taken from random |
Kritikan adalah harga mahal yang harus dibayar untuk sebuah kejujuran. Kritikan adalah harga mahal yang harus dibayar untuk sebuah kritikan juga. Ada seseorang yang menulis komentar bernada pedas kepada saya. Ah bukan pedas, anggap saja itu reminder agar saya ngga melenceng ke jalan yang mungkin mendingan dihindari.
Seseorang ini entah mengapa memilih berkomentar anonim. Tanpa URL, bahkan juga tanpa menyebutkan namanya di akhir komen. Apa anda takut dengan konsekuensi kejujuran yang anda ungkapkan?
Maaf tapi mungkin itu hal yang membuat saya tidak respect pada anda. Sementara saya menulis disini, menggunakan nama asli saya, menggunakan kontak asli saya, menggunakan foto diri saya dan meskipun tidak terlalu berani saya menyediakan diri untuk menerima semua ketidakterimaan yang akan diucapkan semua pembaca dalam kusen bawah jendela ini.
anonymous said...
Saya suka agak ga fokus kalau baca tulisan panjang, jadi pertama-tama maafkan saya kalau komen saya ini sudah terjelaskan pada tulisan cuma saya ga ngeh karena ga fokus tadi.
Sepanjang ingatan saya, di masa-masa awal Anyin mengenakan hijab, pernah menulis bahwa bagaimana seseorang menjalankan agamanya adalah semata-mata urusan yang bersangkutan dengan Tuhannya. Kita tidak berhak menghakimi. Tentu bukan berarti saya menolak amar ma'ruf nahi mungkar.
Maafkan saya, memang sesuatu yang baik hendaknya dimulai dari diri sendiri sebelum orang lain. Pada tulisan-tulisan Anyin setelahnya, yang saya tangkap adalah ketika kita merasa sudah memperbaiki diri sendiri, membuat kita berhak untuk merasa sedikit lebih baik dari orang lain dan membuat kita merasa berhak menilai orang lain begitukah?
Kebebasan berpendapat, batasannya adalah kenyamanan orang lain menurut saya.
mungkin yang anda maksud adalah postingan ini. Meskipun saya tidak tahu betul bagaimana keterkaitannya. Iya betul, yang terpenting adalah hubungan manusia dengan Tuhannya. Tuhan sudah mencintai kita dengan begitu rupa, memberi apa yang kita mau dan apakah kita manusia malah enggan memberikan cinta kita untukNya? Bahkan meskipun cinta itu seringan memperbaiki cara berpakaian kita?
Tulisan saya sebelumnya mungkin agak keras, atau bahkan keras sekali, tapi adalah merupakan bentuk dari keprihatinan sekaligus kepedulian saya terhadap sahabat-sahabat saya sesama kaum hawa.
Dan jika anda atau siapapun menduga saya ingin anda berpakaian seperti saya, itu salah.. karena saya sudah berusaha membuatnya se-worth it mungkin dengan umumnya pakaian yang dipakai muslimah, yang tentunya akan sangat mudah anda lakukan tanpa berat. saya mengajak anda untuk mari pakai lengan panjang, mari pakai celana panjang atau rok saja, mari kerudungnya di keluarkan entah pendek entah panjang, jangan dimasukkan ke dalam baju..
Mungkin ini hanya karena sebagian orang berpandangan bahwa berhijab adalah sebuah keputusan yang sama dengan belajar pakai rok, tidak peduli itu rok panjang, pendek atau mini. Tapi dalam berhijab tentu sudah ada konsekuensi di dalamnya, jika kita memilih itu kita HARUS lebih baik..
Wanita sungguh adalah makhluk yang sangat-sangat sensitif, mereka menerima kritikan dengan senyuman dan ganjalan di hati kemudian membicarakannya di belakang : bahwa dia tidak suka. Mungkin itulah kenapa saya tidak terlalu banyak bersahabat terlalu dekat dengan banyak perempuan. Maka selama ini saya belajar mengerem mulut saya, dan ketika isi kepala saya sudah demikian penuh saya menuangkannya dalam tulisan sebelum tulisan ini.
Kata sahabat saya : nanti menimbulkan riya' pada yang sudah merasa berhijabnya memenuhi standar. Dan ini rawan sekali menimbulkan sakit hati pada orang lain.
Kata saya : tidak akan riya' kalau orang itu melakukan semuanya atas dasar cintanya kepada Allah. Dan sebelum repot-repot sakit hati, merusak keindahan hati kita sendiri dengan marah. Coba dulu dipikir baik-baik. Benar tidak apa yang coba saya sampaikan?
