Thursday, July 11, 2013

Harta Karun dalam Kenangan

Saya bersekolah di SD Negeri kecil di daerah pelosok dan bisa dibilang tidak diketahui banyak orang. SD yang biasa-biasa saja dan hak duduk dibangkunya setiap tahun tidak diperebutkan orang-orang tua yang menginginkan anaknya mendapatkan SD bagus hingga bersedia membayar mahal.
Jadi ketika saya menyadari orang tua jaman sekarang begitu memperjuangkan anaknya untuk mendapatkan SD favorit, saya nggak paham...
Saya besar di SD itu, memiliki waktu yang cukup antara bermain, belajar dan mengerjakan tanggung jawab yang saya harus lakukan di rumah. Sementara saat ini sepupu-sepupu saya yang masih duduk di taman kanak-kanak saja sudah sibuk les macam-macam.
Anak-anak sekarang terlalu dituntut untuk menjadi multi-talented. Sementara saat itu seharusnya mereka bisa mendapatkan waktu bermain yang banyak.
Kenapa?
Karena selepas sekolah dasar mereka akan menjadi semakin sibuk dan sibuk.
Kasihan kan kalau memori yang bisa mereka ingat dari masa kanak-kanak cuma kesibukan les yang macam-macam, beban pekerjaan rumah serta tekanan lingkaran pertemanan yang pastinya akan semakin tidak mudah.
SD Negeri di kampung itu adalah tempat favorit saya ketika saya bertumbuh. Termasuk dalam salah satu puzzle memori yang tidak gampang dilepaskan. Banyak hal yang dapat saya kenang dan saya simpan, hal-hal yang tidak bisa saya dapatkan dari lingkungan saya setelah lulus dari sekolah dasar. Pola persahabatan, kepedulian, kekeluargaan dan lain-lainnya.
Para orang tua bersikeras demi masa depan anak-anaknya, katanya sih..
Dengan SD favorit berikut-berikutnya mereka juga akan gampang masuk pijakan favorit lainnya.
Padahal saya, alumni sekolah dasar di pelosok desa serta beberapa teman yang lain mampu lulus dan masuk ke salah satu SMP favorit di kota saya, demikian juga ketika SMA, demikian juga ketika kuliah.
Kami yang lulusan sekolah kecil dan nyempil tidak kedengaran namanya juga mampu mengisi bangku-bangku perguruan tinggi negeri favorit di negeri ini.
Sukses dalam akademik tidak ditentukan oleh sekolah dasar favorit atau kesibukan akademis seseorang sejak masih kanak-kanak, tapi kontrol dan usaha perindividu itu sendiri serta lingkungan yang tepat untuk menumbuhkan karakter dan EQ yang bagus.

Well enough babbling... :))
Pikiran ini barusan meledak di kepala dan saya cuma kepingin menuliskan.
Are you bored? Well I'm actually kinda boring in person :P
Sebentar lagi buka puasa.
Terima kasih atas izin bernafas dan menjalani lagi Ramadhan Kareem, Allah..

~


3 comments:

  1. berarti boleh merasa kalau kita (?) adalah generasi yang beruntung ya?
    waktu kecil punya waktu main yang banyak, kenangan, dan sudah melakukan banyak hal...

    merasa kasian sama anak2 sekarang, lebih banyak menghabiskan di rumah untuk main komputer, ipad, dll.. ditambah aktifitas diluar rumah (hanya) sekolah, les dll.. well.. :s

    ReplyDelete
  2. heuheuheu.... arif lagi ngetik entri blog ini mbak... :)))

    ReplyDelete
  3. saya adalah seorang emak yang bingung soal sekolah. akhirnya pilih yang dekat, murah, dan pulang cepat agar dia bisa bermain di rumah. :p

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home