Friday, May 1, 2020

PERUBAHAN-PERUBAHAN HIDUP DI MASA PANDEMI

Jangan lupa pakai masker sebelum keluar rumah
Sudah sekian bulan kita berada dalam kondisi tidak menentu sejak outbreak COVID19. Situasi di lingkungan tempat tinggal saya mengalami perubahan yang cukup signifikan. Beberapa gang ditutup dan di beberapa titik ada warga yang berjaga bergantian di setiap gang yang ditutup untuk umum. Mereka juga menggunakan infrared thermometer untuk mengukur suhu tubuh orang yang keluar masuk gate. Saya nggak tahu apakah ini prosedur resmi atau memang inisiatif lingkungan tempat tinggal saya saja. Anak-anak yang berkeliaran dan bersepeda, semuanya mengenakan masker. Ini sudah bukan merupakan pemandangan yang asing lagi.

Semoga teman-teman semua dalam kondisi sehat.

Kewaspadaan dan lingkungan sekitar yang cukup baik dalam hal arus informasi, cukup membuat saya bersyukur. Terutama ketika maraknya berita dari beberapa wilayah di negara kita bahwa ada saja ulah masyarakat yang mengesalkan terkait kurangnya edukasi dan informasi. Misalnya kalau ada yang pakai masker suka dighibahin, menuduh alay dan lain sebagainya seperti yang saya ceritakan di postingan saya yang ini. Padahal masalah pandemi ini adalah masalah yang serius, ketika kita sedang melakukan langkah pencegahan, kita tidak hanya sedang melindungi diri sendiri namun juga memperkecil kemungkinan penularan kepada keluarga dan orang lain yang berinteraksi dengan kita.

Karena kan nggak semua orang memiliki kekuatan antibodi yang sama. Sekalipun kita kelihatan sehat-sehat saja dan nggak nampak ada gejala, tapi kita berpotensi menjadi carrier coronavirus yang menularkan ke orang lain. Nggak kebayang apa jadinya kalau kita masih bandel berkeliaran di luar rumah tanpa kepentingan jelas, tanpa memakai masker, nggak mau bersih-bersih badan saat sampai rumah padahal di rumah sedang ada orang tua atau anak kecil.

Meskipun di rumah saya nggak ada orang tua dan anak kecil, tetep sih saya nggak sepede untuk jadi cuek-cuek aja dalam situasi seperti ini.

Bagaimana situasi di lingkungan teman-teman? Saya harap kewaspadaan bersama dan saling peduli menjadi main rule ketika masa-masa krisis seperti ini.

Seluruh dunia sedang berduka dan kita juga terkena dampaknya. Work from home bukan lagi hanya pilihan beberapa orang tapi wajib untuk banyak macam pekerjaan saat ini. Kecuali beberapa pekerjaan yang memang tidak mungkin untuk menjalankan aktivitasnya dari rumah. Misalnya petugas kebersihan, saya jadi sedih kebayang betapa mereka harus bekerja lebih keras di masa pandemi.

Ada opini-opini beredar bahwa saat ini bumi sedang recovery, lengang dan tanpa aktivitas membuat kebersihan lingkungan meningkat dan polusi serta sampah menurun. Tapi menurut saya nggak juga sih, terutama soal sampah. Sampah tetap banyak atau malah makin banyak karena kita jarang keluar rumah untuk belanja secara langsung maka makin banyak deh sampah kemasan karena belanja online, belum lagi pengguna masker sekali pakai. Sedih membayangkan para petugas kebersihan harus menangani sampah yang macam-macam itu dengan APD seadanya.

Lantas tenaga medis, harus berurusan dengan pasien dengan berbagai macam penyakit dan diantara mereka nggak menutup kemungkinan positif COVID19. Ya mending kalau memang nggak tahu, gimana kalau sudah tahu tapi bohong? Padahal APD langka, masker supermahal karena kelakuan penimbun yang dengan tidak manusiawinya mencari untung di situasi krisis seperti ini.

Sedih banget saya dengan berita-berita belakangan ini bahwa kita semua sedang susah, nggak terhitung apa saja kerugian yang kita semua derita dengan minimnya aktivitas di luar, bisnis yang melambat, perekonomian yang terjun bebas, karyawan-karyawan yang dirumahkan... Ramadhan tidak pernah sesedih kali ini. Paling tidak selama yang saya ingat. Dan masih ada kelakuan saudara setanah air yang menggarami luka yang kita derita dengan menimbun kebutuhan sehari-hari serta produk kesehatan demi keuntungan pribadi.

