Saturday, October 14, 2017

THE COMPLICATED CONVO


Pada suatu malam minggu yang nggak kemana-mana, saya terlibat obrolan dengan seorang sahabat. It was a very normal conversation sebelum kemudian pertanyaan ini dia lontarkan.

"Buat apa kita jatuh cinta kalau akhirnya nggak bisa memiliki dia?"

Saya ngerti ini masih ada hubungannya dengan kejadian beberapa hari lalu, ketika dia bertemu seseorang dalam sebuah acara tanpa direncanakan. Someone she has a big crush for a long time ago.
She believes he's all she wanted. Meskipun lelaki itu jelas-jelas mengecewakannya, dengan alasan sesederhana dia nggak merasa menganggap urusan perasaan sama pentingnya untuk dihargai jika sudah berkaitan dengan orang lain, bukan hanya tentang hatinya sendiri.

Saya pun nggak terkesan dengan sikap lelaki ini ketika masa perkenalan dengan sahabat saya, kesel banget malahan. Jadi saya nggak pengin kalau apapun kelanjutan dari pembicaraan ini bikin sahabat saya itu justru kepikiran si cowok lagi, lebih buruknya kalau dia mengharapkan cowok ini sama seperti berbulan-bulan lalu yang ternyata sia-sia juga.

Ya itu untuk kasus sahabat saya, secara umum... kebanyakan dari kita selalu bertemu dengan beberapa kali patah hati, mungkin puluhan atau belasan sebelum bertemu dengan orang yang tepat. Normalnya sih gitu. Nggak peduli cuma naksir diam-diam, fan-girling delusional bahkan yang udah menawarkan dilamar atau menyatakan niat untuk melamar.

"Mau jawaban wise positif atau yang simple dan jelas?" saya nanya.
Dia diam.

"Karena Allah tidak mau kita lebih mengagungkan perasaan kita pada dia, yang jelas-jelas makhluk. Berharap lebih pada dia, jadi GR sendiri tanpa sebab yang jelas, alih-alih menumpukan harapan pada Allah untuk urusan jodoh dan untuk urusan perasaan kita pada orang itu."

"...."

"Itu jawaban wisenya sih. Kalau mau jawaban simple ya karena memang belum atau nggak berjodoh saja."

Saya mikir sejenak setelahnya, memang rada susah sih kalau mau coba berteori soal jodoh itu sendiri. Karena menurut saya, jodoh itu masalah hati selain masalah takdir.

Dia menghela nafas, "Kalau dia bukan jodoh aku, aku harap perasaan ini segera hilang saja."

Nggak tahu ya, kok saya jadi ikutan sedih karena kalimatnya dia itu.

"Pastilah," saya meyakinkan, "perasaan itu sebenarnya sangat sederhana asal kita berpegang dengan prinsip yang tepat."

"Ya gini aja deh, masa kalau dia udah nikah sama orang lain kamu bakalan tetep suka? Jangan lah, itu namanya nggak tahu diri. Terus misal kamu udah nikah sama orang lain dan dia masih single aja, apa kamu bakalan tetep suka? Aku rasa nggak sih. Apalagi hatinya cewek itu simple banget lho, kalau udah nikah sibuk ngurusin suami mana sempat mikirin yang lain-lain,"

"Gitu ya?"

Sekarang gantian saya yang menghela nafas.

Memang benar bahwa ada dua macam orang yang paling susah untuk menerima saran, orang yang sedang jatuh cinta dan orang yang sedang patah hati.
Masalahnya, pada malam itu saya merasa dia adalah keduanya. Tetap jatuh cinta meskipun berada dalam kepatahatian.

10 comments:

  1. Terimakasih kak, jadi berkontemplasi ini :)
    Ada lah panjang kata2 yang ingin terurai, tapi nyampe di tenggorokan-ujung-jari-aja. Hmm......semoga Allah menjaga kita dari hal-hal yang bikin hati hitam, heheh.

    ReplyDelete
  2. "Karena Allah tidak mau kita lebih mengagungkan perasaan kita pada dia, yang jelas-jelas makhluk. Berharap lebih pada dia, jadi GR sendiri tanpa sebab yang jelas, alih-alih menumpukan harapan pada Allah untuk urusan jodoh dan untuk urusan perasaan kita pada orang itu."

    Saya catet nih quote dari mbak Ninda hehe :D

    Masalah jodoh memang membingungkan mbak. Bahkan orang yang sudah menikah bisa saja cerai, padahal cerai merupakan perilaku yang tercela dan dibenci oleh Allah.

    Cinta memang masalah hati, tetapi cintailah seseorang karena yakin bahwa orang tersebut dapat membuat diri kita menjadi lebih dekat kepada Allah :)

    Salam satu cinta! Hahaha :))

    ReplyDelete
  3. Akhir-akhir ini musim jatuh cinta ya.
    Banyak orang mengalaminya
    Seperti aku

    Eittsssssss

    Hahahaha

    "Karena Allah tidak mau kita lebih mengagungkan perasaan kita pada dia, yang jelas-jelas makhluk. Berharap lebih pada dia, jadi GR sendiri tanpa sebab yang jelas, alih-alih menumpukan harapan pada Allah untuk urusan jodoh dan untuk urusan perasaan kita pada orang itu."

    Very wise, sister
    Very wise :')

    ReplyDelete
  4. Btw pertanyaanmu di blog, aku ngedit fotonya pakai VSCO cam, kak nin. Tinggal download dari playstore/appstore.
    Emang aesthetic semua filter disana
    Hampir semua fotoku 2 tahun terakhir edit pakai VSCO semuaa

    ReplyDelete
  5. menyedihkan..
    cinta itu rumit..makanya dinamain cinta haha

    ReplyDelete
  6. Hmmm...
    Aku...
    Gampang move on nya. Asal nggak ketemu dalam waktu lama aja, udah cukup
    Tapi yaaaa kan itu pas masa ababil
    😅

    ReplyDelete
  7. Agak susah sih nyadar kenapa jatuh cinta sama orang yang salah atau yang emang bukan jodohnya. baru sembuh patah hatinya kadang lama. xD
    tapi pasti orang yang datang itu punya pertalian dengan rezeki kita, entah cuma mampir lewat aja atau emang nanti bakal ngaruh ke masa depan dalam waktu yang lama.

    ReplyDelete
  8. Kadang yang beginian emang teguran dari Allah, untuk menguji kita, kembali padaNya..

    makanya biar umatnya ga skait hati, Allah melalui Rasulnya ga nyuruh kita pacaran kan ya kak?

    ReplyDelete
  9. Betul betul betul
    Klo masi ada rasa padahal gebetan dah ada pasangan halal, naudubilahiminzalik, itu namanya gatau diri

    ReplyDelete
  10. Gampang aja bilang gini dek ke si temen: "carilah seseorang lelaki yg tulus dan cinta mati sama kamu, bukan kamu yang mencintai nya setengah mati. Karena kalau lelaki sudah mencintai mu dengan tulus dan cinta mati inshaAllah nggak mau pindah ke lain hati" gitu aja, hehehe

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home