Wednesday, August 31, 2016

AWAL YANG DINANTI

source: instagram
"Halo, gamisnya bagus. Kamu beli dimana?" seorang muslimah seusia saya bertanya, usai jam sholat di sebuah mall besar di ibukota.
Pertanyaan agak asing yang kurang familiar untuk dimulai pada awal sapaan dengan seseorang, tapi itulah awal perkenalan saya dengan teman saya ini. Saat itu dia masih memakai setelan atasan dan bawahan dengan pashmina chiffon yang dibentangkan lebar hingga menutup banyak area dada dan punggungnya, saat ini dia sudah bercadar.

Berbagi kontak dan referensi toko online busana muslim, kami kemudian berpisah dengan kepentingan sendiri-sendiri. Dia mengantar adiknya dan saya hang out weekend bersama seorang sahabat. But we stay in touch, anehnya sering saling mengobrol tentang apa saja yang bisa kami bagi.

Mengenai aneka perangkat wanita, film, keluarga bahkan topik dan ringkasan kajian rutin.
Tidak seperti saya, dia sebenarnya tidak tinggal di ibukota, hanya saja ada agenda keluarga yang harus dia tunaikan disana entah sampai kapan. Demi keluarga adalah salah satu alasan dia keluar dari tempatnya bekerja untuk berada di Jakarta sementara, menjaga adik dan merawat kakaknya yang sedang sakit. Sudah cukup lama dia di Jakarta, keluarganya tinggal di pulau seberang.

Teman saya memiliki beberapa saudara dan ibu sebagai tulang punggung keluarga, orang tua tunggal yang berperan ganda. Ibunyalah yang meminta tolong dia untuk berada disini dan sungguh dia tidak kuasa menolak permintaan wanita yang dia sayang dan hormati tersebut. Dia bosan dan ingin bekerja kembali dia bilang, tapi masih ada hal-hal yang harus terus dia urus. Tidak akan bisa jika dia bekerja lagi saat itu. Mungkin dia harus menunggu, begitu katanya.

Saya merasa tidak enak karena jarang membalas obrolan kami via aplikasi chatting karena hari-hari saya yang padat dan sibuk sehingga sapaannya sering terlupa, belum sempat saya balas.

Suatu hari, beberapa minggu menjelang pernikahan saya menyampaikan pada teman saya ini bahwa saya akan pulang kampung dan menikah untuk kurun waktu itu saya mungkin repot dan jarang memperhatikan ponsel. Jika dia bersedia, saya mengundangnya untuk hadir dalam pernikahan.

"Do'a saya untukmu, dear. Kalau hadir saya tidak bisa sepertinya, tapi semoga saja bisa," kata teman saya itu.

Rupanya obrolan itu membuka topik kami mengenai jodoh. Dia mengirimkan foto kepada saya, sebuah bis transjakarta dan dia bersama beberapa orang teman, ada seorang lelaki yang paling tinggi di sisi foto. Kepada laki-laki itu dia menitipkan hatinya.

"Dia teman kantor saya dulu dan kemarin sedang ada di Jakarta jadi kami bertemu dengan teman-teman lainnya juga. Dulu saya masih punya pacar dan masih belum belajar hijrah, dia adalah teman saya yang paling baik. Bahkan dia tahu setiap mood saya sedang jelek karena bertengkar dengan pacar. Selama itu pula dia menahan perasaannya. He's just too sweet."

"Jadi?" saya penasaran pada lanjutan ceritanya.
"Ketika saya putus dengan pacar, saya baru paham segala kebaikan yang dia berikan. Dan saya juga mengagumi dia. Tapi dia bukan orang yang setuju pacaran maka kami berniat untuk menikah pada tahun 2016," ujar teman saya itu.

"Semoga lancar ya," kata saya, nggak tahu harus ngomong apa. Teman saya berkata bahwa dia tidak percaya diri untuk masuk ke keluarga lelaki itu meskipun dia akrab dan dekat dengan ibu dari si lelaki. Dia tidak bekerja dan merasa minder.

