Friday, June 21, 2013

I Love This...

“But I love your feet 
only because they walked 
upon the earth and upon 
the wind and upon the waters,
until they found me.”
(Pablo Neruda)

Thursday, June 20, 2013

Now You See Me - Movie Review


Sempat nonton Now You See Me atas persuasi kolega di kantor sebelum saya pindahan ke Jakarta. Dalam keadaan belum pernah baca review sekilasnya di situs cineplex dan tanpa ada gambaran apapun.

Sedikit tertinggal adegan awal yang sebelumnya tidak saya anggap serius.
Now You See Me dibuka oleh keterampilan tangan dan permainan ilusi masing-masing tokoh utama sebanyak 4 orang yang secara terpisah disaksikan oleh seseorang yang menggunakan jaket jumpsuit. Masing-masing dari mereka kemudian mendapat undangan yang menuju ke sebuah tempat yang mirip apartemen tapi terlihat kosong. Didalamnya kejutan menanti mereka. Mereka bertanya-tanya siapa yang mengirim undangan dan merancang segala sesuatunya untuk mereka berempat tapi tetap mereka tidak punya petunjuk sama sekali.

Beberapa tahun kemudian, 4 orang pesulap amatir hadir dalam acara besar "The Four Horsemen" dengan penonton melimpah. Malam itu mereka menyuguhkan atraksi yang membuat seluruh dunia terkejut, merampok bank di Prancis tanpa pergi dari panggung mereka di Las Vegas. Kepolisian dan Badan Intelligent kalang kabut terhadap kasus yang tidak bisa diterima akal tersebut. Menangkap mereka pun ternyata tidak dapat menyelesaikan masalah.

The Four Horsemen terus melakukan tur keliling dunia meskipun sekarang dengan sorotan dari kepolisian dan badan intelijen. Semula semua mengira mereka cuma entertainer yang mencari popularitas dan materi. Namun pada satu show mereka mempecundangi sponsor show mereka dan melarikan diri.
Menjalani show-show mereka selanjutnya diluar panggung mewah.
Ada apa dibalik kemunculan The Four Horseman?
Apa tujuan mereka sebenarnya?
Tonton sendiri deh, barangkali DVD-nya sudah bisa ditonton :D
Now You See Me adalah film yang diatas ekspektasi saya. Saya nonton dalam keadaan nggak tahu apa-apa, tapi satu persatu adegan begitu memukau dan memanjakan mata serta mau nggak mau membuat otak berpikir. FIlm yang bikin mikir tapi nggak 'maksa-maksa' banget.
Jalinan adegan demi adegan juga kuat dan bagus. Twist-twist yang mengejutkan. juga menyertai jalannya film sehingga membuat kita merasa terpecundangi.
Akhir dari film membuat saya teringat pada pola yang sama di buku-buku Dan Brown. Namun penutupnya begitu menyenangkan.
Saya merasa harus sangat berterima kasih pada kolega kantor saya yang mengajak nonton film ini, keren dan diatas ekspektasi.
Nilai 99 untuk film ini dari saya.

Wednesday, June 19, 2013

Sampai Jumpa

Sehari setelah ini,
saya dan kamu akan kembali ke tempat masing-masing dan berhenti menjadi kita.
Membiasakan lagi dari awal untuk tidak lagi terbiasa pada keberadaan masing-masing.
Rindu saya begitu pekat.
Kamu tak bisa begitu dekat.
Namun saya tidak bisa berhenti ingat.

http://media-cache-ec2.pinimg.com/736x/2d/8c/02/2d8c02cf8034898fb7553ef2f07bc41d.jpg
taken from pinterest

Tuesday, June 18, 2013

Moving

Move on adalah kosa kata yang begitu hangat saat ini. Kosa kata yang didalamnya menjanjikan segala sesuatu yang lebih baik, lebih tidak mengecewakan. Bagi sebagian besar orang move-on adalah semacam kesempatan yang memberikan janji efek positif.
Lepas dari kesedihan dan berjalan kembali dengan kepala tegak.
Entahlah.
Perpisahan saya di kantor kapan waktu tidak berjalan dengan penuh haru dan air mata. Well,tidak terlalu.
Ada orang yang dekat, memang... sebagian, tidak banyak.
Tapi yang dominan tentu saja yang hidup di dunia berbeda dengan yang saya tempati.
Perpisahan buat saya saat itu cuma kemestian yang memang harusnya dijalani.
Hati saya memberat untuk sebagian orang namun berpegang pada pemberat itu tidak akan membuat saya menjadi lebih baik.
I thought I'm dying somehow.
Karena keeratan yang pilih-pilih dan tidak rata.
Seorang teman bertanya apakah saya sampai menangis pada hari perpisahan?
Saya bilang tidak. Ada beberapa kenangan yang barangkali akan begitu saya rindukan. Tapi air mata saya juga pilih-pilih mau membanjir atau tidak.
Segala sesuatu terjadi dengan alasan.
Saya meyakini itu ketika turun dari pesawat yang barusan landing di Jakarta Raya.
Hallo Jakarta, kita ketemu lagi.
Berbaik-baiklah... saya bisa sangat tidak ramah.

