Wednesday, April 13, 2016

KARENA AIB YANG TERTUTUP


Sedang scroll-scroll posting di salah satu sosial media dan menemukan tulisan ini, sungguh hati saya jadi lempeng. Saya keinget mention di sosial media dan email yang masuk ke inbox saya dari teman-teman yang mengenal saya dari jendela ini.
"Mbak, I adore you because I thought you are lovely,"

Atau curhatan-curhatan yang membacanya bikin saya bahagia karena merasa dipercaya:
"Mbak, kalau pengin pakai jilbab terus orang tua melarang bagaimana?"
"Mbak, bener nggak sih kalau pakai jilbab bisa tetep dapat kerja?"
"Mbak, ada tips nggak buat mengatasi kegalauan sebelum hari H menikah?"

Saya senang sekali mendapat email-email tersebut dan berusaha membalasnya sesuai dengan apa yang saya ketahui, alami dan rasakan. 

Saya yang mungkin dimata orang lain adalah orang yang menyenangkan, juga punya sisi tidak menyenangkan. Dosa-dosa yang kalau saja saya adalah kertas putih dan dosa-dosa saya adalah titik-titik tinta hitam yang selalu bertambah dengan titik baru setiap kali saya melakukan kesalahan dan dosa maka saya tidak tahu apakah masih tersisa warna putih di permukaan saya.

Sholat yang seringkali terusik pikiran: Mau masak apa ya hari ini? Nulis apa ya hari ini? Saya mau ngapain setelah ini?

Dan terutama kesabaran saya yang masih berbatas, kemampuan dalam bertindak benar dalam bermacam situasi yang masih dalam taraf berusaha. Rasa tidak mau kalah, hati yang masih bergelimang dalam kepongahan. Masih punya rasa egois yang tidak bisa dibilang kecil, bahkan juga rasa malas dalam beribadah.

Iya, saya masih belajar juga. Tidak perduli berapa lama saya berjilbab, seberapa suka saya belajar di taman surga mendengarkan tausyiah, bagaimana saya berjilbab dan seberapa lama saya telah mengurangi pemakaian baju bermotif.

Maka jika saya tampak menyenangkan, jika saya tampak baik itu tidak lepas dari betapa Allah menutup aib-aib dan kekurangan saya. Ah apalah saya ini tanpa Dia :(

.

10 comments:

  1. iya, sama :(, mungkin lebih buruk :'(

    ReplyDelete
  2. Ya nind, semua ditutup sama Allah, Allah maha baik, paling baik, teramat baik..

    Aku udaa polooo blogmu, duluaan :p

    ReplyDelete
  3. nyes rasanya baca gambar yang paling atas Mbak, kaya yang Mbak Ninda rasain, aku juga bukan apa-apa jika tanpa Allah, karena Allah aku masih bisa berdiri walaupun malu terhadap-Nya selalu menghampiri dan rahasiaku, aman bersama-Nya :)

    ReplyDelete
  4. Subhanallah...
    Makasih diingetin ya Nin

    ReplyDelete
  5. betapa baiknya DIA yang selalu melindungi aib umatNya yah Mba Ninda :)
    terimakasih sudah mengingatkan saya :)

    ReplyDelete
  6. Aku juga kadang malu mbak sama diri sendiri, apalagi sama Allah, saat ada yg muji aku cm karna status2ku atau tulisanku... aku merasa belum sebaik yg orang lain pikir :(

    ReplyDelete
  7. Quote yg bagus. Sekaligus buat renungan supaya gak ujub saat dipuji :)

    ReplyDelete
  8. Ahh :') aku juga pernah baca post itu. Reminder banget T.T Kita dinilai baik, karena belas kasihNya Allah. Eniwei, new follower here ^^ salam kenal ya...

    ReplyDelete
  9. setuju. Dan, kita harus banyak bersyukur, ya :)

    ReplyDelete
  10. terkadang kita menuduh orang sala karena kita merasa benar, itupun adalah kesalahan yang kadang tidak disadari, sharingnya menambah pencerahan dipagi ini, thanks

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home