Saya bilang bahwa ibu rumah tangga yang tinggal di rumah adalah pekerjaan yang mengagumkan karena nggak semua orang mampu begitu, nggak semua wanita sanggup. Sementara wanita-wanita semakin cerdas dan langkahnya semakin panjang, jarang yang benar-benar mau tinggal di rumah sepanjang waktu.

Beberapa bulan kemudian dia sibuk mengurus bisnis yang belum lama dia rintis, saya juga sibuk dengan pekerjaan dan peran baru sebagai seorang istri saat dia menyapa dan obrolan kami berjalan lagi seperti biasa.

"Eh ya apa kabar dia?" tanya saya, seharusnya tahun ini mereka memulai persiapan pernikahan. Atau setidaknya lamaran dulu.
"Sudah nggak lagi, dear." dia mengetikkan emoticon senyum simpul dan mengirimkan itu ke saya.
Eh maksudnya? Nggak lagi?
"Jadi gini, dia memulai cerita. Kami antar dua keluarga sudah menyepakati  hari lamaran. Sudah ditunggu, mereka juga sudah menyiapkan hantaran sesuai adat, kami kan berasal dari suku yang sama. Tapi mereka tidak datang juga. Katanya ada peristiwa penting yang tidak bisa ditunda dan mendadak. Saya marah dan melampiaskan kemarahan kepada dia melalui telepon meskipun dia sudah menjelaskan kondisinya,"
"kemudian perpisahan terjadi begitu saja, terucapkan salah satu dari kami dan diamini yang lain. Tidak ada lagi persetujuan janji menikah tahun 2016," dalam beberapa saat lamanya dia terdiam, "Saya menyesal,"

Sungguh, saya tidak pernah tahu kalimat terbaik apa yang layak diutarakan kepada orang-orang yang hatinya terpatahkan, merasa tertipu pengharapan sendiri dan menjumpai pahitnya kenyataan. Teman saya menyesal karena tidak banyak laki-laki yang bisa mengerti proses hijrahnya, mendukung langkah yang dia ambil dan lelaki itu memenuhi kriterianya akan saling mendukung dan berusaha bersama-sama. Tapi sepertinya bagaimanapun indahnya harapan itu, tetaplah telah tertinggal di belakang.

Saya tahu dia sedih, tapi tak sedikitpun dia bergalau ria dan putus asa, tidak pernah merasa tersindir kalau jomblo karena belum menikah padahal dia lebih tua dari saya. Selalu bersemangat, mengurus keluarga, berbakti pada ibunya dan disaat sedang suntuk dia pergi wisata kuliner ke tempat makan jalanan yang enak dan dia suka. Jalan bersama teman-teman lamanya saat pulang kampung, aktif di kajian apapun yang terdekat dengan tempat tinggalnya dan selalu berusaha makin dekat dari sisi emosi dengan adiknya yang masih remaja. Dia selalu percaya bahwa sekalipun harus bersabar dengan status singlenya tapi dia selalu punya banyak hal untuk dilakukan, banyak waktu untuk diisi kegiatan positif.

"Tahu nggak dear, masa aku dilamar istri ustadz buat jadi istri kedua suaminya? Kaget serius!" kata dia pada suatu obrolan kami, sekitar beberapa bulan dari kegagalan potensi komitmen saat itu. Saya terdiam karena belum tahu arah pembicaraan ini, apa teman saya ini suka dengan ustadz tersebut atau bagaimana? Apa dia berminat menerima lamaran itu?
"Ya kalau sama-sama ikhlas dan nggak keberatan sih hak kalian ya. Terus, emangnya kamu mau?"
"Enggaklah kata dia, shock banget dan berusaha menghindar. Kaget!" jawab dia. Saya menghembuskan nafas rileks, merasa geli karena mikir yang macam-macam. Dia nggak desperate atau apapun itu seperti yang untuk sekitar 2 detik muncul di pikiran saya. Kami kemudian mengobrol seperti biasa.

Saya bilang bahwa saya sudah pindah mengikuti suami, dia bilang dia senang tapi dia kemungkinan tidak bisa bertemu saya lagi. Saya sampaikan bahwa kami toh masih bisa mengobrol seperti saat ini. Obrolan biasa saja, topik-topik umum, dia nggak bercerita apapun secara khusus. Hingga saya sungguh kaget ketika sekitar sebulanan lebih dari itu dia mengirimkan undangan pernikahan kepada saya.

