Thursday, January 21, 2016

Hati yang Terbelah


I just hear some badnews and suddenly feel sad. I know I'm not in that inner circle, but somehow I can't accept that news well.

Beberapa minggu lalu saya dengar salah seorang teman berpisah dengan pasangannya yang sudah sah secara agama dan negara. Perpisahan yang saya duga mungkin dengan sebab yang seperti perbedaan pikiran atau ikut campurnya keluarga besar atau hal-hal semacam itu. Namun saya salah, sebabnya adalah salah satu dari mereka menjalin kedekatan dengan orang lain, perselingkuhan yang saya sendiri takut menduga-duga seberapa parah itu terjadi hingga hati yang terbelah bisa berkemampuan menghancurkan rumah tangga mereka.

Saya juga baru dengar salah seorang teman yang punya hubungan dekat dengan seorang lelaki yang sudah berkeluarga. Dia bukan teman dekat saya, saya mendengar itu melalui kabar burung dari mulut ke mulut yang ternyata benar dan sudah dikonfirmasi dirinya sendiri. Saya nggak turut andil di dalamnya tapi rasanya sedih. Saya mengenal teman tersebut sebagai salah satu orang yang baik sama saya dan orangnya juga cheerful. Bukan tipe orang yang nggak ramah.

"Kamu tahu nggak, orang yang kita ekspektasikan begitu baik selalu bisa saja kok melakukan sesuatu yang sangat tidak kita sangka-sangka. Sesuatu yang menurut sebagian besar orang ya.. parah." kata seorang teman dekat saya, setelah saya nyerocos panjang karena hal-hal nggak enak yang belum lama saya dengar.
"Maksudnya?"
"Yah salah satu contohnya teman aku, cewek... lembut orangnya, pakaiannya juga sangat sopan dan tertutup. Aku baru tahu langsung karena dia yang cerita... dia sering pergi sama mas x yang sudah berkeluarga. I shocked."

Saya nggak ngerti kenapa tapi dengar cerita itu meski nggak kenal orang yang dimaksud kok saya jadi sedih, saya tahu berpakaian sopan tidak menjamin seseorang berpikir panjang. Selembut apapun tampang tidak menjamin apakah seseorang punya keinginan untuk menjaga perasaan orang lain atau enggak. Cuma... saya kaget.

"Hmm...," saya memainkan sedotan di gelas saya.
"Bahkan dia juga masih sering cerita gimana mereka suka pergi bareng dan komunikasi intensif. Perasaan aku nggak enak diceritain gitu tapi dia teman aku, ya terus gimana dong.."
saya mendongak, "aku nggak ngerti apa yang dikejar dari hubungan yang demikian, apalagi cewek ya... kita tahu hubungan yang semacam itu punya dampak kurang enak lebih banyak ke cewek. Antara kasihan... tapi kenapa ya nggak mikir panjang?"
"..."
"...dan biasanya alasan dari itu kok agak-agak mirip ya... Mereka ketemu terus ngerasa cocok, merasa saling tercipta satu sama lain, merasa saling cinta banget banget tapi sayangnya terlambat. Baru nyadar itu semua ketika keadaannya sudah sulit, terlambat saling mengenal. Pasangan sebelumnya menang di waktu. Lebih duluan datang," saya ngelanjutin.
"..."
"ya nggak apa-apa sih kalau masih lagi kenalan gitu belom dapet buku nikah. Mungkin alesannya bisa dipakai karena ketemu orang baru yang lebih cocok gitu.. Toh masalahnya juga cuma berkisar ke mereka aja. Kalau udah punya keluarga apalagi anak? Coba jadinya berapa banyak orang yang harus terluka.. keluarga inti means pasangan dan anaknya plus keluarga besar mereka berdua. Belum kalau tetangganya tahu, belum kalau ada yang nggak tahan terus curhat di socmed dibaca banyak orang terus jadi viral... tipe kekinian gitu.. Bisa bikin musuhan banget kan..."

Teman dekat saya kelihatan kesal dan nyeplos, "Aku juga nggak habis pikir, orang-orang yang kayak gini sadar nggak sadar bikin cewek yang belum nikah tiap interaksi sama cowok berkeluarga jadi dicengin orang-orang. Kena imbas fitnah dalam bentuk ceng-cengan. Gak bener dan bikin marah. Belum nikah emang terus jadi gampangan gitu main tubruk suami orang?"
"Duh..."

Saya ingat ada seorang teman yang bilang kita bisa saja menilai begini begitu karena kita nggak pernah mengalami langsung seperti halnya orang-orang itu. Jika kita sedang mengalaminya langsung mungkin bakal tahu dan mengerti juga seberapa sulit situasi dan perasaannya.

Iya memang benar saya kaget dan kebingungan karena tidak mengerti situasi serta perasaan yang seberapa rumitnya jika berasa disituasi itu. Namun semoga tidak akan pernah berada dalam posisi yang sama.
Sungguh... diakhir percakapan itu saya kemudian menyadari seberapapun arti dari kita yang dilihat orang, betapa baik hatinya kita atau betapa ramahnya kita... kita nampak sebegitu baiknya karena Allah menutupi kesalahan-kesalahan dan aib-aib juga menyembunyikan apa yang ada dihati kita, kita yang mungkin pernah memaki kasar, kita yang mungkin sering iri dan berprasangka buruk terhadap orang lain meskipun tidak mengenalnya dengan baik. Kita yang mungkin tidak bisa menghargai dengan layak hal-hal yang telah Allah titipkan kepada kita.

