Thursday, February 20, 2014

Potongan Cerita Lalu

Yah, masih ada di kantor... Tapi sudah tidak ada lagi yang bisa dikerjakan untuk hari ini. Jadi disinilah saya. Alibi menunggu teman padahal kangen saya menulis dari meja kantor karena keyboardnya entah kenapa maha nyaman untuk mengetik.

Akustik mengalun di penjuru kantor, dari pc di belakang saya jarak satu meja. Saya nggak tahu lagunya apa, tapi terutama membuat saya merasa melankolis untuk alasan yang tidak jelas.
Ngomong-ngomong barusan kepikiran sudah lama banget saya nggak lagi menonton film dan drama korea. Kadang masih download tapi jadi file yang menuh-menuhin laptop saya tanpa ditonton. Sayang sih ya...

Barusan nemu notes ini, dan menyadari saya menulis itu sudah lama sekali. Ini sewaktu saya baru on job training di Surabaya. Dan itu kurang lebih sekitar setahun lalu.

Saya adalah orang yang seringkali takjub dengan perubahan waktu. Sisi-sisi yang terlepas... orang-orang yang saya lewati di masa lalu dan lost contact. Orang-orang yang pernah berada dalam keseharian saya dan sudah tidak lagi mengisi lingkungan yang sama. Tokoh-tokoh kehidupan yang punya cerita lainnya, bertemu dengan orang selain saya dan melanjutkan ceritanya sendiri. Saya ini ibaratnya Prof.Quirrel di serial buku Harry Potter bagi sebagian orang. Mereka melanjutkan cerita lain dan saya sudah tidak lagi ada, cuma ingatan numpang lewat. Merekapun demikian bagi saya.

Kemarin saya mengontak seorang teman yang dulunya teman sebangku saya, sebatas tanya kabar. Dan barangkali sudah bingung mau bicara apalagi, kami sudah punya buku lain dengan tokoh-tokoh yang berbeda... pastilah susah menemukan topik sama yang enak diceritakan. Dia bertanya saya sekarang sedang dimana, saya jawab... kemudian pembicaraan terhenti.
Saya ingat dulu dia pernah bilang, hidup saya enak sekali... saya bisa kemana-mana sementara dia tertahan di kota kecil kelahiran kami seusai kuliah. Tidak bisa kemana-mana. Yah... kita memang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Seorang saya dimasa kecil saya bersama dia pun mungkin tidak menyangka kalau saya akan berjalan sejauh ini, melangkah sejauh ini dari kehidupan kota kecil kami. Saya bahkan tidak pernah terbayangkan akan pergi. Dulu bayangan saya adalah, saya akan kuliah sampai tinggi dan mengajar di universitas di kota kecil kami.

Dulu... saya pun tidak pernah membayangkan bahwa si teman baik saya itulah yang akan tertahan di kota kami itu. Karena dia sejak bersama-sama dengan saya masuk ke sekolah menengah pertama adalah bintang yang sangat terang, cantik, berbadan ideal dan pintar, aktif disemua kegiatan sekolah. Saya pikir saat itu, langkahnya pasti jauh lebih panjang dari saya. Memang ada teman-teman saya yang lainnya yang tetap tinggal di kota kami dan keputusan itu adalah keputusan yang diambil dengan sendirinya dan membuat mereka bahagia. Sayangnya, si teman baik saya bukan pengambil keputusan itu sendiri. Semoga, semoga nanti dia bisa menemukan sisi manisnya, di sudut yang manapun :))
I do miss chitchat with her, seriusan.

Yah... Allah adalah yang maha merancang segala sesuatu. Seperti halnya saya sekarang, tidak tahu apa yang akan terjadi dalam jangka waktu sepuluh tahun kedepan. Bismillah :))





~

2 comments:

  1. mbak

    kadang kenangan mampu membuat bibir sedikit meringis ya
    cerita seseorang di blog juga kadang nyerempet apa yang kita tahu dahulunya

    hahaha
    bagai ingatan yang tercecer di mana2

    ReplyDelete
  2. andai mak hadir di acara launching pong... pong cedih mak ga bs datang

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home