Tuesday, August 23, 2016

JODOH DAN WAKTU

Saya sering banget mendapatkan email atau pesan dari pembaca blog ini yang ingin sharing atau bertanya kepada saya mengenai konsep jodoh.

Sebagian besar dari kita mungkin sudah berpikir mengenai jodoh saat usia masih sangat muda?
Atau ada yang enggak?

Saya sendiri mulai memikirkan mengenai jodoh sejak remaja. Ya pertanyaan nggak banyak sebagai seorang remaja dari kota kecil yang sudah bisa bedain good looking dan enggak tapi karena nerd luar biasa jadi ya begitulah saya polos-polos aja dan nggak pacaran. Seperti orangnya siapa, wajahnya seperti apa? Atau apakah saya pernah ketemu dia di jalan tanpa sadar? Apakah dia orang yang saya kenal? Apakah pernah satu sekolah atau bagaimana?
- pertanyaan dan dugaan jawaban salah semua memang, tapi saya baru tahu jawabannya sekitar sepuluh tahunan atau lebih kemudian dan baru ingat pernah bertanya-tanya soal itu.



Kadang kita jadi bertanya-tanya apa orang ini jodoh kita ya? Hanya karena mungkin salah satu sebabnya wajahnya atau ekspresinya sedikit banyak mirip dengan kita. Kebanyakan orang bilang mirip itu tanda jodoh. Kita versi remaja terus menduga-duga, bertanya-tanya masa iya?

Kalau kebeneran orangnya dalam lingkungan pergaulan yang sama dengan kita, dugaan itu bisa berkembang jadi ge-er kemudian crush alias naksir. Labil gitu ya, tapi apa boleh buat lazimnya remaja memang demikian. Ya nggak sih?

Saat sudah menginjak usia dewasa, saya paham bahwa ternyata konsep jodoh nggak segitu rumitnya. Jodoh bahkan bisa sangat sederhana. Jodoh itu ada ketika kita berada dalam usia dan pikiran yang sudah siap menikah untuk mengakhiri masa lajang.

Senaksir-naksirnya kita dengan orang  itu, entah berteman atau pacaran ala-ala... kalau kita mulai saling dekat pada usia belasan tahun masih kealay-alayan, mirip dalam segala hal apa lantas jodoh? Belum tentu, meskipun ada juga orang yang membina hubungan bertahun-tahun sejak remaja, kuliah, kerja dan akhirnya menikah dengan pasangannya sedari remaja tersebut. Tapi berapa lama orang yang menjalani takdir itu?

Itulah sebabnya banyak yang pacaran bertahun-tahun sejak remaja dan kuliah tapi putus setelah kerja. Setelah proses move on selesai, mengenal orang baru yang kemudian baru juga sekitar 3 bulanan dikenal sudah langsung sebar undangan saja. Sudah langsung memutuskan siap menikah dengan orang tersebut padahal baru kenal sekian bulan. Si mantan sudah kenal baik lingkungan dan keluarganya luar dalam malah jadi orang lain.

That's why mengapa saya pikir jodoh itu muncul ketika kita benar-benar sudah siap untuk menikah dan segalanya memungkinkan untuk lanjut ke babak komitmen yang paling tinggi seperti kondisi financial yang sudah stabil dan kondisi hati dan pikiran yang sudah berkembang dan nggak lagi kealay-alayan.

Ketika kita memilih untuk berpacaran di usia remaja, menabung uang saku untuk saling memberikan hadiah ulang tahun, perayaan prestasi, tahun baru atau valentine apalah. Ternyata kita memberikannya untuk orang lain yang tidak ada hubungan dan artinya dengan hidup yang kita jalani belasan tahun kemudian. Kita jalan bareng, mentraktirnya dengan uang orang tua kita demi terlihat gentle dan bertanggung jawab, tapi gentle dan bertanggung jawab sebelah mananya kalau kita masih minta uang ke orang tua, eh dihabisinnya ke anak orang pula.

