Sunday, August 20, 2017

TANTANGANNYA PEKERJA KREATIF


Menjadi pekerja kreatif memang banyak tantangan sih.
Meskipun kelihatannya jenis pekerjaan yang menyenangkan - biasanya sesuai dengan passion pelakunya, bisa dikerjakan dimanapun dan bisa kita atur sendiri kapan waktu bekerja. Tapi seperti juga pekerjaan yang lain, ada kesulitan spesialnya juga termasuk jika harus dealing dengan klien atau customer.

Nggak jarang kita bakalan berinteraksi dengan klien dan customer yang kurang bisa menghargai hasil kerja kita. Dalam bidang penulisan misalnya, nggak jarang saya dapat tawaran menulis dari klien dengan requirements segudang tapi dengan harga yang bisa dibilang sadis. Padahal nulis itu nggak sekadar nulis lho, kita juga perlu mikir gimana caranya bikin tulisan tetap enak dibaca dan diikuti biar pembaca nggak bosan. Tentu saja nggak bisa sembarangan ngacak kata dan kalimat asalkan target jumlah katanya terpenuhi.

Ada juga yang bossy sok-sok nyuruh ini itu yang diluar kesepakatan padahal ngasih kerjaannya dikit dan harganya rendah. Lah dikira dia lagi nge-hire asisten pribadi kali ya, kalaupun maksudnya nge-hire aspri atau konsultan ya kudunya tahu diri dengan kasih harga yang pantes lah. Kalau orang kerja dikasih bayaran yang pantes bahkan lebih, saya yakin orangnya pasti juga mau bantu lebih diluar kesepakatan pekerjaan. Tapi kalau nggak ya jangan terlalu ngarep deh. Kenal deket aja enggak, harga maunya murah eh kok mau nyuruh-nyuruh orang :p dikata kerja bakti keleus.

Kalau menurut saya sih menawarkan pekerjaan dengan nilai kecil boleh-boleh saja kok tapi mbok ya requirements-nya jangan bawel gitu dan sebisa mungkin pembayarannya cepat. Mungkin ada penulis kreatif yang mau-mau aja dengan pekerjaan yang effortnya gede tapi bayarannya dzolim, ya itu haknya sih. Tapi sebagai pemberi kerja masa kok nggak malu ya mengambil keuntungan dari peluh keringet orang yang udah kerja keras buat dia dan cuma mau bayar dengan harga rendah?

Lain dengan dunia kepenulisan, dunianya artisan seperti illustrator dan stamp designer misalnya punya tantangannya sendiri juga. Dari mulai menseriusi bidang illustrasi dan keperluan kreatif, beberapa kali saya menggelar preorder barang-barang keperluan kreatif buatan para artisan yang kebanyakan dibuat manual. Seperti misalnya stempel desain Chamil Garden yang edgy dan unik, dibuat manual di studionya mulai dari perancangan hingga finishing, jadi nggak heran meskipun kecil harganya juga nggak murah. Diproduksinya juga nggak massal jadi tetep limited.

Saya tahu kalau budgetnya tiap orang beda-beda kalau mau beli barang dan ngomong out of the budget itu nggak masalah kok. Seringnya orang yang nanya berakhir dengan ngomong nggak enak bahwa produknya overprice alias kemahalan karena toh cuma begitu doang.

Pernah juga waktu saya menjual sticker dari illustrator luar negeri, saya dapet pertanyaan via DM untuk harganya dan pas saya jawab... orangnya nanggepin harga segitu cuma dapat yang digambar? Padahal harga yang saya patok relatif murah dibandingkan toko online lain yang menjual barang yang sama. Pakai emoticon ketawa pula.

Saya udah jelaskan dong bahwa ini semuanya handmade dikerjain oleh illustratornya bahkan guntingan dan kemasannya juga. Demikian juga pastinya proses hand-drawing untuk menghasilkan illustrasi itu, saya yang banyak follow akun-akun artisan begini sering lihat gimana mereka gambar dan bener dong alat-alat gambarnya nggak sembarangan, harganya pasti berhasil bikin saya keruk-keruk tabungan kalau toh mutusin buat beli lengkap kayak gitu. Belum harga skill-nya, waktunya, ketelitian dan idenya... makanya saya ngerti aja kalau dihargainya premium diatas rata-rata harga sticker ya wajar aja sih ya nggak...? Sama banget dengan kopi hasil racikan barista dibandingin sama warung pinggir jalan. Skill yang bikin udah jelas beda kan :)

Nggak ditanggepin sih penjelasan saya :))
Duh padahal isi feeds mbaknya yang terbaru jajanan premium yang harganya diatas 50,000 lho.
Kebanyakan orang nggak complaining ya jajanan harganya mahal tapi complaining kalau produknya artisan mahal. Coba kalau mereka tahu prosesnya kayak apa deh...

