Saturday, August 20, 2016

BERBAGI WARNA

Lucu ya kalau dipikir-pikir, betapa kesempatan atau kejadian sekejap yang unik bisa menjalinkan perkenalan antara kita dan orang-orang yang kita temui. Awalnya kita mungkin tidak terpikir untuk mengenal teman yang ini atau teman yang itu dalam hidup kita, hingga suatu hari kenalan karena hidup yang bersinggungan.

Saya pernah mengenal seorang teman, cukup dekat hingga dulu dia sering curhat. Perkenalan kami hanya diawali oleh kejadian sederhana. Saat itu disebuah mall, saya sedang janjian dengan seorang sahabat. Dia belum datang, jadi untuk beberapa saat saya melewatkan waktu dengan berkeliling mall hingga waktu sholat tiba. 

Usai sholat, saya masih duduk di musholla mall tersebut. Musholla-nya nyaman dan nggak penuh sesak, cukup luas pula. Saya memeriksa ponsel dan mengecek pesan dari di teman jika dia memberitahukan sudah sampai mana. Ketika saya mengangkat wajah dan meletakkan ponsel di saku gamis, seorang gadis berjilbab kira-kira seusia saya menyambut pandangan mata saya dan melemparkan senyum. Saya kaget sebelum kemudian membalas senyumnya.


"Halo, gamisnya bagus beli dimana?" dia bertanya.
Saya tercengang karena nggak menduga bakalan ditanya begitu, serius dia nanya ke saya apa orang lain? Ternyata benar dia nanya ke saya, kemudian kami ngobrol banyak tentang baju, tukeran PIN BBM terus jadi sering ngobrol soal apa saja. Dari baju, film dan informasi kajian.

Di lain kesempatan, masih bebeberapa hari lalu saya membaca update status dari seorang teman lainnya di media sosial. Lucunya kami saling mengenal karena menggemari brand gamis yang sama dan bergabung ke grup chat muslimah yang tinggal atau berasal dari Jawa Timur. Sebut saja Ummu Humaira. Mbaknya baik, ramah, lucu juga selalu ceria. Karena karakternya yang menyenangkan maka saya atau teman lainnya tidak tahu apa yang menjadi beban bagi hatinya.

Mbaknya masih menunggu-nunggu waktu Allah amanahkan buah hati untuknya, menunggu sang buah hati ini juga nggak cuma semata nunggu tapi juga dengan usaha yang masyaAllah. Tapi orang diluaran yang tidak tahu itu sering melontarkan pertanyaan atau komentar nggak enak yang membuatnya kesal :(

Saat akhirnya usaha dari Ummu Humaira dan suaminya membuahkan hasil, Ummu Humaira hamil kembar tiga. Perjuangan tidak berakhir disini, mereka juga harus menjaga sang buah hati hingga tiba waktunya untuk lahir. 

Mbaknya harus meninggalkan steak setengah matang dan banyak makanan lain yang semula menjadi favoritnya demi kesehatan kehamilan. Berkali-kali pula Ummu Humaira harus bedrest karena kelelahan atau mungkin sebab lain. Mereka berdua dan seluruh keluarga benar-benar saling berupaya bersama untuk ketiga calon anak mereka.

Sekalipun jatuh bangun pada masa kehamilan, nggak pernah saya lihat mbaknya mengeluh di media sosial. Dia tetap bersemangat dan lucu, wajahnya nampak lelah tapi sekaligus terlihat sangat bahagia. Kami, orang-orang yang mengenalnya juga berharap beliau dan bayi-bayinya akan sehat hingga terlahir dan tumbuh menjadi anak-anak penyejuk hati kedua orang tuanya. 

Selang beberapa waktu hingga suatu hari, seorang teman di grup memberikan kabar bahwa Ummu Humaira sudah melahirkan triplet. Sedihnya, mereka lahir dalam kondisi prematur. Saya yang saat itu belum lama menikah tidak tahu apa saja penyebab bayi lahir prematur sebelum membaca di website Lactamil, yang saya tahu kondisi bayi prematur sangatlah rapuh dan butuh treatment khusus. Kami berharap agar bayi triplet dan ibunya mampu melewati ini.

Kami menyaksikan kabar para bayi dari sosial media mbaknya, sungguh sedih menatap tubuh mereka yang penuh dengan selang dan alat bantu. Mereka masih begitu kecil dan rapuh. Betapa orangtua ketiga bayi sangat bahagia ketika akhirnya kondisi salah satu bayi ada yang semakin baik perkembangannya sehingga sudah boleh digendong. Hammam, Humaira dan Harits, 3H nama ketiga bayi-bayi itu. Bonding mulai terbangun, tapi rupanya Allah lebih sayang pada si kembar tiga 3H. Allah mengambil mereka kembali untuk berada disisi-Nya.

