Sunday, February 21, 2016

Jarimu Doyan Memaki? Jarimu Enggak Keren...

Saya lagi main di salah satu akun media sosial yang jarang saya tengokin ketika melihat share post dari seorang teman. Ada sebuah akun yang mengkonfirmasi mengenai statusnya yang telah lalu. Dan statusnya yang lalu itu telah menjadi viral di media sosial.

Saya mampir ke akun orang itu dan melihat status yang dimaksud, status yang membuat dia di bully begitu banyak orang. Komentarnya hingga seribu sekian, like-nya juga nggak kalah banyak. Banyak yang memaki-maki di statusnya padahal saya yakin mereka tidak mengenal akun dengan nama D.P. ini. Komentar-komentar itu saya perkirakan berasal dari orang yang tersinggung atau sebal dengan statusnya kemudian menshare di akun masing-masing yang menarik banyak orang hingga akhirnya status tersebut menjadi viral. 
Mau tahu bagaimana status yang menghebohkan ini? Ini yang saya dapat setelah cek ke history editing status akun tersebut :


Saya adalah seorang orangtua tunggal dengan 3 orang anak. Keseharian saya sibuk bekerja, sehingga terus terang saya tidak punya banyak waktu untuk ketiga anak-anak saya. karena itulah, setiap kali ada waktu luang, saya selalu melewatinya dengan quality time bersama anak-anak saya.

Bertepatan dengan akhir pekan kemarin, seperti biasa, saya meluangkan waktu untuk ketiga anak saya yang tercinta. Perlu diketahui, ketiga anak saya ini adalah anak-anak yang pintar dan berprestasi di sekolahnya, saya merasa sangat bangga.

Biasanya akhir pekan saya lewati bersama anak-anak saya untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari dan mainan mereka. Mungkin terdengar seperti pemborosan atau terlalu memanjakan anak, tapi saya merasa itulah yang bisa saya berikan untuk menggantikan keberadaan saya yang tidak selalu ada untuk mereka.

Anak tertua saya (yang sudah berusia 12 tahun) kemudian mengajak saya untuk menonton di bioskop. Filmnya tentang superhero bertopeng. Dia bilang, teman-temannya di sekolah selalu membicarakan tentang film ini, jadi dia juga ingin menontonnya agar tidak ketinggalan trend. Saya berpikir ini merupakan kesempatan yang bagus untuk quality time bersama ketiga anak saya. Sembari mengajarkan nilai-nilai moral dan keluhuran yang selalu diajarkan di semua film super hero. Ini juga merupakan kesempatan yang baik untuk memperlancar kemampuan berbahasa inggris mereka.

Singkat cerita, kami berempat pun menonton film itu.

Film itu memiliki rating dewasa. Petugas penjual tiket juga sudah memperingatkan.
Tapi saya yakin dan.percaya kepada anak-anak saya. Mereka sudah cukup dewasa untuk menonton film superhero Hollywood. Mereka tidak sebodoh itu meniru adegan terbang atau menembakkan sinar laser dari mata. Anak saya adalah anak yang cerdas.

Tetapi alangkah terkejutnya saya ketika menonton film itu.
Adegan sadis dimana-mana. Tindak kekerasan dan darah di setiap adegannya. Lalu tindakan-tindakan porno yang sangat tidak pantas dilakukan. Belum lagi isu homoseksual dan lelucon porno dan tutur bahasa yang kasar.
Sungguh tontonan yang tidak pantas.
Benar-benar merusak moral.

Waktu berharga yang seharusnya saya lewati bersama anak-anak saya, malah dipergunakan untuk menonton film amoral seperti ini.
Saya jadi bertanya-tanya, apa yang dilakukan pemerintah selama ini?
Bagaimana bisa film semacam ini beredar, terpampang di bioskop-bioskop besar sebagai film yang paling diminati?
ini jelas dekadensi moral dan pembodohan?
Jelas merusak generasi penerus yang masih dibawah umur!

apakah kita akan diam saja? apakah kita akan membiarkan generasi muda kita dirusak oleh budaya asing yang tidak cocok untuk adat ketimuran?

para ibu dan ayah dimanapun berada, mari bersama satukan suara untuk membuat petisi, menarik film ini dari peredaran! jangan biarkan anak-anak kita dirusak!
#SaveGenerasiMuda #SaveIndonesia

P.s
Satu-satunya hal yang bukan merupakan kebohongan adalah, bok*ng pemeran utamanya memang bagus.

Ya terus ?
Setelah baca ini saya ngakak saking nggak nahan karena lucu sekaligus miris. 
P.s. nya memang sengaja saya ubah dengan font yang lebih besar agar kita menangkap maksud dibalik status ini yang sebenarnya.

