Thursday, May 12, 2016

{ REVIEW } ADA APA DENGAN CINTA 2, 9 HAL YANG BISA DIPAHAMI DARI AADC 2 DAN PUISI RANGGA

Bintang bioskop beberapa minggu ini adalah AADC 2 dan Captain America : Civil War. Civil War done.


Dan kemarin kami memilih menonton Ada Apa Dengan Cinta? 2. AADC adalah film yang menjadi bagian dari memori saya ketika masih kelas satu SMP, saat film ini sedang gempar-gemparnya di jagat hiburan tanah air. AADC dan Eiffel I'm in Love versi buku, kalau saya. Masih ingat gimana setelah film ini booming style geng Cinta jadi inspirasi anak-anak sekolah, termasuk juga bikin grup kecil pertemanan seperti halnya Cinta. Jadi saya nggak kaget aja kalau kebanyakan kursi penonton diisi oleh para generasi 90an. Alias ibu-ibu dan tante-tante ketjeh :P Sampek ada yang bela-belain bawa balita ke bioskop entah karena balitanya nggak bisa ditinggal nonton bentar atau gimana. *SPOILER ALERT* dan saya curiga ulasan ini bakalan panjang. Berikut ini ulasannya:

Sinopsis :
Cinta (Dian Sastro), Milly (Sissy Pricillia), Maura (Titi Kamal) dan Karmen (Adinia Wirasti) bertemu kembali. Berkumpul setelah mereka semua terpisah untuk beberapa waktu karena kesibukan masing-masing. Maura sudah berkeluarga dengan banyak anak, Milly sedang mengandung anak pertamanya. Karmen berpisah dengan suaminya yang selingkuh dan tanpa kabar meninggalkan dia serta baru saja keluar dari rehab karena kedapatan mencoba-coba drugs. Cinta, punya pacar dan sedang menuju arah yang lebih serius. Pacarnya bernama Trian, untuk tanda hubungan yang lebih serius, Trian 'mengikat' Cinta dengan komitmen yang lebih. Karmen yang sempat 'salah bergaul' akhirnya kembali ditengah-tengah mereka dan Cinta, Milly, Maura merasa sudah saatnya mereka liburan bareng untuk merayakan itu. Sekalian ada urusan pekerjaan yang harus dijalankan Cinta. Keputusan sudah bulat : mereka akan berangkat ke Jogja.




Di New York, Rangga (Nicholas Saputra) mengurus dan memiliki sebuah cafe kecil serta penulis paruh waktu. Rekan bisnisnya menilai tempat hati Rangga berada sebenarnya adalah pada tulisannya bukan pada bisnis, tapi dia sudah lama tidak lagi menulis. Tidak seperti Cinta, Rangga single dan sedang tidak memiliki hubungan dengan siapapun saat itu meskipun sempat memiliki hubungan dengan seorang wanita di New York dan putus 2 tahun lalu. Rekan bisnisnya berkomentar bahwa dia harus mulai berkencan dengan seseorang, teman wanitanya ada yang menaruh perhatian lebih pada Rangga, tapi Rangga malah masih seperti terikat dengan seseorang yang jauh di antah berantah.
Tiba-tiba seorang gadis datang ke cafe dan ingin menemui Rangga, gadis itu bernama Sukma dan mengaku sebagai adik tiri Rangga. Sukma mengabarkan bahwa Rangga harus menemui ibu mereka, ibunya sedang dalam gangguan kesehatan yang cukup mengkhawatirkan juga telah tua dan pikun, sering dia menanyakan Rangga yang dalam pikirannya masihlah seorang bocah kecil. Rangga menjamu Sukma dengan baik tapi menolak untuk menemui ibunya, Sukma memberikan alamat rumah mereka di Jogja dan kemudian pergi meninggalkan Rangga.

