Monday, June 29, 2015

{ Review } Jurassic World




Synopsis :
Twenty-two years after the incident at Jurassic Park, a theme park populated with cloned dinosaurs, Jurassic World has opened on Isla Nublar. Brothers Zach and Gray Mitchell are sent there to visit their aunt, Claire Dearing, the park's operations manager. Claire's assistant is their guide, as Claire is busy recruiting corporate sponsors with a new attraction, a genetically-modified dinosaur called Indominus rex. The dinosaur was created using the DNA of several predatory dinosaurs and modern-day animals; Dr. Henry Wu, the park's chief geneticist, keeps the exact genetic makeup classified.

Owen Grady trains the park's four Velociraptors, who have accepted him as their alpha. Vic Hoskins, head of security, believes raptors can be trained for military use, but Owen disagrees. Simon Masrani, the owner of Jurassic World, has Owen evaluate the Indominus‍ '​ enclosure before the attraction opens. Owen warns Claire that the Indominus is dangerous because she was raised in complete isolation.

Owen and Claire discover that the Indominus has seemingly escaped. Owen and two staff enter the enclosure, but the Indominus ambushes them, having faked her escape by masking her thermal image. Only Owen survives before the Indominus disappears into the island's interior. Masrani sends the Asset Containment Unit to capture the dinosaur alive, but after most of the team are killed, Claire orders an evacuation.

Gray and Zach, having sneaked away to explore, ignore the evacuation order and wander into the forest in a gyrosphere.
(taken from Wikipedia)





Kata saya:
Seperti biasa malas nulis sinopsisnya ya... Hmm saya harus mengakui promo film ini benar-benar bagus. Promonya bagus, trailernya megah dan bikin penasaran. Belum lagi data kelarisan film ini diseluruh dunia. Pas nonton... begitu ditunjukan pulau Isla Nublar, keren sih... demikian juga wahana-wahananya... keren-keren. Sayang eksplorasi wahana ini kurang banyak dan kurang lama kalau menurut saya. Dan yang paling istimewa karena baru dibikin : Indominus Rex... malah kandangnya terkesan biasa-biasa aja meskipun tinggi dan besar tapi saya nggak melihat bedanya dengan kandang macan di Secret Zoo Malang.

Terus konflik yang terbangun terlalu awal bikin kita belum terlalu mengenal tokoh-tokoh yang di dalamnya eh udah konflik aja. Poin yang kita tahu cuma: Claire yang sibuk dan mendominasi yang ternyata pernah kencan dengan Owen dulunya. Kedua keponakan yang satunya over excited dan satunya suka melanggar peraturan. Jadi karakter-karakter itu kurang kuat dan berkembang tapi kita sudah disuguhin konflik. Yah... jatuhnya berasa sayang gitu...

Menurut mas, endingnya terasa aneh dan dipaksain.
Pembunuhan demi pembunuhan oleh dino nggak vulgar sih dalam film mungkin karena rate film buat remaja kali ya...
Namun overall tetep oke sih buat tontonan hiburan :)
Nilai dari saya 7,5 dari 1-10 deh ;P



~

Monday, June 22, 2015

Rahim

Wanita itu... dalam setiap fase hidup melangkah dari satu persoalan besar ke persoalan besar yang lain.
Setelah lolos dari komentar miring sekitar karena sudah cukup umur namun belum juga menikah, dia akan melangkah ke fase berikutnya.

Dari yang... "Eh rahim wanita itu punya batas kadaluarsa ya... kayak susu ultra, beda dengan sperma lelaki yang kayak wine. Umur berapapun tetap bagus, nggak kenal batas expired. Makanya jadi cewek buruan nikah..!" begitu kata sebagian orang.
Setelah menikah dan tahap itu terlampaui, selamat! kita memasuki step selanjutnya, ke komentar... "Gimana udah hamil belum?"

Iya, saya pun juga... bahkan baru sebulan menikah sudah menghadapi pertanyaan demikian : sudah hamil belum?

