Friday, June 29, 2012

Nasib...

taken random by google
Saya tadi sempat jalan-jalan ke fb, mampir ke beberapa teman lama dan melongok mereka. Ini benar-benar kayak nostalgia gila. Saya ingat bagaimana mereka dulu ketika zaman kuliah. Bagaimana ketika saya dulu zaman kuliah. Kawan-kawan saya yang dulunya keras kepala dan memandang negatif pada bank malah bekerja di bank dengan posisi yang sama seperti saya saat ini. Saya dulunya lempeng... Dimanapun saya tetap berusaha karena saya pikir cuma Tuhan yang tahu bidang pekerjaan apa yang cocok dengan saya atau bisa menempa saya. Saya tidak menghindari bank.. Namun jika saja ada pilihan, bank adalah prioritas terakhir buat saya.. Oke mungkin kecuali bank sentral ya. Saya kebayang saja ikut dalam arus perputaran uang dan pengembangannya, apa itu benar dibolehkan kah atau tidak meskipun hanya bank syariah? Karena saya ragu, maka sepertinya lebih baik kalau ada pilihan lain saya bisa menghindari itu. Saya memang menabung, tapi bagi saya menabung cuma alternatif menitipkan uang dan mempermudah transaksi. Karena tentu saja uang saya tidak pernah berbunga sebab sepertinya selalu dikurangkan dengan biaya servis dst. Dan alhamdulillah saja saya bisa benar-benar bekerja diluar bidang perbankan... Tanpa perlu bingung mikir bagaimana hukum gaji saya yang saya peroleh dari situ.

Saya ngeklik-ngeklik mouse lagi.. ketemu kawan yang dulu gembar-gembor menolak pacaran sekarang nggak pakai malu lagi memasang status in a relationship. Wall-wall an yang agak 'gimana gitu' pula. Dan sering. Betapa segala hal bisa berbalik karena waktu. Kemudian tidak konsisten.

Barangkali benar bahwa kita memang harus berpikir jangka panjang pada apa saja yang hendak kita nyatakan.

Thursday, June 28, 2012

Myself and I

Got dizzy...
(pic taken random by someone's mim - pardon, forgot her/his ID)
Saya sudah beberapa lama hidup dengan lingkungan baru. Banyak sekali karakter yang bersilangan dan saya merasa tidak terlalu terkejut. More or less maybe I've read them... Beberapa dari mereka punya karakter baik cuma saja terlalu berisik buat kuping saya. Sebenarnya tidak masalah karena sifat dasar mereka yang sebenarnya baik... Tapi ada beberapa waktu ketika saya kepingin keheningan. Kepingin berpikir dan bertanya pada diri sendiri. I need talk to myself, jadi pelarian saya adalah menulis. Saya kadang memposting blog saat berada di jam istirahat dan saya sedang kepingin mengalami periode kosong setelah menuangkan isi kepala di dalam sini.
Saya akui pertama kali banyak rasa sebal disini, ketika berada dalam kelompok dan karakter-karakter yang bersebrangan, yang ngeyel, yang ribet.. Semuanya. Tapi ini sudah sebulan lebih dan saya sebagai makhluk berdaya survival tinggi, saya sudah mulai terbiasa mengatasi itu.
Dua kepala barangkali lebih baik dari satu, tapi memang perlu waktu untuk menyatukan banyak kepala. Tidak seperti kata teman sekosan saya bahwa saya mestinya tidak mau kalah dengan mereka, saya memilih untuk diam dan menunggu. They just need a time to realize how to deal with their egosentric side. Terlalu banyak keributan dari berbagai ide, makan waktu untuk mendamaikan semuanya. Saya belum pengin memperkeruh, sedang ingin cuma jadi pendengar dan penengah. Kemudian say something yang kadang mereka tidak terpikir...

Dunia terlalu sempit jika semua orang jadi pembicara, sementara tidak ada yang mau menjadi pendengar.

*senyum*
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Monday, June 25, 2012

Sinyal

taken from paloma marciana's mim
Suatu saat ketika kita terlalu lama berjauhan mungkin pada akhirnya tiba-tiba tersadar bahwa ponsel kita lah yang saling mencintai dan berelasi.
Atau bahwa modem kitalah yang saling merindukan dan ingin bersama.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sunday, June 24, 2012

Lah Sinetron...

