Friday, April 15, 2016

MENANG ALHAMDULILLAH, KALAH ALHAMDULILLAH


Bulan kemarin saya sempat ikut di saat-saat terakhir sebuah lomba blog dan pengumumannya bergeser lumayan jauh dari tanggal yang semula diinformasikan.
Deg-degan? Hmm lebih tepatnya sih bukan deg-degan, tapi justru merasa penasaran.
Saya memang tergolong new comer dalam dunia perlombaan blog - diluar project bareng teman blogger dulu banget dan meramaikan giveaway - meskipun menulisi blog ini sudah 7 tahun.

Kenapa?
Karena buat saya nulis itu nggak gampang, butuh mikir, butuh menyusun kalimat juga. Apalagi kalau ada topik dan ketentuan yang harus dipatuhi seperti persyaratan lomba misalnya. Jauh banget dibandingkan konsep blogging saya yang santai dan terserah mau nulis apa seseneng-senengnya ditulis. Lagi nyobain produk ini itu ada kesan seneng atau sebel ya ditulis, lagi mikir begini begitu ya ditulis biar nggak ngeberatin kepala saya. 

Nah ikut lomba sudah seperti nambah stress buat saya selama ini apalagi saat sedang juggling antara pekerjaan, keluarga dan mengurus diri sendiri. Makanya setelah kesibukan kantor tereliminasi, kemudian saya mikir kenapa sekarang nggak nyobain berpartisipasi di lomba semacam ini? Toh menyenangkan, saya sudah mengikuti sebanyak 3 lomba dan meskipun banyak nggak menangnya tapi saya senang lho baca-baca tulisan pemenang. Saya jadi tahu kalau dunia nggak sesempit hanya dari sudut pandang saya aja :D Hehe.

Kemarin begitu pengumumannya keluar kok ya pas saya masih di depan laptop jadi tahu persis pengumuman itu dari jam-jam awal.

Wah akhirnya keluar juga pengumumannya, oh nggak menang toh? Ya sudah alhamdulillah :))

Saya komentar mengucapkan selamat ke para pemenang, eh nggak lama banyak komentar baru bertambah. Dari yang sekadar komentar ngeluh karena nggak menang sampai ke komentar marah-marah dan protes.
"Ini apa sih syarat bisa menangnya? Kok bisa tulisan 4 ribu kata, foto-foto dan video yang saya buat sendiri kalah dengan tulisan yang cuma begini aja?"
Protes-protes lain segera berdatangan. Saya jadi penasaran dan membuka posting-posting para pemenang sebelum close layar dan mematikan jaringan internet.
Oh ini toh maksudnya...

Esok harinya, pas saya buka lagi eh sudah nggak ada lho postingan itu beserta aneka komentar protesnya. Bersih sih... sepertinya dihapus dan di re-upload.
Segitunya ya? Mungkin komentar pedesnya sudah parah banget sampai gambar pengumuman awalnya dihapus. Saya juga nggak ngerti kenapa urusan ini jadi bikin banyak orang marah. Buat saya sih simple aja, menang atau kalah ya soal rezeki. Kalah kalau ya bukan rezeki kita. Udah.

Iri nggak sih?
Iya saya ada rasa irinya juga sama para pemenang, eh siapa sih yang enggak? 
Tapi balik lagi, siapa sih saya ini iri sama rezeki orang? Rezeki saya sudah ada buat saya, sudah ada yang mengatur dan lagi bentuknya tidak selalu uang ataupun menang lomba. 

Kalah lomba juga bisa jadi rezeki buat saya, iya dengan kalah di lomba itu saya nggak jadi objek sirikan orang-orang lain yang kalah padahal mereka ngerasa kalau usahanya sudah habis-habisan, dengan kalah dari lomba itu saya nggak jadi sasaran kemarahan atau kebencian dari peserta yang lain. Nggak dapat sumbangan do'a kurang baik dari mereka yang merasa bahwa kok tulisan segini doang bisa menang sih? Duh susah kan kalau kebanjiran do'a nggak enak dari orang yang ngomel-ngomel?

Lagipula juri adalah manusia. Manusia punya selera, nggak bisa kita salahkan selera seseorang jelek hanya karena dia nggak berpandangan sama dengan kita dan tulisan kita bukan selera dia. Dan menulis, erat kaitannya dengan masalah selera. Ada yang suka tulisan asal ditulis dengan sepenuh hati, ada yang suka tulisan yang memperlihatkan usaha yang gigih dengan tulisan yang panjangnya banget-banget dan diperkaya animasi, video dan macam-macam.

