Showing posts with label selfnote. Show all posts
Showing posts with label selfnote. Show all posts

Thursday, July 8, 2021

BULAN JULI YANG MENDUNG DAN PENUH BERITA DUKA

Meskipun sudah tidak lagi musim hujan, bulan Juli terasa amat muram. Berita kematian dikumandangkan di pengeras suara masjid, dari yang sebelumnya berita duka berkumandang sangat jarang, dalam minggu berjalan ini sudah 3 kali disiarkan.

Kemarin lusa tetangga jarak sekian rumah, kemarin RW tetangga, hari ini satu blok. Muram saya mendengar semua itu di siang hari, di tengah kesibukan bekerja dalam ruang kerja kecil saya yang padat. 

Kabar datang seolah-olah kita hanya menunggu giliran, atau menunggu kabar yang lebih buruk datang. Masih jelas teringat masa-masa virus SARS, flu babi, flu burung dan yang lainnya menyapa. Kabar berita di televisi seolah jauh dari jangkauan. Segalanya berjalan seperti biasa, negara kita tidak banyak terpengaruh. 

Sunday, April 16, 2017

BUKAN KARENA HEBAT


Mendadak kepikiran ini.
Jenis pikiran yang langsung mukul di hati pada saat yang tepat sampai bikin saya langsung melek dan fokus dari mikirin hal-hal yang lain.

Kita sering sekali tahu seminar-seminar yang membahas mengenai kesuksesan, baik investasi, bisnis maupun sukses di bidang pekerjaan. Ya memang benar dan applicable, benar secara teori dan praktek. Tapi seringnya dalam topik seperti itu jarang sekali dibahas mengenai faktor X.

Faktor X yang sebenarnya justru adalah penentu semuanya, yang maha menguasai.

Oke memang tergantung narasumber dan audience ya...

But what I'm trying to say is....

Thursday, August 18, 2016

TERBAIK DARI YANG TERBAIK

 
"Mbak jangan ngomongin yang berat-berat aku lagi patah hati," kata si adek beberapa hari lalu. Dia baru saja mendapati pengumuman tes penerimaan kerja yang lagi-lagi hasilnya tidak sejalan dengan keinginan.

Di luar sana, saya yakin banyak yang merasa seperti itu juga. Lowongan kerja adalah kesempatan berupa pintu-pintu terbuka yang jumlahnya selalu tidak cukup banyak, sementara lulusan baru terus muncul, belum orang-orang yang ingin pindah kerja dan menceburkan diri lagi dalam pencarian kerja.

Kekecewaan itu selalu nggak enak, apalagi yang nunggu lama tapi belakangan hasilnya mengecewakan. Dulu, beberapa tahun lalu saya juga masih fresh graduate seperti halnya si adek dan fresh graduate lain di luar sana. Jadi ya, saya pernah ada dalam situasi itu.


Sunday, May 22, 2016

KERUGIAN PADA HARI INI


Sebuah catatan pribadi yang diingatkan aplikasi ponsel Timehop, saya tulis lima tahun lalu.
Sudahkah menjadi diri kita yang lebih baik di hari ini dibanding kita pada hari kemarin?
Rasanya saya belum, serasa merugi dan sedih :(

.

Wednesday, April 13, 2016

KARENA AIB YANG TERTUTUP


Sedang scroll-scroll posting di salah satu sosial media dan menemukan tulisan ini, sungguh hati saya jadi lempeng. Saya keinget mention di sosial media dan email yang masuk ke inbox saya dari teman-teman yang mengenal saya dari jendela ini.
"Mbak, I adore you because I thought you are lovely,"

Atau curhatan-curhatan yang membacanya bikin saya bahagia karena merasa dipercaya:
"Mbak, kalau pengin pakai jilbab terus orang tua melarang bagaimana?"
"Mbak, bener nggak sih kalau pakai jilbab bisa tetep dapat kerja?"
"Mbak, ada tips nggak buat mengatasi kegalauan sebelum hari H menikah?"

Saya senang sekali mendapat email-email tersebut dan berusaha membalasnya sesuai dengan apa yang saya ketahui, alami dan rasakan. 

