Sunday, October 18, 2015

Untuk Melepaskan

"Mbak aku suka tulisannya di blog, menginspirasi gitu deh..."
Saya nyengir bingung menanggapi komentar semacam ini ketika bertemu seseorang, atau media social yang disinggahi pembaca jendela saya ini.
Lebih bingung lagi pesan yang ditinggalkan pembaca jendela ini atau blog yang saya balas kunjungi yang bilang duh pengen nulis yang menginspirasi kayak misalnya tulisan di blognya saya.

Saya mengingat kali pertama membuat blog ini sampai sekarang, belum pernah ada maksud untuk menginspirasi orang lain. Bertahun-tahun yang lalu saya remaja labil yang sering galau apalagi kalau patah hati hehehe, yang barangkali sekarang pun masih begitu dalam waktu-waktu tertentu, pada situasi-situasi khusus.

Saya butuh ruang khusus yang membuat saya mampu menuangkan apa yang saya rasakan dan pikirkan, diluar aktifitas keseharian dan semacamnya.

Saya remaja biasa yang dalam perjalanannya pernah merasakan bullying nggak masuk akal ketika masih remaja terutama pada kelas satu SMA yang untungnya tidak berlanjut hingga kelas atas-atasnya karena tipikal teman sekelas yang juga berganti... tidak ngegeng sendiri atau egois dan memang ada bandelnya tapi sama sekali tidak jahat. Pada waktu terkena bully di kelas awal itu saya sebel sih tapi masa bodoh juga bahkan baru mengerti itu kind of bullying justru ketika isu itu ramai diperbincangkan. Sering terkena konflik nggak masuk akal dengan para perempuan dalam satu area tempat tinggal yang membuat saya jadi meledak marah dan kemudian jadi sangat pemilih dalam berteman secara intens. Saya remaja biasa yang berjuang di perantauan.

Bahkan hingga saat ini ketika usia tidak lagi remaja dan saya masih merasa bahwa perantauan memang tidak bisa dibilang ringan dan sangat mampu menempa jika tidak merubah kepribadian kita.

Saya menemukan tumpukan dari kekhawatiran dan perasaan-perasaan negatif itu bisa berkurang ketika saya menulis disini. Entah bagaimana perasaan negatif itu seperti terlepas dan hanyut dalam setiap huruf yang saya ketik. Segala kemarahan yang mengganggu dan juga stress.

Saya menulis untuk diri saya sendiri juga karena diri saya sendiri, tanpa tujuan menginspirasi. Jika memang ada posting yang terlihat seperti itu percayalah, itu cuma sebagian. Isi yang lain banyak yang memuat keluhan, kesedihan, takut dan jenis emosi yang lain. Saya menulis untuk melepaskan dan bertahan. Bertahan untuk merasa positif, karena bagi saya emosi negatif yang bertumpuk akan mengendap menjadi kemarahan pada keadaan. 
So I need to let it go..

Jadi tidak perlu memaksakan dan terus berpikir untuk membuat sesuatu yang menginspirasi banyak orang kecuali kamu memang berencana menjadi motivator atau semacamnya. Menulislah untuk dirimu sendiri, karena dirimu sendiri. Bila memang ada yang menyukai sempilan emosimu bahkan meskipun itu berlebihan well... kamu mungkin sudah bertambah teman :)


pic source

~

5 comments:

  1. bahkan tulisna yang ini juga menginspirasi kok :-)

    ReplyDelete
  2. saya juga menulis utk diri saya sendiri mbak. meski memang yg diposting sebisa mungkin yg memuat hal positif meskipun keciiilll. yah bukannya ge er bakal di baca banyak orang, cuma seenggaknya kalo kebetulan ada yg baca, saya gak sedang menularkan energi negatif lewat tulisan saya. hihi

    ReplyDelete
  3. Kalo aku sih... Iyes yah *gaya abang
    Huahaha
    Becanda.

    Aku suka blogmu karena vocab bahasa Indonesia dikau lebih kaya daripada vocab daku.
    Menginspirasi? Hmmm biasa aja sih ya, tapi kadang menohok. Huahaha

    Tapi aku seneng aja balik lagi kesini udah disajikan dengan banyak kata baru Dan cerita yag baru.

    BTW, aku ud nyobain indomi pake susu. Indomie sotomi, dikasih susu bubuk instant. Rasa sotominya agak tenggelam, tapiii enakkkkk

    ReplyDelete
  4. hmh saya mengerti, mbak.. menulis untuk diri sendiri. jadi inget dengan tulisan saya yang ini http://catatan-wenny.blogspot.co.id/2014/09/aku-tidak-ingin-menjadi-penulis-seperti.html
    tapi jangan salah sangka ya mbak kalo ntar mbaca. cz ditulis saat mengalami down dan kebimbangan dalam jati diri menulis. hihi

    ReplyDelete
  5. Wah dek, aku kena bullying pas jaman esde. Klo dulu itu nulisnya di buku diary, hahaha
    Orang2 yg kena bullying bakal jadi orang sukses dibanding orang2 yg membully. Percaya. Aku belum jadi orang sukses, tapi aku merasa lebih sukses dibanding orang2 yg membully jaman esde itu, sukses dalam pengertian luas dan hanya aku yg tahu itu ;)

    Btw udah lamoooo aku nggak nulis n mampir di sini, hihihihi

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home