Di bagian komentar, orang-orang sibuk memaki dan mengkritisi kalau ibu D.P. ini kolot dan bodoh, sudah tahu dilarang petugas bioskop kok masih nekad bawa anaknya masuk nonton film dewasa ini. Mereka melewatkan bagian penting dari status ini bahwa ibu-ibu diatas hanyalah tokoh fiktif, demikian juga dengan kejadian dan curcolannya. Ibu ini TIDAK NYATA. Yang menyatakan tidak nyata dan bohong adalah pemilik akun sendiri di status awalnya, di akhir paragraf.

Netizen mengecam dan terlanjur menganggap bahwa sang pemilik akun, D.P. adalah seorang ibu-ibu yang o'on-nya nggak ketulungan. Lah yang bikin saya ngakak campur bingung ini apa mereka nggak baca tulisan P.s di belakang komentar? Status dengan P.s ini padahal asli belum diedit, cek saja edit history statusnya.

Saya pikir D.P. yang dikira ibu-ibu namun ternyata mas-mas ini sebenarnya nggak bermaksud kok untuk membuat status yang bakalan jadi viral di dunia maya. Saya rasa dia hanya sedang bercanda, dan bercandaan dia ini unik yaitu dengan menulis status berupa cerpen singkat ala-ala flash fiction tapi lebih panjang. Mungkin kebanyakan pengguna media sosial belum pernah baca flash fiction ya... karena orang-orang yang paham dan ketawa nggak sebanyak orang-orang gagal paham berjama'ah lantas tanpa pikir panjang langsung membully. Karena mereka merasa kebodohan seorang ibu-ibu bisa membuat sebuah film luar yang tengah mereka gandrungi - Deadpool punya image buruk.

D.P. kemudian mengkonfirmasi lagi di status berikutnya: 


Halo, nama saya D.P., pria dan belum menikah.

Terima kasih sudah menjadi bagian dari social experiment saya.

Tujuannya simple, untuk membuat kita menjadi pengguna social media yang lebih baik.

Terus terang saya merasa miris karena beberapa tahun terakhir, pengguna social media meningkat drastis namun tidak disertai kemampuan yang mumpuni.

Kemampuan yang saya maksud adalah kepedulian.

Peduli untuk terlebih dulu mengetahui duduk persoalannya.
Peduli untuk terlebih dulu mencari tau akar permasalahannya.

Berapa banyak orang yang begitu mudah terpancing untuk memberikan komentar-komentar negatif untuk setiap hal yang dianggap tidak sesuai dengan pendapatnya. Postingan mengenai SARA, isu LGBT bahkan budaya pop sekalipun.
Orang dengan mudahnya menjudge segala sesuatu hanya dari sampul luarnya.

Misalnya adalah postingan ini.

Dalam semalam, bahkan kurang dari 12 jam, post ini menjadi sangat viral di social media. Berbagai komentar muncul dari banyak orang, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kebiasaan prejudge yang sudah seperti mendarah daging, membuat sebagian besar komentator seenaknya menyimpulkan bahwa saya seorang perempuan —dari nama depan saya, dan saya benar-benar orang tua tunggal. kalau saya boleh berkomentar, lucu memang.

Beberapa hal yang bisa ditemukan di post ini:
— orang selalu menilai sesuatu mulai dari luarnya dulu —itu manusiawi.
— sebagian besar pengguna social media punya kebiasaan bullying tanpa disadari, terlihat dari banyaknya komentar dengan mention semacam "woi, liat ini, g*blok banget"
— perasaan attached untuk sesuatu yang disenangi bisa membuat seseorang jadi kehilangan akal sehat, in this case, karena deadpool 'diserang' akhirnya jadi membela membabi-buta
— tidak adanya kesadaran bahwa, kalo goblok-goblokin orang yang (mereka pikir) goblok, sebenarnya hanya membuat kita terlihat goblok

Nah, post ini terlanjur viral.
lebih dari 500 orang yang share, ribuan total comment.

tapi setelah postnya di edit begini, apa yang terjadi?
malukah dengan caption impulsif yang anda tulis ketika ngeshare?
merasa bodoh dengan komentar judgemental yang terlanjur anda tulis?
atau merasa hebat karena ngerti satire nya lalu teriak-teriak goblok ke yang nggak ngerti?

kalau iya, mari kedepannya kita menjadi pengguna social media yang lebih cerdas.

