Monday, January 11, 2016

Sebagai Corporate Worker yang Masih Newbie

Akhir-akhir ini saya sibuk sekali. Rasanya dunia saya berkisar disekitar kantor. Sering pulang overtime dan senin sampai sabtu. Laporan On the job training sudah mesti ganti judul lagi. Deadline padahal cuma tinggal dua bulan. Saya suka kesibukan, tapi kadang agak keberatan karena waktu untuk mengerjakan hal-hal nggak penting macam bengong di kamar atau membaca buku jadi sangat minim. Saya jadi selalu bersosialisasi. Antara menyenangkan dan nggak, Karena kadang saya tetap butuh sepi dimana cuma ada saya dan diri saya sendiri, doing nothing.

Saya yang sesungguhnya antisosial jadi manusia yang begitu sosialita sesungguhnya nggak mudah. Saya sering setelah jam kantor usai, waktu overtime itu saya gunakan untuk mengerjakan laporan sambil dengar musik menggunakan headphone yang besar tapi nyaman itu... dan dikatain autis karena terpisah dari yang lain secara tidak langsung. Dunia yang saya hidupkan dari playlist, laporan, dan saya sendiri yang mendengarkan musik atau sebenarnya tidak... sebenarnya saya sedang mendengarkan diri saya sendiri. Saya ketawa dan menolak,"Pak... autis itu nama kelainan karena seseorang itu nggak bisa diam ya pak... bukannya yang kayak saya."

Doh.

Jum'at adalah hari yang paling saya suka sekarang. Bukan lagi bau weekend karena hari sabtu saya sudah soal membanting tulang demi solidaritas yang mungkin suatu saat dibayar dengan tambahan tunjangan. Hahahha matre ya, tapi lumayan... daripada nggak ada :)) Yang paling saya suka dari hari Jum'at adalah waktu istirahatnya yang lama. Orang kantor jadi banyak yang keluar, cewek-cewek terutama. Jalan-jalan, makan agak jauhan dikit. Saya disini. Baca buku. Ndengerin hape saya muter playlist simpenan musiknya... kemudian bosan dan nulis ini.

Saya suka karena saya dapat hawa me time yang saya pengin selama hari-hari lainnya. Saya suka karena cuma ada saya, mendegarkan hati saya menyambi mendengarkan musik... nulis nggak penting yang diposting ke blog, melamun dan membaca buku...

Omong-omong setiap akhir bulan suka kalap beli buku padahal belum bisa baca karena terlalu sibuk dengan laporan dan presentasi dan belajar di dunia baru. Saya cuma bisa nyuri waktu pas istirahat panjang kayak sekarang. Atau ketika saya sedang berada di ruang tunggu dan melihat lalu lalang orang yang datang ke meja customer service.

Oh ya sejauh ini atmosfer di kantor baik-baik saja, mereka tidak menganggap saya sebagai orang yang perlu disegani atau dibenci karena lompatan karir yang lebih cepat dibanding kebanyakan dari mereka. Saya masih memposisikan diri sebagai orang yang tidak lebih pintar dari mereka dan kalah soal pengalaman. Dan sampai sekarang sepertinya saya look normally seperti orang-orang lain saja sih. Belum ada yang menyadari kalau saya mungkin aneh, bisa marah, bisa galak.

Ngomong-ngomong lagi saya masih belajar, dan yang paling berat dari semua ini adalah mempelajari bahwa nggak semua orang nyaman dengan perubahan atau keterusterangan saya. Saya nggak melihat strata apapun yang berbeda antara pemimpin dengan bawahan. Saya rasa kami semua sama dihadapan Tuhan. Wewenang boleh jadi beda, lebih tinggi tapi tingkat keindahan dihadapan Tuhan bisa jadi lebih rendah. Wallahualam bishawab. Terutama, saya paling nggak suka kalau dikomentarin negatif soal kehidupan pribadi atau hal-hal lain yang nggak ada hubungannya dengan pekerjaan. Bawaannya gemes pengin nangkis.

