nanya dan masih percaya komentar ngasal saya juga lho. Maaf ya senior, saya telah menyesatkan dikau *muka datar*.

Namun mas ini so sweet deh sama saya, suka minjem-minjemin alat tulis kalau saya lupa bawa, suka ngambilin barang-barang saya yang jatuh dan sebagainya itu jadi saya tidak bisa menyalahkan teman-teman saya yang mengidolakan dia. Dia juga bukan tipe penebar pesona sejujurnya.
No no no, sebelum anda menduga yang tidak-tidak sepertinya perlu saya jelaskan bahwa saya cukup culun waktu itu untuk jadi cewek tukang GR. 
Saya nggak tahu lagi kabarnya mas itu karena dia masuk SMA yang berbeda dengan saya tapi mengenal dia dan pernah terlibat rasa simpati singkat karena kebaikan hatinya pada saya sebenarnya juga membantu saya untuk lebih masuk akal. Bahwa tidak ada seseorang yang sempurna sesuai dugaan kita. Bisa jadi dia sangat menyenangkan dilihat tapi pelit, bisa jadi culun tapi sebenarnya ganteng atau cantik (kayak di tayangan dimana gitu di tivi :P), bisa jadi dia terlihat sombong tapi sebenarnya mempesona kayak saya.

~
Kota kelahiran, jeda packing untuk kembali ke perantauan.

Saturday, January 21, 2012

Pulang

Saya sedang pulang, pulang ke tempat asal saya sekaligus pulang ke diri saya yang lama ketika membaca deretan catatan bodoh yang saya tulis ketika saya dalam masa-masa mengenaskan merunut soal hubungan cinta. Saya ingin menulisnya ulang disini, tapi banyak tulisan-tulisan itu yang masih 'kasar' dan belum layak dikonsumsi. Banyak tanda baca salah dan letupan emosi yang terlalu besar hingga terlihat menyedihkan sekaligus berlebihan.
Saya terlalu lama berada dalam kecompang-campingan perasaan sampai rasanya sangat indah ketika segala hal itu telah berakhir.

Ada fase-fase yang berubah, saya yang abg culun dan belum tahu apa yang diobrolkan dua orang ketika mereka menjalin hubungan... menjadi mengerti bahwa ternyata apa yang mereka omongkan adalah.......... kabar? atau hening karena dua orang tersebut tidak matching. Tidak bisa ngobrol. Saya akhirnya tahu bahwa saya akan sangat pendiam kalau berhadapan dengan orang-orang yang pendiam. Saya juga akhirnya tahu bahwa saya punya sisi pendiam yang juga dominan. Hingga saya lelah menjalin obrolan basa-basi yang kemudian berakhir dengan perasaan tidak enak. Saya mendadak jadi menyukai masa-masa kekosongan komunikasi, bagi saya itu lebih baik ketimbang saya dan orang-orang itu berbicara namun tidak dalam bahasa yang sama. Saya pikir mereka terlalu kaku atau terlalu bingung untuk ngobrol sesuatu, atau mungkin malah terlalu menyebalkan. Mereka pikir saya standar ceplas-ceplos atau mungkin saya orangnya kasar.

Ternyata apa yang membuat saya tertarik dengan seorang lelaki bukannya bagaimana menariknya dia dalam hal fisik, pekerjaan atau kepandaian akademis yang super.
Saya tertarik dengan caranya bicara, saya tertarik dengan caranya tertawa yang juga membuat saya ketularan tertawa.
Saya pada akhirnya mengerti bahwa saya menyukai seorang lelaki yang mudah diajak ngobrol dan curhat setara dengan sahabat, lelaki yang bisa membuat saya betah mengobrol macam-macam dari hal yang berkaitan sampai yang tidak ada kaitannya sama sekali. Daya tarik laki-laki yang seperti ini lebih besar dari daya tarik yang umum dicari manusia seperti kemenarikan fisik dan kemapanan.

Saya sudah terlalu lama terjebak dengan hubungan minim komunikasi dan herannya saya bertahan di dalam situ. Mempertahankan keminiman komunikasi karena sesungguhnya saya merasa tidak nyaman berkomunikasi dengan mereka. Karena mengobrol dengan mereka dari masa lalu saya membuat saya stress. Namun saya juga mempertahankan hubungan yang saya sekarang bingung apa artinya? Untuk apakah juga saya melakukan itu?

