Thursday, February 15, 2018

TRAGEDI 'KEPELESET'-NYA PARA KOMEDIAN

pic source: Pixabay
Beberapa waktu lalu sempat heboh banget ya gara-gara beberapa komedian atau komika sedang manggung dengan sorotan kamera tapi isi omongan dan komedi yang mereka bawakan tuh SARA banget, bikin kontroversi dan pergolakan masyarakat. Istilah yang mungkin lebay tapi beneran kejadian kok.

Reaksi keras langsung viral dan mewarna video mereka yang sedang manggung dan membawakan materi itu. Meskipun tanggapan beberapa orang yang pengennya menengahi tapi menurut saya salah menyimpulkan mengumumkan depan publik bahwa itu bukan pertanya nyinyirin agamanya, tapi perilaku masyarakat beragamanya. Saya yakin pasti banyak deh yang nggak sepakat dengan ini.

Salah satunya yang paling sulit keluar dari kepala saya adalah seorang mantan penyanyi cilik yang sedang roasting anggota girlband, menyatakan opininya bahwa lelaki se-Indonesia mengidolakan si A karena dia Islam, bukannya si C. Padahal skill nyanyi sama-sama aja, dance juga beda-beda tipis.

Tarikan kesimpulannya itu lho zonk abis, sebab akibatnya juga nggak sinkron duh gemeus banget saya.

Kenapa si A lebih banyak fansnya udah jelas kok kenapa, yang jelas bukan karena agamanya dia. Well mungkin itu salah satu alasan juga dari para penggemarnya. Tapi kita para penikmat industri hiburan, ada yang peduli nggak sih seleb ini agamanya apa kalau mau ngefans atau fansgirling gitu?
Noone cares about celebrity religion. Kita cuma notice, ngeh, suka tentu saja karena hal-hal seperti skillnya sebagai seniman, looks dan attitude. Ya nggak sih?

Si mantan penyanyi cilik ini mungkin udah lupa kalau dia juga punya banyak fans waktu masih jadi penyanyi dan pemain sinetron. Semua fans dia, saya cukup yakin kalau nggak ngefans sama dia karena agamanya dia apa. Tapi karena talenta dan betapa ngegemesinnya dia dengan muka polos tapi bisa nyanyi, ngehost, main sinetron, film dengan gaya natural yang nggak tampak gugup dan kagok.

Jelas banget kenapa si A paling banyak fans, ya menurut orang-orang karena dia yang paling cantik. Visualnya yang beda dengan rambut hitam legam tanpa pewarna dan kulitnya yang cokelat sehingga kelihatan menonjol sendiri dan menarik perhatian.

Apa semua fans Agnes Mo, Nicolas Saputra hanya dari orang-orang yang seagama sama dia? Nggak kan...
Oke mungkin kejauhan kalau bahas mereka.

Contoh yang paling dekatnya aja deh, tahu kan salah satu anggota girl band ini yang jadi istri seorang host kenamaan yang lagi naik daun dan banyak acaranya? Namanya W. Waktu masih di girl band, fansnya sedikit, dikit banget juga orang yang notice sama dia. Begitu udah jadi ibu-ibu, eh malah fansnya bejibun. Nggak cuma karena makin cantik aja atau karena terkena imbas kepopuleran suaminya, banyak orang yang salut karena attitude dan lifestylenya yang down to earth banget. Nggak segan pakai daster dan masak buat keluarga, no make up ngurusin anak. Kerasa nggak ada beda sama kehidupan ibu-ibu pada umumnya kan? Yaudah akhirnya dia jadi makin banyak fans, banyak juga yang dari kalangan emak-emak, nggak cuma cowok-cowok penggemar cewek cantik aja. Malahan banyakan fans W sekarang daripada A.

Padahal W-nya juga masih sama kok agamanya dengan dulu, tetep non-muslim. See, orang suka W karena attitude dan life stylenya yang down to earth. Sama sekali bukan soal agamanya dong.