Merencanakan surprise party dan segala macam, saat itu judulnya mengesankan calon suami atau calon istri, saat itu. Eh pada akhirnya bukan dia yang ada disisi kita di pelaminan. Buang waktu, buang materi untuk seseorang yang pada akhirnya menjadi orang lain, tidak menjadi bagian dari hidup kita. Tapi malah menjadi bagian dari orang lain lagi.
Apa rasanya?
Saat paham bahwa yang kita lakukan mungkin adalah menafkahi jodoh orang lain?

Pada saat isi blog ini dulu masih prosa-prosa yang tumpah ruah, pengunjungnya penuh dedek-dedek. Kalau saat ini entah ya :)

Tapi kalau kalian masih merasa dedek-dedek, remaja berusia belasan yang masih belum tahu kalau dewasa mau jadi apa, yang belum tahu jodohnya siapa. Nggak pernah rugi jika kita mau menunggu waktu yang tepat dan mengisinya dengan hal-hal bermanfaat. Nggak usah malu diolok mahasiswa teladan atau siswa teladan hanya karena kita memperhatikan deretan nilai-nilai kita, tentu jangan juga kehilangan jaringan pertemanan. Atur-atur saja. Nilai yang bagus dan jaringan pertemanan itu penting untuk masa depan yang baik.

Berhenti terlalu mengedepankan hati yang patah atau terluka karena seseorang, pun berhenti untuk menjadi terlalu mengesankan bagi dia yang membebani hati kita. Jika merasa sakit, merasa patah hati maka ubahlah perasaan itu menjadi karya yang bermanfaat setidaknya bagi diri sendiri. Bisa menjadi tulisan bagus, ilustrasi melankolis atau kerja keras yang sibuk untuk melupakan rasa sakit.

Berhentilah saat kita sadar kita masih belum siap menjalin komitmen paling tinggi itu. Mungkin dia bukan jodoh kita, atau justru jodoh kita dimasa depan tapi bukan sekarang masanya.

Ketika kita sudah siap segala hal, siap mengikrar janji sesuai ketetapan yang Dia setujui saat itulah insyaAllah jodoh kita juga sama siapnya.

Dear temans, sebenarnya saat menulis kalimat pertama dalam posting ini saya ingin bercerita tentang kisah seorang teman yang baru saja mendapatkan jodoh sejatinya. Saya pernah bercerita sekilas mengenai teman baik saya ini di tulisan lalu. Tapi paragraf yang awalnya ditujukan menjadi pembuka malah jadi tulisan yang panjang seperti ini. Anyway, saya akan tulis di postingan berikutnya dan ya sangat erat kaitannya dengan tulisan ini :)

Jadi apa yang manteman pikirkan setelah membaca tulisan ini?


30 comments:

  1. Yap. Yang aku pikirkan, aku sukaaa tulisanmu yang ini. Indah kata-katanya plus setuju dengan semua isinya :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah alhamdulillah. pesan buat para dedek, semoga tersampaikan dan mereka paham :)

      Delete
  2. Jadi kepikiran tentang jodoh... beberapa waktu ini saya lagi galau banget tentang hal ini... engga ngerti juga kenapa jadi sering kepikiran tentang hal ini :( mungkin efek kebanyakan nonton film dan drama romance juga kali ya hahahaha.. tapi berusaha untuk tidak terlalu memikirkan nya lagi dan fokus kuliah :) Tapi dengan galau itu setidak nya jadi bisa menulis beberapa puisi deh hahahaha

    Salam kak Ninda... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha fiziii... nah ini contoh galau bermanfaat, jadi puisi. mungkin jg bisa dilombain atau dikirim hasilnya biar jadi IDR :D

      anyway kalau menurut aku sih, menurut aku lho... cowok itu lebih gampang soal jodoh yang penting mau kerja keras. lulus kuliah, karir bagus insyaAllah jodoh mudah :)

      Delete
  3. Berasa ngomongin aku, wkwkwk *PD

    Bagi kita yg udah ngelewatin A-Z hingga bertemunya jodoh, pasti merenung semua itu hal sia2 tapi bagi mereka yg sedang dalam proses pencarian? Semua memang butuh proses. Beruntung, jika ketika masa pencariannya justru mendapat pemahaman dan mengisinya dg hal bermanfaat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. eh shine nongol2 langsung GR
      setuju itu semua butuh proses. tapi itulah manfaatnya sudah melaluinya duluan, kita bisa bilang sama dedek2 jangan over masalah hati, pikirin masa depan dulu. setelah masa depan beres baru deh galauin jodoh LOL :D

      galau itu wajar tapi akan lebih baik kalau mengubah bentuk kegalauan dalam hal-hal yang bermanfaat ya gak sih neee?