Padahal saya dan suami sebagai pasangan long distance marriage (yang setidaknya sampai akhir tahun ini) ketemuannya sering didasarkan pada hari libur di kalender atau promo tiket pesawat murah.
Bikin tidak nyaman? Banget! Tapi saya jadi keingat posting salah satu teman mengenai bagaimana kenyinyiran itu tidak lantas berhenti ketika anak kita sudah lahir.
Jadi ya... stay calm ya... itu cuma step demi step kenyinyiran 'masyarakat' :D

Semua wanita berada pada kecemasan yang sama kok, saya ngebatin sambil jadi penonton maraknya postingan bertema jomblo di media sosial. Sindrom kebingungan karena sebentar lagi lebaran dan harus menghadapi pertanyaan kapan menikah dari keluarga besar. Kecemasan yang sama akan komentar nyinyir :D

Jadi cerita datang dari seorang teman yang tergolong sudah lama menikah namun belum juga dikaruniai anak. Sedih dan rindu itu pasti, namun komentar 'masyarakat' yang menclok memang bawaannya bikin pengen ngegetok pake penggilesan. Teman saya ini sering ditanya: "Kapan punya anak? Kenapa belum punya anak?"

What? Please.... teman saya adalah manusia biasa yang tidak bisa menentukan kapan hamil. Allah lah yang tentukan kapan mengamanahkan seorang anak pada pasangan itu. Jawaban dari mulai manis sampek bales nyinyir juga sudah, makjleb sakit dihatinya yang susah kehapus. Saya jadi ikutan sedih karena cerita si teman.

Sampai kemudian datanglah berita bahagia itu:
Teman saya hamil, tidak tanggung-tanggung langsung kembar tiga. MasyaAllah... benar bahwa tidak ada yang sulit bagi Allah, semuanya mudah jika Allah sudah menghendaki. Mendengar kabar itu sungguh, saya terharu dan turut berkaca-kaca. Kebahagiaannya menular kemana-mana.

Namun berita bahagia itu masih permulaan dari perjuangan hingga melahirkan. Teman saya harus banyak bed rest karena tentu saja, jangankan mengandung triplet... satu anak saja tentu sudah membuat kondisi seorang ibu hamil rentan. Saya harap dia kuat dan sehat beserta dengan ketiga anaknya.

Dear readers,
Bantu do'a juga ya :)





pic source

Wednesday, June 17, 2015

Ah Wanita

Ah wanita makhluk sensitif yang kurang stabil. Apalagi ketika dan menjelang 'period'nya. Kumat annoying, kumat mood swing. Dan hal terakhir yang dia inginkan adalah feed back mood swing yang sama, sambaran annoying yang sama dan sebagainya. It just make anything worse anyway.

:D

Monday, June 15, 2015

The Winner

Hai....
Saya masih punya hutang untuk menutup giveaway ini ya... Langsung saja pengumuman pemenangnya.

Winner:
Warastri Rezka
Ikutnya bisa dibilang belakangan, tapi rekomendasi bukunya yang Love & The City bikin saya penasaran beneran dan masukin ke anggaran beli buku bulan depan. Untunglah ternyata belum lama terbit jadi tidak susah belinya.

Best Giveaway Participant:
Aldi Rahman blog Kucing Kecil

Please send me an email anindyarahadi@gmail.com. Sertakan alamat (untuk Rezka) dan nomor ponsel (untuk Aldi). Claim hadiah maksimal 2 minggu dari pengumuman ini. Selain itu akan hangus dan dialihkan ke peserta lain.

Sampai jumpa di Giveaway yang akan datang :)

~

Sunday, June 14, 2015

He's The Best :)

Friday, June 5, 2015

Kafein

Bisa dibilang saya berteman dengan kafein sejak lama, bahkan sejak kecil.
Ketika bahkan belum sekolah saya doyan ngemil biji kopi yang habis disangrai dan masih hangat, saya ingat nenek sering membuatnya. Mesti hangat karena rasanya jadi beda ketika mendingin, meskipun seringkali dingin juga tetep saya cemilin. Saya juga ikut minum kopi nyaris setiap hari ketika nenek saya bikin kopi.

Pada saat mulai merantau diusia belasan, dengan sendirinya kebiasaan itu memudar. Saya sangat jarang minum kopi karena maag saya selalu kumat setiap kali habis minum kopi sachet. Apapun merknya. Padahal pengin coba-coba rasa yang berbeda dan selalu diikuti nyeri perut.

Ketika sudah mulai kerja, kebiasaan itu kembali. Diawali dari saya yang nggak bisa diam lama-lama, kalau diam lama langsung ngantuk waktu meeting... deadline pekerjaan dan kantor yang menyediakan kopi tubruk.

Kopi tubruk yang kata orang keras itu, ternyata malah lebih bersahabat di perut saya ketimbang kopi sachet. No worries meskipun minumnya pada saay saya belum makan.