#SaveIndonesia #SaveGenerasiMuda

P.S
Kalian sadar kan, kalo sebenarnya post semacam ini memancing trafik data yang bikin suatu oknum tertentu terkenal, untuk kemudian memanfaatkannya buat kepentingan personal?
STOP MAKING STUPID PEOPLE FAMOUS.

P.P.S
Kalian butuh piknik.
Sulitnya ekonomi dan tuntutan sosial tidak membenarkan kalian untuk memaki-maki orang yang kalian tidak kenal. #StayPositive


Wah...  setelah baca status konfirmasinya ini terus terang saya nggak bisa ngira apakah memang beneran social experiment atau dia nggak sengaja karena punya niatan bercanda. 

Anyway saya sih masih menduga kalau dia cuma bercanda sebenarnya :D

Tanggapan dari statusnya ini? Bukannya mereda dan jadi ngeh kalau salah bully tapi sama aja makin banyak yang komentar dan membully. Ngapain si D.P. ini ngepost ginian segala, maksudnya apa sih? Kurang kerjaan dan sebagainya-sebagainya. Menuduhnya bahwa posting yang terakhir adalah pembelaan karena nggak kuat dibully dan sebagainya.

Lha kok marah-marah lagi, makin lucu jadinya. Habis gimana ya baca status yang niatnya lelucuan kok pake otot... :))) la piye toh ya...

Oh ya... mengamati kejadian ini jadi bikin saya inget kejadian yang udah lama banget, waktu itu saya masih kuliah dan sedang suka nonton serial drama korea God of Study. Yang bercerita mengenai remaja-remaja bandel dari sebuah SMA yang kemudian diajar oleh seorang pengacara (kalau nggak salah versi korea dari dorama jepang dengan cerita yang mirip). Nah ada tokoh utama cowok B yang menyukai salah satu tokoh utama cewek sebut saja C *lupa namanya*, C ini enggak cantik tapi manis dan baik hati banget. Ada tokoh utama cewek lain namanya D (pemerannya anggota girlband T-Ara kalau nggak salah), D ini cantik dan anak orang kaya tapi juga masa lalunya pernah jadi korban bully. Dia suka sama B karena B beberapa kali menyelamatkan dia dari kejadian buruk. D ini egois dan keegoisannya sering menyusahkan C. Intinya si D ini ngeselin.

Seperti biasa di youtube banyak yang komentar per episode, dari yang biasa aja sampek komentar kasar. Mengenai C yang jelek banget menurut mereka dan kenapa si B kok suka sama cewek ini. Saya ingat saya bilang nimbrung di komentar kalau si C ini manis kok, dan dia baik hati banget. Ya wajarlah aja kan B lebih memilih C yang baik hati ketimbang si D yang egois dan ngerepotin.
(note ya saya nyebutnya B, C dan D... bukannya nama asli mereka loh... saya juga nggak tahu nama asli aktor aktrisnya siapa).

Saya ingat banget beberapa hari kemudian ada orang yang bales komentar saya, dibalesnya juga nggak selow tapi pake maki-maki. Yang intinya orang tersebut nggak suka saya komen gitu soalnya dia suka banget si aktris pemeran D, dia juga ngatain saya kalau saya bisa sampek komentar gitu tentu karena saya juga jelek makanya belain orang jelek seperti si C ini.
Saya bingung pas baca komentar itu, harus sedih atau ngerasa lucu. 

Tapi beneran ironis, jika kita mengidolakan sesuatu atau seseorang secara berlebihan lantas membuat kita merasa layak untuk menghina juga mengeluarkan kata-kata buruk kepada siapapun yang tidak sependapat dengan kita. Lebih buruknya lagi, hal itu juga membuat kita merasa berhak untuk membully seseorang entah sendiri atau dengan mengajak teman-teman kita via mention atau sharing untuk nimbrung komentar bully juga tanpa memikirkan bahwa yang kita lakukan adalah suatu bentuk dari tindakan bullying.

Seiring dengan digalakkannya gerakan anti bully di masyarakat karena sudah banyak orang-orang sakit bahkan meninggal dan keluarga yang terluka karena perilaku pembullyan, pembully malah makin banyak jumlahnya. Hanya saat ini, banyak bergerak melalui media sosial dan lebih sering berbicara dengan ketikan jari tanpa berpikir panjang mengenai apa yang menyebabkan dia serta merta membully, apalagi memikirkan dampaknya pada orang yang dibully?

Maki-maki untuk membully seseorang itu nggak keren sama sekali lho, entah lewat mulut atau lewat jari yang ngetik-ngetik. 
Jadi... gimana menurut kamu?

.

