Friday, January 13, 2012

Jengkel

image taken from: laptop adik saya
Nah pengumuman yang lolos ke seleksi tahap 3 cuma ada sedikit. Orang yang saya kenal cuma ada satu. Dan siapa itu?

Dia pernah jadi salah satu teman dekat saya. Dia mengaku cuma iseng-iseng ikut tes. Itu pertama kalinya saya bertemu dia dalam tes kerja. Dia tidak pernah bingung mencari kerja karena dia punya perusahaan keluarga sendiri. Yang kelangsungan keluarganya lebih dari mapan dan usahanya banyak. Yang bisa menghabiskan uang untuk belanja tanpa mikir.
Saya miris dan jengkel dalam hati.
Saya memang tidak lolos lagi kali ini.
Tapi bukan demikian caranya.
"Hai bahan yang mereka keruk itu dari kota kita jadi kenapa tidak sedikitpun mengutamakan penduduk asli ya?" celetuk sahabat saya.
Saya kesal tapi bukan itu intinya.
Saya kesal bukan karena saya tidak lolos, saya kesal karena kenapa mesti si teman saya yang itu yang lolos... Yang bahkan tidak perlu repot-repot mencari kerja juga bisa. Kenapa bukan teman saya yang lain. Yang lebih niat, yang betul-betul membutuhkan pekerjaan, yang tidak menjalankan tes kerja hanya semata-mata demi alasan mencoba?
Kenapa?
Saya jengkel.
Ya Allah. Dan terus apa hikmah yang Kau sampirkan dibalik ini? Aku buta. Tidak bisa mengerti.


Sedang lelah dengan komentar tidak nyambung yang keterlaluan dan sama sekali tidak LUCU, jadi saya bukannya terhibur malahan jadi jengkel. Yah mending saya kunci saja kotak komentar untuk postingan ini.
Previous Page Next Page Home