Jadi jadi... bagaimana kisah Rangga dan Cinta selanjutnya? Bagaimana mereka bertemu dengan luasnya Jogja yang berkali lipat Grand Indonesia? Maksudnya, kita nyari orang di GI aja belum tentu ketemu kalau nggak janjian apalagi Jogja yang segitu luas? Nonton sendiri deh ;p

Kata Ninda :
Sudah sering saya membaca mengenai review film ini dan biasanya kalau menurut saya agak-agak miring dan penulis review tampaknya kurang puas dengan film ini. Jadi saya menonton film ini dengan ekspektasi yang sangat rendah. Memang baca review itu nggak sama dengan nonton sendiri, komentar orang-orang pun pastinya beda dengan komentar kita sendiri meskipun dengan pengalaman yang sama. AADC 2 unexpectedly great. Saya suka. Saya bahkan juga heran karena Paksu nggak tidur sepanjang film genre drama, padahal biasanya kalau dia nemenin saya nonton film yang saya mau - biasanya film-film indonesia gitu - dianya pindah tidur di bioskop. Jadi saya rasa nggak cuma saya seorang yang merasa ini film bagus.

Ada Apa dengan Cinta adalah perjalanan perasaan. Jadi saya menikmati setiap rangkaian scene yang dibuat berantai dan sebenarnya tidak lepas dari keseharian, yang bikin berat adalah muatan perasaannya. Saya senang karena Mbak Disas disini bagus banget aktingnya, beda dengan Cinta yang dulu. Saya sempat kecewa dengan beberapa film Mbaknya di film-film setelah AADC karena rasanya kok aktingnya masih sama dengan ketika Mbaknya berperan sebagai Cinta. Atau mungkin karena Cinta erat kaitannya dengan Mbak Disas jadinya dapet banget soul Cinta versi dewasa disini. Mimik muka, gesturnya Mbak Disas juga oke, bikin yang tak terkatakan malah terdeskripsi dengan baik.

Yang bikin Paksu melek sepanjang film adalah Milly yang lucu dan apa adanya, actingnya keren, and yes she's really rocks AADC 2! Adinia Wirasti mah banyak filmnya setelah AADC dulu itu, dan semakin nambah umur kok Mbaknya makin keren. Cantik khas wanita Indonesia dan aura kerennya itu kok dapet banget yaa...? Saya nonton film mbaknya yang terakhir belum lama, sekitar tahun 2015 apa 2014 gitu yang bareng Reza Rahadian dan jatuh cinta sama karakter dia di film itu.
Nicholas Saputra, yah... Bang Nic adalah every girl crush dari sekitar tahun meledaknya AADC hingga bahkan mungkin saat ini. Yang bikin patah hati beberapa teman saya ditahun-tahun terakhir ini adalah kemungkinan bahwa dia.... zzzzzzz *sinyal ilang*.

Plot penting yang menurut saya hilang dalam film adalah penjelasan Ibu Rangga, seharusnya itu penting namun tidak ada scene khusus yang membahas jelas mengenai itu. Padahal saya penasaran. Terus alasan tidak adanya Alya kok kayaknya kelamaan ya dari tahun kapan, padahal seinget saya baru 1,5 tahun lalu AADC versi short movie aplikasi chat masih ada Alya juga kok.