Kaget, saya bertanya, "Kok mendadak? Cepat sekali?"
"Aku juga nggak mengira secepat ini, tapi insyaAllah ini yang terbaik. Jadi ceritanya gini dear, dari CV dan dibantu murabbi saling kenal hanya sekitar sebulanan kemudian mantap untuk menikah. Calon suamiku seorang ustadz," jelasnya.
"Nggg,"
"No bukan yang dulu aku ceritakan itu! Ini serius masih single," dia tertawa, menebak arah pikiran saya.
Saya meringis malu karena ke-gap mikir begitu.

Tapi lihatlah dia, teman saya itu. Berbulan-bulan lalu patah hati dan menyesal karena batal lamaran, batal diperistri seorang lelaki yang bagi dia cocok secara karakter dan dapat saling mendukung dalam mengejar ridho Allah. Lihatlah dia, teman saya itu yang sempat bercanda kenapa sekalinya benar-benar serius dilamar justru oleh wanita bersuami untuk suaminya bukan oleh ibu seorang laki-laki untuk menjadi istri dari anaknya.

Dia benar-benar menikah di 2016, bersama laki-laki yang insyaAllah bisa membimbing langkahnya dalam agama sekaligus saling mendukung dalam ridho Allah. Lelaki yang menghargai gamisnya yang longgar dan kerudungnya yang besar juga cadar yang dia kenakan saat keluar rumah sekaligus juga wajah dan fisiknya saat di dalam rumah. Bukan laki-laki yang dia kira akan berada disisinya dalam pelaminan, orang lain memang namun insyaAllah lebih baik.

Dia memang menunggu demikian lama, mengalami patah hati berkali-kali sebelumnya untuk menemukan potongan yang tepat untuk jiwanya dalam sakralnya tali pernikahan tapi dia selalu mengisi masa penantian itu dengan semua kesabaran yang dia miliki, pikiran positif, keceriaan dan hal-hal yang bermanfaat. Mungkin itulah sebabnya Allah mempertemukan dia dengan awal yang dia nanti. Seseorang yang bukan hanya suami tapi juga sahabat dan tempatnya bermanja, tempat menyandarkan isi hati dan pengharapan setelah sekian lama dia menjadi sandaran bagi orang-orang terdekatnya.


Saturday, August 27, 2016

AUGUST REVIEW

Agustus tinggal empat hari lagi.
Adrenalin berasa kurang tertantang karena link lomba menulis belum sempat dilihat dan dipikirin konsepnya. Mungkin saya sedang nggak semangat dan malas mikirin lomba tulisan.

Kalau ini bulan sepi dari lomba sih nggak juga, saya ikut banyak giveaway di sosial media. Untuk saat ini nggak di blog dulu. Semangat lagi lesu ceritanya.

Oh ya sudah ikut giveaway kecil-kecilan saya? Link-nya ada sidebar ya, syaratnya gampang banget kok. Seneng sih bisa bagi-bagi biarpun cuma gift kecil-kecilan ke teman-teman, semoga berikutnya bakalan ada giveaway lagi dalam waktu dekat ya... do'akan saja :)

Ada teman yang bertanya apa saya nggak bingung posting buat blog-blog saya? Gimana caranya tetap menjaga waktu updatenya?

Agak susah menjawab pertanyaan itu karena toh saya manusia biasa yang bisa bosan, uninspired dan malas menulis apapun termasuk update blog.

Awalnya ini didorong oleh komentar Paksu bahwa isi blog ini terlalu campur-campur dan saya selalu memiliki banyak list topik yang mau dituliskan untuk update blog. Sering kali nggak maksimal dan nggak ketulis sebelum kemudian lupa karena tertunda topik lain. Daily thought, ulasan film buku fashion dan bahkan make up kalau di list lumayan panjang. Sementara kalau tiap sekiam jam saya update blog selain capek, targetan pembacanya juga nggak bisa banyak. Banyak pembaca blog termasuk saya sih, seringkali melewatkan posting lalu dan cuma baca posting latest update dari sebuah blog saja. Siapa yang kayak saya gini juga?