Friday, June 14, 2013

Pokoknya Jangan

Saya sebenarnya nggak pernah suka 'personal question'. Apalagi jika pengutaranya barusan kenal. Jadi kalau saya terlihat malas menjawab, batalkanlah pertanyaan itu segera dengan mengalihkannya pada hal lain. Kalau saya merasa nyaman saya akan cerita, kalau tidak maka jangan paksa. Atau mau sahutan ketus yang tidak menjawab pertanyaan?
Well maafkan saya, tapi cuma itu pilihannya.

Monday, June 10, 2013

Skip!

Mencoba melewatkan waktu dengan tergesa-gesa.
Berusaha berhenti memikirkan kamu meskipun dengan terbata-bata.

Wednesday, June 5, 2013

Pada Pertemuan

Semestinya pertemuan ini keliru.
Buat kamu.
Buat saya juga.
Semestinya setelah sekian tahun berlalu kita sudah tidak butuh lagi pertemuan.
Karena buat kamu, buat saya juga ini seperti sesuatu yang mengerik-ngerik pendaman tanah dan memunculkan harta karun kenangan yang kapan itu terasa berharga tapi sekarang tak lebih dari kegiatan penggaraman luka.
Semestinya saya diam-diam saja di tempat saya, kamu diam-diam saja di tempat kamu.
Namun sebenarnya kita memang begitu kan?
Cuma waktu yang mampu merancang ini menjadi sesuatu.
Atau tidak sama sekali.

Tuesday, June 4, 2013

Diam yang ini..

Sunyi yang tidak biasa.
Dimana kita mesti mulai belajar bahwa banyak hal-hal yang lebih mudah didiamkan dan tak mesti berbentuk kata.
Dan diam bukan berarti tak nyaman.
Bukan berarti bahwa rasa manis yang mengendap sudah jadi hambar.
Diam punya banyak definisi yang berbeda dalam keberadaannya.
Dalam versiku diamku yang ini berarti bahwa kamu tetap saja menarik, tanpa harus menjadi menyenangkan dan kerap membuat aku tertawa.
Bahwa kamu tetap menjadi sesuatu yang mampu membuat aku bertahan tanpa harus terus menjadi super dalam dialog.
Meskipun raja dialog saat ini satu-satunya cuma si diam.

Monday, June 3, 2013

Menjelang Pergi

saya paling benci packing, tapi bukan berarti saya benci pergi-pergi.
cuma rasa malas yang kerap kali memberat yang membuat rencana segudang berakhir hampa dengan tidur-tiduran seharian.
sudah sepuluh bulan saya di surabaya, sekarang sudah waktunya saya kembali ke jakarta... belajar yang lain lagi, belajar beradaptasi di lingkungan yang baru lagi, belajar menilai dan mengenali manusia-manusia tulus yang mana yang bisa saya akui teman. beban baru lagi.
pindahan yang kali ini saya sendirian. tidak jadi bareng seorang rekan kerja lelaki yang barangkali akan menjadi pelampung saya ditempat baru.
dalam situasi apapun, berada ditempat asing dengan paling tidak satu orang yang kita kenal akan mampu memberikan ekstra tenaga untuk menjadi fighter yang lebih kuat.
koper-koper saya belum selesai diberesi, dan ini sudah semakin dekat dengan hari perpindahan.
saya masih menyukai kota ini sama seperti dulu-dulu ketika saya pertama kali menikmati kerdip lampu yang berbaris di jalanan dan terpantulkan oleh air.
kerdip lampu yang kalah digdaya oleh ibu kota, tapi jauh lebih ramah dan lebih hangat.
orang-orang yang ekspresif dan asal-omong namun sebenarnya menyenangkan.
disini masih bertebaran orang-orang berhati hangat meskipun kalimat yang keluar dari mulut mereka tidak sama hangatnya.
saya jatuh cinta dan merasa rindu padahal bahkan saya belum jauh.
hal yang sangat mungkin terjadi adalah ketika saya pertama kali membuka mata dan terbangun pada sabtu pagi, saya berharap saya masih melihat kamu, surabaya.

Previous Page Next Page Home