Mungkin karena saya tipe bertahan yang akan bilang semua baik-baik saja meskipun kenyataannya tidak demikian. Atau tipe bodoh? Tapi dari kebodohan itu saya tahu betapa menyedihkannya hari-hari saya saat itu. Dan kebodohan itulah yang kemudian melahirkan akal sehat. Akal sehat yang sedikit demi sedikit membentuk eksistensi saya sebagai manusia. Manusia yang tidak lagi berusia remaja dan bisa minta dimaklumi kalau sedih berkepanjangan karena baru saja mengalami putus cinta yang pertama.

Waktu berjalan dan perubahan terus harus dilakukan. Saya juga tidak lagi berjalan ditempat dengan kesedihan pada masa-masa itu. Karena hidup secara keseluruhan jelas jauh lebih mengerikan dari kegagalan cinta itu sendiri.
~

Thursday, January 19, 2012

Award Mbak Irma

http://1.bp.blogspot.com/-QtP0B9OXESs/Tw5IttL64II/AAAAAAAAApc/IveB3i0A7GU/s1600/versatile_blogger_award%2Bfrom%2Bmira.jpg
award dari http://www.irmasenja.com/

1. Thank the person who nominated you and give their blog a shout out on your blog with a link to their blog

Terima kasih Mbak Ir atas apresiasi untuk tulisan carut marut saya :3 eyke senang.

2. Share 7 random facts about yourself

-  Saya suka keju
-  Saya suka singkong
-  Saya suka susu
- Saya tidak suka racun
- Saya tidak suka diracuni
- Saya suka bobo, dalam artian bobo majalah dan bobo yang ngowoh diatas bantal
- Saya suka ayam kampung, ayam kampus sih mahal.
Begitulah.

3. Send on the award to 15 bloggers whose blog you appreciate and then let them know that they have won award 
Uh saya bingung kalau disuruh milih-milih, karena saya juga nggak tahu siapa yang sudah ngerjain siapa yang belum. Sudahlah kawan saya suka kalian semua yang linknya saya pasang di blog saya ini dan tentu saja dengan alasan-alasan khusus yang cuma kalian yang memiliki kekhasan tertentu dalam tulisan kalian sendiri. Teruskan award ini kalau mau, kalau nggak ya nggak pa-pa kok, ane tidak marah.. :D


xoxo xaxa xixi,
Ninda Cilukba

Wednesday, January 18, 2012

Memandang dan Melihat

ini cuma satu gambar,
dan kita bisa menjabarkannya menjadi 
potongan-potongan kecil cerita yang bisa jadi
tidak saling berhubungan

Pada masa PK2Maba atau nama lainnya ospek angkatan tahun 2007 di fakultas saya dan kami semua duduk di kursi dalam kelas menyaksikan presentasi trainer di depan kelas. Dalam salah satu sesi kami mempelajari tentang paradigma, saya melihat sebuah gambar dan langsung berpikir bahwa gambar tersebut berwujud wanita cantik yang memakai topi indah dan gaun eropa zaman victoria, sementara teman-teman saya yang lainnya hampir satu kelas menyatakan bahwa itu gambar seorang nenek tua.

Sejenak saya bingung, apa mata saya yang rabun ataukah memang kadar kewarasan saya mengalami penurunan sementara kadar kebodohan mengalami fluktuasi gila-gilaan? Atau mungkin wanita cantik itu sudah berumur tua dan teman-teman saya berhasil mengetahuinya dengan gemilang? Hal yang tidak dapat dengan bagus dilakukan seseorang yang sering tidak tahu hari ini hari apa dan tanggal berapa seperti saya.

