Wednesday, March 30, 2011

HARI ITU, HARI MILIKMU

taken from random

Beberapa jam sebelum pergantian hari, masih juga nol kabar dari kamu. Sudah sejak delapan belas jam yang lalu aku meminta kamu datang lewat pesan langsung pada orang rumahmu, pesan beserta kartu ulangtahun yang sebenarnya tidak bisa disebut kartu...Cuma selembar kertas sederhana yang berusaha jadi seberharga kartu warna-warni di pajangan depan toko buku, sesuatu yang sederhana namun mencoba peluang mengabadikan raut wajahmu, dan coretan tanganku dibaliknya.
singkat.

Aku merasa agak lega karena tidak perlu merasa jadi begitu keperempuanan dengan kartu-kartu ulang-tahun yang kebanyakan terlihat feminin ketika menitipkannya pada wajah yang menyambutku di pintu rumahmu ketika aku bilang aku mencari kamu. Sudah sebelas hingga satu jam yang lalu aku kabarkan dari banyak pesan pendek yang meluncur ke layar ponselmu, pesan-pesan rahasia di jejaring sosial dan sisipan singkat reminder ponselmu sebulan lalu ketika kamu menitipkan sebentar benda itu kepada aku, lengkap dengan pesan singkat di malam hari saat aku menuliskan reminder itu, pemberitahuan kepada kamu bahwa aku menambahkan sesuatu di ponselmu, sesuatu yang dinamakan rencana.

Dan sebulan adalah waktu yang kurasa cukup untuk mengosongkan jam-jam itu. Aku sudah mengecek semuanya tiga menit lalu, masih nol konfirmasi kehadiranmu. Sementara rencana ini sudah ada berbulan, bulan-bulan penuh persiapan...Tentang bagaimana aku dapat membuat kamu tertawa bahagia karena aku. Setidaknya satu kali lagi, satu kali yang seharusnya bukan sesuatu yang mewah dan kelewat mahal. Sesuatu yang kemudian kamu pastikan pada detik-detik ini betapa mahal takternilai. Menggeletak di atas bangku putih dengan sinaran lampu indah, kamera dengan memori yang siap terisi segala macam ekspresimu, bahkan termasuk marah ataupun kaget. Semuanya, akan aku terima serela ketika pertama kali pikiran ini tercetus dan resiko mengekor dibelakangnya. Bahwa kamu mungkin akan marah, aku tahu... dan tidak akan merasa keberatan karena itu. Sekuat tenaga yang kukerahkan untuk menciptakan sesuatu yang mungkin akan bisa kamu kenang ketika kehadiranmu sudah lebih dari sekedar jarak.

Sudah nyaris pukul satu dini hari.

Masih tidak ada kabar ataupun tanda-tanda kehadiranmu, sepi menggeliat tapi tetap kesusahan memasukkan aku dalam rasa dingin. Masih detakan cepat yang sama seolah menghitung semenit lagi kamu sampai. Tapi sepi berhasil menggerakkan aku kembali merah ponsel dan memencet bookmark alamat profilmu di salah satu jejaring sosial. Ada satu peristiwa yang aku belum tahu. Satu foto kamu yang paling baru, meniup kue ulangtahun berlilin banyak, seseorang menandakannya untukmu. Tidak terlihat kamu sedang bersama siapa saja... perayaan macam apa yang tengah kamu helat disitu Namun nama profil penanda foto itu ternyata berhasil mencacah aku menjadi bagian terkecil.

Sesuatu yang kamu tidak sadari disana, hembusan nafas mendadak jadi berat tanpa kusengaja. Mungkin kamu sudah bergelung dibawah selimut sekarang, atau mungkin masih diluar sana seperti aku namun diliputi suasana bahagia yang berbeda.
semoga berbahagia,
Selamat Ulang Tahun, kamu....
Selamat Ulang Tahun, perempuan paling jauh..
Semoga panjang umur, kamu... perempuan tak teraih.

21 comments:

kira said...

pertamaaaaaaaaxxxx...
met ultah untuk "kamu"...
emang siapa itu?

Ewi said...

ewi juga ikut... happy birthday :))

Yudi Darmawan said...

tidak begitu mengerti,
tapi tulisan ini sangat apa adanya,

saya jadi sedikit mendapat sudut pandang lain tentang pola fikir perempuan..

-Gek- said...

Siapa perempuan tak teraih itu sayang??

Irma Senja said...

hemmm,.... selamat ulang tahun kamu,perempuan tak teraih :)

manis sekali.....

Ninda Rahadi said...

daripada bikin salah paham (bingung baca komen) lihat label bahwa ini cerita pendek, bagian dari fiksi... dan kta ganti 'aku' disini adalah seorang lelaki.

BUKAN SAYA. saya ini masih wanita normal huhuhu *nangis kejer*

Gaphe said...

bwahaha sampe dikomen segala biar nggak salah paham.. iya saya baca sebenernya udah tau kalo ini cuman fiksi kali.. saya mau komen, penggambaran karakter "aku" sebagai cowok itu keren banget.. seakan memendam rasa untuk ngungkapin perasaan sama itu cewek.

siapapun itu, kalo emang lagi ultah..turut ngucapin met ultah juga deh!.. siapa tau dapet traktiran gratis. heheheh

Lely Prawesti said...

hahahahahaha... lucu an komen duluan untuk menyaring ksalahpahaman.. :D :D

miwwa said...

untung dijelasin, tadinya aku bingung sih.. hehehe :P

Isti said...

Semoga si dia mendengar doa kamu....

agung said...

kunjungan balik mba oh ya cara bikin burung twitternya ada disini di blog teman saya:
http://adittyaregas.blogspot.com/2011/03/membuat-burung-twitter-terbang-diblog.html

attayaya-open-web said...

coba hubungi di facebook
maryo sanjaya adi putra
laksamana embun

mereka udah berhasil dan mau ngbuatin biasanya

Yanuar Catur said...

hapi besdeeee to youu...
sopo se nyin yg ultah??

makmalf said...

Hampir aja salah faham... haha

phonank said...

short storynya mengambil sudut pandang sebagai lelaki nih,, ^_^

wah kalau gitu gue kalah romantis donk... untungnya nindaa perempuan, jadi gak jadi saingan berat bagi phonank.. hehheehe

Aryadevi said...

ada rasa nikmat dan kepuasan sendiri...merasakan sesuatu sayang dari jauh...

attayaya-open-web said...

dah hub maryo embun?

Annur Shah said...

hmm.. milad....

hehe kalimatnya bikin penasaran ckckkckkkckk

hamasah keep istiqomah ^________^

Geafry Necolsen said...

nah kan berasa?
kalo jadi fast reader, tau2 pengen langsung komentar..

aku pikir tadinya kisah nyata,
soalnya banyak kejadian kayak gini ya..

Muhammad Qori said...

Perempuan yang tak terjamah itu ternyata pria ya?
saya kira ini tentang curhatan penulisnya... *liat post kebawah, ada masalah seo.. :)

insan said...

dri pada salh kira lg mendingan diam he he

Previous Page Next Page Home