9 Hal Yang Bisa Dipahami dari Ada Apa dengan Cinta 2
  1. Alasan mereka bertemu yang masuk akal. Cinta memang berniat liburan di Jogja dan Rangga yang menyelesaikan masa lalu dengan mengatasi perasaan benci kepada ibunya. Mereka tidak bertemu begitu saja seolah konspirasi semesta terlalu hebatnya. Mereka datang dengan alasan kuat dan bertemu pun dengan cara yang tidak demikian sederhana.
  2. Setelah adegan bandara AADC 1, mereka sering berkomunikasi seperti halnya pasangan LDR. Mereka juga bertemu lagi di New York. Kemudian putus dan sama-sama menjalin hubungan lagi dengan orang lain.
  3. "Setelah diputuskan, kok Cinta tidak menyusul ke New York?" Yah, Cinta adalah perempuan biasa seperti sebagian besar perempuan lainnya, diakhiri hubungannya lewat surat doang terus malah nyusul ke New York? Harga diri pastinya berceceran. Meskipun diputuskan dan masih cinta, tapi Cinta adalah tetap perempuan biasa yang ingin diperjuangkan.
  4. Rangga ketika menyadari perasaannya pada Cinta belum berhenti, memutuskan untuk mencari Cinta di Jakarta meskipun Cinta telah pindah dari rumah lamanya. Jadi nggak ada tuh yang mendadak ketemu dan mendadak Rangga jadi sok manis padahal sebelumnya nggak berusaha apa-apa.
  5. Alasan Rangga untuk memutuskan Cinta ternyata sangat logis, setidaknya menurut saya. Jarak jauh dan berbagai situasi yang ada membuat Rangga merasa dia harus bekerja keras. Dan membuat Cinta menunggu barangkali adalah keputusan yang bisa dibilang jahat. Bagaimanapun Rangga adalah seorang lelaki, yang ingin 'pantas' bagi wanita yang dia cintai. Ketika akhirnya segala jerih payah membuahkan hasil, Rangga ada diambang dugaan pantaskah dia untuk mencari Cinta lagi? Bagaimana jika Cinta malah sudah menikah dan punya dua anak ? *eh tapi beneran kan? :p Jadi ini make sense juga buat saya.                                                                                                 
  6. "Kok Karmen malah jadi pelopor berantakannya perasaan Cinta dengan mempertemukannya dengan Rangga? Cinta bukannya malah jadi selingkuh dari Trian?" Karmen punya track record pahit dalam urusan hubungan percintaan. Seperti sudah diceritakan, suaminya selingkuh dan meninggalkan dia begitu saja tanpa kabar. Yang saya pahami, Karmen tentu saja tidak ingin Cinta penasaran dengan cinta lamanya yang belum terselesaikan, apapun itu lebih baik terjadi sekarang daripada dikemudian hari mungkin saat Cinta justru sudah berkeluarga.
  7. "Cinta jahat, selingkuh dari Trian?" saya banyak membaca reviewer yang berkata demikian. Benar juga sih... tapi menurut saya, hellooo... Trian baru ngasih cincin dan melamar Cinta selayaknya lamaran di film luar negeri. Belum ngomong sama keluarganya, belum khitbah resmi pula - setidaknya di scene film ya. Nggak mungkin rasanya lamaran resmi tanpa prosesi yang undang-undang teman-teman dekatnya kan. Dengan hubungan yang masih seperti itu tentu lebih baik bagi keduanya untuk berpisah, karena perasaan yang masih penasaran harusnya terselesaikan. Jika tidak, bisa jadi bangkit lagi dikemudian hari ketika terpicu pertemuan. Lebih pahit jika seperti itu. Dengan berpisah saat belum benar-benar segalanya menjadi serius, Trian bisa bertemu orang lain yang mencintainya bukan hanya karena tidak adanya orang lain yang menjadi pusat dunia. Cinta pun juga bisa menyelesaikan perjalanan perasaannya tanpa resiko bakalan jadi penyakit kambuhan ketika dia menikah dengan orang selain Rangga.                                                                                                                                                                             
  8. Kita mungkin punya sifat yang berbeda dan lain sebagainya tapi antusiasme yang serupa sering menumbuhkan cinta. Cinta dan Rangga sama-sama menyukai seni, karena itu klop sekali kalau keduanya sudah bersama. Sementara Trian, jadi kelihatan 'njegleg' dibanding Rangga karena dia tidak berusaha menyukai apa yang Cinta sukai. Dia juga nggak berusaha memberikan feedback yang oke ketika Cinta bercerita mengenai apa yang membuat dia antusias.
  9. "Mbak Cinta... sekian tahun ditinggalin nggak ketemu, begitu ketemu lagi malah create new memory dan galau gara-gara puisi gitu?" Tapi saya nggak melihatnya demikian, yang saya lihat adalah perasaan cinta dan penasaran yang cuma beku karena ketidakmungkinan tapi tidak hilang. Ketika Cinta bertemu lagi dengan Rangga, begitu keduanya saling make sure kalau sama-sama belum menikah, kebekuan itu mencair. Terutama dari pihak Cinta. Pertemanannya setelah adegan memaafkan adalah kamuflase dari semua itu. Lagi-lagi saya salut karena Mbak Disas nggak banyak dialog disini tapi gesture dan mimik mukanya menceritakan semuanya. Perasaan lama itu bangkit, dan obrolan panjangnya dengan Rangga adalah bagian dari perasaan sekaligus rindu yang dibalut gundah karena setelah itu mereka tidak akan mungkin untuk saling bertemu kembali. Hidup harus berjalan sebagaimana awalnya. Jadi Cinta menikmati semua momentum itu sebagai kali terakhir dia mengizinkan dirinya jatuh dalam memori. Di adegan mereka bersama seharian saya malah teringat film Before Sunset dan Before Sunrise. Iya film jadul tapi memang sama-sama kental perasaan lho :D
Oh ya saya suka banget puisi Rangga di film ini, aslinya ditulis oleh @hurufkecil dan saya jadi pengin beli bukunya :)
Berikut puisinya saya sertakan ya :
BATAS
Semua perihal diciptakan sebagai batas
Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain
Hari ini membelah membatasi besok dan kemarin
Besok batas hari ini dan lusa
jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota,
bilik penjara, dan kantor wali kota, juga rumahku dan seluruh tempat di mana pernah ada kita
Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta
Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi dipisahkan kata
Begitu pula rindu
Antara pulau dan seorang petualang yang gila
Seperti penjahat dan kebaikan dihalang ruang dan undang-undang
Seorang ayah membelah anak dari ibunya dan sebaliknya
Atau senyummu dinding di antara aku dan ketidakwarasan
Persis segelas kopi tanpa gula pejamkan mimpi dari tidur
Apa kabar hari ini?
Lihat tanda tanya itu jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi

