Friday, September 28, 2012

Lovable Friday

Sudah hari Jum'at lagi, nggak berasa banget :)
Seperti biasa selalu senang hari Jum'at cuma karena ada jeda yang cukup panjang buat saya nulis disini, sempet nggerundel sendirian dan orang-orang sepi.
Rasanya nyaman ngantuk ditemani geraman mesin pc yang sedang dalam posisi stand by.
Hehe I'm nerdish, what can I say...?
Dalam komunitas perempuan saya nggak selalu bisa cocok, bukan karena gap umur... tapi mungkin karena saya ngerasa-rasain. Saya nggak gampang punya teman dekat, karena saya biasanya selalu menjauh dari kelompok yang nggak cocok. Ada kondisi-kondisi saya bisa membaur, tapi pada akhirnya kami mungkin bisa jadi teman... tapi dia atau mereka nggak kenal saya. Tetap nggak kenal saya.
Ketika berinteraksi dengan seseorang, untuk mengetahui dia tipikal teman yang saya inginkan dekat banget dengan saya atau tidak, saya harus tahu dibalik semua sifat dan temperamennya... dia orang yang benar-benar baik. Baik itu beragam sih, tapi orang yang bisa baik ke saya juga nggak banyak.
So here it is...
Saya berinteraksi sambil ngerasa-rasain sifatnya dia, nerusin bisa dekat kalau dia baik dan kami mungkin cocok jadi teman. Tetap dekat dengan jarak kalau dia berpeluang besar menyakiti saya.
I'm fragile inside.
Saya juga bisa sedikit banyak punya gambaran dari sifat seseorang dari tulisan yang dia sajikan di socmed. Itu barangkali ya salah satu indikator buat saya untuk mendekat atau menjauh.
Kemarin-kemarin rasanya lucu aja membaca komentar orang-orang di posting saya, maaf belum sempat membalas semuanya sekaligus. Waktu saya cuma sedikit buat masuk kedunia kalian. Tapi saya usahakan meskipun kudu nyicil-nyicil.
Saya terutama selalu ketawa baca komentarnya Arif yang dia begitu bingung dengan isi kepala saya. Sesungguhnya saya juga nggak bisa tepat mendefinisikan diri saya.
Salah seorang sahabat saya bilang saya introvert yang terlihat ekstrovert. Barangkali benar.
Tapi entah juga.
Dulu sekali, pernah seorang lelaki tertarik pada saya karena dia melihat saya sebagai seseorang yang ramah, ceria dan selalu tersenyum tertawa melihat dunia. Pada kenyataannya saya nggak begitu. Sebenarnya saya pendiam, tapi jadi seperti 'kepenuhan batre' kalau ada faktor pemancingnya misalkan orang yang aslinya bersifat ceria dan heboh.
Saya... saya.... ya beginilah, kalau ada yang merasa nggak suka... that's your problem :D
Quotenya Keenan di film Perahu Kertas. Ngomong-ngomong weekend ini saya pengin baca ulang bukunya. Sedang lelah dengan laporan On The Job Training dan penggemar yang terlalu banyak #eeaaa.

pic taken random by Google

Wednesday, September 26, 2012

Dear Pangeran,

Mendingan anda tidak usah datang ke kantor lagi hari ini deh ya. Saya lelah mesti bersikap sok rapi dan sok manis.
Meskipun anda juga sedemikian 'mendekat' dan ramah pada kami.
Jadi kalau anda datang dan saya lagi cemberut, no hard feeling... okay?




Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tuesday, September 25, 2012

Insecure

Saya memang bukan tipikal orang yang suka pilih-pilih teman, tapi saya memang pilih-pilih banget soal kedekatan. Blog ini kurang lebih banyak menceritakan saya dan random thought. Saya nggak keberatan kalau orang yang membaca ini kemudian mengenal saya di dunia nyata tempat saya tinggal. Tapi rasanya nggak nyaman kalau orang dari dunia nyata tracking saya di internet kemudian nemuin ini. Saya nggak suka. Terlebih kalau yang bersangkutan belum saya izinkan untuk masuk ke dunia saya apalagi melongok ke dalam pikiran saya. Saya nggak suka dan merasa insecure.
Buat saya nggak ada yang lebih jahat dari mentracking seseorang di dunia maya kemudian bilang-bilang, kemudian ngasih tahuin ke orang-orang juga. Barangkali karena saya introvert, nggak terlalu suka mamerin perasaan terdalam saya secara nyata. Rasa insecure ini bikin saya pengin ganti alamat blog karena kadang ada rasa nggak nyaman yang kebangetan kalau mau cerita disini. Tapi kalau ganti alamat ya banyak sayangnya juga. Dilema yang menyebalkan ya...
The most 'nyebelin' thing adalah, orang yang masuk ke dalam area pribadi kita tapi nggak mau kita masuk ke dalam area pribadinya. Orang yang mengorek keterangan kita tapi nggak mau kita korek. Melelahkan. Omong-omong saya paling malas berdekatan dengan orang yang demikian.
Kamu nggak perlu tahu saya ada. Atau saya nggak perlu tahu kamu melihat saya ada.
(pic taken random by Google)

Sunday, September 23, 2012

Senyum Sedih

"Kamu hati-hati kalau jalan, hati-hati kalau naruh barang..." muka prihatin karena saya sering kelupaan naruh barang atau ketinggalan sampai barangnya hilang. Anda yang selalu menarik saya ditempat aman kalau saya terancam tersakiti dijalan.
"Makanmu suka celemotan deh... tuh tamunya dimasukin semua kemulut," karena saya selalu nggak bisa makan dengan rapi.
Raut wajah geli karena saya menekuk wajah dengan marah gara-gara sambal bekal yang tumpah sampai mengotori kotak bekal, bete sendiri, sebel sendiri.
"Mukamu marah begitu cuma gara-gara kotak bekal ini?" dengan menahan tawa, anda bertanya.
"Iya," masih muka jelek cemberut, saya menjawab.
Anda tertawa, menepuk punggung saya seperti ibu-ibu menepuk punggung bayi yang menangis, maklum.
Who will take care me like you do if you're not being here, Mr.?

"Cepat pulang, cepat kembali
Jangan pergi lagi"
kata Marcell, di lagu Firasat
dia paham banget saya kayaknya ya... saya dengerin terus cuma karena saya merasa di pahami, malam ini.
Mendadak pengin mempercepat waktu yang berjarak itu jadi sehari.

I Love the way you take care of me, by the way
image taken by pequitita's mim

Wednesday, September 19, 2012

What Friend Are For..?

Ada sahabat saya yang kapan waktu sempat marah, memang sih saya yang salah. Tapi saya nggak mengira kalau keadaannya memburuk dan jadi bikin nggak nyaman begini.
Saya tahu saya salah, saya minta maaf kepada kamu.
Tapi saya menyayangkan bahwa dalam hatimu sendiri sepertinya kesalahan saya yang melupakan janjian ketemu kita sudah jadi sesuatu yang sangat fatal.
Saya pengin ngomong nggak enak, takutnya kamu tersinggung tapi ini yang benar saya rasakan, saya sudah minta maaf dan persahabatan kita semakin memburuk... kamu nggak kunjung mau bersikap seperti sebelumnya lagi... saya merasa kamu terlalu murah menghargai persahabatan saya dan kamu.
Saya pernah dalam situasi kamu. Sering banget. Teman yang tiba-tiba membatalkan janjian, yang omongannya melukai, tapi terus saya inget jamannya saya dan dia seneng. Masa-masa saya merasa sangat berterima kasih kepada Allah karena punya dia. Karena saya kenal dia. Kalau saya bisa nerima dia dengan sifat yang charming, saya kudu bisa nerima gloomynya dia.
Saya tahu saya memang bisanya minta tolong dan nyusahin kamu. Mungkin saya juga menilai kamu terlalu tinggi karena mengira kita akan baik-baik saja dan cepat balik seperti dulu.
Seperti halnya persahabatan lain yang saya miliki dengan sahabat-sahabat saya yang lain.
Ada kesal, sebal, benci temporer tapi semuanya terlewati dan kami tetap sahabatan.
Saya kaget barusan karena sahabat saya yang ini meng-sms saya yang bikin saya speechless
Saya rasa dia terus membaca tulisan saya disini, dan merasa dirinyalah yang saya sebut sebagai -mungkin teman yang nggak baik.
Entahlah, spekulasi darimana.... atau mungkin yang barusan dia smskan itu soal yang lain lagi. Saya nggak ngerti lagi mau bilang apa.
Saya cuma lelah karena nggak tahu arah maksud kamu apa dan kemana. Saya nggak tahu harus berpegang ke tiang yang mana kalau yang kamu isyaratkan juga nggak jelas dan belum bisa masuk ke logika saya.


