Thursday, April 30, 2015

{ Review } Cinderella Movie 2015


Movie synopsis:
After her father unexpectedly dies, young Ella (Lily James) finds herself at the mercy of her cruel stepmother (Cate Blanchett) and stepsisters, who reduce her to scullery maid. Despite her circumstances, she refuses to despair. An invitation to a palace ball gives Ella hope that she might reunite with the dashing stranger (Richard Madden) she met in the woods, but her stepmother prevents her from going. Help arrives in the form of a kindly beggar woman who has a magic touch for ordinary things.
(taken from wikipedia)

Seriusan saya nonton ini karena ketinggian ekspektasi, saya berharap at least ceritanya baru nggak seperti Cinderella yang selama ini kita tahu. Yah kayak film Red Riding Hood misalnya...
Perbedaan cerita cuma mengenai Ella dan Pangeran yang sebelum pesta bertemu di hutan. Udah gitu doang. Jadi ceritanya si Pangeran suka sama Ella karena menurutnya Ella suka sama dia meskipun dia bukan pangeran.


Konfliknya ala ala sinetron indonesia dengan tagline : ayo siksa tokoh utama!
Hehe saya jadi pengin ikutan nyiksa si Ella ini. Lah udah dikasih tahu emaknya sebelum meninggal untuk memiliki keberanian dan kebaikan hati, eh dianya kagak dengerin. Baik hati overdosis sampek kayak bukan manusia :p Dan nggak punya keberanian untuk memperjuangkan nasibnya sendiri. Have courage dari hongkong.


Lucunya ibu tirinya cantik banget, yah ini menjelaskan kenapa bapake Ella pengen nikah sama dia. Ngeselin, tapi saya paling suka karakter ini.



Motivasi lain pengin nonton ini selain itu adalah karena saya pengin banget nonton Helena Bonham Carter (pemeran ibu peri). Saya terkesan dengan perannya di film-film lain seperti Sweeny Todd : The Demon Barber of Fleet Street (bareng Johny Depp), Alice in Wonderland, Harry Potter and many more... tapi ternyata perannya nggak keluar banyak, cuma sebentar doang.

Tambahan, celana si Pangeran Ketat dan dari bahan yang kayaknya sejenis jersey, itu mengganggu banget hahah. Demikian juga bangsawan yang cowok-cowok itu. Oh ya, teman saya bilang banyak orang tua ngasal yang bawa anak-anaknya untuk nonton film ini. Kesalahan besar. Ini filmnya lumayan vulgar, no sensor... bukan buat anak kecil kecuali kau ingin anakmu aniaya-able kayak Ella dan pakai baju yang dadanya kemana-mana, atau pengin nyari pangeran untuk dicium atau apa gitu.. Nggak recommended buat anak-anak, seriusan.

Dan saya nggak ngerti banget kenapa rating film ini lumayan. Nggak ada bagian yang bikin saya terkesan. Lebih suka Red Riding Hood atau Alice in Wonderland.

~


Wednesday, April 29, 2015

Learning of The Day

Tuesday, April 28, 2015

Wishlist April

 Pengin ini banget, baru dilirik... pikir-pikir udah soldout aja :(



pic source
pic source

Monday, April 27, 2015

Sunny Side Up + Scrambled Egg with Cheese

Akhirnya kesampaian juga bikin sunny side up egg sama scrambled egg with cheese (alias telor ceplok dan telor orak-arik pakai keju). Nggak pakai nasi karena saya jarang-jarang makan nasi. Puasnya karena bikin sendiri :9

Kenapa sampai pengin banget bikin ini? Karena dulu jaman masih SD saya cuma jago bikin ini doang pas nenek saya lagi nggak ada di rumah. Barangkali momentumnya yang bikin kangen. Dan iya, ini mesin waktu saya hari ini.


Friday, April 24, 2015

{ Review } Filosofi Kopi The Movie



Sinopsis:
Cerita tentang pencarian jiwa dan perjalanan berdamai dengan masa lalu melalui kopi. Ben dan Jody adalah sahabat yang membangun kedai "Filosofi Kopi", sebuah kedai kopi terkemuka di Jakarta yang hanya menyediakan kopi terbaik Indonesia. Sebuah tantangan untuk membuat kopi yang sempurna dari seorang pengusaha membawa Ben dan Jody pada petualangan menyusun serpihan masa lalu mereka yang penuh getir dengan orang tua mereka masing-masing.
Sebuah film yang tidak hanya bercerita, tapi juga membuka wawasan baru untuk melihat kopi Indonesia dalam bingkai yang penuh gairah dan cinta.
taken from : http://www.filosofikopimovie.com 
all pic taken from : random googling
(seperti biasa males menulis sinopsis maunya langsung komentar :p)




Saya senang nonton film Indonesia, terutama kalau saya rasa isinya bakalan berkualitas, cuma berhubung jarang nonton sendirian sementara selera teman nonton seringkali lebih ke film luar negeri ya lebih banyak mengalahnya untuk ngikutin mereka. Kali ini saya berhasil memaksa teman saya untuk nemenin nonton ini.



Dari semua film adaptasi novel Dee yang pernah saya tonton (belum pernah nonton Madre dan Supernova 1), saya paling suka film ini. Begitu tahu Chicco Jerikho yang jadi Ben... jujur awalnya sangsi, kenapa Chicco? Tapi begitu nonton, yap akting Chicco disini keren banget dan sesuai dengan penggalian karakter Ben. Rio Dewanto pun juga seolah melenggang dengan effortless disini. Mereka dekat dan akrab dengan interaksi yang bagus tanpa terlihat seperti 'saling mencintai' yeah you know what I mean lah yaaa...