Kemudian saya memutuskan untuk berpisah sementara dengan kopi, terutama saat weekdays demi hidup lebih sehat. Saya menggantinya dengan air jeruk lemon hangat. Saya hanya minum kopi ketika hari libur dan dibatasi porsinya. Kadang ketika sudah ada di kedai kopi favorit alih-alih memesan kopi saya malah memesan green tea latte untuk menghindari kopi.

Sekarang, kebiasaan itu justru kembali. Mungkin karena sedang banyak hal yang mengendap di kepala saya, saya mulai konsumsi kopi tubruk sehari susu cangkir. Dan sangat menyenangkan ketika menikmatinya berbarengan dengan mie instan goreng. Bahkan dengan pekerjaan yang super banyak saya bisa minum dua cangkir kopi dalam satu hari, sampai rekan kerja saya komentar, "Elu minum kopi karena pengin apa haus sih? Habisnya cepet benerrr...." ketika mengetahui saya minta kopi dan lima menit kemudian setelah agak hangat saya meminumnya kurang dari lima menit. Entah apakah ada korelasi dengan pekerjaan atau dengan isi pikiran.

Hari ini saya berusaha menguranginya lagi, secangkir yang saya minum sedikit demi sedikit setiap saya ingin rasa pahit dalam kopi hingga sore hari. Meskipun kopi sudah mendingin dan wanginya sudah tidak lagi sama.

Air lemon hangat dan secangkir kopi di meja saya kini berdampingan. Entah sampai kapan.



.

Thursday, June 4, 2015

{ REVIEW } BRAND BUSANA MUSLIMAH SYAR'I - LYRA VIRNA SYAR'I BY LYRA VIRNA



Brand LyraVirna syari sekarang sedang in banget. Baru open order sebentar sudah soldout, itu terus terang bikin banyak muslimah penasaran, termasuk saya. Apa sih yang bikin soldout sedemikian cepat?
Kualitasnyakah?
Brand ini cuma dijual di instagram @lyravirnasyari, butik di FX serta distributor resmi Global Boutique hingga saat ini. Harganya berbeda-beda, yang paling rendah adalah pembelian via kontak instagram yang rule-nya dulu-duluan order. Harga yang berbeda-beda ini sebenernya bikin saya mikir, brand ini belum well-managed. Meskipun begitu banyak penggemar sampai saat ini brand ini masih belum punya brand image yang bagus dimata saya.

Kenapa?

Fenomena lain dari brand ini para muslimah - well, oknum yang beramai-ramai membeli untuk dijual kembali dengan harga yang jauh berbeda dengan harga aslinya. Ngambil untungnya kebanyakan bisa sampai dua kali lipat, padahal cuma jual enggak bikin produknya. Muslimah yang penasaran mau nggak mau harus membeli dengan harga yang sudah dinaikkan dengan tega banget. Ini bikin saya sedih, meskipun tidak ada larangan dalam hal mengambil untung dalam islam... tapi please lah ini produknya hijab syari yang digunakan untuk mematuhi perintah Allah loh... bukan barang tersier atau apa. Masa sama saudara sesama muslimah sedemikian tega ngasih harga untuk set gamis buat tutup aurat, nggak papa kalau kasih harga supernya misal buat produk emas apa berlian gitu. Kalau mau ambil untung untuk barang yang digunakan untuk mematuhi perintah Allah setidaknya ya secukupnya saja.

Belum lagi admin yang aduh... kok gitu sih... kalau ada customer yang kasih saran bisa seenak-enaknya di block, sebut harga bisa seenaknya di block, mbok ya bilang kalau sebut harga dihapus saja komentarnya atau apa. Ohya mengenai harga brand ini sangat tidak transparan, harga tidak disebut tapi kalau tanya harga via kontak juga tidak dibalas. Oke mungkin karena SDM kurang. Tapi dikit-dikit nge-block? Deuh please pernah punya edukasi ilmu marketing nggak sih kalau long lastingnya produk tergantung minat beli customer? Dikit-dikit nge-block atuhlah males belinya.
Jelasnya kalau nggak pasang harga dan unpublished ya harus siap ditanya-tanya customer. Kalau nggak siap ya diubah aja sistemnya dengan harga terbuka. Masa mau tahu kisaran harga biar ngerti mesti siapin uang berapa nggak boleh?
Tahu harganya kalau sudah fix order kalau uangnya nggak cukup padahal niat tanya dulu biar tahu budget cukup atau nggak?
BLOCK.
Saya tetep paling suka brand ratubilqis lah... karena any complain dijawab dan ditanggapi dengan baik, pendapat pun dijadikan pertimbangan untuk kedepan. Jadi sama-sama enak nggak sembarang main block dengan alasan yang 'apa sih??'.

