Wednesday, February 1, 2012

Ibarat...

adalah gambaran proses untuk mengatur emosi kita dengan lebih baik.
(image taken from blueberrypie's mim)

Dosen saya pernah bilang bahwa surga dan neraka itu kurang lebih bisa kita rasakan bahkan ketika kita masih ada di bumi, belum mengalami kematian.
"Coba kamu ingat bagaimana tepatnya surga digambarkan.
Surga digambarkan dengan tempat yang teduh, air-air mengalir
Nah bagaimana pula neraka digambarkan?Penuh angkara murka, api-api, segala sesuatu yang panas
Sekarang bagaimana jika jiwamu tenang? Apa yang kamu rasakan?
Damai... penuh dengan kedamaian bukan?
Menyenangkan, bersyukur... merasa bahagia meskipun secukupnya yang di dapat.
Bagaimana dengan jika hatimu penuh kemarahan, dengki, kebencian dan segala macam?
Hidupmu juga akan terasa tidak tenang, bukan?
Tidak menyenangkan, terus-terusan merasa susah meskipun sebenarnya rezekimu juga bagus."

Mmm...
saya jadi merenungkan obrolan pendek itu.

23 comments:

  1. ya manusia memang tidak pernah puas atau tidak peduli akan sebuah'a kepuasan
    surga & neraka adalah salah satu acuan untuk kita sebagai manusia bisa mencerna & memahami tentang sebuah amalan baik & buruk selama hidup

    ReplyDelete
  2. jadi kalo kita mau, kita bisa merasakan yang namanya surga dunia di dalam diri kita sebelum kita menghadap-Nya.

    ReplyDelete
  3. proses tuk jadi tenang itu yg butuh kekuatan :)

    ReplyDelete
  4. dan terima kasih berbagi obrolan itu di "jendela" mu ini :)

    ReplyDelete
  5. anyiiinnnnn...#numpangtereak
    #sepaminih :p

    ReplyDelete
  6. satu kata untuk postingan ini..
    saya setuju ! #eh itu dua yaa.. hehe
    salam kenal :D

    ReplyDelete
  7. satu kata untuk postingan ini..
    saya setuju ! #eh itu dua yaa.. hehe
    salam kenal :D

    ReplyDelete
  8. hmmmm.... ucapan itu sepertinya datang dari seorang atheis. hati2 nin.... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. nggak lah nuel...
      beliau sudah tua.. dan orangnya juga agamis
      namun ya namanya juga pemikiran manusia :)

      Delete
  9. jadi, surga dan neraka itu tergantung cara kita menyikapi semuanya yah, mbak?
    hem hem *sambilangguk-angguk*

    kalau dipikir-pikir, kayakx betul juga... ngena banget di aku yang moody... hihhihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, pengibaratan tentramnya hati dan tidak itu bergantung pada diri sendiri

      Delete
  10. Hmm... dan saya juga sedang ikut merenunginyaa

    ReplyDelete
  11. betul sekali itu mbak,
    menurut saya hal yang luar biasa itu adalah kebaikan yang walau kecil tapi dilakukan dengan konsisten..

    ReplyDelete
  12. ya, daripada membayangkan sesuatu yang ilusif mending anggap kenyataan yang ada sebagai manifestasi dari imaji itu

    ReplyDelete
  13. jadi semuanya tentang gambaran ya teh?^^

    ReplyDelete
  14. aku...
    lapar...
    maak...
    pengen makan arem2...
    biarpun cuma arem2 kalau disukuri rasanya serasa surga.
    biarpun bisa makan steak sekalipun, kalau tidak disyukuri, serasa neraka. arem2 membunuhkuuuu

    ReplyDelete
  15. aku...
    lapar...
    maak...
    pengen makan arem2...
    biarpun cuma arem2 kalau disukuri rasanya serasa surga.
    biarpun bisa makan steak sekalipun, kalau tidak disyukuri, serasa neraka. arem2 membunuhkuuuu

    ReplyDelete
  16. aq setuju Nin
    damainya hati gak tercapai klo kita melakukan yg salah thd tuhan dan makluknya, meski masih didunia.

    ReplyDelete
  17. biasanya penghuni neraka memang suka mempersulit diri Ninda :)

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home