Wednesday, May 16, 2012

Red Alert

jangan-jangan dia pikir omongan saya cuma gelembung sabun
(paloma marciana's mim)
Disadari atau tidak, wanita yang sedang dapat tamu bulanan biasanya emosian, sebel dan suka marah nggak jelas sendiri. Saya kemarin mengalami itu.

Sehabis terima telepon dari seorang sahabat saya segera ke kampus tanpa mandi melaporkan perusahaan yang melakukan penipuan besar pada lulusan-lulusan universitas negeri terbaik itu. Saya miris saking jahatnya. Itulah sisi lain Indonesia suka jahat sama sesama warga negaranya juga. Melamar apapun akhirnya malah dijadikan sales. Kenapa mesti lulusan S1 negeri sih?

Tapi tanggapan atasannya lembaga kampus yang menangani masalah itu malah menurut saya terkesan terlalu tenang. Tidak paling tidak ikut prihatin atau apa seperti ibu-ibu bawahannya yang pertama kali saya laporin. Meskipun pada akhirnya tidak bisa membantu banyak, tapi empati sebenarnya juga cukup dibutuhkan disini. Karena empati biasanya akan menghadirkan usaha, terlepas dari sedikit atau banyak usaha yang dilakukan. Begitu susahkah mengerti bahwa itu hal yang serius? Orang-orang yang tertinggal di tempat training sudah mulai sakit-sakitan, saya yakin mereka pastinya bingung dan lelah jiwa raga. Belum mengenal antah berantah tapi harus hidup di dalamnya. Tentu tidak semudah itu menemukan jalan pulang. Saya dengan pengalaman delapan bulan melakukan pencarian kerja entah kenapa merasa mengerti apa yang mereka rasakan. Keragu-raguan melangkah dan semuanya. Atau uang yang sudah minim.

Namun bapak itu menanggapi seolah masalahnya begitu doang.
"Kota di Jawa Barat itu toh... saya pikir kalau anak kos pasti bisa saja kok pergi dari sana dengan mudah..."
"Kalau begitu kita nggak nerima lagi ya rekrutmen dari perusahaan ini lagi."
Yaelah pak, kalau gitu ngapain pula saya cerita panjang lebar. Buru-buru kesini sampai ngongkosin telepon bapak sama si sahabat saya kalau keputusannya segitu doang. Mereka rekrutmennya ada juga yang dari situ, tau... apa tidak kepikiran punya tanggung jawab moral juga?
Saya bawaannya pengin nyeruduk bapaknya karena dongkol.
Meremehkan masalah.
Bukannya tenang yang baik. Ini yang tanpa empati. Melihat tanggapannya saya kok kurang yakin bakal ada tindakan lebih diluar 'tidak menerima rekrutmen perusahaan itu lagi'.
Pak, saya kepingin tahu kalau suatu saat anak atau cucu bapak kena masalah yang sama... apa bapak masih bisa terlihat se-heartless itu?

15 comments:

  1. mbak nin sereem... \( '-')/
    nulisnya juga kayaknya pake emosi ya?
    abisnya beda dari tulisan-tulisan mbak nin lainnya..

    yah, saya juga pernah kok ngadepin 'petinggi' yang heartless, tapi ya mau gimana lagi.. emang dia orang nya (mungkin) gak berperasaan, dan kebetulan ada diposisi yang "tinggi"..

    sabar yaa.. :D

    ReplyDelete
  2. sabar ya mba, ga perlu marah marah gitu. .ya itulah dilema, susah juga. harusnya orang lain juga merasakan yang sama biar mereka paham kali ya?

    ReplyDelete
  3. Dear, apa yang kauharapkan? Si bapak akan dateng ke perusahaan penipu itu dan menggebrak meja?

    Bukan dia lho yang punya anak menganggur. Catet itu..

    ReplyDelete
  4. @arif, iya lagi sebel haha :D

    @drieant, mungkin ya..

    @mbak vicky, sebenarnya saya mengharapkan ada koordinasi penjemputan atau apa gitu mbak.. krn kami ikut seleksi krn percaya nama besar kampus yang menyelenggarakan rekrutmen kampus pastinya nggak mungkin memilih perusahaan dengan asal. pasti perusahaan yang jelas.

    ReplyDelete
  5. habisnya yg disana udh sakit2an... gkpunya duwit buat pulang.

    ReplyDelete
  6. baru selese tamu bulanan ya? jadi emosian ya? anak kost ya? uangnya lg minim ya??? .... sama T_T... heheheheh...

    ReplyDelete
  7. sabar ninda :)

    menahan diri saja

    ReplyDelete
  8. wew, sepertinya pas nulis emosinya masih ikut ne..
    tapi kasihan juga itu..
    menunggu tanpa kejelasana, hal yang pernah saya rasakan..

    ReplyDelete
  9. hmm..bingung mau komen apa? kayaknya emosi ninda beralasan menurut gue...

    ReplyDelete
  10. wah mbak ini nulisnya sambil masih dongkol kah,,hehe,, opo kabarnya mbak,, lama sy tdk mampir karena hiatus berbulan2,,hehe

    ReplyDelete
  11. ternyata masih ada perusahaan semacam itu :( yah jadi pelajaran tuk semua agar lebih hati2 dlm memilih perusahaan yg akan dilamar.

    ReplyDelete
  12. memang mesti hati2 An. Sekarang banyak penipu.

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home