Ketika trainer menanyakan apa yang kami lihat dari gambar itu, saya menjadi semakin bingung dan di akhir kebingungan itu saya memutuskan untuk mengikuti pendapat terbanyak saja. Saya ikut-ikutan menyatakan bahwa saya melihat sesosok nenek tua. Salah satu teman saya diminta trainer untuk menunjukkan bagaimana dia bisa menyatakan kalau itu gambar nenek tua? Dia menunjukkan sebab-sebab bagaimana dia memperoleh pemikiran itu dengan cara menunjuk bagian-bagian dari gambar yang mendukung pernyataannya dan saya melongo. Oh ya ampun, saya baru saja menyadari bahwa bentuk yang saya dan dia lihat dalam satu gambar tersebut berbeda. Kesimpulan yang berbeda pada gambar yang sama. Yang dia tunjuk sebagai hidung di gambar yang dia pikir berwujud nenek tua adalah bentuk yang saya lihat sebagai gaun pada wanita berbaju Victoria (kalau saya tidak salah ingat, yah pokoknya berbeda).

Namun pada waktu itu saya masih berpikir kalau kesimpulan saya yang salah dan saya masih saja mengikuti suara terbanyak, mendukung pendapatnya dan sebagian besar teman saya yang memiliki pandangan sama dengan si penjelas.

Setelahnya, trainer menjelaskan bahwa gambar itu bisa mempunyai enterpretasi yang berbeda tergantung siapa yang melihatnya, bisa ada yang mengira cuma coretan tidak penting di kertas, wanita cantik bergaun, atau nenek tua seperti yang dipikir teman saya itu. Dan saya sadar sesadar-sadarnya ketika saya mengingatnya saat ini kalau saya telah menghianati diri saya sendiri waktu itu, dan juga hati saya, dan juga pandangan saya sendiri. Bahwa saya salah karena lebih memilih membela pendapat orang lain dan membunuh pendapat saya. Sementara it sudah berapa kali hal itu terjadi pada diri saya??? Entah. Karena satu-satunya yang saat ini saya ingat adalah momen itu. Mungkin cuma sekali itu, mungkin banyak kali saya pernah demikian.

Sekarang saya jadi bertanya-tanya, apakah saya saja yang melihat gambar itu sebagai gambar wanita cantik ketika pertama kali melihatnya atau adakah orang lain lagi dalam lingkup kelas kami? Orang lain yang entah diam ataukah berkhianat seperti saya dengan memihak pendapat orang lain.
Orang yang juga membunuh paradigmanya sama seperti saya.
~

Tuesday, January 17, 2012

Tarian di Bawah Petir

Sahabat saya sedang bersedih hati dan dia belum juga menggaungkan cerita untuk saya.
Entah kesedihan macam apa yang tengah melanda dia.
Tapi entah, saya nggak pengin bertanya barang sedikit tentang dukanya.
Saya cuma mau nari poco-poco bermenit-menit dihadapan manusia itu.
Kalau itu satu-satunya cara untuk bisa membuat dia tertawa barang sebentar.



Meskipun saya lupa sama sekali gerakan tariannya.
~

Sunday, January 15, 2012

Listeninda Dot Com

 :)
Beberapa kali saya bilang di postingan sebelumnya kalau kemungkinan saya akan mengganti domain blog saya yang saya pikir sudah tidak sesuai dengan umur saya lagi, entahlah cenderung ababil to the max kali ya jadinya saya risih. Menyadari bahwa saya bukan ababil lagi, saya telabil - tante labil :3

Jadinya kemarin dibantu instruksi dari pemilik pekanbaru.co saya ganti domain berbayar juga. Maka secara resmi dengan posting ini http://nindalicious.blogspot.com sudah berubah jadi http://www.listeninda.com hehehehehehehehehehehe *semangat pamer*.
Kawan yang kerap kali berinteraksi disini dan menyimpan link blog saya di blognya harap mengganti alamat blog lama saya dengan yang baru ya...

Memang tahun baru kemarin saya tidak membuat list resolusi, namun yah anggap saja ini pertanda salah satu resolusi saya (keinginan yang sudah saya punya sejak bertahun-tahun lalu) akhirnya tercapai. Domain baru yang dibeli dengan hasil saya sendiri :D

Mungkin banyak orang sudah melakukannya duluan tapi bagi saya tetap saja ini terasa spesial.

