Wednesday, February 15, 2017

MEMILIH JODOH

Panduan cari jodoh setelah agamanya:
"NGGAK PENTING TAMPAN, YANG PENTING NYAMAN"

Ih emangnya sweater gitu, nyaman? Nggak sih, tapi sweater adalah salah satu benda yang mampu membuat kita nyaman disaat musim seperti ini. Dan paling tidak itu yang saya pikirkan ketika menulis itu.

Belakangan ini beberapa teman dekat saya, perempuan sering curhat mengenai kegalauan mereka karena belum bertemu jodohnya masing-masing. Seorang sahabat saya malah dapet celetukan dari beberapa orang di lingkungannya kalau dia mestinya nggak terlalu milih karena ya kan no body perfect. Beberapa yang lain karena lingkungannya bukan yang menjunjung tinggi nikah usia muda maka nyaman-nyaman saja, cuma mereka jadi bingung kalau pulang kampung atau ketemu orang tua dan orangtua mereka mulai bertanya soal masalah pasangan hidup atau para orang tuanya nggak bilang apa-apa cuma menunjukkan gelagat-gelagat pengen banget punya cucu.

"Emangnya harus kayak gitu ya? Terima aja yang dateng gitu yang penting cepet nikah?" tanya salah seorang sahabat saya. Setelah untuk kesekian kali mendapat komentar dari sekitar yang bikin kuping dia merah.

"Ya kalau aku sih nggak merekomendasikan begitu. Justru karena menikah itu hal yang serius makanya kudu dipilih bener-bener kan. Jadi nggak masalah juga jadi pemilih kalau soal pasangan hidup, yah selama realistis,"

"Mendingan jomblo pikirannya cuma jodohku bakalan siapa ya? Aku nikahnya kapan ya? Daripada udah nikah eh malah stress dan nggak bahagia karena asal pilih orang dan terlalu cepet memutuskan," komentar saya. Kalau menurut saya sih begitu.

Saya percaya bahwa jodoh bukan sesuatu yang bisa sembarang ditentukan. Kita bukan hanya menempatkan diri untuk menikahi seseorang saja, kita juga menikahi keluarga dan tradisinya terlebih kita juga menikahi pribadinya sebagai seseorang yang utuh.

Mungkin pada awalnya kita akan tertarik secara fisik dan nggak melihat hal-hal lain. Tapi ayolah, bisa bertahan berapa lama sebuah ketertarikan karena fisik tanpa adanya kecocokan secara personal atau mungkin kenyamanan obrolan. Kalau dari awal aja sudah sering bikin kita kesal dan emosi jiwa gimana kalau jadi teman hidup yang pastinya tiap hari kita harus berurusan dengan itu? Bukankah pernikahan justru seharusnya membuat hati kita lebih tenang...?

Menikah nggak semudah film-film romantis yang diputar di televisi pada saat bulan februari dimana menikah nampak indah dan mudah dengan ending menikah, lempar bunga kemudian pergi honeymoon ke tempat berpantai indah seperti Gili Meno yang teasernya bisa kita lihat di indonesia.travel.

Ketika kita menikah dengan seseorang, mau tidak mau lingkungan kita juga sudah berubah. Demikian dengan hal-hal yang kita prioritaskan. Misalnya ketika masih single kita memiliki agenda untuk jalan bareng teman-teman secara rutin, tapi ketika sudah menikah maka kita cenderung mengutamakan untuk family time terlebih dahulu. Hal yang sama juga terjadi dengan teman-teman kita sehingga agenda jalan bareng itu akan lebih susah terlaksana seperti dulu.

Apalagi kalau menjadi ibu rumah tangga yang nggak kerja di luar rumah seperti saya, otomatis komunikasi real dengan banyak orang akan sedikit demi sedikit terputus. Pada akhirnya suami juga yang akan menjadi teman ngobrol dan berdiskusi kita. Pasangan hidup yang kita pilih juga akan menjadi teman hidup kita dalam arti yang sebenarnya. Menghabiskan waktu bersama dan perbincangan tentang apa saja. Makanya kenyamanan dalam obrolan itu penting, tentu saja faktor ini baru dipertimbangkan setelah agamanya.