Kalaupun toh ternyata selera jurinya nampak acak dengan tanpa adanya frame default antara satu pemenang dengan pemenang yang lain ya wajar kalau kita menganggap mungkin mereka kebingungan dan memutuskan untuk kocokan ala arisan untuk menentukan pemenang. 
Jika memang begitu kan ya berarti mereka juga nggak tahu dong siapa yang bakal menang 'arisan' ini kan pakai sistem random

Nah balik lagi sama yang sudah menentukan ini rezeki siapa. Yakin deh kalau sudah rezeki kita nggak bakalan salah sasaran, nggak bakalan lari juga. Dan nggak harus ada di satu perantara seperti lomba tersebut saja. Kalau gini kan lebih enakeun di hati ya kan :)) Asal kita terus berusaha, Dia nggak akan lalai mengurus kita yang cuma hambaNya ini.

Iya dia dapat uang segepok, iya si itu dapat kesempatan liburan gratis atau ponsel terbaru. Kita nggak tahu kan kalau barangkali dia sangat butuh uang karena untuk kebutuhan mendesak misalnya, ponsel untuk menggantikan ponsel lama yang hilang dicuri orang misalnya, atau liburan yang ternyata ingin dia hadiahkan untuk orang tuanya karena selama ini dia merasa belum bisa ngasih banyak ke orang tuanya? Sementara kita kok alhamdulillah sehat walafiat dan semua kebutuhan masih tercukupi, masih mampu menyenangkan orang tua pula.

Bukan hal mudah memang, pokoknya setiap ngerasa gondok dan mulai iri nah yakinkan diri sendiri masing-masing. Biar nggak marah-marah, iri apalagi dengki pada rezeki orang lain yang ditetapkan tidak menjadi milik kita :)
Woles ajalah ya...
.

Seperti biasa saya nulis ini sambil belajar juga, mengajari diri sendiri tepatnya.



22 comments:

  1. Iya..sepakat Nin. Aku emang suka ikutan lomba dari jaman TK wkwkkw. Jadi namanya kecewa ga menang itu udah biasa..palingan 3 hari lah yah sedihnya..malah kadang ga sedih sama sekali.
    Perihal lomba blog di 2016, kemarin2 aku sama temen blogger nganalisa. Kayaknya tipikal pemenang berubah deh. Tahun 2015 yg menang itu yg grafisnya ciamik..sekarang lbh ke content

    ReplyDelete
  2. Nah ni dia nin... ahahaaa
    Makanya aku rada takut klo mau ikut lomba gede, persaingannya ternyata mayan panas juga ya. salah salah misal tar menang malah dikritisi ini itu, soalnya aku juga new comer...lah new comer memang ga bole menang? Hahahaaa
    Mending klo lomba diem diem aja hahahaaaa

    ReplyDelete
  3. Terkadang jurinya agak aneh juga sih Mba Anyin, apalagi mengenai jumlah kata dalam tulisan. Pernah dulu ada lomba yang mengharuskan jumlahnya "pas" dari jumlah karakter yang ditentukan. Malah yang menang itu kurang, heheh. Agak dongkol juga sih, tapi ya memang belum rezeki :D

    ReplyDelete
  4. Tidak boleh iri mbak menang atau kalah itu sudah hal yang biasa kalo menang terus kan bosen mbak :D Kalo kalah juga tidak boleh mara2 jadikan sebuah motivasi untuk kedepannya, mudah2han di kesempatan yang lainnya mbak biasa juara .. amin :)

    ReplyDelete
  5. penyelenggara memang mesti jeli, tiap kali ngasih syarat. Sering kok nemuin yang begini, yang menang nggak sesuai syarat. Tapi, klo tulisan protes ke penyelenggara tidak diterima, bisa jadi penyelenggaranya sendiri yang tidak siap kalah.

    ReplyDelete
  6. iya juri juga manusia. Manusia punya seleera, dan selera bisa beda beda.

    ReplyDelete
  7. perasaan itupun pernah saya rasakan mbak, dan rasanya jadi bikin malas untuk ikutan lomba, judulnya mungkin lomba menulis, tapi bisa jadi yang menang karena kerennya infografis buatan mereka.

    ReplyDelete
  8. soal lomba ya?
    biasanya sih kalau ikutan lomba, setelah posting ya sudah... lupakan
    iklasin aja, menang kalah tak masalah.
    cuma ya itu paling gak suka kalau ada lomba yang waktunya diperpanjang, padahal aku sudah posting di last minute. jadi bikin bete.

    ReplyDelete
  9. Hehehe... lucu juga ya kalau kalah terus protesnya sampe pedes gitu... ikut lomba itu persiapan yang kadang kelupaan itu ya siap kalah... hehehe

    ReplyDelete
  10. biasanya gitu itu mbak, orang yg marah-marah terlalu berharap dan pedenya keterlaluan, jadinya pas gak menang seperti yg diharapkan dia gak bisa terima kenyataan, kurang ikhlas juga. jadi ya kayak gitu, kadang walaupun udah diberitahu juga mereka suka gak terima. yaa... toh namanya lomba, menang-kalah ya kudu diterima.