Kakak Anonim, ini bukan soal penghakiman... ini hanyalah soal saling mengingatkan, mungkin cara saya mengingatkan dalam tulisan tidaklah masuk kategori indah dan halus. Tapi coba deh kalau segala hal kita tidak mau saling mengingatkan dengan saudara-saudara kita : biarkan saja dia minum alkohol, kan dia nyaman dengan itu... dosanya dia dong.. urusannya dia...
maka tidak akan pernah ada seminar-seminar semacam ini lagi bukan? Memang benar itu semua urusannya dengan Tuhan, tapi kita juga punya kewajiban mengingatkan, berhasil atau tidaknya itu, berubah atau tidaknya itu MEMANG ADALAH SEPENUHNYA HAK MUTLAK ORANG TERSEBUT. Tapi paling tidak kita sudah mencoba mengingatkan, tapi paling tidak kita sudah mencoba memperbaiki keadaan. Maka barulah bisa kita berlepas tangan.. Sedangkan yang saya tulis bukan hanya sebagai pengingat pembaca tapi juga semacam pengingat pada diri saya sendiri.
Dan ini juga karena soal saya sudah mencapai banyak pemahaman yang berkembang, kesadaran yang meningkat. Bahagia lho merasa dekat dengan Allah, menyenangkan lho memenuhi perintahnya, menyenangkan lho mengikuti anjurannya sekuat yang kita bisa. Bahagia apa sih yang bisa menyaingi bahagia mendekat padaNya, sahabat saya sesama muslim?
Maka kemudian saya jadi ingin orang-orang terdekat saya, sahabat-sahabat saya di jendela ini ikut merasakan itu. Ketika kita tahu sesuatu mana yang lebih baik dari yang baik-baik bukankah sudah kewajiban kita untuk berusaha menggiring saudara-saudara kita untuk turut pada kebaikan? Seperti ketika kita naik gunung dan tempat kita lebih tinggi dari sahabat kita di bawah, kita yang sudah melihat banyak keindahan dari puncak itu, tentu ingin mereka melihat hal yang sama, keindahan yang sama. Meski yang kita lakukan kadangkala bukan mempersuasi dengan halus tapi menarik tangan sahabat kita.
Kepada anda mas/mbak anonim, saya menyediakan diri untuk membaca komentar anda lagi Mbak/Mas Anonim, dan kali ini semoga anda punya cukup keberanian untuk paling tidak menyertakan nama. Saya tahu anda bukan sekali membaca tulisan saya. Mungkin nanti-nanti saya akan lebih memfokuskan tulisan pada muhasabah saya. Saya akan menghakimi diri saya sendiri yang masih perlu banyak perbaikan ini. Dan mau membaca atau tidak masih merupakan hak anda. Pada saat itu mungkin sudah tidak ada alasan pembaca untuk merasa tersinggung. Kan saya yang lagi muhasabah, kok anda yang tersinggung hehe :D Tapi terima kasih atas WARNING ini, semoga saya dapat menghindari hal-hal yang menjurus pada penghakiman orang lain dan merasa diri saya sudah lebih baik dari orang lain. Saya kan harus menanamkan dalam-dalam : "Seorang hamba Allah adalah cobaan bagi hamba Allah yang lain," :)
Kepada semua pengguna hijab yang saya maksudkan dalam posting sebelumnya : mungkin saya tidak bisa memakai bahasa yang indah untuk mempersuasi anda, yang saya rasakan cuma miris dan sedih. Tapi sepertinya usaha saya selalu termentahkan dengan komentar. Semoga anda bahagia dengan diri anda yang mungkin menolak perbaikan atau mementahkan perbaikan diri dengan menunggu nanti.
Mungkin kita seringkali lupa, bahwa kita punya waktu yang sangat terbatas bahkan untuk berencana :(
sabar nyin, calm down....
ReplyDeletejgn berhenti menulis gara2 kritik itu ya...
Anyin spesial di mataku,...itu saja ^^
ReplyDeletedengan menanggapi itu, anda sudah arif mba Anyin ^_^, kita ini kan hanya berusaha entah nanti kedepan lain cerita...itu lain soal.
ReplyDeletePro kontra adalah hal biasa, asalkan disampaikan dg bermartabat. Karena setiap orang punya dasar dan prinsip pemikiran masing-masing, selama dia bisa mempertanggungjawabkannya, silahkan saja. Bukankah begitu Nyin?
ReplyDeleteTetep semangat..
Tetap semangat... Mbak Anyin
ReplyDeleteKIta semua dalam tahap belajar, pasti kesalahan selalu ada di dalam diri kita, kita hanya manusia, namun jangan jadikan kesalhan itu sebagai penghalang ekxpresi kita, namun jadikan koreksi untuk berbuat yang lebih baik. Kita hanya berbagi. Tetap semangat kawan...