Maaf kalau saya nggak bisa ngertiin kamu, ya? :)
pic taken random by Google

Tuesday, September 18, 2012

Rezeki dalam Bentuk Lain

Lucunya, saya sering dikasih teman yang nggak baik sama Allah tapi disisi lain kalau sudah ketemu teman yang baik... baiknya baik bangetttt.
Rezeki Allah dalam bentuk lain selain uang adalah teman dekat yang baik banget, masih tetap baik meskipun saya doyannya nyusahin hidup mereka.
Dititik ini saya berasa speechless.
Oh Allah terima kasih...
Buatlah sahabat-sahabat saya yang baik mendapatkan balasan yang lebih besar dari kebaikan mereka kepada saya, dan semoga mereka semuanya hidup dengan bahagia. Aamiin.

#silentposting

Saturday, September 15, 2012

When The Prince Comes

 Ketika saya nonton tv dan kebeneran saja sedang nonton film pendek televisi atau FTV, saya merasa segala cerita itu terlalu jauh dari jangkauan kehidupan saya. Ngngng, tunggu... sinetron juga sih ya... benar-benar jauh diluar akal sehat saya bahwa di dunia ini ada realitas dari orang yang kaya banget, masih single, dan ganteng sampai nyaris semua wanita adoring him. Masih ingat posting saya yang sebelumnya soal si pangeran ini?
Iya, finally orangnya beneran datang ke kantor. Dapat diramalkan kalau nyaris semua staff wanita dari yang muda sampai tante-tante drooling over him. Karena si pangeran ganteng, direktur dan kaya.
Detik itu saya mikir, ketawa sendiri dalam hati.. "Sial, ternyata khayalan FTV dan Sinetron itu beneran ada juga di dunia nyata. Bukan cuma pengaruh dari dongeng cinderella-cinderellaan dari sejak saya bahkan belum jadi janin."
Panggil saya aneh karena kesemuanya itu bagi saya nggak menarik.
Mau tahu apa yang saya rasakan ketika melihat si pangeran sekali lagi?
Saya merasa dia hidup di dalam aquarium, diawasi banyak orang. Diperhatikan dan 'diperhatikan'. Diperhatikan yang pertama means naturally iyalah... oleh siapapun yang mengagumi dia, diperhatikan dalam tanda kutip yang kedua berarti juga dimonitor bahwa kalau ada sedikit saja bad attitude dari dia semua orang juga akan ikut melihat, menelan mentah-mentah mungkin... agak mirip hidupnya artis tapi lebih elegan.
Berkali-kali saya mikir ini dan saya merasa, saya bakalan tetap seperti ini... berada di zona yang saya tahu jauh dari orang-orang setipe pangeran. Panggil saja saya ini aneh karena nggak berminat dengan dia seperti halnya rekan-rekan wanita saya yang lain. I always act like this. Apa nyamannya hidup dalam aquarium? Biarpun hiasannya bagus dari berlian?
Pada akhirnya kita akan tahu bahwa hidup tenang dan dekat dengan Tuhan jauh lebih bahagia. Being rich tentu lebih baik, nggak ada orang yang nggak mau jadi kaya. Kita bisa membantu lebih banyak orang, bersedekah dan segala macamnya dengan jumlah harta yang banyak ketimbang sedikit. Tapi buat saya, saya lebih senang kaya tapi nggak terlalu. Atau mungkin terlalu juga nggak apa-apa kalau dititipi Tuhan kekayaan melimpah, misalpun demikian semoga saya juga dikaruniakan hati yang kayanya melimpah serta luas :)
Kemarin sempat ngobrol sedikit bareng rekan kerja saya di kantor, masih bertopik ke si pangeran ini. Sama-sama bertanya-tanya kayak apa istrinya nanti, mungkin tipikal artis atau... dari keluarga dengan latar belakang sama.
Ketawa bareng karena menyadari betapa tidak mungkinnya cerita televisi yang menjual impian bahwa lelaki kaya tampan bisa jatuh cinta pada gadis dari kalangan bawah. Kayak nyari jarum di jerami.
"Socialite kalangan atas aja udah beda, sama yang menengah kayak kita aja nggak mungkin apalagi yang dibawah kita yang beneran nggak punya apa-apa gitu... bohong banget!" celetuk si rekan kerja saya. Sarcastic but realistic. Haha.
Pernah sekali saya nulis cerpen yang judulnya "Pangeran Untuk Puteri", saya bilang lewat tulisan itu bahwa nggak ada yang keren dari gambaran Pangeran dari dunia dongeng. Sebenarnya buat saya nggak menarik, Ksatria lebih menarik, lebih lelaki karena memperjuangkan hal-hal yang mau dia raih dari titik terendah. It's just my point of view ;)
Saya bisik-bisik dalam hati, "Dear Allah, saya cuma kepingin ditakdirkan berjodoh dengan lelaki yang mencintaiMu, sesamanya dan saya :)"
Semoga itu nggak terlalu muluk.


