Friday, July 4, 2014

Catatan Sebelum Pil-Pres

Iya sebentar lagi Pilpres, dan iya pas tanggal itu bisa libur.
Jadi gimana? Sudah punya pandangan masing-masing?
Saya yakin sudah.
Di socmed bergelayutan mengenai banyak isu-isu politik yang mendadak diangkat ke permukaan. Iya, semua orang jadi ngomongin politik dengan segitunya.
Black-campaign dimana-mana. Sering saya terima sms noname dan broadcast bbm yang 'aduh' banget :))
Ada yang broadcast mengenai betapa koalisi partai yang itu penuh partai bermasalah dan korupsi. Saya cuma ketawa aja. Siapa sih kita ini sampai begitu yakinnya partai yang itu kotor yang ini lebih bersih.... masalah korupsi adalah soal waktu dan ketahuan. Ada yang ketangkap basah dan ketahuan ada yang belum.. ada yang keblow-up media ada yang tertutup sampai nggak ramai orang tahu. Ya nggak sih? ;) Cuma Tuhan yang tahu.

Ribut juga karena ada komunitas ulama yang mengharamkan memilih salah satu calon. Berita itu juga lumayan mengguncang beragam opini. Kalau saya bilang ya untuk komunitas yang biasanya tidak ikut campur pada peta perpolitikan, pastilah ada alasan tertentu yang ditinjau secara syari' dan untuk kemaslahatan. Jadi sebaiknya tidak langsung mencecar, namun mencari tahu fakta alasan dibalik pernyataan tersebut. Jangan mentah-mentah termakan isu :))

Private message bbm yang terkesan 'galak', grup office yang penuh bantahan via gambar-gambar kampanye dan seterusnya. Eh ini kenapa sih pada galak dan debat sendiri? :D
Saya barangkali jenis orang yang malas ribut dan menghindari perdebatan panjang. Ya kalau sudah disampaikan dan eeh nggak sependapat.. ya ya sudah :)) Menang atau kalah si orang tersebut juga nggak mungkin langsung berubah pikiran. Buat saya berdebat adalah sesuatu yang kalau bisa dihindari atau paling tidak jangan berpanjang-panjang :))

Lagian sah-sah aja kok mempersuasi orang untuk memilih seorang capres sepaket cawapresnya. Tapi ya nggak dengan cara menjelek-jelekkan rivalnya juga sih... kalau fanatik, kampanyekan kebaikan si calon kita jangan dengan blow-up keburukan rivalnya. Gimana? :))

Pilpres yang kali ini lumayan bubrah ketimbang yang dulu-dulu. Keduanya calon yang kuat. Yang lalu-lalu mungkin karena lebih dominan calon kuatnya, jadi cenderung adem-ayem.

Iya sebagai warga negara saya sudah punya pandangan tersendiri dan adem-adem saja. Saya berusaha meninjau dari bobot sewaktu debat dan orang-orang yang menjadi pendukung seorang calon. Selain itu juga kadar toleransinya. Selama ini saya sedih aja pada kebanyakan mereka yang mendukung paham kebebasan tapi terus marah-marah kalau ada orang lain yang nggak sepaham dengan mereka. Lah ini sih... namanya kebebasan ya bebas-bebas aja punya prinsip meskipun berseberangan. Ya enggak sih? :D S

elama bebas aja seluruh agama yang diakui beribadah menurut caranya masing-masing... sah-sah aja orang mau berjilbab panjang atau bercadar, memakai kalung salib atau atribut keagamaan lain. Serius saya terutama paling sedih pada larangan berjilbab. Berjilbab juga merupakan pernyataan kebebasan dari standar cantik wanita yang ditetapkan pencipta Barbie. Jadi biarkanlah kami seperti ini. Dengan melarang dan mewajibkan kami berpakaian seperti tampilan lain yang katanya 'normal'. Jadi dimana sebenarnya kebebasan itu?

Ah ya sudahlah. Semoga 9 April segera berlalu. Dan kita diwajibkan memilih pemimpin yang paling rendah mudharatnya :) Jadi pikirkanlah dengan baik-baik dari berbagai sisi.








~



2 comments:

  1. Yeyyyy... setujuuu.... pilih Mbak Nindaaaa!!! *eh* :D ;)

    ReplyDelete
  2. enak sepertinya bisa merayakn pilpres, ane mah golput mba. maklum, bukan di tempatnya. hahaha...
    tapi baru tau kalau segitu dahsyatnya perang antar kedua, sampai ada ulama segala yang mengharamkan tertentu.. wiii... ngeri.. :hiihhih

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home