Sebagai seorang blogger, freelancer dan creative-preneur yang lebih sering bekerja dari rumah, himbauan untuk tetap di rumah ini nggak ada bedanya bagi saya. Sebagai pekerja mandiri saya juga nggak akan mengalami unpaid leave. Dan untuk pertama kalinya saya bersyukur masih memilih menjadi pekerja mandiri tanpa asisten, saya sering overhelmed memang benar... tapi memberhentikan seseorang ketika usaha sedang nggak berjalan lancar adalah sesuatu yang hingga saat ini belum sanggup saya tahan bebannya.

Beberapa minggu terakhir ketika tidak menulis disini adalah masa-masa penyesuaian diri bagi saya dalam menjalankan bisnis. Banyak yang harus dikaji ulang dan diubah mengingat perubahan yang terjadi dimasa outbreak saat ini dan sedihnya cukup mempengaruhi sektor bisnis saya. Termasuk melemahnya nilai IDR dibandingkan mata uang asing. Harga jadi semakin tidak terkendali, pajak dan bea impor ikut melambung karena standarnya adalah USD.

Iya seperti semua orang, usaha saya juga sedang tidak berjalan lancar, menurunnya pembelian luar negeri berarti juga menurunnya ekspor. Kemudian penolakan Indonesia terhadap paket dari beberapa negara yang merupakan vendor saya dan paket-paket internasional yang kembali ke alamat saya karena perubahan kebijakan pengiriman luar. Saya harus mengirimkan kembali paket-paket itu dengan menggunakan layanan kiriman premium.
Ini nggak mudah, situasi sulit.
Tapi siapa sih yang tidak kesusahan saat ini?
Namun kita semua akan mampu melalui ini, insyaAllah.

Dimasa outbreak seperti sekarang, banyak orang yang mengeluh karena memang ini sedang musim flu. Meskipun yang kita derita adalah flu biasa tapi kalau ada orang yang tahu kita batuk pasti deh langsung ngelihatin. Saya juga mengalami itu meskipun lagi pakai masker, batuk dikit diliatin orang sekitar. Ada kalanya orang yang awam masalah kesehatan seperti saya ini bakalan parno sendiri, jangan-jangan kita terinfeksi? Soalnya kok flu perasaan nggak sembuh-sembuh ya?
Lantas self-diagnose... Wah ya janganlah.
Se-nggak-awamnya orang non medis seperti kita, ya tetep aja miskin ilmu soal kesehatan ya kan? Jadi jangan self-diagnose dulu apapun penyakit kita, mending konsultasikan ke dokter deh.

Wait! Tapi kan nggak boleh ke rumah sakit kalau memang nggak urgent? Kita juga nggak bisa sembarangan datang ke dokter, kalau kemungkinan positif dan kita berkeliaran kemana-mana apa nggak nambahin masalah karena kita memperluas penyebaran penyakit?

Ya konsultasi aja ke dokter secara online, ngapain pusing dan mempersulit kondisi kan?
Coba deh konsultasi online ke halodoc.com.
Kita bisa chat langsung dokter yang sedang bertugas online, kalau masih galau-galau merangkai kata-kata untuk konsultasi, kita bisa sambil baca-baca artikelnya dulu. Artikelnya sangat informatif karena sebelum dimuat di situs halodoc.com, artikelnya sudah terlebih dahulu ditinjau oleh dokter di halodoc.com. Jadi nggak asal ya artikelnya...

Contohnya aja halaman ini, artikelnya cukup lengkap dan informatif tentang coronavirus. Mulai dari menjelaskan pengertiannya, bahwa ternyata MERS dan SARS juga masih  termasuk dalam keluarga coronavirus. Lantas perbedaan COVID19 yang saat ini sedang menimpa dunia dengan epidemi coronavirus sebelumnya, tanda-tanda gejala, pencegahan hingga apa yang harus kita lakukan jika gejala yang kita alami tidak juga mereda.
Bagus untuk menambah referensi kita sekaligus untuk mengedukasi keluarga dan orang-orang yang kita kenal. Baca dulu yuk sebelum konsultasi. Nggak ada ruginya lho... jadi pasien yang aware terhadap isu kesehatan.

2 comments:

  1. Pas awal SFH itu anak tengah saya tiba-tiba mau pilek

    Whaaa, takut juga

    Tapi alhamdulillah sembuh cepat

    Sekarang setelah di rumah aja, efeknya serumah ga sering sakit. Kalo dulu kan dikit-dikit pilek, batuk

    ReplyDelete
  2. sekarang kudu pakai masker dan sarung tangan
    harus membiasakan

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home