Saya yang mungkin dimata orang lain adalah orang yang menyenangkan, juga punya sisi tidak menyenangkan. Dosa-dosa yang kalau saja saya adalah kertas putih dan dosa-dosa saya adalah titik-titik tinta hitam yang selalu bertambah dengan titik baru setiap kali saya melakukan kesalahan dan dosa maka saya tidak tahu apakah masih tersisa warna putih di permukaan saya.

Sholat yang seringkali terusik pikiran: Mau masak apa ya hari ini? Nulis apa ya hari ini? Saya mau ngapain setelah ini?

Dan terutama kesabaran saya yang masih berbatas, kemampuan dalam bertindak benar dalam bermacam situasi yang masih dalam taraf berusaha. Rasa tidak mau kalah, hati yang masih bergelimang dalam kepongahan. Masih punya rasa egois yang tidak bisa dibilang kecil, bahkan juga rasa malas dalam beribadah.

Iya, saya masih belajar juga. Tidak perduli berapa lama saya berjilbab, seberapa suka saya belajar di taman surga mendengarkan tausyiah, bagaimana saya berjilbab dan seberapa lama saya telah mengurangi pemakaian baju bermotif.

Maka jika saya tampak menyenangkan, jika saya tampak baik itu tidak lepas dari betapa Allah menutup aib-aib dan kekurangan saya. Ah apalah saya ini tanpa Dia :(

.

Friday, April 8, 2016

APA YANG KITA PUNYA BUKAN MILIK KITA



Ini punya saya
Eh terserah dong, punya gue ini
Mulut-mulut gue, nape jadi masalah buat lu?

Sering atau pernah ngomong begitu? Saya iya.
Pada saat itu, rupanya saya lupa bahwa segala yang saya punya cuma titipan yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali oleh yang Maha Memberi.
Mulut yang bisa diberhentikan kemampuannya untuk mengucap kata, anggota tubuh yang dapat saja diberhentikan fungsinya dan kesehatan yang bisa sewaktu-waktu digantikan sakit. Sakit yang juga berpotensi menghabiskan materi yang selama ini menjadi milik kita. Lagi-lagi titipanNya diambil kembali.

Belum lagi masalah materi, mobil yang disayang-sayang belum tahu ada di bagian rezeki kita sampai kapan. Entah dipakai atau tidak sewaktu-waktu bisa saja rusak. Bahkan sesepele baju kesayangan pun, kita tidak tahu sampai kapan dia utuh tanpa resiko robek karena terjepit sesuatu saat dipakai misalnya.

Iya semuanya cuma titipan.
Dan saya atau mungkin kita, seringkali lupa bahwa semuanya yang dipunya ini cuma titipan. Apa yang kita punya bukan sebenar-benarnya milik kita. Bisa sewaktu-waktu diambil kembali dengan mudah, tanpa kompromi tanpa boleh komplain.
Apa yang menjadi milik kita adalah kontrak titipan tanpa perjanjian. Tanpa batas waktu yang pasti, tergantung yang memberi titipan - sang Maha Memiliki.

.

Saturday, March 19, 2016

DHUHA IS AWESOME

pic source : likeislam

Setiap pagi, masing-masing ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya.
Dan setiap bacaan tasbih, tahmid, tahlil dan takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah dan melarang berbuat mungkar adalah sedekah.
Kesemuanya itu dapat diganti dengan dua rakaat Dhuha.
(HR. Muslim)


I posted this as gently reminder to myself.
.

