Wednesday, January 14, 2015

Cerita Hijrah - Warastri Rezka Hardini

Assalamualaikum :)
Disini saya ingin berbagi pengalaman saya pertama kali memutuskan untuk berhijab.
Saya mulai berhijab sekitar tiga tahun yang lalu, ketika kelas 1 SMA di semester dua. Orang yang tidak pernah bosan mendorong saya untuk berhijab adalah guru agama saya. Kenapa saya tidak berhijab sejak awal masuk SMA? Itu karena keinginan Ayah saya.

Kebijakan di sekolah saya ketika pembelajaran pendidikan agama islam adalah untuk putra mengenakan songkok dan untuk putri mengenakan kerudung. Di semester 1, saya mendapat materi pendidikan agama islam di hari senin. di mana pada hari itu seragam yang dikenakan berlengan panjang dengan rok panjang, jadi hanya tinggal mengenakan kerudung. Saat itu, guru agama saya selalu bertanya pada siswi putri “kapan berhijab?” di setiap pertemuan. Dan tiba pada giliran saya, saya menjawab “semester 2 Pak” tanpa berpikir panjang. Jujur dalam hati saya, saya ingin sekali menutup aurat saya tapi saya merasa tidak cukup baik dan tidak cukup pantas mengenakan hijab. Pemikiran saya yang seperti ini mutlak salah. Guru saya menasihati saya, “kalau kamu menunggu baik dulu sebelum berhijab sampai matipun kamu tidak akan pernah berhijab. Justru mulailah berhijab sekarang dan kamu akan berusaha menjadi orang yang lebih baik dengan hijab yang sudah kamu kenakan.” Saya hanya terdiam.

Di semester 2 jadwal mata pelajaran pendidikan agama islam diganti hari kamis. Hari kamis seragam yang dikenakan adalah seragam pramuka. Tidak mungkin saya mengenakan kerudung dengan seragam berlengan pendek. Untuk mengakalinya saya mengenakan jaket untuk menutupi lengan saya. Hari itu, guru saya menagih “janji” yang saya ucapkan, mengenakan kerudung mulai semester dua. Saya hanya bisa menjawab, minggu depan Pak. Seusai pelajaran pendidikan agama islam berakhir, saya melepas kerudung saya. Saat itu ada tugas mata pelajaran lain, saya dengan asik mengerjakan tugas tersebut tanpa menyadari ada seseorang tengah berdiri di samping saya. Saya tersadar ketika dia berkata, “awas kelihatan.” Saya berpikir sejenak, maksudnya apa. Baru setelah itu saya sadar kalau model kerah seragam pramuka terlalu rendah. Saya sangat malu.

Sepulangnya, saya meminta izin kepada Ibu untuk berhijab. Ibu mengiyakan, asalkan saya sholatnya tidak bolong-bolong lagi. Saya mengangguk. Ya, saya bukanlah muslimah yang baik. Saya pernah melakukan protes dan tidak sholat karena Ayah saya tidak sholat. Saya merasa Allah tidak adil kepada saya ketika teman-teman saya bisa ke masjid bersama Ayah mereka tapi saya tidak. Saya iri ketika Ayah teman-teman saya bisa menjadi Imam di masjid dan Ayah saya tidak. Dan untuk kedua kalinya saya salah mutlak. Bukan seperti itu caranya. Allah menguji saya dan keluarga saya. Saya harusnya terus sholat dan mendoakan kedua oangtua saya. dan mengajak Ayah saya untuk sholat. Saat saya masih kecil, saya pernah punya cita-cita “saya ingin berkerudung ketika sekolah, nanti saya akan menjadi guru.”

Semua itu membuat saya merenung untuk memantapkan hati saya mengenakan kerudung. Dan ketika saya sudah benar-benar berkerudung, saya merasakan perubahannya. Saya merasa lebih tenang, nyaman, damai. Saya lebih sering sholat. Saya sering mengaji lagi. Dan saya merasa lebih sejuk dengan menutup aurat saya.
Satu tantangan saya adalah, Ayah saya kurang begitu suka saya memakai kerudung. Ayah selalu menceritakan diskriminasi yang dilakukan kepada orang-orang yang memakai kerudung. Namun saya tetap berusaha mempertahankan kerudung saya. Lama-lama beliau membiarkan saya karena melihat saya lebih sering beribadah setelah mengenakan kerudung.

Sekarang saya mulai berusaha mengenakan kerudung yang lebih panjang, karena saya tahu itu yang lebih baik. Namun masih belum terealisasi seutuhnya. Dan satu lagi cita-cita saya.. mengajak Ayah saya untuk sholat lagi.. Saya ingin keluarga saya menjadi keluarga yang selalu berada di jalan Allah.. semoga saya bisa mewujudkan cita-cita itu.. aamiin
Begitulah cerita awal saya “berhijrah”, dan sampai sekarang pun saya masih terus “berhijrah”.. :)

 visit: http://rezkahardini.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home