Semoga Allah jaga hati kami sebagai teman hidup sekaligus partner beribadah dari hal-hal yang Dia tidak suka. Dialah pemilik hati.

.

21 comments:

  1. kadang kita hanya bisa berdoa untuk kebaikan orang lain ya....

    ReplyDelete
  2. akupun ingin dijaga. sungguh modus itu ada dimana-mana..termasuk dari yang sudah berkeluarga

    ReplyDelete
  3. ya muqallibal quluub..tsabbit qalbi ala dinik... :)

    ReplyDelete
  4. Mbak, kadang apa yg jd milik org lain itu lbh enak dipandang

    ReplyDelete
  5. aamiin... langgeng insya Allah mbaa :D

    ReplyDelete
  6. ceritanya hampir mirip dengan di lingkungan saya. Sedih dan sebel saat denger aib orang menjadi bahan obrolan orang2 di warung. Ingin rasanya menutup telinga, karena ketika melihat orang yang jadi obyek ghibah saya jadi teringat aibnya. Mending nggak dengar. :'(

    ReplyDelete
  7. Merawat cinta memang lebih berat daripada "memiliki cinta" itu sendiri. Yang baik adalah mari "bangun cinta" bukan "jatuh cinta". InsyaAllah akan bahagia rumah tangga. Semoga kita bisa menjaga diri dari godaan. Aamiin.

    ReplyDelete
  8. Sesak juga ikut bacanya hahaaaaa... Intinya, percaya dengan pasangan, untuk dunia luarnya, serahkan semua pada Allah :D

    ReplyDelete
  9. nice share mba, semoga Allah melindungi kita semua yaa

    ReplyDelete
  10. saya kenal beberapa orang dengan situasi yang sama. entahlah, hanya bisa mendoakan. meski ngga tau, doa seperti apa yang harus dipanjatkan

    ReplyDelete
  11. Hm... kadang kalo kaya gitu berawal Dari saling curhat satu sama lain, lama2 ngerasa ada perhatian, lama2 ngerasa nyaman, srmentara pasangan resmi ga kaya gitu. Ya harusnya tinggal dikomunikasiin ke pasangan aja ya, maunya gimana. Padahal kalo menurutku sih, justru temen curhat itu dtg disaat yg tepat untuk ujian keduanya.

    Sama seperti saya baca divortiare yang awal banget, saya mencak-mencak (eh bener ga bahasanya?) Ke mereka kalo mereka kurang berusaha satu sama lain, apapun masalah nya. Kalo kita mau usaha pasti bisa. Pasti.

    Ya komunikasi aja lah, baik2, supaya berjalan lagi mau gimana. Nikah itu sih menurut saya adalah pembrlajaran terus menerus ttg cara berkomunikasi, ttg menyampaikan hal untuk sama2 nyaman, ttg belajar curhat Rumah tangga pada org yg tepat, walau kadang feedback nya ga bagus, tapi itu bagian Dr proses, proses belajar berkomunikasi.
    Yah gitu aja sih. Tapi ya emang mungkin kita bukan pelaku problem itu JD ga sebegitu dalem ngerti kondisi mereka. Hihihihi kadang ngomong kan gampang ya. Ah tapi tetep, kalo komunikasi terjalin, pasti bisa kok. *kekeuh

    ReplyDelete
  12. Saya pribadi, tergoda utk kepikiran "ah masak sih si A itu begini, begitu?" kala org yg saya kenal mengambil keputusan utk mengakhiri bahtera rumah tangganya. Terlebih jika penyebabnya justru teman yg saya kenal yg mendua. RAsa tidak percaya rasanya tak ada habisnya.

    Tapi semuanya, saya kembalikan...saya hanya melihat apa yg terlihat. Apa yg sesungguhnya terjadi di yg terlihat, mereka yg lebih tahu.

    ReplyDelete
  13. Jagalah hati.. janganlah kau kotori..
    #aa_gym

    ReplyDelete
  14. Semoga bisa bersatu kembali.....

    ReplyDelete
  15. Amin

    Semoga terhindar dari hal-hal yang seperti itu ya kak.
    Aku sendiri agak khawtair nih, soalnyatipe nya gampang suka sama orang.

    Asal udah baik, ramah, pinter, santun, nyambung diajak ngobrol, udah deh... suka.

    ckck

    ReplyDelete
  16. Apakah mungkin fenomena membagi hati ini juga dikarenakan hubungan dengan pasangan yang tak lagi terasa sehati kak?

    hmmm

    ReplyDelete
  17. karena kita gak pernah tau sedalam.apa hati manusia, hanya bisa menduga dan berprasangka...

    ReplyDelete
  18. amin..
    semoga kita dijauhkan dari hal seperti itu yah Mbak..

    ReplyDelete
  19. Terbelahnya bukan di langit amerika kan mbak? Hihi.. maap mbak bercanda

    Efek negatif dari curhat ya mbak. Saya sebagai cowok juga ya kadang takut-takut kalo ad cewek yang ngajak curhat. Kalo nempel gimana

    Aamiin.. semoga ya mbak

    ReplyDelete
  20. Welll...... di lingkungan sekitar saya juga ada beberapa teman yang begitu. Ndak berani ngomong or komen, deh. Sesalah-salahnya mereka, I don't stand on their shoes. Cuma bisa mendoakan saja

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home