Tuesday, September 25, 2012

Insecure

Saya memang bukan tipikal orang yang suka pilih-pilih teman, tapi saya memang pilih-pilih banget soal kedekatan. Blog ini kurang lebih banyak menceritakan saya dan random thought. Saya nggak keberatan kalau orang yang membaca ini kemudian mengenal saya di dunia nyata tempat saya tinggal. Tapi rasanya nggak nyaman kalau orang dari dunia nyata tracking saya di internet kemudian nemuin ini. Saya nggak suka. Terlebih kalau yang bersangkutan belum saya izinkan untuk masuk ke dunia saya apalagi melongok ke dalam pikiran saya. Saya nggak suka dan merasa insecure.
Buat saya nggak ada yang lebih jahat dari mentracking seseorang di dunia maya kemudian bilang-bilang, kemudian ngasih tahuin ke orang-orang juga. Barangkali karena saya introvert, nggak terlalu suka mamerin perasaan terdalam saya secara nyata. Rasa insecure ini bikin saya pengin ganti alamat blog karena kadang ada rasa nggak nyaman yang kebangetan kalau mau cerita disini. Tapi kalau ganti alamat ya banyak sayangnya juga. Dilema yang menyebalkan ya...
The most 'nyebelin' thing adalah, orang yang masuk ke dalam area pribadi kita tapi nggak mau kita masuk ke dalam area pribadinya. Orang yang mengorek keterangan kita tapi nggak mau kita korek. Melelahkan. Omong-omong saya paling malas berdekatan dengan orang yang demikian.
Kamu nggak perlu tahu saya ada. Atau saya nggak perlu tahu kamu melihat saya ada.
(pic taken random by Google)

Friday, August 31, 2012

Pre-Leader Note

rindu hari bermalasan
taken from random by google
 Akhir-akhir ini saya sibuk sekali. Rasanya dunia saya berkisar disekitar kantor. Sering pulang overtime dan senin sampai sabtu. Laporan On the job training sudah mesti ganti judul lagi. Deadline padahal cuma tinggal dua bulan. Saya suka kesibukan, tapi kadang agak keberatan karena waktu untuk mengerjakan hal-hal nggak penting macam bengong di kamar atau membaca buku jadi sangat minim. Saya jadi selalu bersosialisasi. Antara menyenangkan dan nggak, Karena kadang saya tetap butuh sepi dimana cuma ada saya dan diri saya sendiri, doing nothing.

Saya yang aslinya antisosial dan harus manusia yang begitu sosialita sesungguhnya nggak mudah. Seringkali setelah jam kantor usai, waktu overtime itu saya lewatkan dengan mengerjakan laporan sambil dengar musik menggunakan headphone yang besar tapi nyaman itu... dan dikatain autis karena terpisah dari yang lain secara tidak langsung. Dunia yang saya hidupkan dari playlist, laporan, saya sendiri mendengarkan musik atau sebenarnya tidak... sebenarnya sedang mendengarkan diri saya sendiri. Saya ketawa dan menolak,"Pak... autis itu nama kelainan karena seseorang itu nggak bisa diam ya pak... bukannya yang kayak saya."
Dalam hati saya nambahin, "Kalau saya anti sosial."

Jum'at itu hari yang paling saya suka sekarang. Bukan lagi bau weekend karena hari sabtu saya sudah soal membanting tulang demi solidaritas yang mungkin suatu saat dibayar dengan tambahan tunjangan. Hahahha matre ya, tapi lumayan... saya memang orangnya matre :)) Yang paling saya suka dari hari Jum'at adalah waktu istirahatnya yang lama. Orang kantor jadi banyak yang keluar, cewek-cewek terutama. Jalan-jalan, makan agak jauhan dikit. Saya disini. Baca buku. Ndengerin hape saya muter playlist simpenan musiknya... kemudian bosan dan nulis ini. Saya suka karena saya dapat hawa me time yang saya pengin selama hari-hari lainnya. Saya suka karena cuma ada saya, mendengarkan hati saya menyambi mendengarkan musik... nulis nggak penting yang diposting ke blog, melamun dan membaca buku...

Omong-omong setiap akhir bulan suka kalap beli buku padahal belum bisa baca karena terlalu sibuk dengan laporan dan presentasi dan belajar di dunia baru. Saya cuman bisa nyuri waktu pas istirahat panjang kayak sekarang. Atau ketika saya sedang berada di ruang tunggu dan melihat lalu lalang orang yang datang ke meja customer service.