      kalau aku sih yeesss

      Delete
  4. haha ... bisa melenceng dari niat awal ya Nin, aku juga sering begitu ... lalu aku bingung dewe, mau terus dg keasyikan yg baru ato balik ke konsep awal

    ReplyDelete
  5. Duh ngerasa imuet nih, mungkin aku salah satu dedek-dedek itu wakakakakaka #nggilaniii

    ReplyDelete
  6. Dan aku termasuk dedek dedek yg dulu nyasar kemari, haha,

    ReplyDelete
  7. Duh kalau saya mah malah lagi bingung mbak soalnya saya kalau sedang dekat dengan cewe baru selalu merasa kaya bersalah gituh mbak karena waktu dulu sebenarnya saya suka sama dia dan jujur waktu itu saya belum pernah pacaran dan kayanya dia suka sama saya dan saya juga demikian namun sayanya belum sempat ngungkapin karena pada waktu itu harus pisah dan sampai sekarang saya selalu ada rasa penyesalan gituh, lalu sampai sekarang tiap saya mau dekat dengan cewe selalu merasa bersalah, untuk solusinya harus gimana ya mbak apakah harus nyari dia atau gimana ?

    ReplyDelete
  8. waktu muda saat pacaran berpikir dialah jodohku eh ternyata jodohku adalah orang yang enggak terduga, lelaki yg kukenal lewat dunia maya. Jodoh datang tidak terduga :)

    ReplyDelete
  9. Ugh, jadi ingat kisah cintaku ama istri tercinta.. ditulis ga yaa.. #malu

    ReplyDelete
  10. Jodoh itu rahasia... akan indah pada waktunya..

    ReplyDelete
  11. untung judulnya bukan galau dan waktu, #ehh

    ReplyDelete
  12. Kalo kita siap, ada aja jalan buat ketemu. Penting ketemu dulu kali ya, hahaa

    ReplyDelete
  13. Ah, kadang aku berpikir sendiri dan mentertawakan diri sendiri.
    Bertahun-tahun pacaran eh dia memlih orang lain.
    Ah berarti selama ini aku hanya menjaga calon istri orang.
    Betapa lugunya aku ini.
    Jodoh memang harus dicari, pencarian itulah yang mungkin melelahkan.
    Sejati ah itu hanya bisa diketahui setelah melewati masa-masa sulit.
    Akankah dia tetap bersamaku atau pergi bersama orang lain.

    ReplyDelete
  14. Sekarang pengunjungnya dedek-dedek yang ndak emesh lagi Mba Anyin, haha. Duh nafkahin jodoh orang itu emeizing ya. :'D

    ReplyDelete
  15. Eh ini ga ada linknya sis? :p
    Anyway, jodoh itu kalo emang waktunya datengnya semudah makan mi ayam. Tapiii kalo belom waktunya, mau dipaksa kaya apa juga ga bisa. Bak pake sepatu kece nan mahal tapi kekecilan. Huahahaha
    Analogynya aneh ya

    ReplyDelete
  16. Yang aku pikirkan adalah....kawin lari.

    Kok rasanya ngga siap siap aja sih ini ya. Makanya kudu nekat. Hahah

    ReplyDelete
  17. Yang aku pikirkan setelah baca tulisan ini
    Kebanyakan anak berprestasi secara akademik, jarang ada yg pacaran, aku dulu pernah dong ngerasa duhhh gue ini ada yg suka ga sih sebenernya haha, soalnya pas jaman sd, smp, sma, temen2 kok udah sering gonta ganti pacar, sementara aku blom pernah ngrasain sama sekali wkkkk, waktu itu aku mikirnya lebeyy bgt takut ga da yg mau hahaaaa

    Abis itu biasanya yg kek kita2 ini hobinya mendalami proses kreatif lain kayak nulis, baca hal2 yg ga orang duga, gambar ilustrasi, berpuitis ria dsb...

