Friday, November 28, 2014

#TheBridesDiary - Undangan


Saya pulang ke rumah, akhirnya.
Tidak seperti calon pengantin perempuan lainnya saya tidak terlalu banyak memikirkan akan seperti apa pesta saya nantinya. Bentuk undangan resepsi yang seelegan apa dan seberapa besar gedung untuk acara pernikahan yang akan digelar. Sejujurnya saya hanya mengurus baju pengantin. Mengingat saya selalu ingin untuk mempertahankan busana muslim saya meskipun di pesta pernikahan saya sendiri. 

Jadi saya begitu surprise melihat bentuk undangan yang dipilihkan ayah. Begitu pink dan pastel dan soft dan berpita. Yah saya memang suka warna pink meskipun tidak sebesar rasa suka saya pada warna merah dan peach. Tapi paling tidak undangan itu terlihat normal, normal disini maksudnya... anggun nggak norak dan nggak mencolok mata dengan desainnya. 
Foto? Nggak ada... Foto banyak diambil pada saat hari pernikahan dan post wedding.

Pergolakan batin yang dibicarakan semua orang pada hari-hari menjelang pernikahan itu, apakah saya mengalaminya?
Mau jawaban jujur?

Iya, saya mengalaminya. Saya membaca buku karangan salah satu penulis favorit saya yang ternyata malah menceritakan konflik pernikahan yang beragam dari kacamata para pelaku. Seseorang berbuat salah bukan karena kondisi tidak sempurna, bahkan kondisi yang terlihat demikian sempurna pun bisa membuat seseorang berbuat salah yang menghancurkan hati pasangannya.
Saya serius beneran ketakutan.

Beberapa minggu menjelang pernikahan, saya bertemu seorang teman baik yang menceritakan sesuatu yang membuat saya kaget. Mengenai pasangan calon pengantin di daerah jawa tengah, calon pengantin wanitanya yang pergi pada h - 1 pernikahannya saat masa pingitan dan tidak kembali lagi ke rumah sama sekali. Hilangnya sang calon pengantin berakhir dengan dugaan penculikan. Beberapa bulan kemudian keluarganya menemukan sang calon pengantin dalam keadaan tidak mengingat siapa diri dan keluarganya. Denger itu, saya yang calon pengantin tanpa melewati masa dikekep di rumah bahkan malah merantau jauh di kota orang jadi stress.

Pada saat itu saya khawatir segala hal tidak akan sebaik apa yang ada di angan dan direncanakan. Dan apakah saya siap dengan segala konsekuensi apapun yang terjadi setelah ini? Minggu-minggu terakhir menjelang pernikahan adalah... Allah lah yang paling tahu berapa banyak doa saya langitkan agar dia yang maha perencana menempatkan rencana paling indahnya. Agar Dia pemilik hati saya membantu saya dalam meluruskan niat dan perasaan dari beragam rasa takut.

Bismillah bismillah bismillah. Dan serahkan kemudian kepada Allah. InsyaAllah.


.

Malam perjalanan didalam kereta. 




4 comments:

  1. Kalau begitu menjelang saya menikah nanti, calon istri saya akan saya...jauhkan dari buku yang kamu baca itu, biar gak parno.

    Have a nice day Anin :)

    ReplyDelete
  2. undangan se-girly itu pilihan si Bapak? hahaha... somehow I found this funny and cute :)

    ReplyDelete
  3. sudah hampir setahun rupanya dan aku ketinggalan berita sekian lamaa... hehehe maafkan...
    Maklum sudah setahun lebih ngeblogku makin seret aja dari hari ke hari

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home