Beberapa minggu lalu saya nonton 5cm the movie bareng teman saya. Sepanjang film, dengan penonton membludak memenuhi studio bioskop, saya dan si teman ketawa-tawa dari awal sampai akhir karena 5 cm the movie benar-benar film yang sangat-sangat menghibur. Cocok banget kami tonton pas hari libur, sekadar melepas hari-hari weekdays dibelakang yang bikin stress. Kami juga tertawa karena aneka celetukan penonton lain yang sepertinya mereka juga baca bukunya kali ya... entahlah.
5cm the movie benar-benar hidup, lucu sekaligus mengharukan dan beratmosfer kuat. Lebih dari itu banyak pesan moral yang dibawakan. Bercerita tentang persahabatan sekelompok remaja yang dekat meskipun banyak perbedaan tingkah laku yang melatari mereka Genta, Riani, Arial, Zafran dan Ian. Suatu hari mereka menyadari bahwa dunia mereka stuck dengan pertemanan itu, kemudian mencoba keluar sejenak selama beberapa waktu untuk tidak teleponan atau melakukan komunikasi satu dengan lainnya. Bersentuhan dengan hal-hal yang selama ini mereka kurang pikirkan. Meskipun saran makna, film berjalan dengan ringan dan nggak bikin penonton mikir berat.
Dibalik itu, beberapa diantara mereka antara yang satu dengan lainnya saling memendam perasaan yang entah mengapa mereka simpan rapat-rapat tanpa berani bilang, hanya karena 'segan' karena terlanjur begitu dekat sebagai sahabat.
Mereka akhirnya bertemu pada hari yang disepakati dan melakukan perjalanan mengejutkan yang direncanakan oleh Genta, mendaki gunung Mahameru. Dalam perjalanan pendakian itu mereka bertemu, bersentuhan dan belajar hal-hal yang sebelumnya tidak terpikir mengenai kehidupan. Ada beberapa scene yang memperlihatkan kota Malang, kota yang sempat saya tinggali 4tahun semasa saya kuliah. Hhh... kangen :)
menjelang keberangkatan ke Malang |
Yang memerankan Zafran taklain adalah Herjunot Ali, aktingnya bagus banget disini dan dialah yang paling banyak menghibur penonton sepanjang pemutaran film karena tingkah lakunya yang.... entahlah. Kurus, ganteng dan konyol. Ngomong-ngomong pemeran Rianinya juga keren, sangat berkharisma gitu... saya dan si teman cuma bisa ngomong, "Wah mbak ini cantik banget... selama film itu diputar."
ini pasangan favorit saya dalam film ini :D |
Saya ternganga.
Saya ingat ketika pertama kali saya baca bukunya waktu beberapa bulan seusai ospek di kampus. Teman sekosan saya yang meminjamkan buku itu pada saya.
Kesan?
Nggak begitu bagus sih, karena saya bosan banget membaca bukunya. Terlalu penuh dengan filosofi dan omongan-omongan pinter, otak saya nggak nyampek. Saya baca novel buat hiburan, bukan buat belajar. Saya yang nggak sabaran akhirnya melompati semuanya dan membaca halaman akhir. Yah, surprised... novel yang buat saya waktu itu sedemikian membosankan ternyata mempunyai ending yang diluar perkiraan seorang saya yang sok tahu.
Buku itu kembali lagi ke teman kos saya, dan saya belum pernah baca lagi sampai nonton filmnya. Besoknya saya ngintip preview novelnya di Google book, saya kok baru nyadar kalau begitu banyak lagu bagus bertebaran dalam novel itu. Selera penulisnya bagus. Selesai baca previewnya, kok saya jadi nyandu? Pengin baca lengkapnya langsung, pengin beli bukunya biar nggak usah melototin layar komputer saya. Lucunya, justru setelah nonton filmnya saya baru punya motivasi untuk baca novelnya sampai habis.
Yah akhirnya weekend kemarin jadi juga saya beli bukunya, nyicil-nyicil baca sesempatnya karena sekarang saya nggak pernah bisa cepat baca buku seperti dulu-dulu. Kebanyakan waktu di kosan lebih banyak terpakai untuk beberes atau tidur.
Nilai 97 buat film ini.