Dalam film ini saya menemukan penyelesaian yang berbeda dengan cerita aslinya, karakter yang digali lebih dalam namun tanpa kehilangan feel dari novelnya sendiri. Asik gitu diikutin. Nah kalau di bukunya hadiah bikin kopi diberikan ke Pak Seno yang akhirnya disimpan dan dibiarkan begitu saja karena yang diberi nggak paham kalau lembaran kertas yang diberikan itu namanya cek yang bisa ditukar uang (aduuuhhh... saya ngeluh pas baca endingnya :p) Nah di filmnya tidak demikian. Penyelesaiannya oke, cerita berkembang dan rangkaian cerita serta sebab akibatnya disajikan dengan apik.
Nggak nyesel banget nonton ini, nah sekarang gimana caranya ngajak si mas yang nggak suka film beginian nemenin nonton :p


~


Thursday, April 23, 2015

Parameter Manusia

Pemikiran ini terjadi setelah satu dialog dengan salah seorang teman kos yang mengeluhkan soal teman kuliahnya : "Kok dia makin berubah aja ya.. semakin lama semakin berubah. Awal kuliah dulu dia berkerudung biasa... lama-lama makin panjang.. makin panjang.. sekarang tuh dia udah kayak pakai mukena kalau ngampus,"

Lantas saya melihat teman saya itu yang mampu memancing perhatian siapapun, dia cantik, rambutnya panjang terurai, langsing dan cukup tinggi dengan tingginya yang beberapa centimeter dibawah saya. Teman saya itu enteng saja memakai celana super pendek sepanjang paha ketika nge-date dengan pacarnya, dia yang menyambung / ekstensi rambutnya, hmm...

Entah bagaimana dalam hidup kita lebih condong pada pembentukan karakter dan paradigma atas lingkungan. Kita terdikte dengan standar cantik a la Mattel lewat Barbie-nya, bagaimana orang dikategorikan cantik ketika memenuhi kualifikasi tinggi, langsing, serba proposional, dan berambut indah. Yang kemudian mendorong pemakaian high heels kelewat sering untuk menunjang tinggi tubuh sekaligus agar kaki nampak lebih ramping. Tidak semuanya yang terlihat cantik itu baik kan..

Entah bagaimana kita yang lebih sering menjadikan majalah sebagai pedoman mentah-mentah dalam berfashion, atau juga public figure yang kita suka. Kita terlalu banyak mengikuti parameter manusia akan keindahan. Yang kita 'LUPAKAN' adalah hal yang paling baik bagi seorang wanita muslim adalah nampak cantik dalam pandangan Tuhannya.

Mungkin teman kuliahnya teman saya tadi di nilai tidak modis, jelek, dinilai ketinggalan jaman, ngga gaul, menutup diri dalam pergaulan dan tidak menarik.. tapi di mata Allah siapa yang tahu kalau dia justru paling cantik dibanding kita semua, dibanding teman saya, dibanding saya apalagi..

Sementara itu yang terlihat cantik semacam bintang sinetron di televisi, bintang film, model, atau mungkin tipe-tipe favorit kaum adam pada umumnya seperti penampilan teman saya itu.. apakah ada yang bisa menjamin mereka juga akan nampak seperti itu dimata Tuhannya?

Saya jadi ingat Shallow Hall deh, dimana dalam pandangan Hal yang berubah semua wanita terlihat cantik sesuai dengan hatinya..

Kita semua, sekaligus seorang saya yang dulu tentu pernah terkontaminasi dengan parameter manusia yang membawa pada kekaguman manusia, yang mungkin membawa kita pada jalan yang tidak disukaiNya. Jalan yang kita pikir akan membuat kita terlihat cantik namun yang nampak hanya cantik semu yang kurang isi, cantik yang fisik tapi tidak mampu membuat kita bersinar.

Cantik yang kita kejar adalah soal bagaimana tank top dan hot pants sudah jadi seragam yang kalau kita tidak menggunakannya maka bisa jadi kita kurang 'cantik', cantik yang kita kejar adalah soal bagaimana membubuhkan make up lengkap namun dengan komposisi yang pas agar tidak terlihat tante-tante setiap keluar rumah, cantik yang kita kejar adalah soal memakai softlens meskipun bahkan mata kita tidak minus.
Dan apa kita bahagia dengan itu?
Ketika menerima pujian cantik, siulan, mata yang tak lepas memandang suka atau iri.. apakah kita kemudian bangga, senang dan merasa cukup?
Tidak, maunya pengin dipuji terus. Sibuk memperhatikan segala detail agar terus jadi istimewa.
Perasaan yang berputar di tempatnya, tidak membawa kita kemana-mana.

Sebagai manusia kita seringkali lupa, mematok standar pada penilaian sesama kita. Patokan yang mengaburkan pandangan dan kemudian membuat kita lupa tujuan kita sebenarnya, berusaha menjadi yang dicintai Allah.