Karena yang paling pertama mestinya didahulukan adalah agama yang bersangkutan. Seseorang dengan agama yang baik dan akhlak yang baik setidaknya akan memberi jaminan bagi kita bahwa dia akan memperlakukan kita dengan baik pula. Bukankah dalam agama kita sudah jelas bahwa
"orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya diantara mereka, dan sebaik-baiknya kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istrinya." (HR. At-Tirmidzi)
Tentu saja saya bukan orang yang expert dalam urusan jodoh apalagi pernikahan. Karena tentu saya juga masih belajar berkaitan dengan kehidupan pernikahan setelah pesta-nya usai. Dan yang saya dapatkan masih cuma seujung kuku. But I'd like to share here sebagai dokumentasi dari hal-hal yang sedang saya pikirkan saat ini.

Bagaimana menurut kamu?

16 comments:

  1. Yup, setuju, nin.. gak asal nikah krn umur udah makin tua, atau desakan org lain shg asal pilih aja, asal ada calon aja.. tp pntg memptmbangkan kecocokan dlm hal visi misi dn hal lainnya.. jodoh emang misteri.. jodoh..jodoh..where are you?? Hehe

    ReplyDelete
  2. Mmmmmmmm jomblo nich haha. Yg utama agama pasti, trs nyaman bener, kalo tampan ya bonus hehehe

    ReplyDelete
  3. Setuju sekali dengan pendapat mendingan dipikirin benar-benar daripada salah ambil keputusan hanya karena orang lain :D

    ReplyDelete
  4. Yah pasti yang diliat pertama fisiknya dulu yah,,, kita cocok apa tidak, sisanya yah tinggal liat isi dompetnya,,, cukup apa enggak, soalnya takutnya entar,, abis nikah malah pusing.... akhirnya dilempar piring sama istrinya... hagahag
    emang sih gak seindah cerita - certa di FTV,,, susah/seneng, yang pentingmah niatkan ibadah yah mba admin ??? dan mengikuti sunnah,,,

    ReplyDelete
  5. Perkara jodoh emang selalu menjadi misteri yak nyon, ada yang pengeeen banget nikah tapi ama Alloh emmang belom ditakdirkan bertmu piye lagi, jalan satu satunya emang memantaskan diri.dulu jaman galaw2nya ditanyain dah ada calon tu pas umur2 kuliah tuh, secara ga pernah pacaran sejak sma, yang mana temen2 sma ku rata2 pacaran, kuliah pacaran...aku ampe sholat malam trus doa spesifik cepetan ditemuin jodoh sendiri ga pake dijodoh jodoin orang tua hahahha, akhirnya yo njedul dewe si paksu

    ReplyDelete
  6. nyaman...itu penting. sebab bakal jadi teman hidup. makanya aku blm nikah2..kayaknya krn ini wkwkkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. bukan dulu-duluan kok, yang penting awetnya ya nggak :D

      Delete
  7. Laki2 yg baik akan mendapatkan jodoh berupa pasangan yg baik pula dan sebaliknya. Ini ada di Alquran cma lupa surat dan ayatnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, baik menurut Allah bukan menurut pandangan manusia bang :)

      Delete
  8. Saya masih kuliah, pertanyaannya belum sampe kapan nikah ka, paling ditanyanya kapan lulus. Terkait getting relationship yang serius gitu, saya baru mau fokus ke relationship itu begitu S2 selesai aja, menikah itu kan butuh kesiapan, selain harus membuat nyaman calon teman hidup kita nanti lewat obrolan harian yang berkelanjutan hingga senja nanti, kita harus siap secara finansial, ya, kan emang gitu kan ka, cowok itu harus ngasih nafkah untuk calon pendampingnya kelak beserta anak-anak lucu kecil yang bakalan menemani hari-hari dalam kehidupan berkeluarga. Thanks sharing-sharingnya lewat artikel ini, saya jadi bisa belajar satu hal baru lagi hari ini, big thanks ka Ninda. :)

    ReplyDelete
  9. Ttg jodoh. Pilihan2 yg bikin kita galau sih menurut saya bermuara pada :
    Seberapa pantas kita untuk semua kriteria yg sdh kita tetapkan?

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home