Saya sedang streaming nonton sebuah sinetron via kolaborasi laptop dan modem saya. Ada adegan anak cewek dengan ibunya lagi duduk di taman dan ngobrol, kemudian si anak protes minta uang sakunya dinaikkan karena jajanan di kantin mahal. Ibunya bilang oke mau naikkan uang jajan si anak kemudian mereka ketawa-tawa bareng-bareng.
Barangkali itu profil kedekatan orang tua dan anak yang bagus sih... Tapi bagi saya nampaknya bukan jenis kebijakan yang bagus ya...
Si anak ngapain aja disekolah, apa dia membuat prestasi yang bagus soal sekolahnya atau niatnya cuma ngeband dan main doang?
Mengabulkan sesuatu tanpa kompensasi saya pikir jadi mendidik seseorang untuk terbiasa manja. Saya masih merasa sistem reward and punishment sangat bagus.
Misalnya nih adik saya lagi pengen beli sepatu merk tertentu, saya bilang oke.. Tapi kamu jebolin dulu universitas negeri yang bagus :))

Untung ya yang jadi si tokoh ibu itu bukan saya, karena kalau saya pasti bilangnya gini sama si anak cewek itu: ya udah nak kamu gak usah jajan aja di kantin daripada kamu kemahalan, bawa bekal aja dari rumah! Cabe deh... mama ajah ke kantor bawa bekal.

*smirk*


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Masih Bocah


Tuntutan lingkungan selalu tanpa akhir ya. Masyarakat kita barangkali sudah telanjur terpancang kuat dengan stereotype bahwa: Apa setelah kerja?
Ya menikah. But wait a minute.
Saya masih seorang bocah di dalam sini, masih kepingin bermain-main dan mengeksplor hal baru. Saya saat ini adalah bocah kemarin sore yang masih melongo karena pintu misterius yang sekian lama tertutup akhirnya membuka dihadapannya. Masih sibuk ber-wow dan ber-wah. Hidup dinamis punya sisi menyenangkan yang membuat keriangan kita muncul dan meluap-luap, menantikan apa yang baru. Saya senang. Saya barusan saja benar-benar bebas, jadi jangan berani-berani mengkonfrontasi saya atas hal yang saya pilih dengan being single.
"Halah.. Jangan khawatir sampai terburu-buru begitu.. Nantinya umur kita lebih lama hidup dalam pernikahan kok dibandingkan dengan lama umur single." Kata seseorang yang pernah bercerita pada saya tentang tekanan yang sama yang diarahkan kepadanya. Statement yang memorable sih ya. Biasanya sih saya senyum doang, males jawab karena pertanyaan seperti itu kalau dijawab sedikit saja pasti merembetnya macam-macam. Si penanya pasti juga nyari macam-macam alasan buat menang bahwa nikah usia muda itu sangatlah penting. Seolah-olah pengin segera menikahkan saya saat itu juga kali :p *cynical*.
Alah, kayak yang mampu aja.. Paling duwit buat nikah sama hidup juga gak cukup pakai uang sendiri.. Masih nodong orang tua aja pakai sombong biayain anak orang XD *balas senyum sombong*
Maaf saja ya, saya bukan tipikal wanita yang lepas dari tangan orang tua langsung transit ke tangan suami. Saya barangkali terlalu powerfull untuk menjadi yang seperti itu :)

Salam sombong,
Ninda

P.s. Beberapa orang benar-benar belajar hidup sejak mereka kecil, beberapa yang lain ketika beranjak dewasa atau ketika mereka menginjak pernikahan,  sisanya terus hidup terlalu mudah entah sampai kapan. Dan mereka terbiasa melihat golongan pertama terutama, sebagai manusia aneh.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, June 20, 2012

Wanita...

Wanita itu hebat, Tuhan mendesain mereka untuk menjadi multitasking. Dapat menjadi anak, istri, ibu dan pekerja dengan baik.Mereka juga lebih kuat menahan sakit ketimbang lelaki, lihat saja ada berapa banyak ibu yang kapok melahirkan didunia ini? :)
woman are great. 
I am woman. 
~

Monday, June 18, 2012

Bakmi GM, taste of bakmi Jakarta


Pertama menginjakkan kaki ke Jakarta saya pengin banget Bakmi GM. Bukan karena apa tapi karena lantaran saya sudah tahu keberadaannya sejak lama lewat bacaan favorit saya sejak abege yang adalah Lupus. Dan nampaknya tidak buka cabang selain di Jakarta. Kapan waktu saya keluyuran sendirian di Taman Anggrek mall layaknya antisosial cuma karena habis browsing letak terdekatnya dari tempat saya di Taman Anggrek mall. Yang beda tekstur mi-nya ya...kecil-kecil dan pipih gitu... rasanya sih lumayan enak tapi ya gak enak banget juga... :P cuma memang murah untuk ukuran mall. Saya kemarin pesen yang Bakmi Cha-cha, cuma 16ribu aja untuk ukuran Jakarta... harganya mirip-mirip makanan dekat kos saya deh..