Ada hal-hal yang saya yakini dan mungkin tidak sesuai dengan keberadaan saya disini, kita barangkali sudah tidak lagi membutuhkan pemimpin yang menjadi mandor. Kita membutuhkan pemimpin yang disegani karena contohnya, pemimpin yang bisa menjadi contoh dan bisa merangkul semua orang dari berbagai strata kedudukan. Mengajari mereka agar bebas berpendapat dengan alasan yang kuat. Karena jika tidak begitu maka jangan berharap terlalu banyak pada pembaharuan dan perubahan. Seringkali ide bagus keluar dari mulut orang yang tidak terduga. Menerapkan secara langsung atau tidak langsung perilaku, "cuma aku aja yang benar yang lain salah" sudah tidak lagi bisa dianut, mematikan kreatifitas terutama... dan menurunkan kepuasan serta kebahagiaan dalam pekerjaan.

Jadi ini catatan saya, yang ingin saya ingat dan saya kaji ulang nantinya.

stay at home wife H-20
menemukan curhatan ini di draft posting, sepertinya ditulis sekitar tahun 2012. waktu cepat sekali berlalu. kadang rindu masa lalu ini, tapi nggak rindu kerjaannya :)))

10 comments:

  1. Hallo Mba Ninda...
    Jadinya ini catatan masa lalu atau masa kini... :D
    Ceritanya sangat menarik...
    Terima kasih,
    Salam,

    ReplyDelete
  2. ahh suka endingnya. aku kira ini tulisan sekarang lho..aku baca full ngga lewat satu katapun.
    2 tahun lalu, hampir di posisi yang sama lah. jaman-jaman project.

    jadi rasanya bahagiakah kamu Nin sekarang mau jadi stay at home wife? atau agak kurang rela kehilangan rutinitas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha nanti aku posting jawabannya deh ya rulnay dan mbakratu

      Delete
  3. Aku pernah diposisi agak atas pas kerja. Tp yg dibawahku kok malah takut. Skrg gak kerja lg di sono sih. Cape haha

    eh ending ternyata draf lama

    ReplyDelete
  4. Hm... sama kaya mbak innnayah, hm ud punya jadwal kegiatan detik ke detik saat resmi jadi staf at home wife?
    Sorry tabku rusak, langsung jd manusia primitif,ahahaha

    ReplyDelete
  5. Masih nyimpan draf2 lama, klo sya udah diclearkan semuanya.

    ReplyDelete
  6. oooo gitu. ternyata kak nin tipe orang yang lebih senang menyendiri asyik dengan dunianya ya..hihi..
    ya kak nin, jadi agak baper sama tulisan kak nin, soalnya aku baru aja resign dan sekarang udah 1 bulan kerja di kantor yang baru. Menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, kerjaan basru dan teman-teman baru.
    Jadi kadang berasa lebih baik autis sendiri jg kaya gitu ._. :D

    eh? stay at home wife H-20?

    ReplyDelete
  7. Pada dasarnya semua hal perluh adaptasi...

    ReplyDelete
  8. Catatan lama toh... Aku kira catatan baru ini, sampe sempet bingung diawal baca. ;) Di tunggu di Surabaya yaaaaaa... Hehehe

    ReplyDelete
  9. bisa merasakan saat pean kerja dari Senin - Sabtu, lalu mendambakan me-time. Itulah yg tengah saya rasakan juga. Saya tipe orang kayak Ninda, bertemu atau berhadapan dg bnyak orang bukanlah hal yg mudah bg saya, menguras energi. Padahal hal itu adalah pekerjaan saya skrg, be teacher at school. Adakalanya saya butuh me time untuk sndiri, krn dg itulah saya mengumpulkan atau mengcharge energi saya kembali. Berpikir, merenung, menulis atau sekedar membaca buku.

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home