(tulisan tahun 2010, baru saja ditemukan di draft)

pic source desktopwallpapers4.me

Wednesday, April 22, 2015

Cuma Soal Waktu

pic source

Meanwhile, saya pernah ngepos soal kesiapan menikah. Bahwa saya memang wanita yang meyakini bahwa menikah butuh kesiapan, dan definisi kesiapan itu jelas bukan pada usia dini. Saat itu juga ada seorang pembaca yang berkomentar cukup kontra dengan isi pos saya, bahwa kalau menikah mesti menunggu siap... ya sampai kapanpun juga bakalan nggak siap.

I checked her blog dan menemukan bahwa dia menikah muda ketika masih menempuh kuliah, belum lama ketika dia komentarin posting saya. Pernah follow-follow an di twitter kemudian saya nggak bisa menemukan akunnya. Biasanya dia cukup rajin ngetwit soalnya... tiba-tiba aja nggak ada. Ah ya mungkin saya di block :)) Yaudahlah ya... Saya juga nggak paham kenapa saya di block... pun entah mungkin dia menghapus akun twitternya karena suatu hal. Well, everyone growing up. Everyone. Pas saya menengok posting-posting saya jaman jadul, rasanya malu aja baca tulisan sendiri. Banyak yang nggak tenang dalam menghadapi sesuatu, gampang banget marah untuk masalah sepele.

Dasar saya ini :D
Iya sayapun juga pernah labil. Pernah  banget alay. Tapi ya itu normal. Semua orang pernah berada dalam masa-masa labil nan galau itu. Semuanya. Meskipun ya tetep aja malu kalau mengenangnya balik. Dalam hidup, practice makes perfect. Begitupun dengan ujian berupa masalah dan kegundahan, banyaknya masalah adalah yang mendewasakan kita. Banyaknya kegundahan adalah pengantar kita pada hal-hal yang bijaksana. Dan pada seorang pembaca blog itu, yang mungkin pada twitnya dia malu sendiri karena sering labil, mungkin menutup akunnya. Bukannya memblock saya. Saya belajar mikir kemungkinan yang lebih bikin adem hati saya aja sih. Eh ya kalau diblock sih yaudah ya :))

Anyway, saya tidak tahu sepuluh tahun lagi... apakah saya akan melihat tulisan ini sebagai tulisan yang labil dan bikin banyak koreksi diri lagi atau tidak? Tapi yang jelas, saya tumbuh... saya tahu kedewasaan saya juga bertambah seiring pertumbuhan saya ( atau iya tambah tua ;p ). Dan semuanya cuma soal waktu.


~

Tuesday, April 21, 2015

.........

Setelah bengong begitu lama menatap kosong tanpa arah, yang terdengar justru helaan nafas berat.
"Kenapa?"
"Hah?"
"Kenapa menghembuskan nafas panjang seperti itu?"
"Ya nggak apa-apa sih...."
"Biasanya kan orang bertingkah seperti itu karena ada perasaan yang ditahan...."
"Oh iya ya....


.

Monday, April 20, 2015

RA Kartini, Masa Lalu dan Saat ini

Saya mendapatkan survey terkait dengan peran RA Kartini pada kemajuan wanita Indonesia. Berikut ini saya share pendapat saya mengenai beliau, dengan tanpa mengabaikan usaha-usaha beliau semasa hidupnya yang tentu tetap harus dihargai
SURVEY

1.Apa perbedaan mendasar pada peran perempuan di masa RA Kartini dengan masa kini?

Jawaban :
Pada masa RA Kartini, feodalisme Jawa demikian kuatnya. Dalam budaya Jawa pada masa itu, petinggi dalam pemerintahan (priyayi) yang sudah cukup umur namun belum menemukan calon yang cocok sesuai dengan kedudukannya, menikah dengan rakyat yang berada di kelas bawah sebagai istri sementara. Anggapan bahwa status seorang ‘priyayi’ tetap perjaka selama belum mendapatkan istri dengan status sosial yang setara.

Hal ini menyebabkan fenomena pernikahan priyayi dengan istri sementara yang berada dikelas sosial yang lebih rendah marak dilakukan. Sebagian besar kemudian dicampakkan ketika priyayi tersebut tidak memerlukan kehadirannya lagi.

Namun secara Nasional, tidak terlalu banyak perbedaan karena banyak sekali pahlawan wanita yang langsung ikut andil melawan penjajah semasa jaman penjajahan Belanda seperti Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Dien dan lainnya. Pada masa Kartini banyak sekali pahlawan perempuan yang berkontribusi langsung, atau menulis dengan sama baiknya. Publikasi media? Ada. Dan mereka sengaja membuatnya untuk publikasi, bukan dalam bundel kumpulan surat yang sebenarnya ditujukan kepada sahabat, bukan untuk membuat perubahan pola pikir secara umum lewat media. Menurut saya sendiri RA Kartini adalah pahlawan yang mendapatkan penghargaan jauh lebih besar daripada apa yang telah dia lakukan.

