Friday, August 30, 2013

Heboh-heboh Restoran Populer yang "Katanya Haram"

Suka gerah dengan huru-hara haramnya restoran Solaria yang beritanya sedang tersebar kemana-mana akhir-akhir ini.
Seliweran komentar di twitter juga seringnya kurang wise.
Dear all, please open your eyes wider...
Jangan cuma menelan mentah-mentah berita kemudian langsung memutuskan memberikan keberpihakan.. Apalagi di jaman seperti ini yang sedang masa-masanya dunia jurnalistik juga tidak bisa begitu saja kita percayai. Memang susah sih membedakan berita hoax dan fakta akhir-akhir ini.... karena itu kita mesti berhati-hati.
1) Berita yang beredar dimana-mana yang saya baca perlu diragukan kebenarannya karena cuma memuat kabar dari satu pandangan saja, itupun masih diragukan pembuktian dari berita tersebut.

2) Dalam badan berita bertebaran kalimat 'solaria yang haram itu', menurut saya ini memberikan tanda kepada kita bahwa berita ditulis dengan pandangan yang sangat-sangat subjektif.

3) Belum ada klarifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan dari pihak Solaria sendiri.

Makanya sayang sekali kalau kita terutama para muslim langsung menyebarkan berita yang belum jelas duduk perkara dan konfirmasinya sendiri. Padahal setahu saya Islam mengenal istilah Tabayyun agar perkara jelas dari pihak-pihaknya langsung... bukan cuma dari dasar 'kata orang' dan berita yang seliweran.

Nah berikut fakta yang saya tangkap dari berita tersebut:
1) Faktanya memang MUI menyatakan bahwa Solaria belum mempunyai sertifikat halal. Namun hal tersebut juga tidak lantas menjadi jaminan kalau masakan di restoran itu haram. Mungkin pemilik franchise mesti meninjau ulang isu ini untuk mempertimbangkan pendaftaran sertifikat halalnya yah :) Bisa jadi adanya isu untuk menjatuhkan penjualan restoran yang cukup populer karena tidak mahal dan porsi banyak. Tapi kok ya paaass banget titik penyerangannya.... Kepada pemilik, anggap saja isu ini kritikan yang membangun :)

Oh ya ngomong-ngomong saya agak bingung kenapa beritanya bisa seheboh ini... karena meskipun masakan ayam goreng biasapun bisa jadi tidak halal kalau ayamnya tiren atau tidak dipotong sesuai dengan ketentuan Islam.

Sebagai tambahan lain nih, warung tegal dan rumah makan padang juga nggak ada sertifikat halalnya loh.... tapi kayaknya nggak ada satupun orang yang memasalahkan ya :)
CMIIW, silakan berpendapat...


13 comments:

  1. setiap masalah seperti ini harus di periksa dan diteliti karena ini masalah yang peka jangan sampai cuma fitnah , pihak solaria sendiri seharusnya langung merespon dengan membuat pernyataan resmi

    ReplyDelete
  2. Sebenarnya sudah lama berita ini,,tapi entah kenapa beberapa minggu ini jd heboh lagi (dpt broadcast juga dari email kantor) haha..
    Yg ngehawatirin justru yg kaki lima gitu Nin,,kayak pengalaman wkt kuliah, ternyata banyak yg pakai angciu (arak) di pedagang2 sekitar kampus.
    Org srg ga peduli sm produk lain msl obat obatan. Itu juga ada titik kritis kehalalannya.
    Positifnya, dari isu ini..muslim di negara kita dibuat care sm yg beginian..g asal beli. Hehe..

    ReplyDelete
  3. aq sih suka masak2 sendri ya mbak meski kagak enak banget kaya chef2 noh. Sekalian semua aja di kasih sertifikat halal

    ReplyDelete
  4. haha indonesia raya dilawan
    aku suka cuek kalo ada isu isu gitu
    udah apal watak orang orangnya yang sok canggih tapi aslinya gaptek. asal denger apa main share tanpa mau croscek...

    ReplyDelete
  5. pernah makan di solaria sekali.. makanannya enak :D

    mari kita sama-sama belajar untuk pintar-pintar memilah informasi... :D

    ReplyDelete
  6. Solaria-nya ga berkaca dari peristiwa ga-ada-sertifikat-halal-nya ajinomoto dulu nih.. lain kali ke solaria buat minum air kemasan aja *halah*

    ReplyDelete
  7. aku ga suka solaria nyin soalnya pengalaman dapat ayam rica2 basi.. serius!! pesen nasi ayam rica, ayamnya kan dapat 4 potong tuh.. dua rasanya baik baik aja,, dua lagi basi.. suudzonnya sih dicampur sm yg sisa kmrn..

    ReplyDelete
  8. indonesia selalu di landa isu2 aneh
    hal ga tepat disebarkan dengan cara ga tepat

    belum mempunyai sertifikat halal belum tentu haram.

    abisan anak Bertuah sering nongkrong di warung Ajo juuga belum mempunyai sertifikat halal kok.

    ReplyDelete
  9. Iya yah, memang nggak banyak orang2 yg concern dgn halal-haramnya makanan terutama bagi mrk yg tinggal di ngr muslim gini, yg byk dipertahankan hanya, "yg penting bukan daging babi atw anjing." That's it. Padahal, daging yg disembelih tanpa membaca basmalah pun haram. Makanan yg dimasak dgn angciu atw arak pun haram. Steak yg dimasaknya dcampur wine pun haram. Makanan halal pun, ketika alat memasaknya bergantian dgn masakan haram pun, bisa jadi haram. Makanan halal pun, kl dibeli dgn uang yg diperoleh scr haram pun, bs jd haram. Makanan halal pun, kl diperoleh dgn cara haram punbs jd haram. Ribet ya kelihatannya? Tapi, apa2 yg haram yg msk ke dlm tubuh dan mengalir bsama darah kita, itulah yg akan mempengaruhi kelakuan (akhlak) kita, pun dgn tertolaknya doa2 kita.

    Rasulullah menyebutkan seseorang yg lama bepergian, rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kdua tangannya ke langit, 'Ya Rabbi! Yaa Rabbi!' Padahal makanannya haram, minuman haram, pakaiannya haram, dan ia kenyang dgn yg haram, mk bgmn do'anya akan dikabulkan? (HR. Muslim)

    Jadi, menurutku, emang kita mesti hati2 terkait halal dan haramnya sih :)

    ReplyDelete
  10. iya sih kadang ragu sendiri kalo mau makan di luar soalnya kita kan gak tau dimasak pakai apa, pemotongan ayamnya gimana. berharap kepada pemilik warung dan restoran agar berlaku jujur

    ReplyDelete
  11. Label haram dan seruan boikot produk, terpikir olehku, apakah ini bermotif persaingan usaha? entahlah,....

    ReplyDelete
  12. sayangnya dah konsumennya bego, begonya dimanfaatin sm pengusaha kuliner alias restoran2 itu.. kynya sering denger kan, kl ada orang bilang, ah kalo kita ga tahu makanan ini haram, kan kita ga dosa.. eh mlh terus makan di tempat itu berkali2, gila..

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home