|
Don't ever messing up with me, dear... random pic by Google |
Di Jakarta saya dapat kos yang cukup murah 480ribu sudah termasuk laundry dan pemakaian laptop. Ongkos makan di Jakarta tidak mahal-mahal amat, cuma selisih sekitar tiga ribu rupiah dari Surabaya. Sementara pada weekdays dari sarapan sampai coffee break sore saya ikut kantor, saya cuma perlu beli makan malam sendiri saja. Semoga banyak yang bisa ditabung dengan seperti ini.
Orang-orang kosan saya kelihatan baik, kosan saya pun juga menyenangkan meskipun tidak besar. Btw, kos saya kos khusus wanita. Satu petak kamar berisi tempat tidur, kipas angin, meja tv yang saya gunakan untuk tempat laptop dan lemari dua pintu. Kekurangan yang paling tidak bisa saya tahan adalah kamar mandi yang entahlah. Bau, berlumut, bagi saya terlihat tidak layak. Apalagi kenyamanan mandi bagi saya sangat dipengaruhi oleh kebersihan kamar mandi.
Jadi akhirnya karena nampaknya tidak ada seorangpun yang mau repot-repot ngurusin kamar mandi menyedihkan itu, saya dan Dwi - kawan sekantor sekaligus sekos memutuskan untuk urunan membeli pembersih lantai merk P berikut juga pewangi kamar mandi. Capek-capek sepulang kantor kamipun membersihkan kamar mandi, seadanya dulu yang penting sudah nggak licin berlumut dan tidak lagi bau. Kemudian kami menikmati kamar mandi wangi itu dengan mandi di dalamnya sebelum tidur. Sudah jauh lebih baik daripada sebelum kami bersihkan.
Paginya, waktu saya mandi ada tulisan yang dipajang dibalik kamar mandi:
DILARANG MEMAKAI PEMBERSIH LANTAI MERK P
TERIMA KASIH
Saya panggil-panggilin Dwi dan tanya apa dia yang nulis itu, pikiran saya karena kalimat itu terkesan ambigu. Kala benar Dwi yang memasang berarti maksudnya orang lain dilarang memakai pembersih lantai milik kami. Ternyata bukan, berarti ada orang lain yang memasang... entah apa niatnya. Memang ya habis kami bersihkan lantai kamar mandi agak berbercak-bercak putih sehabis disiram sama pembersih lantai itu karena cairannya keras kali ya. Tapi akibatnya lantai jadi kesat dan wangi, menghindarkan orang dari terpelesaet. Saya sebal karena peringatan itu terkesan tidak sopan, saya penginnya dibilangi baik-baik sekaligus alasannya. Jujur sih, saya juga masih pengen sedikit dihargai karena usaha mbabu semalam sepulang kerja bareng Dwi itu. Nah ini sudah kamar mandi kotor kita yang bersihkan susah-susah bukannya bilang baik-baik pertanda masih menghargai eh nggak bolehnya dengan cara gak enak pula pula... kalau ada yang mau bersihin sebelum kami datang tentunya nggak bakal jadi begitu kan.
Dwi yang lembut luar biasa diam saja, tapi saya yang memang sebal kalau dibegitukan menulis balasannya dibawah kalimat itu:
Nek ngono kamar mandine ojok sampek LUMUTEN!
Kalau gitu kamar mandinya jangan sampai LUMUTAN!
Yang adalah bagian dari persetujuan saya untuk menaati larangan itu kalau kamar mandinya tidak akan berlumut lagi dan juga merupakan sindiran tentang betapa nggak ada yang mau membersihkan kamar mandi berlumut itu selain saya dan Dwi. Oh ya ngomong-ngomong saya nggak mau tahu mereka paham maksud balasan saya atau nggak. Saya cuma malas aja membalas pakai bahasa Indonesia, bahasa suroboyoan terkesan lebih mayak dan garang sih meskipun tanpa pisuhan XD
Saya dan Dwi ngobrol tentang bagaimana karakter cewek-cewek dikosan kami, sepertinya sih semua baik... tapi entah dengan baby sitternya pemilik kos yang juga ikut menempati kamar didekat kamar mandi. Sepintas mereka terlihat 'mayak', tapi entahlah saya tidak tahu siapa yang memasang larangan itu didepan pintu.
Saya nggak habis pikir kenapa ada orang yang tahan memakai kamar mandi semenyedihkan itu.
Besoknya, pulang dari kantor saya wudhu di kamar mandi... kertas itu sudah raib dibredel. Entah siapa yang membredel.
Saya cuma ngikik ketawa.