Bahkan meskipun duo Bella Hadid muslim, bukan berarti kita terus ngefans atau suka dia kan?
Jadi jangan salah nyimpulin gitu lah, bawa-bawa SARA kok ya soal pilihan idola.

Yang aneh lagi, segala SARA kok ya dijadiin materi komedi? Sudah tahu kan topik ini sensitif bagi banyak orang. Apalagi belakangan ini... Jangankan di Indonesia yang masih banyak orang taat beragama dan bangga menunjukkan ketaatannya pada agama di tengah masyarakat, di negara-negara bilangan barat yang mungkin kita akan jarang bertemu orang-orang yang memperlihatkan ketaatan beragamanya dengan bangga, isu SARA juga masih sangat sensitif.
Apa kurang bahan kah untuk diangkat jadi bahan komedi?

Setahu saya mereka kan nulis materi dulu ya sebelum membawakan komedi di atas panggung? Nggak mungkin dong nulis materinya nggak mikirin dulu, entah udah kepikir belum sama resiko kena pro kontra sama penikmat hiburan tanah air pada materi komedi yang nggak lucu ini.

Isu-isu sosial masih banyak banget kok yang bisa diangkat kalau mau bikin materi komedi cerdas, banyakin baca-baca deh... Bahkan perilaku sosial masyarakat aja banyak yang bisa diangkat. Contohnya terhadap teknologi, atau terhadap subsidi pemerintah di berbagai bidang. Apa aja lah asal jangan SARA, kalau belum siap dengan resiko ketersinggungan yang kamu sendiri timbulkan sesudah membawakan komedi itu di depan penonton.

7 comments:

  1. Ya mbak, aku juga nggak habis pikir kenapa bisa ngomong kayak gitu. Mau dibilang nggak sengaja kok ya nggak mungkin. Huhu, semoga dikasih hidayah lah

    ReplyDelete
  2. kalau saya justru memandang dari sudut lain. Dan sebenarnya hal atau komedia seperti itu tidak hanya dari komedian atau layar kaca saja. Hampir disetiap pergaulan keseharian entah dikantor atau di lingkungan rumah tetap ada.
    DAn itu menjadi renungn dan intropeksi daya pikir masayarakat. Biar masyarakat tidak pasrah pada keadaan. Harus berani bergerak dan mendobrak kemapanan.
    Itu pendapat saya.

    ReplyDelete
  3. Playing victim dia. Mungkin dia juga mikirnya fans dia sekarang sedikit karena dia nonmuslim. Padahal mah emang prestasinya yang kurang dan tampang juga mungkin kurang. Kalo orang ngefans liat2 agama, mana mungkin itu boyband Korea punya fans segambreng di Indonesia.

    ReplyDelete
  4. semakin hari semakin terlihat bagaimana para publik figur seperti apa attitudenya. mambahas tentang keyakinan seperti tiada habisnya. jika terus terjadi, kita tinggal seperti bom waktu, hanya tinggal tunggu waktu untuk perpecahan besar besaran.

    melihat hal itu cukup menyedihkan

    ReplyDelete
  5. aku pernah nonton stand up comedy luar negeri yang bawa-bawa agama, bedanya aku sama sekali nggak tersinggung, atau ada perasaan nyess di dada, padahal itu agamaku. beda dengan ketika mendengar beberapa stand up comedian indonesia (nggak cuma satu) bicara soal agamaku, aku ada perasaan.. 'duh ini orang bahasanya nggak toto'. ternyata kuncinya satu: penyampaian. kadang comedian sini suka sok edgy gitu, pokoknya yang penting dia ketawa. padahal komedian seharusnya membuat orang lain tertawa. orang yang punya intention menghina itu kedengeran kok dari nada bicaranya, dari cara dia ketawa, sementara orang yang intentionnya tidak menghina hanya bercerita sisi lucu nggak akan bikin tersinggung.. ah jadi curhat.

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home