2. Bagaimana pendapat Ibu terhadap kiprah perempuan saat ini ? Apa yang masih perlu diperbaiki?

Jawaban :
Kiprah perempuan saat ini sudah hampir di semua bidang. Dan dalam posisinya seringkali menggunakan kata emasipasi, padahal emansipasi itu sendiri lebih pada persamaan hak untuk mendapatkan pendidikan dan sebagainya. Namun emansipasi tidaklah membuat seorang perempuan sama dengan seorang laki-laki secara membabi buta.
Jika seorang laki-laki harus mengangkat gallon Aqua setiap hari terus menerus, misalnya… apakah wanita harus melakukannya juga? Jika wanita tidak diizinkan melakukan hal yang sama apakah itu tandanya kontra pada emansipasi? Sementara kita tahu organ dalam wanita dan pria tentu sangatlah berbeda, tidak bisa disamaratakan. Jika dipaksa bisa saja ada kerusakan atau kelainan yang berdampak pada kesehatan. Emansipasi ada porsinya. Demikian juga kiprah wanita dalam segala bidang, selalu ada porsinya. Bukan karena memandang sebelah mata, namun wanita dengan semua kekuatannya yang demikian hebat juga perlu mendapatkan penghormatan dan penjagaan atas sisi lembutnya.

3. Hal apa yang bisa Ibu dan perempuan Indonesia lakukan untuk melanjutkan perjuangan RA Kartini?
Jawaban
Bagi saya, pada semua dokumentasi mengenai tulisan RA Kartini, ambillah bagian yang baik dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama yang kita anut. Misalnya pemikiran beliau mengenai kesetaraan sosial, kesetaraan dan hak-hak yang sama untuk mengemukakan pendapat serta menempuh pendidikan.

Mengingat pada masa itu, masyarakat yang mengaku muslim masih sangat kental dengan segala hal yang serba kejawen sehingga seringkali masih salah paham dan semaunya ketika mengaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari, feodalisme yang kuat. Banyak dari hal-hal tersebut yang mengecewakan beliau. Sementara pemikiran beliau sendiri banyak dipengaruhi oleh feminism barat yang tentu saja tidak sesuai dengan nilai agama, paling tidak agama yang saya anut. Jadi, pilihlah yang baik dan hindarilah yang kurang sesuai dengan prinsip-prinsip utama kita.



Thursday, April 16, 2015

Menerima Lamaran, Haruskah?

pic source


Mbak kalau ada lelaki sholeh yang melamar kita, apakah kita harus menerimanya dan tidak boleh menolak?
Hmm... In my very humble opinion (please correct me if I'm wrong)
Saya sebagai orang Jawa, ada kepercayaan orang Jawa kuno bahwa menolak lamaran adalah sebuah pantangan. Karena wanita yang menolak lamaran akan susah menikah. Katanya loh itu katanya.. :D Darimana asal mitos itu? Dari historical wanita-wanita yang pernah menolak pinangan yang diingat oleh orang-orang tersebut sehingga membuat rumus a=b. Wanita yang menolak pinangan = akan sulit menikah dan jodohnya nanti.

Padahal bisa jadi hal itu karena kepercayaan yang terlalu kuat, sementara Allah mengikuti prasangka hamba-hambanya. Jadi berprasangka baiklah dan percayakan kesemuanya itu pada Allah. Allah sudah mengatur rencana yang demikian indah, jangan lupa terus berdo'a dan berprasangka baik :)

Bagaimana dengan lelaki sholeh yang meminang kita?
Pertama bagaimana dengan perasaanmu sendiri? Apakah kamu yakin akan bisa mencintainya? Tentu kita memperhitungkan hal-hal lain selain faktor kesholehan seorang laki-laki bukan? Tentu dengan tetap objektif mengukur kualitas kita sendiri juga ya... Sambil tetap menyesuaikan ;D Kedua, apa yang terlihat baik dimatamu belum tentu baik di mata Allah. Belum tentu baik bagimu nanti. Jadi istikharahlah sebelum memutuskan hingga mantap, memohon petunjuk pada Allah.

Mbak saya suka sama lelaki itu, tapi saya masih kuliah. Belum lulus. Sementara dia bekerja jauh dari kota tempat saya kuliah. Kalau saya menerima pinangan, dia menekankan kami tidak boleh berjauhan. Jika saya bersikeras sementara melanjutkan kuliah sampai selesai maka dia mengatakan membatalkan lamaran.

Saya kok sedih dengan cerita seperti ini ya... Entah kenapa. Memang pandangan tiap orang berbeda-beda.
Seorang wanita adalah tanggung jawab suaminya dan wajib mematuhi suaminya, itu benar. Ketika seorang wanita menikah, prioritasnya adalah suami bukan lagi orang tuanya. Namun... sebelum kita menikah kita wajib melakukan hal-hal yang membuat orang tua kita ridho. Selama hal itu bukan hal-hal yang tidak disukai Allah.

Pertama, apakah kamu yakin orang tua sepenuhnya ridho kamu tidak menyelesaikan kuliahmu dahulu dan menikah? Padahal apa kamu sungguh tahu seberapa banyak usaha mereka untuk membiayai kuliahmu? Seberapa banyak pengorbanan yang mereka lakukan? Apakah kamu menyadarinya? Apakah kamu memahaminya? Hai... banyak saudara-saudara kita yang berjuang membiayai kuliah seorang diri karena orang tua tidak mampu, atau tidak mau membiayai. Jadi.. tidak apa-apakah kamu dengan hal-hal itu?

Kedua, jika Allah menitipkan padamu seorang anak nanti... kamu akan jadi sekolah pertama baginya. Apa yang akan kamu lakukan untuk mendidiknya kelak? Apakah kamu yakin ilmumu sudah cukup untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kritisnya? Memang menuntut ilmu itu perlu bagaimanapun kondisinya dan dalam media apapun meskipun diluar lembaga universitas. Namun balik lagi ke alasan pertama, kalau kamu sudah setengah menyelesaikan prosesnya berapa banyak kerja keras yang sudah dilakukan orang tua selama itu dan kemudian kamu sia-siakan.

