Monday, June 14, 2010

MELIHAT KEBELAKANG

:)

Saya sering menganggap selama ini saya jalan ditempat, saya tidak punya cukup kekuatan untuk menjejak bumi sekaligus tidak punya keringanan yang cukup untuk terbang, tapi membaca lembaran-lembaran ini saya merasa telah begitu banyak berubah. Saya mengunjungi rumah-rumah saya yang lama dan menelusuri apa saja yang pernah saya tapakkan, menakjubkan bagaimana saya begitu berubah banyak dalam waktu yang tidak lama. 

Mungkin ini hanya dari pikiran saya sendiri yang berjuang untuk jadi conditional, untuk berusaha berdiri kendati yang seharusnya terjadi adalah saya runtuh. Mungkin ini karena kamu, siapapun kamu ini, siapapun orang yang pernah menapak jejak dalam hidup saya, dalam ingatan saya. Saya mungkin sudah penuh dengan pemikiran tidak lazim sejak balita. Tentang bagaimana saya ingin mengunjungi bulan sekali dalam sehari, berjalan-jalan di permukaannya dengan piama. Sesuatu yang saat itu saya pikir akan sangat mungkin terjadi.
Tapi beginilah adanya, saya yang sekarang mungkin sering berpikir yang lebih mendekati realita, dan meletakkan cita-cita saya hanya setinggi langit-langit. Saya tidak berani berekspektasi jauh melampaui ability saya.


Saya juga sudah bisa menunjukkan sisi lain, bahwa dulu ketika saya berpikir kadang orang akan dengan mudah bisa menerima kita ketika kita tipe orang yang 'cheerful'. Saya sering memaksakan diri saya sendiri untuk berada dalam perasaan itu sepanjang waktu dulu. Karena itu hanya sedikit yang tahu bahwa saya sebenarnya pendiam, bahwa saya sebenarnya serius,  bahwa saya sebenarnya introvert. Bahwa ketika saya tidak pernah tampak menangis dihadapan siapapun bukan berarti saya tidak pernah menangis, saya yang sebenarnya sangatlah...... CENGENG.

Ada juga masa-masa ketika saya berfikir saya hanya bisa menulis tentang patah hati ketika saya sedang patah hati. Saya tidak pandai menulis soal jatuh cinta. Tapi saya kemudian bisa memilah kata untuk berbanjiran di jendela ini menyapa mata saya seolah terlahir dengan begitu tiba-tibanya. whoa! Saya bisa kok menulis tentang cinta melalui cita rasa manis, bukan semata-mata pahit. Saya bahkan juga ternyata bisa menulis manis ketika bahkan rasa manis yang lumer di mulut saya sebenarnya pahit.

Menulis ini di setelah dengan sedikit kebodohan yang sering saya alami setiap hari maka hari ini saya sedang mirip vampir penghisap darah. Hari ini mulut saya berdarah hingga menghabiskan tisu berlembar-lembar. Kali ini, saya sedang tidak ingin dikomentari :) Biarkan pembicaraan ini hanya jadi milik saya dan jendela saya ini.
Previous Page Next Page Home