Oh ya pernah ada yang bertanya kepada saya via kotak formspring saya di blog ini, bagaimana cara untuk dipajang dalam daftar link saya? (mungkin dia kepingin dipajang). Sebenarnya link itu dibuat mendadak sebagai ganti dari bloglist yang bermasalah karena virus berantai. Mungkin ada beberapa alamat blog kawan blogger yang belum saya cantumkan disitu karena terlupa, jadi mohon ingatkan saya.
.
Saya suka memasang link orang yang sering berinteraksi dengan saya di dunia blogger dan dia juga mencantumkan link saya di blognya maka dengan senang hati saya akan balas mencantumkan linknya.

Demikian, posting ini dibuat dalam rangka pamer
dan ingatlah bahwa sombong itu seksi.

ttd,
Ninda yang cumbungh.

Saturday, January 14, 2012

CITA-CITA DAN SAYA

Harapan saya mulai seperti balon-balon yang mulai banyak meletus hingga rumah kecil terbang semakin rendah
(image taken from UP movie)

Cita-cita saya berubah-ubah terus dari dulu hingga sekarang, ketika saya duduk di sekolah dasar saya menyebutkan bahwa cita-cita saya menjadi guru. Hanya karena itu tampak gampang disebut, teman-teman sekelas saya menyebutkan cita-cita yang sama dan lembar kerja soal saya yang memuat profil pelajar-pelajar sekolah dasar pun juga mengumumkan cita-cita yang serupa. Saya juga mau jadi anggota angkatan bersenjata hanya karena alm. tante saya sering mengajak saya berolah raga, kedekatan kami dan cita-cita yang menjadi cita-cita beliau juga. Meskipun akhirnya berbanding terbalik. Beliau kemudian menekuni pekerjaan sebagai pegawai salah satu bank besar. Dan saya mendadak juga mikir, sepertinya jadi pegawai bank lumayan juga kok... setelah melihat dandanan tante saya dan teman-temannya yang tidak pernah tidak cantik-cantik.
Gampangan ya, saya...

Waktu duduk di sekolah menengah pertama cita-cita saya berubah lagi, saya tetap ingin jadi guru namun bertekat bahwa kalau saya nantinya menjadi guru maka saya tidak akan menjadi pendidik begitu saja. Saya harus sekolah tinggi bahkan kalau perlu sampai Strata 3 dan mengajar mahasiswa. Cita-cita yang kontras mengingat jaman SMP saya tukang bolos dan malas belajar. Saya cuma semangat ketika kelas satu semester pertama, bahkan juga sempat punya nilai 100 di pelajaran biologi waktu itu, kemudian malas berkepanjangan. Baru sembuh ketika saya naik ke kelas tiga dan sadar bahwa saya mesti lulus dengan nilai bagus agar tidak menyesal. Sejenis kesadaran yang terlambat karena saya cuma rajin disaat menjelang akhir kelulusan. Ck.

Saya sempat punya keinginan jadi penulis karena seringnya saya menang lomba karena nilai tinggi saya di mengarang tapi keinginan itu surut ketika SMP karena guru-guru SMP saya mengirim murid yang menulisnya cetek banget (kayak anak SD dikasih tugas menceritakan liburannya) hanya karena dia terkenal dan anggota Osis. Hmm ini awal permusuhan saya dengan organisasi siswa sejenis Osis, kenapa ya? Karena anggotanya itu-itu saja, yang milih wali kelas bukan karena seleksi terbuka. Kebanyakan tanpa prestasi, kecuali membanggakan tampang bahkan juga dikelas rata-rata mereka bisa sangat.... nothing. (Haha bolehnya sirik deh Nin, padahal kamu juga sudah nongkrongnya di perpus mulu, cupu abis, sombong pulak!).

Ketika SMA cita-cita yang terpengaruh karena alm. tante saya muncul lagi ke permukaan. Saya rajin banget olahraga waktu itu hanya untuk masuk akademi sekolah kepolisian. Tipe cowok saya juga yang sejenis itu. Krik banget deh. Tapi cita-cita itu selesai karena saya tidak mencukupi persyaratan usia dan alm.Ibu saya terlihat seolah setuju tapi sebenarnya berat kalau masa depan saya mengarah kesitu. Saya masuk universitas biasa di jurusan yang saya pikir bisa masuk ke semua bidang pekerjaan. Ketika kuliah itu cita-cita saya berubah lagi, saya kepingin jadi orang yang mengurusi keuangan perusahaan besar atau mungkin bankir. Atau mungkin menjalani hidup lebih independen dengan menjadi dosen. Keinginan saya yang semasa SMP timbul lagi.