Oh ya sejauh ini atmosfer di kantor baik-baik saja, mereka tidak menganggap saya sebagai orang yang perlu disegani atau dibenci karena lompatan karir yang lebih cepat dibanding kebanyakan dari mereka. Saya masih memposisikan diri sebagai orang yang tidak tahu apa-apa, yang tidak lebih pintar dari mereka dan kalah soal pengalaman. Dan sampai sekarang sepertinya saya look normally seperti orang-orang lain saja sih. Belum ada yang menyadari kalau saya mungkin aneh atau bahkan devilish.

Ngomong-ngomong lagi saya masih belajar, dan yang paling berat dari semua ini adalah mempelajari bahwa nggak semua orang nyaman dengan perubahan atau orang yang kritis seperti saya. Sementara mulut saya suka nggak bisa direm. Saya nggak melihat strata apapun yang berbeda antara pemimpin dengan bawahan. Saya rasa kami semua sama dihadapan Tuhan. Wewenang boleh jadi beda, lebih tinggi tapi tingkat keindahan dihadapan Tuhan bisa jadi lebih rendah. Wallahualam bishawab.

Ada hal-hal yang saya yakini dan mungkin tidak sesuai dengan keberadaan saya disini, kita barangkali sudah tidak lagi membutuhkan pemimpin yang menjadi mandor. Kita membutuhkan pemimpin yang disegani karena contohnya, pemimpin yang bisa menjadi contoh dan bisa merangkul semua orang dari berbagai strata kedudukan. Mengajari mereka agar bebas berpendapat dengan alasan yang kuat. Karena jika tidak begitu maka jangan berharap terlalu banyak pada pembaharuan dan perubahan. Seringkali ide bagus keluar dari mulut orang yang tidak terduga. Menerapkan secara langsung atau tidak langsung perilaku, "cuma aku aja yang benar yang lain salah" sudah tidak lagi bisa dianut, mematikan kreatifitas terutama... dan menurunkan kepuasan serta kebahagiaan dalam pekerjaan.

Jadi ini catatan saya, yang ingin saya ingat dan saya kaji ulang nantinya ketika saya melangkah ditahap berikutnya sebagai pemimpin.

Thursday, August 16, 2012

Selfnote

Anybody loves packing?
Saya nggak...
Lucunya malah merasa berat sekali dengan mudik ini.
Saya nggak pengin mudik, nggak pengin pulang ke kota saya lebih dari 1 atau 2 hari lagi.
Kelihatannya nggak akan mudah...
Saya nggak suka kesayat-sayat saat mestinya saya senang balik ke kampung halaman.
Sometime I just too tired.
Namanya rumah itu tempat untuk pulang, serasa saya nggak punya dan nggak bisa merasa nyaman.

Tuesday, August 14, 2012

A Letter to God

Dear my beloved God,
It just a silly thing I do to make another letter to you. You wouldn't answer my letter right?
But for me, it just important because... I can speak at you this morning before I start my day.
I miss you so much and a time I can share to you what I do lately.
I skipped another Ramadhan's 10 latest day. It can't be nice.
God,
I learn so much today. I should respect anything my staff telling me if I becoming leader someday. Because it can be annoying if I holds a minutes just for talking that people if she/he talks unimportant thingy.
It was very annoying me, dear God... hurts idealism mind I have. Everyone needs talks, everyone should hear because anyone need to be heard if they talking about something.
Hehe, I really learn so much today.
God, please bless me.
Today and the days after today.


Tuesday, July 17, 2012

Sebatas ini...

taken random by google
Saya pulang kerja lebih malam hari ini, merasa beruntung karena bus sepi jadi ada tempat duduk buat saya dan kawan-kawan. Kami mencuri waktu tidur didalam perut bis. Kelelahan sejak jum'at belum juga usai.
Saya terjaga ditengah jalan ketika bis memutar lagu-lagu lama zaman saya masih anak kecil yang masih SD di kelas senior. Nostalgic.
Saya tetap melek semata demi menyimak lagu-lagu lawas tersebut. mendadak merasa mood seharian terperbaiki dengan itu. Bis tidak ramai, ada tempat buat selonjoran dan melaju lancar tanpa macet.
Mata saya mengawang mengawasi begitu banyaknya lampu di Jakarta. Latarnya hitam dan mereka berwarna-warni. Indah. Saya suka sorotan kuningnya.
Saya bertanya-tanya, what so beautiful about Jakarta? Lampu yang kaya... Yang saya begitu suka karena gemerlapnya


Ya cuma ini bagian terbaik yang bisa saya nikmati dari kamu, Jakarta.