Thursday, June 14, 2012

Incompetent Partner

taken from blueberrypie's mim
A person who never visit you when you're not around, it was me.
Although, many women also look after their lover. Travel and carrying any foods they know their man love it very much. You see it, maybe everyday. 
But I am not. I'm the only one that your friends never see me visiting you, and taking care for you.
I hold your hand from a faraway place. Hope you'll know what I feel, without sitting near you.
I was very sad because I didn't have that much time caring for you and to know what you are truly feel.
You always being everything for me, taking care of me... visiting me when I got sick and also a good listener for many painful stories I tell you.
and I'm still here, carrying my unbearable blue because I miss you.
I am incompetent,
incompetent partner.
~

Monday, June 11, 2012

Daily

Semoga Allah memudahkan perjuangan orang-orang yang saya kasihi. Adik saya dengan SNMPTNnya besok yang semoga bisa lolos, jadi biaya kuliahnya ringan. Dan sahabat saya dengan pencarian kerjanya.

Friday, June 8, 2012

The Old Soul

Someday you'll know what I see
(pic taken random by google)
Waktu sempit sekali sekarang ini, saya tidak sabar untuk relaksasi ala saya yaitu tidur lama di weekend... serta blogwalking... lama juga tidak blogwalking dan saya rindu.
Saya berada diantara orang-orang yang menganggap saya tidak cukup dewasa, bahwa kelakuan saya anak kecil banget dan saya juga sangat perhitungan terutama menyangkut biaya hidup. Saya cuma ketawa bodoh, membiarkan mereka berpikir seperti itu. I always look so cheerful.

Sebenarnya merekalah yang bersikap seperti anak kecil tapi tidak menyadari itu. Meskipun dari luar saya kelihatan seperti ini, the truth is... saya jauh lebih matang ketimbang mereka. Mereka yang hidupnya sebenarnya seperti orang normal pada umumnya. Tidak banyak goncangan, atau goncangan besar sekali dua kali kemudian berjalan normal. Mereka yang tidak pernah hidup susah mana punya pikiran untuk meminimalkan kesenangan demi untuk sesuatu yang benar-benar butuh saja.

Saya masih muda katanya, nggak perlu terlalu banyak perhitungan pengeluaran... kapan lagi waktunya, nanti kalau menikah sudah nggak bisa senang-senang pakai uang sendiri. Tapi saya nggak cuma menyimpan uang buat diri saya sendiri. Ah sudahlah, tidak penting juga buat mereka untuk tahu segala latar belakang kelakuan saya.

Segala hal tidak sesimpel itu bagi saya, barangkali sejak saya kecil. Mereka tidak tahu bagaimana saya menjalani hidup saya, bagaimana saya survive... saya yakin mereka bahkan tidak pernah kepikiran apapun mengenai hal-hal yang mungkin saya alami. Mereka terlihat dewasa tapi tidak cukup matang bagi saya, mereka yang tanpa sadar suka ngotot sendiri dan berisiknya bikin kepala saya penat... tapi berbelit-belit sekali. Kepala saya pekat dan akhirnya saya memutuskan untuk diam dan tidak terlalu banyak ikut campur. Mereka sibuk showoff terkadang. Sejujurnya saya tidak butuh itu, saya tahu mereka orang-orang pintar kok. Saya diam, waktu membuat jiwa saya jauh lebih tua dari usia saya. Satu hal yang tidak terjadi pada mereka yang pertumbuhan jiwanya mengikuti usia atau barangkali malah terlambat jauh dari usia mereka.

Salah satu sahabat saya bilang saya cuma perlu menunggu, mereka akan tahu sendiri pada waktunya... ketika kedewasaan mereka sudah setingkat dengan saya saat ini. Mereka masih bilang saya kayak anak kecil, it's okay... itu hanya sebagian dari diri saya. Belum darkside-nya }:-)

Sunday, June 3, 2012

Papan Larangan

Don't ever messing up with me, dear...
random pic by Google
Di Jakarta saya dapat kos yang cukup murah 480ribu sudah termasuk laundry dan pemakaian laptop. Ongkos makan di Jakarta tidak mahal-mahal amat, cuma selisih sekitar tiga ribu rupiah dari Surabaya. Sementara pada weekdays dari sarapan sampai coffee break sore saya ikut kantor, saya cuma perlu beli makan malam sendiri saja. Semoga banyak yang bisa ditabung dengan seperti ini.