Itu salah satu contohnya, realitanya sih banyak ya hehe :D

Makanan harga mahal, minuman harga mahal selama enak dan produk seni yang harganya diatas standar saya sih maklum-maklum aja. Karena pasti nggak gampang deh bikin itu semua. Minuman dan makanan yang enak, didapat dari takaran bahan yang pas, cara pembuatan yang nggak sembarangan dan trial n error yang pastinya nggak cuma sekali dua kali aja.

Dari sepotong kue yang kita makan ada proses panjang yang harus dilewati pembuatnya sebelum menghadirkan dihadapan kita dan bisa kita nikmati dengan rasa yang enak. Demikian pula secangkir atau segelas minuman, ada proses pembuatan teh, kopi dan apapun yang diracik, diseduh, dikocok, dicampur es batu dengan perhitungan yang tepat untuk memunculkan rasa terbaiknya.

Selalu ada proses yang harus dilewati untuk itu semua, sementara kebanyakan dari kita sering melihat itu dari hasil sebagai standar untuk berkomentar.

Seorang teman pernah ngomong ke saya kalau masyarakat kita saat ini memang belum bisa menghargai nilai seni. I guess so, makanya ada perbedaan pandangan yang besar antara istilah artis dan seniman padahal artinya sama. Artist dinilai hidup glamor dan berbayaran tinggi sementara seniman terkesan seperti hidup sembarangan dengan penghasilan pas-pasan. Pekerjaan seperti illustrator, crafter, blogger, youtuber misalnya juga dinilai belum bisa mendapatkan pandangan sebagai 'pekerjaan sungguhan' dimata masyarakat.

Terus kenapa? Ya tetep aja orang yang kerja dibidang itu dianggap pengangguran yang nggak ada kerjaan gitu, meskipun toh sebenarnya produktif di bidang kerja dia :)

Nah kan... jadi siapa bilang pekerja bidang kreatif nggak challenging?

8 comments:

  1. Hmm, jadi belajar banyak dari ka Ninda. Ya, argumentasi kalo milih kerja jadi kreator sering diidentikan dengan jobless masih gede banget stigma negatifnya ka, padahal mereka juga menikmati konten kita ya di waktu senggang mereka.

    Padahal konten-konten di internet itu hasil dari usaha para kreator yang hadir dari proses yang enggak bisa dibilang sebentar, iya kali di internet artikel ama video muncul begitu aja tanpa ada yang giving best efforts on it, ya kan? So, no matter what people say about creator, just go forward and give value to people. :)

    ReplyDelete
  2. Emang kadang orang "pada umumnya", yang lebih mementingkan produknya tanpa mikir kualitas-nya, cara membuatnya, filosopinya, pekerjanya diupah dengan baik atau tidak dsb.

    Untung saya orang "pada khususnya", yang sangat menyukai produk handmade yang dibuat oleh orang-orang yang bener-bener passion pada produk yang dijual dan ingin sentuhan manusia bukan mesin.

    ah I love produk handmade ah.. Sabar ya nin *puk puk*




    *jarang-jarang komen bermanpaat*

    ReplyDelete
  3. Kalau di Indonesia kebanyakan orang masih belum bisa menghargai karya2 seni, dikiranya gampang kali ya nulis artikel atau bikin handcraft... Padahal kan panjang juga proses pembuatan nya. Semangat teruss kak Nindaaa ��

    ReplyDelete
  4. Orang biasa pake ada harga ada rupa, tapi sering meninggalkan masalah proses pembuatan dan kreatifnya.

    ReplyDelete
  5. I feel you

    Beberapa bulan lalu pernah dipake langganan sama sbuah agensi buat nulis artikel berkala setiap minggu. Tapi ketika pada suatu artikel doi menyodorkan persyaratan ini itu, nggak terima masukan dr aku kalo artikelnya pengen aku jadiin lebih bernuansa personal, dengan jenis produk yang menurut aku kurang pantes juga bila aku yang reviw, dengan bayaran yang lumayan kecil, serta dengan banyak tetek-bengek nya mesti ngedit ulang ini itu like my boss aja, then I quit. Bravely.

    I show them who I am.
    They can't control me and my blog.

    Lebih baik kehilangan satu klien daripada kehilangan ratusan pembaca. Lebih baik kehilangan satu klien daripada kehilangan citra blog.

    Nggak mau dianggap blogger yang isi blognya iklan doang.
    Ewh

    Kalo mau sana dia bayar aja google ads.
    Bengong sendiri deh tu liat harganya wkwkkw

    hahahahha
    Maaf kak sekalian curhat nih

    ReplyDelete
  6. Q maunya yg dah jutaan 1 artikel huahaha, mskanya job review sering kutolak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ganti jadi domein dotcom dulu dong pasti bnyk yg nawarin 2jt wkwkwkw

      Delete
    2. Ohhh yayaya si itu ya *absurb
      Wkwkkw

      Delete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home