Thursday, July 12, 2012

Selfnote

Kelelahan karena melihat hal-hal berseberangan. Mengapa sahabat-sahabat saya yang baik mengalami hal-hal buruk sementara ketika saya berada disini saya melihat paradoks karya Tuhan yang lain... Orang-orang yang dimanjakan oleh hidup terlalu lama. Orang-orang yang membesar-besarkan masalah kecil dan melihat hal besar dengan meremehkan. Mengapa ada orang-orang yang tidak pernah menghadapi ujian berat hingga hidup penuh kenyamanan, bahkan juga tertawa ketika memergoki kawannya menangis dalam tayangan tentang seseorang yang sebatang kara di dunia dan berjuang sendiri tapi mencintai menyanyi.
Saya miris.
Mereka bahkan belum pernah merasakan sepersekian persen dari kesakitan orang itu.
Yah apa yang saya harapkan dari orang-orang ini? Saya bertanya-tanya, satu hal yang berlebihan untuk mengharapkan mereka dapat mengambil tindakan sederhana atau solusi yang sederhana bukannya meributkan hal yang mestinya dapat saja simple.
Saya lelah dalam paradoks ini. Kelelahan yang amat sangat.
Is this really fair, God?
Tolong jangan terlalu keras menekan, sahabat-sahabat saya sudah terlalu merangkak untuk menghadapi dunia, Tuhan. Mereka perlu survive dan uang untuk menghidupi keluarga. Bukan cuma pride dan sebongkah gadget baru. Tolong beri mereka kemudahan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, July 11, 2012

Selfnote

Sepulang dari perjalanan itu, alih-alih senang... Saya malah bersedih. Keluarga adalah keluarga dan dunia profesional terpisah dari itu semua. Taking care bukan berarti melewati batas juga. Saya tidak menyukai cara-cara seperti itu. Harap anda mengerti.
Oh Allah jangan jadikan saya orang yang tega merampas hak orang lain demi keluarga....

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Monday, June 11, 2012

Daily

Semoga Allah memudahkan perjuangan orang-orang yang saya kasihi. Adik saya dengan SNMPTNnya besok yang semoga bisa lolos, jadi biaya kuliahnya ringan. Dan sahabat saya dengan pencarian kerjanya.

Sunday, May 27, 2012

Dalam Kereta, Dekat Jendela

Mungkin saya merasa takut kehilangan ingatan akan kenangan
pic random by google
Saya selalu suka perjalanan malam, namun tidak yang kali ini. Miskin lampu dan langitnya begitu gelap. Mungkin karena tidak sejingga langit musim panas di surabaya yg tetap kemerahan ditengah malam atau dini hari. Saya tahu itu ketika tengah berada di atap sebuah rumah di Surabaya usai menjemur baju malam-malam. Kegiatan yang entah kapan rutin saya lakukan, meskipun kata orang itu tidak biasa. Tapi jam-jam tengah malam adalah saat ketika jemuran cenderung kosong. Jadi mungkin saja saya bisa sedikit memonopolinya. Langit jingga musim panas di Surabaya serta kakinya yg berkelip-kelip kaya lampu. Saya suka. Saya rindu.

Sunday, May 13, 2012

Sebel!

taken from paloma marciana's mim
Saya sebel karena salah satu sahabat saya yang jauh lagi-lagi memasuki fase baru cobaan. Saya pikir dunia baru itu tepat-tepat saja baginya. Karena sepertinya dia banyak menemukan alasan untuk membenarkan alasannya menerima tawaran kerja. Jadi saya iyakan asalkan dia mantap memilih menerima. Gajinya tidak buruk dan sepertinya perusahaannya juga lumayan. Tapi ternyata itu harus dibayar dengan harga yang tidak murah juga. Saya sebel karena nggak tahu harus ngapain.