ReplyDeletekatanya kritikan jalan untuk kita lebih maju :)
ReplyDeleteterima kasih, terima kasih untuk 2 tulisan kamu, aku baca semuanya.aku memang jauh dari sempurna, dan aku akan memperbaikinya sedikit demi sedikit. entah untuk kamu atau untuk tuhan ku . dan memang aku butuh banyak belajar menerima sebuah kritik :)
ReplyDeletesabar mbak Nyin.... :)
ReplyDeleteyang penting apa yang kita tulis itu jujur dari hati dan pemikiran kita, neng. ditambah niat tulus, insya Allah ada manfaatnya kok buat diri sendiri dan orang lain.
ReplyDeletekalo ada yang kritik baik yang ada nama atau gak ada nama, ya dijadiin pelajaran aja, diambil hikmahnya, :)
hidup itu khan belajar..
semangat ah buat nengnong, ^o^/
begitulah proses kehidupan nyin, selalu ada yg pro dan kontra hehe...dan tidak semua orang mengerti maksud dan tujuan kita meski sekeras apapun usaha kita menjelaskannya...so let it flow n jadikan semua kritikan bahkan pujian sebagai masukan utk buat kita sadar jika kita bukan mahluk sempurna :)
ReplyDeletejika tidak bisa berbicara yang baik maka sebaiknya DIAM namun akan JAUH LEBIH BAIK jika kita mampu berbicara yangmana mampu MEMBAIKKAN ORANG LAIN..
ReplyDeleteTidak ada yang salah dengan tulisan-tulisan sissy tentang 'hijab'.. justru itu yang sebenarnya MAMPU MEMBAIKKAN MEREKA jika mereka BERFIKIR.
ilmu yang baik harus disebarluaskan!!! dan memang benar adalah kewajiban kita saling mengingatkan.. Bukanlah telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan??!.
kadar keikhlasan seseorang hanya ALLAH yang tahu dan mereka yang berpendapat seperti itu sebenarnya SANGAT AMAT TAKUT dianggap riya' padahal bisa jadi ALLAH lebih mencintainya jika dia mAmpu berbagi dan saling mengingatkan dalam hal kebaikan :)
Anonim adalah jiwa egoisme dari seseorang yang ingin mengkritik tapi tak ingin dikritik balik
ReplyDeletehari gini pake nama anonim
kenapa sih??
Mbak Anyin bisa minta tolong komen di postinganku yang ini ya?
thanks sebelumnya
http://www.itikholic.com/2010/06/speedy-dengan-konten-barunya.html
ada kritik artinya ada yang serius membaca postingan kamu....
ReplyDeletejadikan kritikan sebagai kekuatan baru dalam menulis,,,,
menulislah dari hati...
berharap bisa menyentuh hati siapapun... ^^
hmmm kok gamau nyebutin nama ya?
ReplyDeleteberbeda pandangan itu biasa.. yang lebih baik adalah bagaimana menempatkan pandangan itu.. eh
ReplyDeleteanyin... tetap pada hati urani saja..
Mungkin ambil sisi positifnya aja non, barangkali yang komentar dengan anonim itu seorang sahabat yang tidak sependapat dengan postingan non Anyin tapi dia tidak mau kehilangan non Anyin sebagai sahabatnya...
ReplyDeleteSalam hangat & sehat selalu...
mungkin pertama kali nya dikritik adalah menerima kritik dengan baek dan mengkompromikan dengan jaman yang semakin edan bahwasanya bicara kebenaran kok yo dikritik, dan moga selalu sabar aja nyin, memang kalo menyampekan kebenaran itu warisannya ya kritik2 pedas.. he
ReplyDeleteEhm menambahi komentnya achen *kalo nggaksalah ini kata ulama* " Akbarul balaya al anbiya tsummal auliya tsummal amtsal fa amtsal"...
ReplyDeleteyang kurang lebih arti bebasnya adalah semakin besar derajat seseorang di 'mata' Tuhannya adalah semakin besar pula cobaannya...
jadi ya tetep semangat... :-))
tetap semangat Nyin..
ReplyDeleteAnonim kan cuman satu itu aja
mereka pun namanya sama
kalo temen2 bloggerkan ada banyak..
(^__^)
jadikan sebagai cambuk untuk memperbaiki diri
ReplyDeleteterus semangat ya mba ^_^
hem, bilang aja sama dia, ini kan blogmu nin, ini duniamu, kalo ga suka ya jangan dibaca lho ya. hahahaha.
ReplyDeletebtw, hijab itu jilbab?
cuekin aja mbak.