11 comments:

  1. this post was totally so long tapi aku enjoy bacanya.

    pertama, aku ikut ngajak baca notes nya d.p
    ujung ujungnya semacam pembelaan :
    Kalian butuh piknik.
    Sulitnya ekonomi dan tuntutan sosial tidak membenarkan kalian untuk memaki-maki orang yang kalian tidak kenal. ‪#‎StayPositive‬

    tapi kalau dia hanya sekedar social experiment bisa jadi juga sih. Jadi inget notesnya tere liye, bukan kategori pembullyan sih tapi dia pernah share notes "Hati hati berlangganan indihome"
    hua komentarnya? jangan tanya lagi kaya gimana , bahkan orang telkom nya sendiri ada yang komentar ikut jelek jelekin indihome. Jadi minum air dari sumur yang di ludahin deh.

    Anyway, iya setuju. pembullyan makin marak. Hmm. jadi haters termasuk pembulyan kan? di instagram udah banyak lho yang ga sekedar berupa komen tapi sampe dibikin akun.
    Aku haters.
    dan followersnya ga dikit, bisa jadi beli sih. tapi buat apa gituya? ternyata pernah aku amati after they get so damn much follower, ujung ujungnya di jadiin olshop wkwkwkwk

    ReplyDelete
  2. Nah ya ini, hahahaha :D

    Mungkin orang-orang perlu diedukasi apa itu "p.s" mba Anyin :D
    Aku juga dari dulu agak jauhin orang-orang yang mudah heboh, kalo mengidolakan sesuatu sampek bolos n kalo idolanya salah malah dibener-benerin. Susah ngomong sama orang yang terlalu fanatik keg gitu :D

    ReplyDelete
  3. Kesimpulannya, sekarang pepatah mulutmu harimaumu bergeser jadi jarimu harimaumu.. ya Mbak hehehe :D
    alhamdulillah aku belum pernah dan jangan sampai pernah mengalami bully di dunia maya, cukup di dunia nyata saja sudah menyakitkan.. :)

    ReplyDelete
  4. hahahah kenapa ya Nin, awalnya aku juga ikir dia ibu-ibu?

    ReplyDelete
  5. Sblm jari2 mnari buat share apapun, sama aja kaya bertindak di dunia nyata sih yah, hrs pikir baik2..pikir 2x. Kalo maki2 mah ndak usah, dibacanya juga ngga enak :D

    ReplyDelete
  6. wkwkwk saya juga ikutin status itu. Denger-denger, sih, dia beneran bikin social experiment. Tapi kalaupun sebetulnay dia cuma becanda, harusnya ya jangan dibully juga. Justru yang suka ngegampangin share tanpa cek dan ricek harus mikir. Kenyataannya memang banyak, kan, yang bikin status tipu-tipu dengan tujuan untuk ngomporin orang? :D

    ReplyDelete
  7. Realita warga dunia maya ya mbak. Begitulah..

    Dedpul, mau munculnya aku nggak tau, begitu muncul dan orang rame aku nggak tertarik, saat heboh status itu juga aku nggak peduli, dan saat muncul klarifikasinya, baru deh aku baca, dan jadi penasaran. Apa itu dedpul? Kenapa kok heboh? :D

    eh btw aku pernah nonton tuh dorama Jepang yang dimaksud, Dragon Zakura bukan?

    ReplyDelete
  8. Haha... Ah acara maki maki di Social media emang lagi heboh-hebohnya, apa makin marak aja sekarang ya. Setauku.. orang yang cerdas berinternetan, kalo liat-liat kayak gitu malah diem aja, yang baru kenal internet baru kayak kebakaran jenggot, mungkin sih ya :)). Dan.. mereka emang gak bisa nerima perbedaan juga gak mau mencari FAKTA sebenarnya. Ah mbuh :)), Gurune ae mbah gugel, yo kadang-kadang ngawur :))

    ReplyDelete
  9. Haha..sampai baca ulang waktu tau itu cerita ala-ala flash fiction

    ReplyDelete
  10. Untung sya bukan termasuk org yg gmpang ngebully org.

    ReplyDelete
  11. Aku sih ga pernah baca Dan komen di status2 yang sering di share banyak orang. Cuma komen dalam hati, oh.
    Abis itu lanjut scroll timeline. Masalah nya, kadang kita ga tau sih ya cerita itu Dr POV siapa? Apa dia yg bener? Trus gimana POV yang lainnya?
    JD yg kita tau cuma secuil doang, bukan keseluruhan. Ngapain juga dikomen apalagi dinyinyirin, ga ada untungnya juga buat kita. Yg ada nambah2in notifikasi aja ah. Malezzz.
    Eh nyambung ga si?

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home