Kadang hal-hal yang numpuk dipikiran itu saking banyak dan ruwetnya sampek kalau mau ditulis saya juga bingung harus mulai darimana. But I've tried. Mencoba untuk mengurai pikiran dan menarjemahkan menjadi kata-kata dalam jendela ini.

Selalu susah untuk menyampaikan pikiran dan perasaan dalam kata-kata dan kalimat karena seringkali yang kita rasa dan pikir tidak memiliki padanan kata yang setara. Tapi paling tidak saya mencoba.

Untuk membagi waktu dan jadwal dalam menulis, harus saya akui planner membantu banyak. Dengan planner saya bisa membuat jadwal hari ini mau ngapain dan rencana beberapa hari kedepan. Nulis apa aja, topik apa aja, ngapain aja, belanja apa aja dan masak apa.

Sudah membaca beberapa buah buku dan menonton beberapa film, baru ditulis di planner berikut short reviewnya biar saya ingat mau nulis apa tapi jadwal nulisnya belum bener juga. Saya juga sedang membaca buku tentang writers block. Saya jadi ingat saya menderita writers block parah yang sama selama 9tahun, saya mengalihkan kecintaan saya pada kata-kata dengan prosa, dengan cerita pendek dan dengan blog. Saya terlalu nyaman dengan itu sampai rasanya enggan memulai lagi untuk menulis cerita panjang. Selalu saja tidak terselesaikan dan berhenti di tengah jalan.

Mungkin saya harus mulai membuat proyek pribadi dalam menulis, menyusun alokasi waktu selama paling tidak satu jam dalam satu minggu untuk menulis sebuah cerita panjang. Meskipun sudah jelas saya ketinggalan jauh dari progress penulis lain. Tapi lagi-lagi yang penting mencoba dan berusaha. Hasilnya belakangan.

3 bulan terakhir ini, perencanaan saya semakin baik untuk maintain to do list dan diri saya sendiri. Kembali lagi menjadi planner girl lady yang menyusun dan berusaha menepati jadwal serta rencana yang saya buat sendiri.

Planner juga yang membuat saya ingat proyek pribadi secangkir kopi dalam dua hari. Tapi saya sudah tidak mengkonsumsi kopi selama beberapa hari berturut-turut, berarti bisa minum 3 cangkir berturut-turut hari dong ya :)))

Saya penikmat kopi dan kata-kata yang gagal move on akut.


Friday, August 26, 2016

SOCIAL MEDIA DAN KULIT SEHAT


Jaman dulu, kita masih ingat bagaimana orang tua atau paman bibi oom tante antusias dengan acara reuni. Mungkin sebagian besar dari kita juga masih begitu antusias untuk acara reuni, bertemu kawan lama di usia sekolah.

Bagaimana kabar mereka saat ini? Sudah jadi apa saja? Ada yang masih jomblo atau semuanya sudah menikah? Anaknya sudah berapa?

Tapi saya nggak gitu antusias dengan reuni-reunian. Serius. Kecuali mungkin kalau sesama cewek ya, terus dulunya juga dekat jadi nggak bakalan gitu awkward sekalipun sudah lama nggak ketemu.

Sebagian besar agenda dari alumni yang tahu kondisi teman lama saat ini, aktivitas dan kabar mereka semua sudah dapat diwakili dan hampir digantikan oleh gencarnya aneka rupa sosial media dan aktivitas sosial media kebanyakan orang yang segala macam diupload ke sosmednya.

Saya jadi tahu si itu barusan nikah, si ini baru lahiran, si ono galau karena jomblo, si anu melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi karena passionate di dunia akademik.

Saya nggak perlu nanya, eh ya kamu apa kabar sekarang?
Every person has they own stories, and they tell us everything to their social media account. Dan sosmednya ngasih tau ke saya melalui feed, melalui thread, melalui timeline.

Saya banyak bertemu kembali dengan teman-teman lama dari masa sekolah SD, SMP dan SMA dari media sosial. Lucu juga kalau akhirnya bisa ngobrol sama mereka melalui chatting atau apa dari sarana social media.