    ReplyDelete
  11. Lomba bank itu apa yg henpon mbak? tapi yg bank itu mbak ninda menang yaa.. apa lomba lain? Kepooo.. wkwk


    Aku sih kalau udah ngerasa maksimal banget trus kalah,, pasti sedih, sampe mewek pernah tp gak sampe komen pedes lah, langsung close tab aja, lari dari kenyataan, haha.. cuma pernah juga nulis gak niat lah kok menang.. bener yg mbak bilang.. tiap orang punya penilaian yg berbeda..

    ReplyDelete
  12. oalaaaah :O ...
    Bisa gitu ya? Kalau saya ikut lomba dan kalah, yaudah sih.. Berarti belum rezeki.
    Harusnya mengambil hikmah, bahwa masih perlu belajar lagi.
    Tapi ya namanya juga manusia kak Nin, ada pro dan kontra, yg penting kita sadar.
    Selalu ada hikmah dalam setiap kejadian :)

    ReplyDelete
  13. Jadi, juri juga manusiaaa hehe aku jadi nyanyiii
    aku suka santai nind, ngga ambil pusing, setuju kalah menang alhamdulillah...dunia apapun ya, mau di blog atau dunia nyata, semua udah ada yg atur yaq..
    Huaa ada yah yg protes ngga menang, lucu dia

    ReplyDelete
  14. Aku org yang paling males ikutan lomba. Males kalah sih, huahahahaha. Padahal mah konten gitu2 aja.
    Anyway, di pengumuman lomba selalu ada kata2 : keputusan juri TDK bisa diganggu gugat, kan?
    Jadi ya kalo ga rejeki yo wisss. Rejeki ga pernah nyasar kok

    ReplyDelete
  15. Belum pernah berani ikut lomba blog, karena masih baru dan terlalu yakin gak akan menangnya hahaha

    ReplyDelete
  16. disitu kadang saya merasa sedih wkwkw.. soalnya tiap lomba gak pernah menang, jadinya mualesss haha

    ReplyDelete
  17. Ikut lomba memang sering gak memang, tp gpp lah buat pengalaman

    ReplyDelete
  18. Selama ikut lomba nulis, aku lbh sering gak menangnya. Tp gak masalah sih. Cz aku sadar diri aja dari segi usaha dan kualitas tulisanku masih alakadarnya. Msalnya, dlm hal usaha aku sering bget nulis n posting mepet deadline. Mklum, sebelm2nya keseringan malas and gak mood. Dari segi kualitas tulisannya, kalah jauh dg tulisan para pemenang. Aku salut dg para pemenang yg tulisannya memang bagus2, dan gak nyangka mereka pny pemikiran atau sdut pandang yang bikin aku "oh ternyata begitu ya".

    Ya, semua ini diambil pelajarannya. Menang, alhamdulillah. Kalah, jga alhamdulillah. Gak boleh iri2an. :)

    ReplyDelete
  19. mba nin, salam kenal :D suka sama tulisan ini.. positif thinking banget mba :D
    setuju banget bagian "tulisan soal selera" dan kalah menang juga rezeki :D

    ReplyDelete
  20. Judulnya mba ir banget, malah kalo ikutan biasanya langsung lupain... tanpa ekspektasi apapun krn biasanya sekalipun ikut lomba krn suka aja sm temanya. Btw hahha... jarang ikut lomba sih :p

    ReplyDelete
  21. jarang ikut lomba, sesekali aja, kalau sesuai di hati dan waktunya ada. Sering kalah, sudah pasti, tapi biasa aja, karena ikut lomba juga dijadikan sebagai ajang asah diri, jadi santai. Pengen seskali-kali ikutan lombayang serius, dan hadiahnya gede, tapi mungkinkarena faktor U dan hati, kalau enggak tergerak ya jadi malas. ini yang sering terjadi. Tapi tetap aja aneh dan miris kalau lihat ada yang marah-marah karena kalah. Over PD kali. Walau juri punya potensi salah misalnya, tetapi dari awal kita sudah ikut syaratnya, semisal keputusan Juri tidak dapat diganggu gugat, jadi ya ikuti saja dengan iklash.Satu lagi, kalau lomba berbau bank dan IT, saya sudah pasti tidak ikutan :)
    makasih sharingnya, menambah wawasan dalam duani perlombaan

    ReplyDelete
  22. ikut lombanya diniatkan ikhlas aja. kalau menang ya alhamdulillah, kalau nggak yaudah. yang penting blosgnya bisa keisi toh tulisannya :D
    kalau nggak ada lomba bisa jadi ga update postingan. wkwkwkwk
    gondok jga ada, tpi lambat laun bakalan ilang dg sndirinya kok :D

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home