Cerita hijrah saya sudah lama sekali. Lima tahun lalu. Asalnya dari   ketidaknyamanan dan bermuara pada kecintaan terhadap Allah. Iya memang   sudah lama dan alhamdulillah karena saya takbutuh waktu yang terlalu   lama untuk menyadari bahwa hijab yang saya pakai belum benar.
    
Waktu itu pertama kalinya saya memutuskan untuk memakai kerudung. Lima tahun yang lalu dan sangat bahagia karena keputusan saya tersebut. Terutama berlega hati setiap membaca bahwa berhijab adalah kewajiban setiap muslimah yang telah baligh. Bukan sunnah semata. Berhijab wajib bagi muslimah sama wajibnya dengan sholat.
Suatu waktu dimasa kuliah saya menengok kiri kanan, saya bertanya-tanya mengapa mereka semua terlihat sama?
Iya,   orang-orang yang pakai hijab disekeliling saya. Cara berbusana yang   sungguh membosankan dan nggak terlihat cantik, celana dan blus..   cardigan, kerudung paris. Semuanya terlihat membosankan. Saya melihat   diri saya sendiri. Ah... saya sama saja membosankannya dengan mereka.   Kemudian saya mulai melirik abaya. Sekali mengenakannya, saya merasa   sangat nyaman. Harga abaya sudah cukup mahal waktu itu. Dan butuh   bener-bener nabung untuk beli abaya di butik.
  
  Setelah beberapa kali memakai abaya, terjadi peningkatan rasa   malu. Saya merasa malu pakai celana panjang dan tidak lagi mau   memakainya. Apalagi setelah mengetahui bahwa aturan berhijab yang benar   adalah menutupkan kain kerudung ke dadanya (sesuai Al-Qur'an) dan tidak   terawang serta tidak ketat.
    Saya mulai mengenakan kerudung panjang yang menutupi dada dan   berburu rok serta abaya. Berhubung abaya saat itu model emak-emak dan   membuat penggunanya bertambah tua 3 kali lipat, saya rajin memermaknya   ke tukang jahit untuk menambahkan kain atau renda.
    Tidak mudah mengenakan pakaian yang demikian, orang terus saja   berprasangka. Menanyakan aliran agama saya, padahal saya memenuhi   tuntunan Al-Qur'an. Dan benarlah bahwa orang yang memegang teguh agama   ini bagaikan memegang bara api, ujian di dunia yang mesti kita tempuh   sangatlah banyak. Tapi jangan khawatir, Islam datang dalam keadaan asing   dan kembali dalam keadaan asing pula... berbahagialah mereka yang asing   :) masa-masa itu adalah masa yang indah sekali buat saya. Maha besar   Allah yang melimpahkan banyak kemudahan.
    
Lulus kuliah adalah masa-masa futur saya karena susah mencari   kerja. Terutama karena kebanyakan perusahaan mempermasalahkan kerudung   saya. Dan bahwa benar, negara kita penuh orang yang tidak paham serta   tidak mau memahami agamanya. Saya memegang teguh keputusan saya meskipun   dalam hati rasanya sakit, saya mulai menyalahkan Allah atas segala   kesusahan saya. Astagfirullah :'( Malu sekali mengingat saat-saat itu.   Saya memutuskan untuk mengikuti kebanyakan orang yang memakai celana   pantalon, pakaian kerja dan hijab sekadar menutup dada untuk melamar   pekerjaan. Meskipun kadang-kadang saya juga memakai rok.
    