Tipe lelaki favorit saya sudah bukan lagi pemuda calon jendral, pandangan saya sudah sangat berubah dengan tipe cowok ini. Termasuk karena rerata hobi main hati kaum wanita dan suka memilih wanita secara random yang penting cantik. So lame. Entahlah begitu cepatnya hati bisa dibalikkan, karena sampai sekarang saya masih tetap menganggap lelaki muda dengan tipe-tipe ya gitu deh itu sama sekali tidak mengesankan lagi. Tapi dititik ini saya sudah sangat absurd kalau membicarakan tipe cowok.

Ada waktu-waktu saya suka cowok berkaca mata, kemudian cowok apa saja yang penting berkulit gelap mungkin dari mahasiswa sefakultas atau fakultas tetangga agak dekat (baca: FT). Kemudian berubah lagi, saya jadi tidak punya tipe khusus, yang penting kulitnya gelap... ngga seperti saya yang dandan agak coklat sedikit saja biar cakepan dianggap belum mandi. Bagian yang paling penting lagi adalah cocok, cocok dalam arti luas termasuk juga dalam hal mengobrol segala topik bukan cuma hal yang itu-itu saja. Pada akhirnya semua orang akan lebih butuh teman hidup ketimbang kekasih, kan? Saya juga. Jadi tidak mengapa kalau teman hidup saya bertolak belakang dengan apapun yang saya inginkan sebagai kriteria pasangan ketika saya masih dalam masa mencari jati diri dulunya*halah.

Ketika lulus kuliah cita-cita saya sudah berubah lagi, saya bercita-cita berkerja dalam bidang apapun yang bisa memasukkan saya dalam kualifikasi dan bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan untuk membiayai sekolah adik saya apapun bidang ilmu yang dia pilih ketika kuliah. Ya, goal saya itu. Sementara sudah 4bulan ini saya jobless. Bleh. Saya sudah bosan sih kalau dipikir-pikir. Bosan berdiam tanpa rutinitas yang jelas, kecuali bengong menghadapi layar.

Mulai memutuskan untuk meninjau ulang cita-cita jaman SMP itu, sekolah tinggi dan mengajar. Mulai memutuskan akan mengambil beasiswa sekolah lanjutan sambil mengajar yang saya tunda keputusannya sampai awal tahun ajaran baru nanti. Mulai mengira bahwa jalan saya mungkin berada disitu. Saking bosannya mengambang seperti saat ini.
Jika bukan, bagaimanapun Allah... semoga engkau memberikan pekerjaan tetap bagi aku yang baik, dan aku bekerja bukan semata karena faktor kemenarikan penampilan atau juga koneksi. Tapi cuma karena aku, dan kuasaMu.
~

Friday, January 13, 2012

Jengkel

image taken from: laptop adik saya
Nah pengumuman yang lolos ke seleksi tahap 3 cuma ada sedikit. Orang yang saya kenal cuma ada satu. Dan siapa itu?

Dia pernah jadi salah satu teman dekat saya. Dia mengaku cuma iseng-iseng ikut tes. Itu pertama kalinya saya bertemu dia dalam tes kerja. Dia tidak pernah bingung mencari kerja karena dia punya perusahaan keluarga sendiri. Yang kelangsungan keluarganya lebih dari mapan dan usahanya banyak. Yang bisa menghabiskan uang untuk belanja tanpa mikir.
Saya miris dan jengkel dalam hati.
Saya memang tidak lolos lagi kali ini.
Tapi bukan demikian caranya.
"Hai bahan yang mereka keruk itu dari kota kita jadi kenapa tidak sedikitpun mengutamakan penduduk asli ya?" celetuk sahabat saya.
Saya kesal tapi bukan itu intinya.
Saya kesal bukan karena saya tidak lolos, saya kesal karena kenapa mesti si teman saya yang itu yang lolos... Yang bahkan tidak perlu repot-repot mencari kerja juga bisa. Kenapa bukan teman saya yang lain. Yang lebih niat, yang betul-betul membutuhkan pekerjaan, yang tidak menjalankan tes kerja hanya semata-mata demi alasan mencoba?
Kenapa?
Saya jengkel.
Ya Allah. Dan terus apa hikmah yang Kau sampirkan dibalik ini? Aku buta. Tidak bisa mengerti.