Fiuhhh... jadi saya beneran menulis ulasan film sepanjang ini *lurusin jari. Saya suka banget film ini, secara keseluruhan. Dan film ini berhasil menjawab hal-hal yang saya pertanyakan bertahun-tahun lalu mengenai kelanjutan kisah Cinta dan Rangga. Merasa nggak sia-sia lah beli tiket diskon. Sudah nonton film ini juga? Share pendapat teman-teman dong :)

*pic source : random by google

41 comments:

  1. Baca spoiler dimana-mana, aku seperti udah nonton filmnya.. haha,


    Aku gak mau nonton, takut baper pengen ke Jogja, T.T

    ReplyDelete
    Replies
    1. wakakakk bapernya itu napose harus ke jogja meer?

      Delete
  2. jahaha.. spoiler bang ini kak Nin :D... isi review nya juga sampe menghayati banget itu :D

    ReplyDelete
  3. Huaaa, aku belum nonton iniih, mau nangissss baca sama denger spoiler dr temen2. Perjalanan perasaan, reviewnya asik nind ^^
    Udah niat nonton tapi apalah daya, bayi minta brojol :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. nanti juga ada cdnya paling mbak :D *pukpuk

      Delete
  4. Belun nontonnnn... gak ada temennya hahahha. Baca reviewnya ninda jd kudu maksa hrs nonton nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. nontonlah mbak biar gapenasaran kayak cinta ke rangga *cielah

      Delete
  5. belum nonton Mba Ninda :)
    tapi sejak dulu saya emang suka sama pasangan ini :)

