Tuesday, May 26, 2015

Panduan Melangkah

"Kenapa sih mendadak semua orang pada menikah?
Kenapa tiba-tiba menggelar segala acara lamaran, udah kayak lomba sebar undangan aja..."
omelan teman pas sedang login socmed yang full notif undangan dan acara besar.
"Ya emang udah waktunya aja sih... coba dulu kita masih SMA. Ye kali anak SMA yang lulus langsung nikah ada berapa juga..."
"Hehe iya bener juga sih lo... kalau kita masih baru lulusan SD emang ada gitu yang lomba sebar undangan kawinan,"
Saya ketawa, "Ya elo mah di kota hidupnya... gue masih SMA aja banyak temen SD yang udah gendong anak,"
"Serius?" teman saya untuk sesaat melihat saya seperti manusia langka.
"Iya... gue sampek berasa tua setiap ketemu mereka haha.. lah umur 24 barusan nikah. Mereka anaknya udah pada gede-gede,"

Iya meskipun kedengarannya asing, tapi kebanyakan teman-teman kecil saya sudah punya anak lebih dari satu, sudah lama menikah. Saat saya masih sedang berproses mengenal semua kebiasaan dan hal-hal yang disukai suami, mereka barangkali sudah sedemikian memahami asam garam kehidupan rumah tangga.

Untuk golongan orang desa tempat saya besar bisa dibilang saya termasuk agak terlambat menikah, meskipun untuk ukuran Jakarta agaknya saya masih kemudaan karena menikah di usia 24.

Kadang, tanpa kita sadari kita bertindak sesuai ukuran tempat dimana kita tinggal. Lingkungan di mana kita hidup. Hanya karena semua orang bersikap kasar, kita membenarkan diri sendiri untuk bersikap kasar adalah sebuah keharusan. Pun jika lingkungan kita penuh dengan orang-orang bertopeng yang selalu nampak baik hati meskipun dalam hatinya banyak kemarahan karena mungkin merasa tersakiti, direpotkan atau terganggu kita tidak harus menjadi demikian pula.

Karena dalam hidup, panduan kita adalah sabar dan syukur. Sabar bukan berarti selalu menahan dan mengalah, sabar adalah kemampuan untuk bertindak benar dalam situasi apapun. Sabar bukan bentuk sifat mendasar suku Jawa di daerah tertentu yang nriman terus, mengalah terus apapun situasinya. Namun sabar adalah sesuai yang dicontohkan Rasulullah. Keputusan untuk mengalah dan menahan, keputusan untuk berperang... adalah berbagai macam wujud sabar: kemampuan bertindak benar dalam situasi apapun.


pic source

~


5 comments:

  1. Iya di Jakarta 24 masih kemudaan buat nikah

    ReplyDelete
  2. Karena dalam hidup, panduan kita adalah sabar dan syukur. Sabar bukan berarti selalu menahan dan mengalah, sabar adalah kemampuan untuk bertindak benar dalam situasi apapun. Sabar bukan bentuk sifat mendasar suku Jawa di daerah tertentu yang nriman terus, mengalah terus apapun situasinya. Namun sabar adalah sesuai yang dicontohkan Rasulullah. Keputusan untuk mengalah dan menahan, keputusan untuk berperang... adalah berbagai macam wujud sabar: kemampuan bertindak benar dalam situasi apapun.

    ini yang saya suka

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. jadi kapan beneran membaca isi posting dengan serius? :)

      Delete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home