Friday, March 22, 2013

Anak Sungai yang Menjumpai Laut

Akhirnya minggu lalu saya pulang juga, demi urusan penting yang tidak baik terus ditunda-tunda.
Kota kelahiran adalah kota yang padanya saya tempatkan aneka perasaan yang berkebalikan dan bercampur baur. Ada satu sisi enggan dan berat untuk pulang, disisi lain tempat itu terus menarik-narik saya seperti magnet berkekuatan maha.
Kemarin itu saya merasa seperti anak sungai yang mendapati bahwa muaranya tetaplah laut.
Dan dari sekian banyak hal yang terlewat dan terlupakan, muaranya tetaplah laut. Seperti juga kemanapun saya melangkah dan berpindah, tempat saya kembali pulang tetaplah sama. Dengan kesanalah, saya bisa berkata saya tengah pulang.
Lautnya tak pernah berubah, kita satu-satunya yang berubah ketika jauh dari laut. (image source: random googling)



Terima kasih pada seorang sahabat yang pada saat kepulangan saya meluangkan waktu menjemput dan mengantarkan saya kemana-mana tanpa saya minta.
Terima kasih juga untuk satu buku yang dia pinjamkan untuk saya, buku yang nyaris saya beli pada kunjungan terakhir saya di gramed... kalau saja saya tidak ingat tumpukan buku-buku lain yang mendekam di lemari kecil meja tulis dalam kamar kos saya.
Sewaktu saya sudah kembali ke kota perantauan, esoknya si sahabat saya cerita via sms. Dia habis kecelakaan katanya, terjatuh di sebuah tempat sepi pada jalan yang dia lewati.
Dia cerita, kakinya tidak bisa digerakkan katanya. Pastinya juga tidak bisa kerja sementara waktu.
Untuk sesaat saya bertanya-tanya mengapa dia mesti mengalami hal itu, padahal kemarinnya masih sehat walafiat bareng saya.
Yah pada akhirnya, bagaimanapun... manusia bisa saja berencana ataupun berharap. Pada akhirnya Tuhan juga yang menentukan. Termasuk juga pada saat apa Dia menentukan akan memberikan cobaan serta bagaimana bentuk datangnya kepada kita.
Wish my besties get well really soon..

8 comments:

  1. cemoga cepet cembuh ammmiiinnnnn o:)

    ReplyDelete
  2. Amien..semoga cepet sembuh yah..
    aku kalau pulang juga punya sahabat yang siap antar jaga banget..hehe..gag ngeluh padahal rute rumah saya dan dia 20 km an..

    ReplyDelete
  3. eh siapa bilang...?
    laut juga selalu berubah kok
    coba lihat muara sungai dan datanglah seabad kemudian pasti pindah deh
    hehe

    ReplyDelete
  4. Mbak nin, saya pengen nangis baca ini. Tersentuh banget. meskipun saya nggak tahu bagaimana kisah lengkapnya, tapi perasaan saya terhanyut begitu saja...

    ReplyDelete
  5. turut mendoakan semoga dia cepat smbuh :)

    ReplyDelete
  6. Semoga teman nya kak Ninda cepet sembuh ya... aminn.
    bener banget... semua nya, mau kita ada dimanapun...pasti kita akan bermuara di tempat yang sama. :D

    salam hangat..

    ReplyDelete
  7. aaak.. suka sama kata2 "Lautnya tak pernah berubah, kita satu-satunya yang berubah ketika jauh dari laut."

    a little sad when i read it x'|

    ReplyDelete
  8. laut memang ga pernah berubah, kadang deburannya yang bikin ingat masa lalu :)

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home