    Nah pas masanya ketemu jodoh, crinnng !! Ni hati berasa girang banget dan mengaminkan bahwa jodoh itu miracle banged ^_^

    ReplyDelete
  18. saya sependapat sama dengan komentar Shine. Semua butuh proses dan waktu. Cuma memang banyak faktor yang mempengaruhi. Salah satunya komentar sana-sini. Kelihatan belum punya pendamping malah diledekin melulu. Akhirnya suka ada aja yang grasa-grusu mencari pendamping

    ReplyDelete
  19. Nind, meski aku dedek pada jamannya..hehe
    Ngga, ngga akan ada kata menyesal dalam menanti jodoh. Alhamdulillah aku ngga punya mantan, suamiku pun begitu :)
    Jadi jangan suka cedih ya dedek dedek... Jodoh pasti bertemu
    Sampai tiba masanya, skenario Allah paling keren ya

    ReplyDelete
  20. yang saya pikirkan setelah membaca tulisan ini adalah, saya menyesali keputusan saya dulu untuk pacaran dengan mantan dan kemudian patah hati :(

    udah serius pacaran lama-lama tapi gak jodoh, ketemu suami LDR-an setahun kemudian nikah. Jodoh memang gak dapat ditebak kapan datangnya

    ReplyDelete
  21. Jodoh ya... misteri. Bikin penasrn. Klo g pinter2 menej hati, galau trus ktika jodoh tk kunjung bertmu.

    ReplyDelete
  22. Dulu pas masih kuliah, saya sering diskusi ama temen-temen soal jodoh. Ilustrasinya gini: "cees, umur kita kan udah 20an,konsep cari pacar/calon istri pun udah beda. Tapi pertanyaannya, cari jodoh itu gimana? Apakah kita harus-harus 'sengaja' nyari2 orang buat dijadiin istri (kalo gitu berarti cinta yang kita dapet gak akan natural dong?).

    Ataukah harus let it flow aja? Menunggu jodoh datang dengan tidak disengaja. Nah kalo gini,kebayang kan gimana jadinya. Cinta akan terasa natural. Soalnya kita dipertemukan dengan proses yang 'tidak maksa', atau dalam istilah abege: kita emang jodoh dari sananya."

    Kira2 begitulah insecurity yang kami rasakan dulu (bahkan sampe sekarang). Soalnya, kedua metode itu sama2 relevan. Banyak deh saya nemu orang yang mendapatkan jodoh secara 'disengaja' maupun tidak.

    Pertanyaan random ini memang gak penting sih bagi mereka yang enjoy dalam hal asmara (baik itu yang lagi jomblo maupun yang In a relationship). Tapi tidak bagi saya (kami), yang notabene sering kurang mujur dalam dunia asmara. Ini mengakibatkan kami (saya) terlanjur punya semacam 'kekhawatiran'.

    NB: Tulisan teteh yang ini powerful banget. Keren :)

    ReplyDelete
  23. Mikirin jodoh, pernikahan, kehidupan baru dengan status baru sebagai pasangan sehidup-semati kadang-kadang menyeramkan bagi beberapa orang. Ada beberapa orang yang mudah percaya begitu saja ketika dilamar, tapi nggak lama setelah pernikahan malah jadi korban KDRT. Ada juga yang ditengah-tengah hamil, malah diselingkuhi. Hal-hal seperti itulah yang gue liat di lingkungan keluarga gue sejak kecil. Jadi ketika ada seseorang datang dengan, selalu muncul kecurigaan dan bikin pagar pengaman setinggi-tingginya supaya orang itu gak bisa masuk ke dalam kehidupan gue lebih jauh lagi. Mau sampai kapan begini? Mm...entahlah..

    ReplyDelete
  24. Kira kira jodoh saya sekarang lagi ngapain ya, gk gk gk.

    ReplyDelete
  25. makin bertambahnya usia, makin enggan memulai suatu hubungan yang baru dan memulai semua dari awal (pdkt, adaptasi, berkenalan dengan keluarga). Rasanya berat banget. Udah capek kali ya?

    Gak segampang dulu pas masih SMA atau kuliah..

    apalagi peluang untuk ketemu orang baru di dunia kerja makin sempit :((((

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home