Sedang lelah dengan komentar tidak nyambung yang keterlaluan dan sama sekali tidak LUCU, jadi saya bukannya terhibur malahan jadi jengkel. Yah mending saya kunci saja kotak komentar untuk postingan ini.

Thursday, January 5, 2012

Mungkin...

Kadang lidah cuma perlu masa untuk beradaptasi dengan perubahan keadaan. 
Dan itu bukan berarti harus memberinya rasa yang selalu sama.
dari file lama yang tanpa title sumber gambar, ya... dari pencarian acak
dalam dunia maya

Hari yang diselubungi air berlimpah dari perut langit dan kota dingin saya menggigil. Saya bengong di dalam kamar menikmati tontonan yang saya download menggunakan modem. Kosan sepi. Rupanya sudah masuk minggu tenang, jadi banyak yang pulang kampung.

Saya tiba-tiba saja kepengin mengkonsumsi kopi dingin. Jadi saya keluar dengan payung transparan polkadot kuning milik saya dan sengaja memutar jauh untuk membeli sebotol air dingin. Saya cuma perlu berjalan saja. Terus bergerak tanpa terdiam dalam satu titik. Saya dalam keadaan yang demikian, terhenti di suatu titik hidup.

Terpusat.
Tidak bergerak kemanapun.
Saya baru saja menerima pemberitahuan bahwa saya lolos seleksi pertama penerimaan pegawai salah satu BUMN besar. Tapi saya merasakan titik stagnan itu. Saya seperti lupa dengan apa yang biasa dinamai harapan. Jadi ketika pemberitahuan itu muncul di ponsel saya, muka saya tetap datar dan meletakkan benda itu kembali. Sampai dititik terjauh yang seperti ini, sampai tanpa ekspektasi apapun.
Saya cuma tahu cara berusaha dan berjuang.
Saya tahu saya mesti mengerahkan seluruh apa yang ada dalam diri saya, kekuatan dan kekeraskepalaan.

Tapi saya sudah tidak punya tenaga untuk berharap. Saat ini.
Sesampai dikamar saya mencampur kopi dengan air dingin dan meminumnya ditengah hawa menggingil.
Seperti ini.
Mungkin,
adakalanya kita tidak perlu melawan keadaan yang sampai pada kita.
Mungkin, jalan terbaik adalah tenggelam didalam situ agar punya kemampuan bertahan dibawah air dan mengikuti ritme alirannya.
Mungkin, jalan terbaik kadang bukan terletak pada melawan...
namun mengikuti apa yang sudah ada dan berdamai dengan keadaan.
Mungkin.

Tuesday, January 3, 2012

Telepon Lama dan GRATIS lho. Tertarik?

Saya baru saja browsing kesana kemari dan menemukan berita bahwa akhir tahun ini operator seluler terkemuka di Indonesia yaitu Telkomsel sedang menyelenggarakan promo untuk salah satu brand mereka, Kartu AS. Promo tersebut adalah promo GRATIS Nelpon 30 jam, yang khusus diperuntukkan bagi pelanggan yang mengaktifkan Kartu As-nya mulai tanggal 14 Desember 2011.

Cara untuk mendapatkan promo ini setelah mengaktifkan kartu adalah dengan mengakses menu UMB dengan menekan *100# dari ponsel dan pilih “GRATIS Nelpon 30 jam” atau langsung saja dengan direct UMB dengan menekat *100*30# dari ponselmu.

Promo ini dapat dinikmati pengguna Kartu As setelah melakukan panggilan ke sesama operator seluler mulai jam 12 malam hingga 23:59 dengan akumulasi pemakaian pulsa tertentu sesuai dengan zona pengguna. Nah setelah melewati batas pemakaian pulsa, pengguna akan mendapatkan total gratis 300 menit telepon yang berlaku selama 30 jam dengan pembagian 200 menit untuk pukul 00.00-23-59 dan 100 menit untuk pukul 00.00-06.00 keesokan harinya.

