Monday, April 25, 2016

KEMANUSIAAN MACAM APA?

Terjaga dan kemudian memutuskan untuk menulis ini.
Sekian bulan atau malah lebih dari setahun lalu, saya ingat betapa seringnya saya menonton berita televisi di sela istirahat siang, dan kasus mengenai pedofilia benar-benar bikin hati saya pengap.
Kok tega-teganya? Kok gitu sadisnya? Obrolan saya dengan seorang teman yang berkompeten di bidang terkait membawa saya pada kesimpulan bahwa si pelaku kemungkinan pernah mengalami hal yang sama di masa lalu.

Kasus paling besar setahun terakhir atau malah lebih adalah kejahatan yang ada di salah satu sekolah internasional Jakarta. Waktu itu saya geram, marah sekaligus sedih. 
Kok bisa?
Kok tega?
Kemana hati mereka?
Saya ingat orang-orang kantor juga sama marahnya dengan saya, apalagi yang anak-anaknya masih usia balita hingga usia sekolah dasar.

Detik ini saya tertegun membaca analisa dari twitter yang lengkapnya didokumentasikan di forum Kaskus mengenai settingan besar yang berada dibalik kronologis kejadian itu. Orang yang tidak bersalah menjadi korban dan ditetapkan sebagai tersangka. Dengan bukti yang tidak bisa dibilang kuat.

Mereka tersiksa, mendapatkan siksaan fisik di penjara, digiring untuk mengakui perbuatan yang tidak mereka lakukan. Dan keluarga yang bersedih. Bahkan ada yang sampai meninggal seolah nyawanya benar-benar tidak berarti. Padahal mereka bukan orang mampu, rata-rata adalah tulang punggung bagi perekonomian keluarganya. 

Detik ini saya juga marah jika memang benar ini yang sebenarnya terjadi, orang-orang biasa yang hanya tahu bekerja keras untuk menyambung hidup yang dikorbankan untuk kebutuhan atau kepentingan materi sebagian orang. Hati saya retak.

Saya ingat bahwa saya adalah salah satu dari sekian banyak orang yang terprovokasi dan marah serta mengutuk kelakuan bejat dari (yang katanya) para pelaku. Anak itu masih kecil sekali masuk SD pun belum cukup umur standarnya. Tidak terbayang betapa anak kecil itu trauma, dan entah sampai kapan.

Saya marah pada mereka, padahal mereka seharusnya tidak menjadi objek kemarahan dari saya dan orang-orang lain dipenjuru negeri yang terprovokasi.

Dan untuk apakah itu dijalankan dengan mulus? Rencana untuk membuat orang-orang tidak berdaya menjadi samsak hidup hingga meninggal? Tujuan tertentu yang tidak jauh dari urusan materi.
Sakit!

Hati saya bertanya : orang-orang yang tega mengkondisikan orang-orang tidak bersalah menjadi bersalah dan menjadi pusat bully serta hinaan satu negara... mereka ini apakah hati dan moralnya juga sudah tercecer hilang entah kemana?

Sementara hati dan moral adalah salah satu faktor penting yang bisa membuat manusia menjadi manusia, bukan hanya wujud dan anggota badan, bukan cuma otak yang mengendalikan seluruh fungsi tubuh dan pikiran.

Benarkah kemanusiaan telah memudar dan pingsan tanpa kesadaran di tengah-tengah kita? :(

.

14 comments:

  1. wah, sama mbak, kemarin juga aku baca ulasan kronologisnya. sedih ya

    ReplyDelete
  2. sedih emang mbak, tapi itulah kenyatan yang terjadi di lapangan :(

    ReplyDelete
  3. Suka ga tega liat berita patroli, isinya bikin parnoan nin,.apalagi di kota besar tingkat ktiminalnya jadi marak gitu karena kasus yang over ekspos dari media malah dijadiin modus operandi kejahatan yang lain
    Aihhhh serem lah

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya seremmm tapi yang ini juga serem banget nit, bukan cuma membunuh tapi bikin orang nggak mampu yaitu pelaku punya citra buruk

      Delete
  4. Ahh aku juga udah baca kemaren. MIRIS! :'(( Makin sedih karena dulu sempat antipati sama orang yang dikriminalisasikan. Truus... Rasanya terharu yah pas liat post card yang berisikan support dari luar negeri. Yaa Allah, malu :'(( aku kemana ajaa...

    Nice post Nin :')

    ReplyDelete
  5. Berkaca pada diri sendiri...aku semakin ga humanis Nin. Hidup serampangan banget..

    ReplyDelete
  6. iya nih, saya juga lagi asyik-asyiknya baca analisa itu, sama! gregetan juga. Emang kemaren nggak sempat punya pikiran apa2 ke cleaner. Tapi, yang ini bener-bener nggak nyangka juga. Semoga kebenaran ini ditegakkan secepatnya

    ReplyDelete
  7. Jaman sekarang kok ya apa2 bisa dibeli sama duit walau itu meeugikan orang lain.
    Aku jg nonton tuh yg katanya pada tersangka dipaksa ngaku pdhal ga salah, Dan dianiaya pake rokok dikasi staples lah. Ishhh....
    Tapi sebenernya skrg serba absurb sih, yang mana yang bener yang mana yg rekayasa, banyak2an provokasi untuk membentuk opini publik

    ReplyDelete
  8. iya ih parah banget, gak sampe kepikiran bisa begitu..bobrok :(

    ReplyDelete
  9. Cuma bisa beristighfar ngeliat semua fenomena yang terjadi pada belakangan ini...

    ReplyDelete
  10. aku ikut sedih, Kak Ninda... semoga kasus seperti ini nggak terjadi lagi ya, kasian untuk korban-korbannya

    ReplyDelete
  11. Aku malah makin bingung mana yg harus dipercaya.. tp kalo sampe meninggal gitu, kan pasti ada apa2nya dan udah diapa-apain..

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home