Saya sebel karena tadi waktu messenger saya nyala, tiba-tiba saja saya disapa seorang kawan lama dan dia bertanya soal lowongan. Alasannya pengin tahu saja karena selama ini dia tidak pernah melamar pekerjaan. Dia juga pengin tahu prosedurnya. Hah? Saya nggak percaya karena semisal saya jadi dia mestinya ya buat apa tahu... kecuali ada pembicaraan yang memang membahas soal itu. Ada motif lain. Saya melihatnya samar-samar. Wanita. Saya sebal karena si kawan sudah melebihi kapasitasnya sebagai seorang lelaki bagi seorang wanita. Terkesan wanita ini pemalas sekali, sampai kudu kawan saya yang sudah bekerja pontang-panting mencarikan info lowongan ke sumber-sumber yang mungkin saja bagus seperti saya. Padahal googling sebentar juga nemu ratusan, padahal kalau si wanita mau mampir ke kampus saya atau kampus sebelah kampus saya banyak pelayanan info kerja yang sayang dilewatkan. Saya malas menjawab bukan karena nggak mau bantu teman. Saya malas kasih tahu karena enggan menyenangkan hati wanita dibelakang kawan saya yang sepertinya 'sembarang kalir' malas sampai harus merongrong kekasihnya  untuk mencarikan dia info.

Saya sebel karena tadi saya coba sapa salah seorang kawan lain yang sudah lama juga saya kenal, dia menjawab dengan nada yang seolah datar. Mungkin karena lagi sumpek, mungkin karena malas ngobrol sama saya. Saya bingung bagaimana harus meningkahi obrolan wawancara searah seperti itu. Saya tanya dan dia jawab. Padahal saya dan si kawan sudah sangat lama tidak pernah ketemu online, ataupun bertukar sapa. Begitu seterusnya... guliran pertanyaan seperti wawancara sampai kemudian saya merasa sepertinya obrolan itu mesti disudahi. Barangkali interaksi wajar sudah jadi hal yang kelewat muluk belakangan ini.


Surabaya, gerah berlipat usai baju-baju terlipat

Saturday, May 5, 2012

Lima Tahun yang Lalu

We just belong together
pic taken from lainelindsey blog
Lima tahun yang lalu, saya mungkin terlihat begitu adorable sampai ponsel tidak pernah sepi. Keduanya. Pernah juga dalam rentang tahun yang lebih kecil, melewatkan waktu beberapa jam dinner dengan lelaki yang dulunya pernah begitu dihebohkan di SMA saya karena punya semuanya, katanya sih ya.
Alah apaan... batin saya. He doesn't know anything. Tidak mengerti selera humor saya. Tidak mengerti hal-hal yang tercetus dari kepala saya yang sok cerdas. Tidak mengerti bahwa saya yang pecandu rangkaian kata tidak bisa mempan dengan whisper sweet nothing ala lelaki tampan yang berpikiran seperti orang kebanyakan.
Tidak mengerti bahwa perkataannya yang yakin bisa membuat saya nyaman karena dia selalu bisa membuat teman-teman ceweknya nyaman ngobrol dengannya adalah sesuatu yang saya angguki basa-basi tapi saya ketawai dalam hati.

Tapi saya selalu menanti-nantikan interaksi saya dengan anda, tidak pernah menjadi tipikal idola masa remaja tapinya... saya suka. Anda yang humornya menyebalkan tapi tetap bikin saya ketawa. Kecanduan setengah mati pada respons anda. Tapi pura-pura bersikap biasa seperti lazimnya seorang kawan. Anda selalu saya nantikan. Meskipun lewat perantara-perantara yang 'buta'. Gambar icon messenger yang melonjak-lonjak ataukah cuma pesan pendek via ponsel. Ketakutan kalau-kalau operator tidak baik hati dan menyita pesan anda sehingga pesan itu jadinya tidak pernah sampai buat saya. Saya gusar sampai-sampai nekat bertanya, apa anda sms saya tadi tapi nggak sampai? ponsel saya sepertinya sedang susah sinyal. Alasan yang mungkin saja tidak masuk akal, tapi saya jadinya kelewat sedih tak beralasan kalau-kalau anda tidak berkabar. Anda jawab tidak, sementara saya kecewa bercampur malu disini.