ReplyDeletegitu aja kok repot..
keep blogging yahhh...
yihaaaaaaaaaa
ReplyDeletemasih bertahan pr 3
semoga langgeng
kalo bisa nambah lagi
akhirnya mbah gugel mau berbaikan dengan ninda
ReplyDeletebacklinknya udah mulai dikenali gugel
setuju kalo mau maju harus rela dikritik. apa kabar nih?>
ReplyDeleteI alway's support your action on blog...
ReplyDeletekeep writen yuaaaaaaaa......(maaf klu bhs inggrisku ngco,maklum nilai 6,3 hhhh)
hmmm...
ReplyDeletekalo mjd blogger kita memang hrs siap mnrima resiko seperti ini ya, nyin..
kalo saia justru senang dikritik siyh...
krn biasanya saia membuka diskusi 2 arah...
simpel dan berpikir positif ajah siyh sbnrnya..
kritikan itu mjd parameter bahwa sesorang itu benar2 membaca tulisan kita....hehehe
tetap semangat ya... :D
terkadang kesalahan juga membawa beban di kehidupan kita
ReplyDeletewuih.. anonim.. one more story about it.. :)
ReplyDeleteTetep semangat lah Nin.. nanti ku kasi cincin kawin.. (lhooo??!) XD
selalu ada cobaan untuk segala hal :)
ReplyDeletekeep fighting nyin :D
semua orang bisa berdakwah dengan caranya sendiri toh :) asal mksudnya baik kan ya :)
mampir malam..tetep semangat !
ReplyDeletepedes kritikanya :(
ReplyDeletesama oby dulu juga pernah
ada orang pake anonyim bilang kalo blog oby kurang kerja'an :((
so sad afterall
ambil positifnya saja.. paling tidak mbak/mas anonim itu pasti nge-fans sama blognya soalnya dia bisa tahu tulisan-tulisan yang pernah kamu tulis.. iya kan :D
ReplyDeletesabar ya :)
ReplyDeletesalam semangaaat..
ReplyDeletemaaf belum bisa komentar banyak :D
walaaahhhh aku gak anonim kok.... hehehehe
ReplyDeletejadi kritikannya bukan buat aku khan.... hohohoho
santai sajalah..kan anonym...seperti hantu gak jelas identitasnya
ReplyDeletesabar mbak... kalau yang mbak lakukan memang berlandaskan kebenaran dan untuk kebenaran, jangan pernah takut untuk melangkah apalagi terhadap kritik... memang, rasanya tidak bertanggungjawab jika orang berani mengkritik tetapi hanya berlindung di belakang anonim... akan lebih gentle kalo si pengkritik berani menunjukkan identitas sebenarnya... tetap semangat mbakkkk!!
ReplyDeletememperjuangkan kebenaran memang banyak cobaan, dan dengan menetapi kesabaran itu kita akan mendapat ganjaran pahala dari Allah, genap sudah satu bulan saya baru nongol lagi disini maaf ya ninda
ReplyDeleteayoooo nontonnnnn
ReplyDeletesabar bu...
ReplyDeleteselama tujuanmu benar, it's okay..
haduhhh, semangat ya nin,,
ReplyDeleteselalu ada saja komentar yang tidak sesuai dengan hati,,, tapi abaikan jika memang itu perlu di abaikan :)
sabar mbak, mungkin dia terlalu sensitif dan terlalu takut, makanya pakai anonim :-)
ReplyDeletehhm... Ninda lagi meldak ledak lagi nih....
ReplyDeletemungkin si Anonim itu gak bermaksud kesitu
dia cuma males baca tulisan panjang. mungkin gitu aja Nyin...
sabar lah...
Anyin, aku harap kamu akan tetap menulis dengan gayamu sendiri, dengan caramu sneidir, emosimu sendiri dan apapun untukmu sendiri, kemaren aku mbaca ini belom selesai, dan aku enggan berkomentar karena takut salah, Anyin... aku belajar banyak hal darimu, dan aku menyukaimu lebih dari seorang Anyin yang biasa, aku justru menghormatimu :). trimakasih untuk semuanya Anyin, tapi sungguh anonim itu bukan aku hehe
ReplyDeletetetap ambil sisi positifnya.. :)
ReplyDeleteAnda tidak berhak dipuji kalau tidak
ReplyDeletebisa menerima kritikan. "Halle Berry, 2005".
Cuman satu Pesan saya Nikmatilah setiap kritikan layaknya kue kegemaran kita!..
Semangat...!!!!
sabar ya. aku juga pernah dikritik seperti itu. rasanya penas n menusuk. tp jangan jadikan itu sebagai penghambatmu untuk terus berkarya...
ReplyDeletesemangat ya...