 pic taken random by Google


Wednesday, September 12, 2012

Hujan Tahun Ini

Sudah lama saya jatuh cinta pada hujan. Sudah lama pula saya jatuh cinta pada senja yang jingga, pada gemebyaran kembang api dan lampu-lampu kota waktu malam... yang kadang dipantulkan oleh air mancur besar dari tempat-tempat bagus.
Saya sedang rindu pada bau tanah yang sudah seharian kepanasan kemudian terbasuh turunnya hujan. Saya rindu baunya menguar memenuhi indera penciuman saya. Soal hujan itu, saya juga rindu menontoninya dari jendela atau dari manapun saja yang teduh dengan pandangan mengawang, berpikir banyak hal. Barangkali sudah lewat masanya saya ingin berlari dan membiarkan derasnya membasahi saya dan segalanya yang saya pakai.
Sudah dekat musim penghujan, belakangan ini kota tempat saya sedang tinggal sudah sering mendung. Berbulan-bulan nanti saya akan bisa memuaskan kerinduan saya pada tanah basah berbau harum dan suara hujan yang menenangkan. Menatap rinainya dari jendela kamar saya dilantai dua atau curi-curi memandangnya dari jendela kantor, menerawang dan memikirkan banyak hal. Terutama, merindukan anda.

image random by google

Tuesday, September 11, 2012

The Real Prince

 Oke jadi obrolan sepanjang siang kemarin topiknya soal seorang lelaki kaya, masih single di usia 30-an, atletis dan (katanya) ganteng. Kabar-kabarnya dia mau datang ke kantor cabang Surabaya, belum apa-apa wanita single di kantor pada ngomongin dia. Saya pernah ketemu orangnya live, sekali... buat saya sih ya biasa ajah. Nggak istimewa. Orangnya muka oriental tapi sebenarnya pribumi, pinternya saya pikir sih setaraf sama teman-teman saya di kelas. Bedanya cuma, kami ini anak rakyat jelata yang nyari kerja aja setengah mati :p Beliaunya lahir-lahir udah main kaya aja... Yang saya lihat istimewa dari orang ini cuma lowprofile-nya... untuk orang sekelas dia, orangnya low profile banget dan cenderung mampu nge-blend dengan kami. Selebihnya mungkin so-so ya... hehehe dipikir-pikir kayak saya kebagusan aja ngasih nilai orang so-so.