Monday, January 2, 2012

Wawancara By GenialButuhSomay

1. Sebutkan satu (atau lebih) hal yang tidak banyak orang tahu tentang kamu.
Saya suka banget baca buku sambil duduk, sambil tidur tapi alhamdulillah itu tidak mengganggu kesehatan mata saya.

2. Apa zodiakmu?
Sagitarius.

3. Tulisakan kata-kata bijak yang menginspirasimu hingga hari ini.
Semakin jahat semakin baik (from The Devils wears Batik Solo - yaitu saya)

4. Di buku tahunan sekolah, apa tema foto kelasmu?
*mendadak amnesia*

5. Jika kamu jadi aktor/aktris film, kepengen dapet peran apa?
Apa saja yang jahat biar bisa menang terus wakikikk *jiwa sinetron sejati, gak kenal sama film bagus* :P
kalahnya paling sekali doang

6. Seberapa sering kamu online?
Sesering saya bobo cantik.

7. Hal apa yang paling mudah/sering membuat kamu bete?
Sariawan

8. Menurutmu fasilitas apa yang perlu ada di Indonesia?
Daur ulang sampah yang lebih canggih

9. Kamu sering/bisa inget mimpi kamu atau enggak?
Kadang saja sih

10. Jika bisa merangkum kisah hidupmu selama tahun 2011 ini, kamu bakal kasih judul apa?
Bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia, yaitu saya.

11. Apa hal yang ingin kamu lakukan/ulangi lagi, tapi belum kesampaian sampai sekarang?
Saya pengin...
pengin...
pengin...
lupa ah.

1. Blogger yang bagaimana yang gag akan pernah dikunjungi?
Yang kalau main di blognya banyak klik jendela munculan otomatis kali ya

2. Punya anak? Jika Ya, Tahukah Agan/Sismengenai Indonesian Strong from Home?
Belum, eyke masih imut deh.

3. Bagaimana jika anak Agan/Sis bercita-cita menjadi Tukang Sampah atau Hansip (bukannya profesi sejuta umat seperti Pilot, Tukang Insinyur, Bung Dokter, dsb)?
Dia pasti sangat mencintai lingkungan sekitarnya

4. Apa itu SAT?
SAT itu kalau airnya habis (bahasa Jawa) *senyum sok manis*

5. Fairkah jika seorang guru yang berdiri di depan kelas, yang memegang 30-35 anak yang hanya menguasai 1 bidang pelajaran (guru olah-raga misalnya), sedangkan sang anak (murid) harus menguasai 14-16 mata pelajaran? Mengapa?
ya fair sekali laaah, si guru juga pernah ada diposisi murid dimana beliau harus menguasai 14-16 pelajaran. Itu cuma soal spesialisasi aja. Ini bukan soal beliau ceprol lahir langsung jadi guru toh, mesti belajar juga...

6. Harusnya kurikulum di Indonesia seperti apa?
Kurikulum mahasiswa hahaha

7. Pernah dengar nama Ayah Edi?
Ayah Edi yang doyan sikat gigi itu bukan?

8. Kata-kata bijak sekaligus kritik untuk bloggenialbutuhsomay The Personal Touch?
Nggak ada

9. Mengapa jika kita punya akun Google Adsense, lalu kita pasang di blog, tapi dalam waktu singkat terdapat klik yang tidak sebagaimana mestinya yang menyebabkan akun kita dibanned? Penyebabnya?
Entahlah saya gak pernah punya adsense *sirik to the max*

10. Haruskah pertanyaan nomer 9 dijawab?
Noh udah dijawab

11. Perlukah semua ini Agan/Sis pikirkan dan jawab?
Saya jawab sambil ngupil nih... =.=

Sunday, January 1, 2012

Saya dan Kawat Gigi

saya, dengan kawat gigi

Hai!
Ini awal tahun, kawan... Saya nggak kemana-mana. Saya melakukan aktivitas sama dengan hari-hari kemarin yakni mendownload serial drama dan menontonnya lama-lama. Lidah saya terasa sakit ketika saya bangun dari tidur kemarin. Saya bukan main susah makan, bahkan meskipun makanan yang lembut seperti nasi yang agak lembek dan mi goreng yang baru saya coba bikin dengan cara yang berbeda dengan perlakuan saya yang biasanya.