Ketiga, apakah sebegitu tidak yakinnya kamu bahwa Allah sungguh sudah mengatur masa dan jodoh kita dengan demikian indahnya? Bahwa ketika waktunya sudah siap, kita sudah siap secara personal tidak menutup kemungkinan pinangan itu akan terulang oleh orang yang sama. Cinta sejati selalu mampu menunggu dan diuji dengan waktu. Karena cinta sejati adalah apa yang Allah peruntukkan untukmu dengan cara yang tepat, dengan waktu yang tepat, dengan segala-galanya yang terasa tepat. Mengapa bersedih dan ketakutan kehilangan jodoh?

Belajar memang tidak melulu memerlukan selembar ijazah, namun kita mungkin suatu saat membutuhkannya nanti.. kita tidak pernah tahu.
Kok duniawi sih mbak?
Aduh, masa terlihat duniawi...? Sementara kita tahu sebegitu banyaknya cendikiawan muslim yang cemerlang dalam ibadah dan ilmu? Ah ya saya barusan baca Api Tauhid dan sangat mengagumi Badiuzzaman Said Nursi yang sangat cerdas dalam ilmu umum dan sangatlah mencintai Allah :)

Mbak, orang tua tidak masalah. Saya juga siap dengan segala konsekuensinya. Bagaimana dong?
Nah kalau itu kembali lagi seperti yang tadi sudah disampaikan, tanyakan kepada Allah, memohon petunjuk. InsyaAllah Allah kuatkan dan yakinkan jika Allah telah ridho pada pilihan yang sudah diyakini itu :)
Semoga Allah limpahkan kebaikan dan cintaNya kepada kita selalu :)
Aamiin.


~



Timehop

Tuesday, April 14, 2015

Tiba-tiba pengin ini bangeeeetttt...

Sunday, April 12, 2015

{ Review } Sushi-Ya

Menu weekend ini ceritanya lagi pengin sushi, sejauh ini saya cuma cocok makan  sushi di Sushi Tei dan Sushi Ya. Sushi lain mungkin ada yang lebih cocok tapi yang udah saya cobain dan cocok sih ini aja.

Tapi saya paling suka sushi-ya karena banyak cream cheese nya, harganya juga relatif murah untuk ukuran sushi. Saya nggak inget banget nama menunya yang jelas tiap kemari selalu pesan yang pakai cream cheese dan enaaaakkkkk pakai banget :D


Timehop

Friday, April 10, 2015

{ Review } KDrama - Pinnochio







Sinopsis:
As a child, Ha-Myeong (Lee Jong-Suk) grew up in a family with his firefighter father, mother and older brother. Ha-Myeong and his older brother (Yoon Gyun-Sang) both possess higher than normal intellect and are proud of their father. A fire at a waste facility though destroys his family. His mother dies a short time later and Ha-Myeong ends up being scooped out of the ocean by an unknown man (Byun Hee-Bong).
The man that pulls Ha-Myeong out of the ocean is the grandfather of In-Ha (Park Shin-Hye). In-Ha's grandfather believes Ha-Myeong is his eldest son Dal-Po, who died 30 years ago.
Ha Myeong dan In Ha
Ha-Myeong is then adopted by In-Ha's grandfather and his name is changed to Dal-Po. In-Ha and Dal-Po now live together as uncle and niece, although they are in the same age range. In-Ha has a Pinocchio Syndrome. Whenever she lies she gets the hiccups. In-Ha and Dal-Po get along well until Dal-Po learns that In-Ha's mother is the reporter that covered the waste facility fire that destroyed his family. Dal-Po tries to distance himself from In-Ha, but he also develops feelings for her.
Years later, Dal-Po and In-Ha's family are now living in Seoul. In-Ha attempts to become a reporter like her mother. In-Ha meets her mother for the first time in years at a job interview for MSC Broadcasting Station. Her mother is the person giving her the job interview. In-Ha though fails the job interview. Her mother rejects her because of her Pinocchio Syndrome.
Dal-Po is now driving a taxi to support their family. One day, Dal-Po meets In-Ha's mother and decides to become a reporter.
(taken from wiki)
Review :
Meskipun dibuka dengan lucu, tapi drama ini sangat serius sebenarnya. Aspek romance tidak dominan, dan kurang bagus. Nggak terlalu penting malah romancenya. Core ceritanya sendiri sudah bagus dan seru.
Nonton drama ini bikin saya mikir, "ih tumben KDrama ada yang romance-nya nggak dominan gini,"
Inti ceritanya lebih ke pengelolaan masa lalu yang kelam, bisa membuatmu lebih buruk dari saat ini namun bisa juga jauh lebih bijaksana. Drama ini membuka pada kita bahwa seseorang yang menguasai media dapat saja mengarahkan pemberitaan seperti yang dia mau, namun bisa juga tidak tergantung individu tersebut. Twistnya sudah mulai ada clue ditengah-tengah. Karakternya oke. Episode final-nya juga bagus, konflik terselesaikan dengan mulus dan oke. Secara keseluruhan bagus banget. Layak tonton, hati-hati susah berhenti ;)
In Ha's mother
Oh ya menurut saya karakter Reporter Song Cha Ok (ibu In Ha) bagus banget, dia bisa dibilang sukses bikin penonton kesal dengan actingnya. Selain itu suka juga dengan karakter kakak Ki Ha Myung yang diperankan Yoon Gyun Sang. Aktingnya bagus memerankan karakter yang sebenarnya baik hati, namun karena masa lalu dan kehilangan seluruh anggota keluarga dengan cara yang menyedihkan menjadikannya dendam.
Chief YGN terlihat cool dan idealis dalam menangani pekerjaannya juga
Setiap karakter Chief YGN ini muncul  membuat saya nostalgia pada masa saya masih jadi anggota pers mahasiswa, bagaimana penggalian ide pun bisa berujung diskusi berjam-jam. Kenapa? Pers adalah sesuatu yang serius, terutama jika berita sudah turun. Bukti haruslah sedemikian kuat sebelum menulis sebuah berita.