Orang-orang kosan saya kelihatan baik, kosan saya pun juga menyenangkan meskipun tidak besar. Btw, kos saya kos khusus wanita. Satu petak kamar berisi tempat tidur, kipas angin, meja tv yang saya gunakan untuk tempat laptop dan lemari dua pintu. Kekurangan yang paling tidak bisa saya tahan adalah kamar mandi yang entahlah. Bau, berlumut, bagi saya terlihat tidak layak. Apalagi kenyamanan mandi bagi saya sangat dipengaruhi oleh kebersihan kamar mandi.

Jadi akhirnya karena nampaknya tidak ada seorangpun yang mau repot-repot ngurusin kamar mandi menyedihkan itu, saya dan Dwi - kawan sekantor sekaligus sekos memutuskan untuk urunan membeli pembersih lantai merk P berikut juga pewangi kamar mandi. Capek-capek sepulang kantor kamipun membersihkan kamar mandi, seadanya dulu yang penting sudah nggak licin berlumut dan tidak lagi bau. Kemudian kami menikmati kamar mandi wangi itu dengan mandi di dalamnya sebelum tidur. Sudah jauh lebih baik daripada sebelum kami bersihkan.

Paginya, waktu saya mandi ada tulisan yang dipajang dibalik kamar mandi:
DILARANG MEMAKAI PEMBERSIH LANTAI MERK P
TERIMA KASIH

Saya panggil-panggilin Dwi dan tanya apa dia yang nulis itu, pikiran saya karena kalimat itu terkesan ambigu. Kala benar Dwi yang memasang berarti maksudnya orang lain dilarang memakai pembersih lantai milik kami. Ternyata bukan, berarti ada orang lain yang memasang... entah apa niatnya. Memang ya habis kami bersihkan lantai kamar mandi agak berbercak-bercak putih sehabis disiram sama pembersih lantai itu karena cairannya keras kali ya. Tapi akibatnya lantai jadi kesat dan wangi, menghindarkan orang dari terpelesaet. Saya sebal karena peringatan itu terkesan tidak sopan, saya penginnya dibilangi baik-baik sekaligus alasannya. Jujur sih, saya juga masih pengen sedikit dihargai karena usaha mbabu semalam sepulang kerja bareng Dwi itu. Nah ini sudah kamar mandi kotor kita yang bersihkan susah-susah bukannya bilang baik-baik pertanda masih menghargai eh nggak bolehnya dengan cara gak enak pula pula... kalau ada yang mau bersihin sebelum kami datang tentunya nggak bakal jadi begitu kan.

Dwi yang lembut luar biasa diam saja, tapi saya yang memang sebal kalau dibegitukan menulis balasannya dibawah kalimat itu:
Nek ngono kamar mandine ojok sampek LUMUTEN!
Kalau gitu kamar mandinya jangan sampai LUMUTAN!
Yang adalah bagian dari persetujuan saya untuk menaati larangan itu kalau kamar mandinya tidak akan berlumut lagi dan juga merupakan sindiran tentang betapa nggak ada yang mau membersihkan kamar mandi berlumut itu selain saya dan Dwi. Oh ya ngomong-ngomong saya nggak mau tahu mereka paham maksud balasan saya atau nggak. Saya cuma malas aja membalas pakai bahasa Indonesia, bahasa suroboyoan terkesan lebih mayak dan garang sih meskipun tanpa pisuhan XD

Saya dan Dwi ngobrol tentang bagaimana karakter cewek-cewek dikosan kami, sepertinya sih semua baik... tapi entah dengan baby sitternya pemilik kos yang juga ikut menempati kamar didekat kamar mandi. Sepintas mereka terlihat 'mayak', tapi entahlah saya tidak tahu siapa yang memasang larangan itu didepan pintu.

Saya nggak habis pikir kenapa ada orang yang tahan memakai kamar mandi semenyedihkan itu.
Besoknya, pulang dari kantor saya wudhu di kamar mandi... kertas itu sudah raib dibredel. Entah siapa yang membredel.
Saya cuma ngikik ketawa.
Previous Page Next Page Home