Dengar-dengar dia sempat membina hubungan sama anak cewek seorang petinggi negara, saya yang kepo banget sempat googling beritanya. Nemu sih, kurang lebih kilasan profil si cewek... feeling saya sih cewek ini beneran maksudnya. Ah feeling :p
Reaksi saya? Ketawa aja... Cewek itu nggak terlalu cantik tapi enak dilihat, yang paling menonjol adalah tipikalnya. Tipikal cewek-cewek ibukota yang barangkali akan sering kamu lihat ada di mall. Kelihatan mahal aja. Bajunya modis dan kelihatan dari kalangan mana dia berasal. Not too surprise. Saya sering mikir ke-adorable an lelaki bisa diukur dari tipikal wanita yang mampu menarik hatinya. Cewek itu tipikal biasa banget sih :p Yah mungkin karena dari keluarga yang bukan biasa-biasa aja.

Jadi pas orang-orang kantor nanya dia kayak apa, saya bilang so-so... sama aja kayak saya dan teman-teman kalau atribut 'prince'nya dipretel. I adore his grandfather but not him ya...
Bapak-bapak di kantor iseng nanya semisal saya mau nggak sama orang ini?
Saya ketawa, "nggak mau dong pak.."
"Loh kenapa nggak mau kan kaya ganteng dan bla dan bla..." kata seorang rekan kerja cewek yang menggemari beliau juga.
"Nggak ah... saya mau yang mulai dari bawah kayak saya. Jadi nanti bakal kelihatan sebesar apa self-powernya dia sendiri."
"Terus susah terus gitu Nin? Hidup sekali nggak usahlah ya Nin dibikin susah..."
"Ya nggak match kali pak, gaya hidup aja udah beda gitu kan hahahahha... males ah nggak mau.."
"Ini ni banyak yang mau loh padahal," si bapak rekan kantor saya ngomong.
"Ya biar mereka aja deh ya pak saya mah ogah hahaha... lagian ya misalkan aja jadi bukannya saya yang susah ngikutin gaya hidup dia, dianya yang susah ngikutin saya... saya kan orang desa paak... hobinya aja makan nasi jagung, beliaunya bisa kagak makan nasi jagung..."
rekan kantor saya ketawa.
Obrolan random yang entah kenapa jadi serius, kayak 'the prince' mau sama saya aja kan seolah-olah.

'the prince'-nya orang-orang yang bagi saya bukan 'the prince'. The Prince bagi saya lebih dari sekadar low-profile, mungkin tipikal idealis kritis macam Soe Hok Gie... mungkin Kim Su Hyun di saeguk Princess Man, mungkin Kakashi Hatake di serial Naruto. Selera saya random amat ya...

Tapi the real prince di kehidupan nyata adalah seorang lelaki kuat yang meraih banyak hal murni dengan kekuatannya sendiri, kecintaannya terhadap Tuhan-nya dan pilihan wanita-nya yang juga mengesankan. Terlepas dari cantik atau tidak, tapi dari penampilan yang bisa menghargai dirinya sendiri dan membuat siapapun orang yang mengenalnya berkesan menilai dia "Oh she's a great women, nice person" juga adalah wanita yang mencintai Tuhan-nya serta sesamanya.
"Great man always choose a great women. When he choose not too good women, maybe he's not that great indeed :))"
Don't mind me ya, it's just my random thought when I got my period hahaha!

Kita bisa, kurang lebih melihat kepribadian seseorang tercermin, dari pasangannya
pic random by Google

Thursday, September 6, 2012

Udara

pernah kukira kau bintang
tapi tidak
bintang memang bersinar
namun bukankah hanya kala malam ?
jika pagi aku harus tahu, dia kan tinggalkanku

pernah kukira kau pelangi
tapi tidak
mestikah hujan beradu panas dulu agar aku bisa memaknaimu?

pernah kukira kau pagi
tapi ah tidak
aku menginginkanmu sepanjang siang dan malam

dan kemudian kau udara
ya kau udara
tanpamu aku tiada
ya kau udara
tanpamu aku sirna
ya kau udara
denganmu aku nyata


this is first song lyric I made for my classmates, masa kuliah. Saya yang seumur-umur nggak pernah bikin lirik dimintai tolong untuk bikin lirik buat band teman sekelas saya itu. Morat-marit memang :p

Wednesday, September 5, 2012

Now Reading:

Another book from Ika Natassa.

Powered by Telkomsel BlackBerry®
Previous Page Next Page Home