Karakter yang paling favorit?
Bukan tokoh utama, melainkan reporter lucu berbando, reporter Jang dan istrinya yang juga cameraman-nya. Mereka bikin saya tertawa sepanjang drama berlangsung :D
Nilai 97 untuk drama ini dari kisaran 100.
*) pic taken random from Google

.

Thursday, April 9, 2015

Telur Goreng

Lapar yang menyiksa tadi malam disponsori oleh tetangga yang nampaknya sedang bikin telur goreng, kecium baunya sampai saya membayangkan bagaimana telur itu digoreng dengan minyak minimal dan bagaimana jika bentuknya telur mata sapi. Saya jadi pengin bikin telur mata sapi goreng, atau mungkin scrambled egg pakai sedikit keju tapi terlalu malas mengingat tidak bisa masak dengan nyaman di kos. 
Betapa keinginan sederhana, makan telur mata sapi hangat dengan kecap sudah seperti instrumen kembali ke masa silam ketika saya masih usia sekolah dasar dan kemampuan memasak diluar makanan instan saya baru sebatas menggoreng telur mata sapi dan memakannya dengan kecap ketika nenek saya sedang pergi.

Dan betapa dengan tanpa bisa saya kendalikan saya mengingat rasa daging goreng yang baunya mirip yang dibuat oleh ibu saya. Rasa yang sudah nyaris terlupakan. Saya ingat tidak sempat bertanya apa bumbu yang digunakan untuk makanan yang sepertinya simple untuk dibuat dalam ingatan saya. Sehingga saya tidak bisa membuat ulang makanan itu ketika saya sedang ingin memakannya ketika tergores kerinduan.

Wednesday, April 8, 2015

{ Review } Home Movie 2015





Sinopsis:
After a hive-minded alien race called the Boov conquer the Earth, they relocate the planet's human population -- all except for a little girl named Tip (Rihanna), who's managed to hide from the aliens. When Tip meets a fugitive Boov called Oh (Jim Parsons), there's mutual distrust. However, Oh is not like his comrades; he craves friendship and fun. As their distrust fades, the pair set out together to find Tip's mother, but, unbeknown to them, the Gorg -- enemies of the Boov -- are en route.
(taken from wiki)
 
Yah akhirnya ada lagi film animasi yang lucu dan aman ditonton anak-anak. Nonton ini bareng si mas, dan dia juga menganggap film ini lucu dan menghibur meskipun ratingnya sedang-sedang saja. Film ini layak tonton, aman untuk mengajak anak-anak nonton film ini, kita tahu saat ini banyak film berlogo SU tapi ternyata pas diputar, paling tidak usia remaja yang diperlukan seseorang untuk diizinkan nonton film tersebut. Sementara para orang tua sudah terlanjur pede-pede saja membawa gerombolan krucils di bioskop. Seharusnya orang tua mesti nyobain nonton dulu sebagai pertimbangan layak nggak film itu ditonton anak mereka -__-

Film ini lucu dengan twist yang ada clue-nya ditengah-tengah, meskipun nggak semua penonton bisa ngeh. Gambarnya bagus, mengisahkan mengenai pentingnya persahabatan dan keluarga. Lucu. Cocok ditonton pas liburan ;)





Sunday, April 5, 2015

REVIEW + QUOTE GELOMBANG - DEE LESTARI



Sinopsis :
Sebuah upacara gondang mengubah segalanya bagi Alfa. Makhluk misterius yang disebut Si Jaga Portibi tiba-tiba muncul menghantuinya. Orang-orang sakti berebut menginginkan Alfa menjadi murid mereka. Dan, yang paling mengerikan dari itu semua adalah setiap tidurnya menjadi pertaruhan nyawa. Sesuatu menunggu Alfa di alam mimpi.

Perantauan Alfa jauh membawanya hingga ke Amerika Serikat. Ia berjuang sebagai imigran gelap yang ingin mengubah nasib dan status. Pada suatu malam, kehadiran seseorang memicu Alfa untuk menghadapi ketakutan terbesarnya. Alam mimpinya ternyata menyimpan rahasia besar yang tidak pernah ia bayangkan. Di Lembah Yarlung, Tibet, jawaban mulai terkuak.