Hati siapa tidak ikut berduka? Kami saja merasa turut kehilangan bayi-bayi mungil itu, apalagi orang tuanya? Dalam masa-masa duka, mbaknya tidak main drama. Taukah? Saat itu dia lebih rajin menulis. Ya, menulis. Menuliskan semua perasaan dan kerinduan kepada anak-anaknya. Dia nggak menyalahkan Allah apalagi mengecam atas segala yang terjadi. Dia kecewa, benar begitulah lazimnya manusia yang sepantasnya merasa kecewa. Justru dia membangun kekuatan hatinya dengan banyak menulis dan lebih dekat pada Allah. Belajar agama lebih banyak dan bergaul.

Ummu Humaira masihlah seorang teman yang bersemangat dan lucu meskipun hatinya masih menyimpan kehilangan, sering dia tulis rindunya yang membuncah kepada si kembar. Namun dia, di mata saya adalah seseorang yang bagi saya kuat dan adorable dengan kekuatannya. Ummu Humaira adalah salah satu cermin bagi saya atau mungkin kita semua setiap saat merasa terluka atau kecewa akan segala sesuatu maka akan selalu lebih baik jika kita memupuk iman menjadi kekuatan, bukan menyalahkan keadaan apalagi menyalahkan Allah. Bukan malah menjauh tapi justru mendekat kepada sang pemilik nafas.

Karena hanya dengan mendekat kepada Allah maka hati kita jadi lebih tenang. Dalam situasi apapun. Jika teman-teman ingin mengenalnya lebih dekat, teman-teman bisa menyapa via blognya di http://mumuhumaira.blogspot.co.id/. She's lovely :)

Ketika kita bersinggungan dengan seseorang dan mengenal dunianya maka sadar atau tidak, kita jadi terpengaruh oleh warna pribadinya. Seperti ungkapan berteman dengan pedagang minyak wangi maka kita pun turut ikut wangi, karena itu penting untuk selektif dalam memilih teman dekat di lingkungan pergaulan kita. 

Namun bukankah manusia tempatnya salah, maka tidak keseluruhan baik yang ada dalam dirinya? Akan lebih baik jika kita mengadopsi bagian dirinya yang baik dan tidak meniru sisi lainnya yang kurang baik. Ya kan?

Permisalan teman duduk yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari No. 2101, Muslim No. 2628)

13 comments:

  1. dalam keadaan apapun, mendekatkan diri kepada Allah memang selalu membuat hati terasa lebih tenang dan damai... Semua masalah yang ada jadi tidak seberat sebelum nya...
    Menulis juga memang selalu menjadi sarana yang pas untuk menyalurkan perasaan yang terpendam :)

    Salam Kak Ninda...

    ReplyDelete
  2. Untungnya akuh temenan sama blogger kece macam kau, jadi keturutan kebagian job. Ahaaaiiii

    ReplyDelete
  3. Aku juga senantiasa menghindar atau menjauhkan keluh kesah lewat media social. Semakin kita mengeluh akan membuat hati kita rapuh. Cukup aku dan Tuhanku yang tahu.
    Akku lebih suka dengan penjual minyak wangi untuk memperkuat hati dan mengharumkan raungan kalbuku.

    ReplyDelete
  4. Makin bertambah usia dan makin banyak hal yang dilewati insyaAllah jadi makin bisa memilah mana yang baik dn tidak, entah itu dalam bersocial media maupun berteman.

    ReplyDelete
  5. Senang dan brsyukur bs mempunyai teman yg baik. Teman yg bs menggandeng kita k jln surga. Berharap aku dan ninda bs berteman hga d surga-Nya. Aamiin.

    ReplyDelete
  6. saya sih sama orang jahat sekalipun, kalo masih bisa dikompromi, tetap berusaha berteman.. he he

    karena dengan dekat tukang pandai besi, belum tentu bikin kita jadi pandai besi juga. 50:50

    ReplyDelete
  7. Sebuah bacaan yg menyentuh malam ini

    ReplyDelete
  8. perih bgt baca potongan kisah ttg si triplet H mbak :((((

    ReplyDelete
  9. Ilmu bersyukur itu memang sulit (setidaknya bagi saya). Jujur, kadang saya hanya bisa bersyukur saat sedang berada di atas saja, saat sedang bahagia. Sedangkan saat down, saya sering lupa mendekatkan diri pada sang pencipta.

    ReplyDelete
  10. Aduh kok bahasanya malah baku gini yah. Haha jadi kebawa suasana nih ama tulisannya teteh..

    ReplyDelete
  11. hidup ini pernuh ke kejutan dan hal hal yang terkadang kita berpikir mustahil terjadi tapi benar benar terjadi.
    saya meliat banyak teman dimedia sosial yang berani curhat, sindir sindiran di media sosial terkadang ilfeel namun gk brani menegur karena ia itu adalah akunnya, cara yang saya lakukan adalah hidden semua update dari mereka, hehe

    Dalam hidup kita harus selektif memilih teman, karena pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik, iyakan mbak?

    salam.

    ReplyDelete
  12. Aku liat bayi kecil dg berbagai peralatan jg sedih. Tp kita emang nggak boleh larut terus. Kudu strong

    ReplyDelete
  13. Salut sama mbaknya ya nind.
    Bisa nyambung ya ternyata, jodoh pertemanannya :) alhamdulillah

    Nind, gamisnya beli dmn..hihii

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home