Move on adalah kosa kata yang begitu hangat saat ini. Kosa kata yang didalamnya menjanjikan segala sesuatu yang lebih baik, lebih tidak mengecewakan. Bagi sebagian besar orang move-on adalah semacam kesempatan yang memberikan janji efek positif.
Lepas dari kesedihan dan berjalan kembali dengan kepala tegak.
Entahlah.
Perpisahan saya di kantor kapan waktu tidak berjalan dengan penuh haru dan air mata. Well,tidak terlalu.
Ada orang yang dekat, memang... sebagian, tidak banyak.
Tapi yang dominan tentu saja yang hidup di dunia berbeda dengan yang saya tempati.
Perpisahan buat saya saat itu cuma kemestian yang memang harusnya dijalani.
Hati saya memberat untuk sebagian orang namun berpegang pada pemberat itu tidak akan membuat saya menjadi lebih baik.
I thought I'm dying somehow.
Karena keeratan yang pilih-pilih dan tidak rata.
Seorang teman bertanya apakah saya sampai menangis pada hari perpisahan?
Saya bilang tidak. Ada beberapa kenangan yang barangkali akan begitu saya rindukan. Tapi air mata saya juga pilih-pilih mau membanjir atau tidak.
Segala sesuatu terjadi dengan alasan.
Saya meyakini itu ketika turun dari pesawat yang barusan landing di Jakarta Raya.
Hallo Jakarta, kita ketemu lagi.
Berbaik-baiklah... saya bisa sangat tidak ramah.
Km iki kerja dimana se nyinnnn??
ReplyDeleteGak pgn nobar lagi?
huaaa di jakarta?
ReplyDeletekamyu pindah kemana?
tetap ramah ga ada salahnya kok
ReplyDeletewalaupun dengan mantan...