Sementara itu, pencarian Gio di Rio Tambopata menemui jalan buntu. Pada saat yang tak terduga, pria yang pernah menemuinya di Vallegrande kembali muncul. Pria itu mengarahkan Gio ke pencarian baru. Petunjuknya adalah empat batu bersimbol, merepresentasikan empat orang, dan Gio ternyata adalah salah seorang dari mereka

(taken from Goodreads)

Seperti biasa, saya tidak bisa bilang kalau saya pembuat review yang baik. Semua review saya terasa ala kadarnya hehe.. Karena saya menulisnya hanya untuk menuangkan pendapat saya. Jadi ditulis dengan sesukanya, dan sinopsis yang malas ngetik sendiri. Yah anggaplah review adalah komentar pribadi saya secara keseluruhan, kadang nggak menyoroti bagian detail secara keseluruhan jadi jangan berharap banyak :p

Agak kaget karena banyak yang nggak suka Supernova episode Gelombang ini. Menurut saya bagus dan seru kok. Banyak yang tidak suka karena ketidakmasukakalannya yang berlebihan seperti Alfa yang lolos saringan Universitas terkenal padahal tidak punya izin tinggal sah.Yah kalau saya mikirnya yasudah, ini novel anggaplah sebagaimana novel yang semestinya fiksi. Dan anggaplah barangkali, disitulah letak unsur magisnya.

Novel tidak harus demikian masuk akal jika plot utamanya tidak terletak disini, maksud saya untuk novel detektif misalnya barangkali itu mesti terlihat sangat masuk akal. Tapi bahkan saya bisa menikmati serial animasi Conan dengan segala ketidakmasukalannya heheh :)
Yah fiksi nikmatilah sebagaimana fiksi.

Cara penulisan Dee yang selalu menarik membuat kita terus penasaran dan susah berhenti membaca sebelum menyelesaikan buku ini. Jadi bisa dibilang saya menikmati proses membaca sampai akhir meskipun saya harus mengakui gambaran sampai sejauh ini dari serial supernova adalah, saya belum paham apakah semuanya termasuk novel magis atau science fiction atau keduanya. Bagian Gelombang ini lebih terasa science fiction di akhir, meskipun awalnya terasa magis. Tapi dibilang science fiction pun juga terasa tanggung. Kalau magis juga masih terlalu dini menilainya. Dan entah bagaimana saya rasa Dee agak kesusahan dan bingung melanjutkan nasib semua tokohnya yang kesemuanya misterius. Apa cuma saya saja yang mikir demikian?
Entahlah, mari kita lihat buku yang bagaimana yang kemudian terbit dari Supernova.

pembuka manis dari episode Gelombang


bagian ini bikin saya ngakak




Thursday, April 2, 2015

Elemen Pembentuk


pic from random googling


Question:
Mbak, gimana kalau teman teman kita itu... : nggak pernah sholat, kerudungnya lepas pakai dan kalau kita ingetin malah bales ngomongin yg nggak sopan? 

Answer:
Ada banyak macam teman, selalu hargai teman yg mau mengingatkan kamu. Dialah yg sebenarnya peduli dan menyayangimu. Jika tidak, anggaplah tidak demikian. Tidak ada teman baik yang membiarkan temannya salah. Jika dia tidak melakukannya, tapi terus berusaha memperbaiki diri namun tidak menjauh dari kamu. Anggaplah ada yang perlu kamu cek pada diri sendiri. Mungkin penolakanmu yg membuat dia diam? Tidak ada yang lebih berharga dari sahabat yang saling menyayangi dalam kebaikan yang insyaAllah akan saling menyebut jika salah satunya masuk surga untuk kemudian berkumpul kembali. Jika temanmu orang yang menolak diajak dalam kebaikan, mungkin dia tidak menganggapmu teman yang sebaik itu. Jagalah hubungan sekadarnya saja. Jangan kecewa, Allah akan mempertemukanmu dengan orang-orang yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik, hubungan pertemanan yang lebih barokah dan bermanfaat. Itu seiring dengan niatmu yang kuat dalam memperbaiki diri. Jadi sisihkanlah. Kau berhak mendapatkan teman-teman yang lebih baik.
~

Setelah menjawab pertanyaan itu, saya jadi ingat masa lalu saat mengalami hal serupa. Ceritanya mayoritas teman di kosan saya pada futur, jarang yang mau sholat.. By request mereka sendiri, mereka meminta saya mengingatkan untuk sholat jika sudah sampai waktunya. Khususnya sih Mbak X yang lumayan dekat dengan saya, yah seperti umumnya anak perantauan yang merasa senasib, saya anggak seperti kakak sendiri. Prakteknya? Yahh.. susah. Bolak-balik saya ingatkan dan mereka menolak. Saya yang sebel terus masuk kamar karena nggak didengar.

Adegan itu kemudian berbuntut panjang, Mbak X yang tipikal orang suka memendam kesal dan suka curhat (untuk mencari pembelaan) pada teman lainnya dibanding mengambil jalan pintas dengan ngomong sama saya kalau ada kelakuan saya yang enggak dia suka. Simple. Dan persoalan harusnya beres sampai situ.