Penipuan yang mengatasnamakan brand ini pun bermunculan, LVsyari membenahi diri dengan memasang nomer CS untuk tanya-tanya, tapi nggak berlangsung lama nomer itu sudah dihapus yang tandanya sudah tidak ada lagi tanya menanya.
Admin sibuk dan banyak yang tanya-tanya nggak sempat jawab, katanya.
Padahal last seen whatsappnya hanya pada saat open order aja. Pertanda nggak ada keinginan untuk balas yang tanya-tanya sama sekali. He eh emang mayan arogan :p

Jadi kesan ini pun kemudian membuat saya mikir, oke memang pelayanan super duper buruk tapi yah masih nggak papa kalau produknya worthed. Jadi beberapa bulan lalu saya nyobain beli set abu dhabi ini - reviewnya emang agak terlambat ya hehe.


Kenapa abu dhabi? Karena warna hitam, set hitam gamis adalah investasi karena nggak mungkin nggak terpakai entah untuk sehari-hari, kajian atau insyaAllah kalau nanti ke tanah suci. Sebelumnya saya pengin coba medina tapi nggak dapat. Harga premium sih, saya nggak sabar nunggu produknya sampai.


Begitu datang, dapat package lengkap pocket buku zikirnya juga. Saya coba pegang kain. Bahan gamis ini adalah velvet mix cerutti dan renda. Furingnya sungguh lembut dan adem terbuat dari velvet. Cerutinya? Hmm standar dan terawang, kalau boleh jujur sifonnya sama kualitasnya dengan harga set gamis yang 500an ribu. Kerudungnya mungkin karena warna hitam jadi nggak terawang seperti set baju Lyravirnasyari yang warna pastel. Rendanya cantik. Tapi ujung-ujungnya pakai neci, duuuhh saya jadi kesel baju semahal ini pakai neci? Mbok ya dijahit biar mahalnya nggak bikin nangis, means sudah mahal eh yang dibeli begini doang. Yah memang sih cutting dan jahitan lainnya rapi banget dan true size. Saya coba pakai, not bad... ketutup banget kualitasnya yang biasa-biasa dengan furingnya yang adem. Saya cuci dan setrika ternyata wuaduh susah disetrika dan gampang kusut. Deuh kok abal-abal gini... masih jauh lebih oke gamis set ratubilqis yang 500an ribu ini mah... paling nggak ratubilqis nggak usah ribet setrika dan susah kusut.

Model kerudung mirip @athomebyandeawie yang sebelumnya Lyra Virna sering sekali memberi endorse. Yah kalau fashion memang susah sih suka mirip-mirip dengan alasan terinspirasi. Kualitas kainnya sih bagusan kerudung Lyra Virna ini lebih tebal dan susah kusut, lain banget dengan bahan gamisnya. Oh ya tapi kerudungnya ini lumayan panas kalau dipakai.

Anyway, teman saya juga dapat produk LyraVirna syari yang warna pastel, and we both agree... kok gini sihhh? Kerudungnya trawang, furingnya juga ada produk yang nggak full, di lengannya nggak difuring. Aduh apa bangetlah itu... Saya jadi ikutan sebel. Kata "syari'" adalah tanggung jawab brand, bukan sekadar dipasang tapi juga harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Oke nggakpapalah mahal, tapi kalau bisa kata syarinya itu bener-bener diberlakukan dengan produk yang beneran nggak ketat, nggak trawang tanpa muslimah yang beli harus bingung rangkap-rangkapin. Itu yang penting. Tentu kalau bisa pun (kalau bisa) diikuti dengan kualitas yang baik dan pelayanan yang baik. yang nggak bikin customer kapok mau beli lagi.