    ReplyDelete
  6. Hahah sama, pasuami juga ngakaknya pas bagian millynya hahhaha

    ReplyDelete
  7. Adinia wirasti emang makin mateng usia, makin bagus pendalaman karakternya
    Yg main ma reza rahardian itu klo ga salah film kapan kawin deh nin

    ReplyDelete
  8. Kemungkinan di nic zzzzz itu keknya aku pnasaran dg fenomena yg ada di jakarta deh iuuuuuuwww

    ReplyDelete
  9. Nonton aadc 1 sih, udah lama. Tapi gak cukup kuat niat buat nonton yang kedua. Makanya baca resensinya buat ngintip jalan ceritanya ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga nanti bisa nonton ya kak ev :)

      Delete
  10. Saya belum nonton sih Mbak Nin, hari-hariku masih dipenuhi Ujian dan tugas akhir sejak minggu pertama bulan mei sampai minggu ketiga bulan mei #curhatdikit

    Baca poin yang ke-9 kaya lagi ngaca :)
    Ada satu orang, kami benar-benar tidak saling menghubungi selama beberapa tahun,tapi ketika kami dipertemukan pada satu kesempatan, kami berbaur layaknya orang yang tak pernah jauh.. dan yaaa enatahlah #curhatlagi :D

    ReplyDelete
  11. LDR memang agak riskan, apalagi jaman dulu sebelum ada internet.
    Kirim surat lama, bertelepon menghabiskan dana.
    Kini LDR mungkin sudah agak mudah. Namun godaan selalu ada.
    Terima kasih reviewnya yany ciamik.
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  12. AADC 1 nnton dr donlot di Youtube, yg ke-2 msh ngguin yg mo upload di Youtube. Sengaja gag baca spoilernya.

    ReplyDelete
  13. Pasti kamunudah punya buku puisinya juga dehh ahayy

    ReplyDelete
  14. aku malahh seneng baca pro kontranya .. lucu lucu komentarnya dah pokoknya :D. sejauh ini.. aku ga bisa nonton wkwkw.. jauh ama bioskop taraa..

    ReplyDelete
  15. Hhmmm kalo aku sih milih tunangannya, doi berniat berkomitmen lebih daripada sama yang katanya suruh nunggu 1 purnama. Hahahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. kurang adegan lamarannya rangga berarti ya mbak haha

      Delete
  16. hiyaaaahh, aku gak jadi nonton karena kehabisan tiket akhirnya milih nonton civil war. hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. lha prasaan civil war malah lebih banyak peminat dah
      aku aja nonton midnite fit

      Delete
  17. Jadi terlena lagi kalau nonton film ini, nostalgia lagi

    ReplyDelete
  18. Belum nonton filmnya, tp baca review mba Ninda cukup ksh gambaran hehe.
    Beberapa review yang aku baca rata2 mmg condong ke hal yg negatif, tp mba nin beda. Thankiss

    ReplyDelete
  19. aku kok ngantuk ya mbak pas nonton ni film :D
    dialognya kayak kaku gitu menurutku, kurang alami gimanaaaa gitu. IMHO :D

    ReplyDelete
  20. Belum nonton, tetep penasaran walau banyak baca spoiler-an. Tapi... nunggu dvd nya aja wes hahahaha, gak bisa dan gak mau ninggal anak/ajak anak nonton ini. Hehehe. Jadi nanti nontonnya bisa nyambung abis nonton AADC 1 lanjut no 2, biar puluhan purnamanya gak berasa hahaha

    ReplyDelete
  21. Aku belum pernah nonton film AADC, baik 1 dan 2. Tapi, baca review dari Ninda ini kok kayaknya menarik ya. Aku suka kisah cinta yg dalam, apalagi seperti yg pean sampaikan ada adegan yg gak perlu banyak dialog tapi penonton bisa merasakan dan menilai dari gesture tubuh, mimik muka. Saya suka film yg kayak gitu.

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home