Pada hari lainnya Mbak X ini kemudian pulang kampung dan balik kurang lebih seminggu kemudian. Dia cerita kalau dia ketahan karena papanya keluar kota dan dia mesti nemenin mamanya di rumah, "Oh pantes..." kata teman-teman kos saya, "Iya papaku tuh emang ******" dia memaki dalam bahasa khas orang Jawa Timur.
Saya yang lagi mandi kaget berat dan jadi marah mendengar itu dan langsung komentar, "Mbak jangan gitu, itu orang tuamu sendiri loh..."
Kenapa? Buat saya orang tua bukanlah objek dari becandaan kasar di depan umum. Apalagi orang tuanya kurang baik apa sama dia untuk urusan perhatian.
Kenapa saya marah?
Saya kesal pada orang-orang yang tidak bisa menghargai orang tuanya padahal orang tuanya sudah demikian baik. Mereka tidak tahu bagaimana rasanya hidup tanpa orang tua, atau mendapatkan orang tua yang tidak memberikan hak-hak kita sebagai anak.
Dia terdiam dan masuk kamar, kemudian membuat statusnya di facebook. Status yang kasar, tentang saya yang tidak bisa menjaga ucapan.

Mulai saat itu saya paham, status marah-marahnya selama ini banyak ditujukan kepada saya. Saya pun kemudian mengerti kalau dia sering curhat kesana-kemari dan ngomongin hal negatif soal saya.
Saya tipe orang yang ketika seseorang melakukan atau ngomongin hal-hal yang bagi saya nggak sreg buat saya, maka saya akan mencari cara untuk menyampaikan itu padanya langsung. Biar masalahnya langsung clear, dia nggak dengar pun urusannya. Yang penting dia paham kalau saya nggak sreg pada beberapa hal yang dia lakukan atau omongkan.

Hal yang kemudian saya rasa menimbulkan rasa sedih adalah, hanya orang yang tidak menganggap kita teman yang memperlakukan kita demikian. Teman yang baik akan memperbaiki dan menjaga bukannya mendiamkan, memaki dan curhat kemana-mana sambil playing victim. Dengan kata lain, dia senang karena kita terus salah dan buruk dimata orang lain. Agar kita terus terlihat buruk, dan dia nampak seperti korban atas sikap kita.

Begitu memahami hal itu, saya mendatangi dia untuk meng-clear kan masalah. Dan menemukan fakta lain bahwa apa yang dia lakukan dan dia bicarakan melewati batas toleransi saya. Demikian juga dengan teman-teman di kos lainnya. Saya tidak bisa untuk tidak terluka, saya bahkan masih mengingat bagaimana saya lama menangis ketika itu. Saya sudah kehilangan kepercayaan kepada mereka mulai saat itu. Dan mulai saat itu saya pelan-pelan menarik diri. Saya hidup sendiri, sibuk sendiri dengan kegiatan kuliah dan menulis sebagai pekerjaan sampingan. Saya sering begadang mengerjakan skripsi dan berakhir pada tidur pagi untuk mengejar deadline kelulusan. Sambil mengerjakan skripsi biasanya download film juga... berhubung di kosan saya pakai wifi yang bayarnya bantingan. 

Belakangan hal ini juga jadi masalah, saya dirapatin karena katanya ngabisin kuota. Padahal download tersebut juga dibagi rame-rame, bukan saya yang satu-satunya download, terus lagi.... kalau yang namanya rapat ya mestinya ada saya agar saya paham apa yang mesti saya benerin. Lah kalau rapat doang tanpa saya padahal ngomongin saya jatuhnya bukan mecahin masalah, tapi ngomongin orang -___-"

Hehe... Yah apapun itu, segala hal itu membentuk saya menjadi manusia yang lebih baik, insyaAllah.. dan Allah mempertemukan saya kemudian dengan teman-teman yang lebih baik, lebih menghargai, lebih menyenangkan, banyak diantaranya yang juga kemudian saling menguatkan dalam hal memperbaiki diri. Alhamdulillah.

Tiga minggu lalu saya bertemu seorang kawan yang masih in touch dengan Mbak X, dia bilang Mbak X sering sakit-sakitan.. sering sekali DP BBM-nya berisi foto tangan dengan infus. Sering sekali mengeluh setengah mati betapa susahnya mengurus bayi-nya.
"Yasudah ah," komentar saya, dan kami kemudian membahas rencana kawan saya tersebut untuk business trip.

Sekitar 4 koma sekian tahun sejak saya kehilangan respect dan kepercayaan kepada beliau dan teman-teman sekosan saya. Sudah demikian lama, dan nampaknya dia tidak banyak berubah. Masih suka playing victim, bahkan pada hal-hal yang bersangkutan dengan urusan keluarganya. Pada banyak hal-hal yang dia lakukan dan melukai saya, saya merasa sudah memaafkannya meskipun saya enggan berada pada kedekatan yang sama lagi dengan beliau. Menjadi orang yang jika tidak sengaja bertemu kemudian menyapa sekadarnya sepertinya jauh lebih baik.

Kita semua selalu berhak mendapatkan teman-teman yang lebih baik, bertemu dan berpisah karena Allah. Semoga selalu demikian.


~










Wednesday, April 1, 2015

Blood Type Comic 3

Sudah dibuka pembelian online untuk buku ini. Senangnya, senangnya... saya sudah booking 1. Hehe...
Buku Blood Type ini lucu, gambarnya keren dan warna-warni cocok dibaca selepas seharian yang sibuk.
Banyak yang menantikan lepasan serial ini di toko buku 2nd online saya. Tapi memang sengaja nggak dilepas dulu sih buku yang bentuknya komik-komik dan gambar gini. Soalnya si mas suka ngelihatin gambarnya... :D
He can't stand reading book except while studying, but he loves to see or read comics. So I always ended up giving him my comics. Period.
Jadi kapan lepasannya?
Nanti kalau dia sudah bosan bacanya :p




Previous Page Next Page Home