Repurchase?
Untuk warna hitam masih saya pertimbangkan karena itu yang paling tidak terawang dibanding yang lainnya, sambil melihat juga perbaikan produk dari LVsyari sendiri. Selain itu kayaknya enggak deh...masih kapok nih saya :)

-----
Updated :
Karena banyak yang nanya harga dari gamis Lyravirnasyari by  Lyra Virna ini maka saya jawab disini aja ya...
Harga gamis saat ini berkisar mulai 1,200,000 IDR harga langsung dari LyraVirnaSyari-nya, non butik non distributor. Kalau via distibutor dan butik lebih mahal kira-kira +300,000 rupiah (sepertinya bakal terus naik deh ya). Ada juga harga tangan keduanya lebih sadis lagi kadang bisa naik sampek 100 %. Sadis banget kan?
Dulu pas awal launch masih ada yang harga 500,000 an bahan jersey tapi ya tahu sendirilah namanya juga jersey... pastinya nggak recommended karena potensi nyeplaknya.
Dulu juga ada yang 800,000 IDR dan sudah bagus banget lho itu, nah ya agak nyesel kok nggak beli dari dulu aja :D Saya punya dua yang abu dhabi ini dan aisiyah yang model awal-awal keluar. Yang aisiyah ini nggak terlalu mengecewakan sih, mungkin kapan-kapan di review ya.

Rekomendasi saya kalau pengin beli jangan asal sruduk yang penting dapet ya, lebih baik yang benar-benar suka baru dibeli karena gamis brand ini harga jual kembalinya jatuh banget dari harga beli.
Yang penasaran, selamat berburu!



~

Wednesday, June 3, 2015

What if...

Entahlah, saya sendiri bingung harus bagaimana menata perasaan, namun yang jelas banyak sekali hal yang saya khawatirkan akhir-akhir ini.
Beraneka what-if...
Setelah pulang kerja dan beranjak memencet televisi di kamar, menaiki tempat tidur karena merasa terlalu lelah untuk segera membersihkan diri, saya bingung harus bagaimana.
The most lovely men on earth got sick. Ini sudah entah keberapa kalinya, dan setiap terjadi saya merasa sangat sedih. Dia selalu taking care orang sakit dengan baik, dicampur kelelahan lantas jatuh sakit juga. Terutama karena saat ini kami sedang berjauhan. Iya, we're in a long distance marriage.
Saya tengah menunggu kepindahan yang belum juga ada kabar berita bagus agar kami tidak berjauhan.

Alasan untuk belum pindah kerja adalah masih ada ikatan dinas, alasannya demikian. Dendanya tidak sedikit. Dan untuk sekarang saya masih butuh biaya untuk adik saya yang masih kuliah.  Saya tidak ingin membebani dia dengan tanggung jawab yang semakin berat dan meletakkan semua itu beserta impian saya bulat-bulat di pundaknya padahal sekarang pun sudah cukup. Sementara setiap kali dia sakit saya cuma ingin segera beli tiket pesawat kemudian merawat dia dengan baik.

"Atau kita menetapkan domisili di Jakarta?" dia bertanya memberikan pilihan. Sementara saya tidak mempunyai cukup alasan untuk bertahan karena jauh dari keluarga, sementara kami sama-sama anak sulung punya tanggung jawab akan orang tua yang usianya sudah mulai senja. Kecuali dengan beberapa kondisi, dan itu pun sementara bukannya selamanya.

Dan apakah pergi dari tempat ini mudah?
Bisa dibilang hati saya sudah berada disini karena toleransinya dalam beragama yang sangat kuat terutama di anak perusahaan yang ini, karena interaksinya, karena buat saya ini adalah tempat pertama saya mengenal dunia kerja. Banyak tempat kerja yang menawarkan fasilitas yang lebih bagus dan gaji yang lebih tinggi, namun... keleluasaan beribadah? Sungguh langka sekali. Bahkan badan usaha pemerintah yang berasaskan pancasila pun juga membuat peraturan tertulis yang sedemikian membuat saya sedih. Muslim menjadi mayoritas di negara ini namun tidak mendapatkan penghargaan dan penghormatan yang sepadan.

Saya kemudian membuat keputusan yang entah kenapa saya merasa ini adalah keputusan yang sangat besar. Hati saya terasa rapuh ketika mendengar berbagai macam kabar yang kurang menyenangkan, serta berita yang melelahkan. Namun hati saya semestinya tetap harus memproduksi dan stock kekuatan. Saya menetapkan masa menunggu paling lama untuk diri saya sendiri. Dan setelah itu saya serahkan kepada Allah.

Oh Allah... bimbing langkah saya.




Previous Page Next Page Home