Setelah berhasil diterima kerja, saya putuskan bahwa mungkin   lingkungan saya belum siap dengan diri saya yang sebenarnya mengenakan   hijab panjang. Setahun lamanya saya meninggalkan hijab panjang. Abaya   dan rok masih saya kenakan di luar jam kerja. Sampai akhirnya saya harus   mutasi ke Jakarta lagi. Beberapa lama di Jakarta, entah bagaimana saya   keingat dan merenung soal saya yang dulu. Saya hitung, sudh setahun   lebih sedikit. Dan mestinya sudah cukup membuktikan bahwa saya mampu   menangani pekerjaan.
  "Tapi kan kamu kerja di lapangan? Safety nggak sih pakai baju begitu?" hati saya protes.
Sesungguhnya   syariat itu tidak menyulitkan, barangkali saya yang menyulitkan diri   saya sendiri. Saya memantapkan hati untuk 'kembali'. Mulailah saya pakai   rok panjang ke kantor tidak lagi blus di bawah lutut. Mulailah saya   kembali memakai abaya dengan merangkap celana. Pelan-pelan hingga   berabaya dan berhijab selebar saat ini. Bertugas di lapangan? Oke-oke   saja... kan abayanya dirangkap sama celana :)
  Sepertinya benar, Islam itu sederhana... kitalah yang mempersulit sendiri.
    - Nggak ribet, nggak bikin malas wudhu karena dibongkar pasangnya cepet dan simple
-   Nggak perlu lagi bawa mukena bepergian. Jilbab kita saja sudah cukup   untuk sholat. Paling banter bawa persediaan kaus kaki. Ringan dan simple   :)
  - Nggak perlu bingung dan lama dandan kalau mau pergi, cukup pakai   abaya set nggak perlu menyerasikan baju langsung pakai langsung siap :D   menghemat banget waktu dandan
- Hijab lebar sekarang banyak   model dan macam set abayanya. Semuanya adem-adem dan harganya   reasonable. Kain adem lembut berkualitas bagus dan lebar bisa didapatkan   dengan harga yang kalau di The Executive cuma dapat sepotong dress...   beli abaya set dapat abaya plus kerudung lebarnya.
  -  Pakai hijab lebar nggak perlu tutorial... apalagi yang bergo...   tinggal pakai aja. Untuk model khimar cukup dilipat persegi, dikasih   peniti dibawah dagu, disematkan bros. Pakai pashmina? Pilih yang ukuran   besar biar bisa menutup depan belakang, nggak usah dilipet-lipet bentuk   macam-macam... kayak biasa aja. Tanpa kebanyakan pentul, tanpa video   tutorial juga semua udah bisa ;) 
  - Hijab lebar meningkatkan rasa malu dan keinginan kuat   mendekatkan diri kepada Allah secara otomatis. Perlahan-lahan kita akan   malu memakai jenis pakaian tertentu meskipun dihadapan teman wanita.   Hijab lebar menyuburkan rasa malu dan menjaga diri kita lebih aman.
  
  
Waktu itu pertama kalinya saya memutuskan untuk memakai kerudung. Lima tahun yang lalu dan sangat bahagia karena keputusan saya tersebut. Terutama berlega hati setiap membaca bahwa berhijab adalah kewajiban setiap muslimah yang telah baligh. Bukan sunnah semata. Berhijab wajib bagi muslimah sama wajibnya dengan sholat.
Suatu waktu dimasa kuliah saya menengok kiri kanan, saya bertanya-tanya mengapa mereka semua terlihat sama?
Iya   saya kembali pakai abaya dan berhijab lebar setengah dari tinggi badan   saya. Dan dengan seperti ini saya merasa lebih.. lebih... lebih... aman   dan nyaman. Berasa lebih disayang Allah, berasa lebih dilindungi Allah.   Dan dimudahkan dalam banyak hal, termasuk urusan pekerjaan. Semakin kita   mendekat pada Allah memang akan semakin dekat pula Dia :)
  
Oh Allah sungguh... nikmatMu yang mana yang kudustakan? :')
Beberapa orang tanya apa rasanya pakai hijab lebar? Saya detailkan dibawah:
- Hijab lebar itu adem, adem dalam arti sebenarnya dan adem di dalam hati juga


 



sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa... ketika kita takut pada Allah maka ketika itu kita takut memakai pakaian yang kurang sopan dan tidak menutup aurat... selamat telah dikasih hidayah oleh Nya untuk berhijrah.. salam
ReplyDeletekalo kata aku sih yang penting nyaman aja di pakai nya
ReplyDeletewaah.. proses yang lumayan panjang ya mbak..
ReplyDeletearif doakan semoga mbak selalu istiqamah... :)
ngomong-ngomong soal abaya mahal, jadi ingat waktu ke garut, di sana banyak penjahit yang melayani pembuatan gamis sekaligus kerudung dengan harga murah. kalo pesan bisa milih kain sendiri, model sendiri, dan diukur sesuai badan kita juga. gamis batik yang kainnya halus cuma 90 ribu, kerudung yang panjang sampai siku 30 ribu, kalo lebih panjang lagi biasanya tambah 10 ribu. jadi mikir kalo ke sana lagi, mau pesan yang banyak sekalian, hehe... di sini mahal sih :D
ReplyDelete#nggak nyambung ya? xD