Karena ini bukan sekedar karena anda tidakterjangkau, bagaimana jika saya menjelaskannya hanya dengan sesuatu yang sesimple ya jatuh cinta saja? Terus jatuhnya ke anda.

Sehingga saya betah menunggu icon messenger anda menyala. Saya diam, sok cool. Sengaja tidak menyapa karena khawatir antusiasme saya akan menakuti anda. Bahkan pada suatu malam minggu, saya pancing anda dengan pertanyaan soal perempuan, mendadak agak patah hati bercampur senang karena anda menjawabnya dengan jawaban bahwa anda belum menemukan orang yang pantas anda cintai. Bahwa anda tidak sedang naksir siapa-siapa, atau dekat atau pernah dekat dengan perempuan manapun. Dekat dalam tanda kutip.

Lantas sadar atau tidak saya melewati hari-hari saya dengan berusaha menjadi menyenangkan meskipun sebenarnya saya sering malas bicara. Mengeluarkan lelucon apapun yang mungkin bisa membuat anda tertawa setelah seharian yang padat dengan kerepotan dan stress. Masih tetap dengan sikap sok cool seolah anda sama porsinya dengan kawan-kawan saya yang lain.
Lima tahun yang lalu adalah masa dimana saya terus berusaha membuat anda suatu saat nanti dapat melihat saya sebagai seseorang yang pantas anda cintai.

Thursday, April 26, 2012

Sebelum Terlelap

Dalam gradasi dingin - hangat
(pic taken random by Google)
Definisi nyaman malam ini adalah, tidur tanpa perlu menyalakan kipas angin, tanpa kembung-kembung dan bisa memeluk guling. Meringkuk dalam udara sejuk dengan selimut tebal dan bau salep hangat disekujur tubuh, tukang pijat pribadi saya.
Begitu dekat dari hal-hal yang saya sukai.
Begitu jauh dari orang-orang yang saya kasihi.
Dalam gradasi dingin-hangat ini, saya mungkin saja merasa sepi.

Saturday, March 31, 2012

Umm.....

Nggak ada yang menyenangkan
dari menunggu lama-lama

pic taken from Blueberry pie's mim
Besok sudah April, saya serasa siap nggak siap.
Waktu begitu cepat berlalu, serasa berlari. Sudah bulan April, sudah lama juga saya jobseeking. Hemmm... entahlah, saya masih kepingin mencoba banyak kesempatan. Terutama karena akhir-akhir ini banyak tes kerja yang mulai baik hati meloloskan saya. Meskipun saya sering cuma modal ngitung jumlah kancing baju.

Mengambil keputusan di saat seperti ini susah ya...

Kemarin pengumuman seleksi hasil tes kerja yang kesekian, saya masih lolos. Tapi saya sedih. Karena teman baik saya yang selama ini bareng saya setiap waktu tes berhenti dititik lama. Tidak lolos. Saya sedih. Dia kepingin banget diterima disitu. Serasa kehilangan kawan seperjuangan.

Berita bagusnya, salah seorang teman kampus yang pintar, rajin, dulunya asisten dosen, lebih cepat lulus jauh dibanding saya dan menjadi partner jobseeking kemana-mana akhirnya mendapatkan jodoh pekerjaannya. Sebuah anak dari perusahaan besar yang tidak jauh dari rumahnya. Dia update socmed dengan senang hati bahwa dia jalan kaki ketika kerja.

Senang deh, senang melihat dia terlihat begitu senang karena penantiannya memang tidak bisa dibilang sebentar. Senang karena selama ini dia membuat saya merasa miris, kok bisa teman saya ini yang begitu super  dilangkahi dalam bidang lapangan kerja oleh teman-teman lain yang kemampuan akademis dan keniatan kuliahnya jauh dibawah dia.

Mungkin cuma Tuhan yang tahu kenapa.
Next Page Home