Lidah saya tambah sakit lagi hari ini, sepertinya saya salah posisi tidur sehingga lidah saya tergigit tanpa sengaja. Ini penderitaan pemakai kawat gigi. Saya heran mengapa orang-orang yang giginya sudah cukup rapi malah mau merasakan penderitaan yang sama.

Alasan saya dikawat adalah bukan cuma karena gigi saya tidak rapi, tapi karena juga saya sering sakit gigi dulu. Pertama kali saya mengajukan niat untuk memakai kawat gigi adalah sudah sejak kelas 1 SMA, karena saya capek sering sakit gigi. Gigi saya juga cepat numbuh lagi karangnya, kata Kakak sepupu saya itu karena kandungan air ludah dan gigi saya yang tidak rapi dan bertumpuk jadi mendorong tersimpannya kotoran yang tidak terjangkau sikat gigi. Saya mesti rajin ke dokter gigi agar karang gigi saya bersih, nggak sampai membuat gigi saya renggang dan gusinya benjol-benjol.

Akhirnya sewaktu kuliah mendekati semester akhir, saya baru diperbolehkan memasang kawat gigi. Sampai saat ini saya sudah memakai itu nyaris 2 tahun. Sekarang kawat gigi semakin trend, ada juga yang cuma berupa hiasan bentuk kawat gigi buat gaya-gayaan saja. Saya nggak tahu kenapa barang yang kalau di luar negeri merupakan atribut jenis manusia cupu macam saya jadi trend yang berkembang.
Saya nggak paham.

Sampai waktu saya cerita sudah cepat-cepat pengin kawat gigi saya dilepas, teman saya bilang: Yah kan baru musim, Nin... malah kamu pengin lepas.

Saya ketawa dan bilang, mereka yang menganggap ini bagian dari trend pasti nggak tahu sengsaranya memakai behel.

Yang saya kaget juga adalah mereka-mereka yang main anggap saja bahwa kawat gigi ini haram karena merubah ciptaan.
Kalau anda ada diposisi saya pasti anda tidak akan mengklaim asal seperti demikian. Merapikan gigi, bagi saya sangat membantu kesehatan. Saya bisa lebih mudah membersihkan gigi karena sekarang gigi saya juga sudah jauh lebih rapi ketimbang dulu, karang gigi jarang menumpuk karena saya membersihkan sampai sela kawatnya juga. Sudah tidak pernah sakit gigi lagi kecuali pertumbuhan gigi dewasa dibagian paling belakang dari deret gigi saya.

Sebelum saya merapikan gigi dengan kawat gigi, saya juga sudah membrowsing Fiqih Ahkam atau Hukum Fiqih soal ini, dan memang diperbolehkan. Bahkan gigi palsu dari emas sekiranya lebih baik bagi pemakainya, bukan untuk pamer Rasulullah mengizinkan.

Kemudian bagaimana dengan sewaktu kaki saya harus dioperasi dan dipasangi alat untuk membantu perekatan kaki saya dan mengembalikan fungsinya setelah saya mengalami kecelakaan kendaraan bermotor? Apakah saya harus tidak menjalankan operasi karena sama halnya dengan saya menentang takdir? Apakah saya harus berjalan dipapah atau dengan tongkat, dengan kursi roda terus-menerus selama hidup saya?
Saya mengambil pilihan dioperasi itu meskipun saya takut dengan apapun yang berhubungan dengan rumah sakit, kemudian sekarang saya sehat-sehat saja. Bisa menghadiri berbagai interview kerja diluar kota meskipun tanpa diantar, tanpa perlu memboroskan tenaga dan waktu orang lain.
Ada pilihan yang lebih tepat untuk menilai situasi, yaitu melihat latar belakang kondisi bukannya langsung menclaim benar salah setelah melihat sepintas.

Jadi masih mau memposisikan kawat gigi sebagai sesuatu yang haramkah, kawan?

Previous Page Next Page Home