Suatu hari saya dapat pesan dari salah seorang teman SMA, sempat satu kelas ketika kelas satu doang. Nggak deket banget sampai sering curhat sih tapi masih termasuk teman baik juga. Saya meneruskan kuliah ke luar kota dan dia kuliah di kota asal.

Waktu itu saya sedang pajang foto di sosial media tersebut dan dia baru nge add saya, terus dia message saya yang saking nggak terduganya bikin saya geli. Saya pikir mau tanya kabar atau ngobrol apa gitu, tapi enggak. Yang dia tanyain justru: "Kok kulitmu bagus sih, Nin? Rahasianya apa?"

Saya bengong baca message-nya, karena seriusan saya biasa aja kok perawatan muka. Nggak ke klinik kecantikan, pakai cream dokter dan terakhir kali saya facial itu sudah hampir empat tahun lalu.

Jadi saya jawab aja: "Biasa aja kok nggak pake apa-apa kan dari dulu aku juga nggak pernah rewel ya kulitnya kayak jerawatan atau apa?"

Terus dia jawab lagi yang bikin saya makin bengong, "Masa sih kan putih mulus gitu sekarang..."

Oh oke, mungkin teman saya baru kenal saya di rentang SMA saja, jadi belum tahu. Aslinya kulit saya memang jarang banget rewel karena jenisnya normal cenderung kering. Masalahnya karena kering jadi gampang ngeletek-ngeletek kalau kena udara dingin dan nggak disuplai kelembapan yang cukup. Saya juga terlahir dengan kulit putih, dari garis keturunan dua nenek saya yang satunya memiliki kulit putih dan satunya lagi kuning langsat. Saya cuma putih sampek SD aja karena sejak SMP hingga SMA saya sering pulang pergi ke sekolah naik sepeda atau jalan kaki dengan jarak yang lumayan. Nggak cukup saya juga doyan olahraga dari renang, lari pagi dan lari menjelang sore sementara kota saya terletak dekat garis pantai jadi panasnya maknyes banget. Teriknya kota asal saya bikin kulit cepat gosong, aktivitas saya juga banyak di luar hingga awal kuliah. Cokelatnya awet.

Tapi genetik adalah genetik, saat nggak bisa keluar rumah selama kurang lebih 6 bulan di semester ke 5 masa kuliah karena suatu hal, kulit saya kembali ke warna asalnya. Entah mungkin baliknya warna kulit juga butuh waktu di rumah segitu lama ya? Tapi sejak itu memang warnanya nggak balik lagi menggelap, kecuali mungkin saat saya sering ke lapangan di awal kerja memang sempat belang beberapa waktu gara-gara nggak pakai sunblock. Jadi mungkin karena itu teman lama saya ini nggak percaya bahwa kulit saya memang natural, dia pasti mikir gara-gara perawatan.

Jadi yang bisa saya sampaikan ke si teman adalah, memang warna kulit saya yang asli seperti ini. Lagi pula kulit saya juga putihnya begini aja, tentu nggak seputih orang yang injeksi whitening atau bule ya. Dan saya nggak perawatan yang aneh-aneh, cuma BB cream aja yang lainnya sama dengan wanita-wanita lain, pake lotion di punggung tangan biar nggak belang contohnya. Saya juga pakai toner untuk membersihkan wajah karena kalau nggak rajin bersihin wajah, saya bermasalah dengan komedo.

Eh apa boleh buat ternyata dia malah kesel sama saya, menuduh saya bohong dan nggak mau bagi-bagi rahasia kulit bagus ke teman.

Saya jawab lagi bahwa memang saya nggak pakai yang aneh-aneh, kemudian dengan nada bercanda saya bilang: yang penting sering wudhu aja nggak usah dihandukin mukanya biar glowing, biarin kering sendiri.

Tapi dia sudah terlanjur gondok sama saya errr :/
Terus saya harus gimana kalau kenyataannya emang nggak punya rahasia khusus?

Makin kesini, nggak menutup fakta bahwa para wanita di negara kita kebanyakan terobsesi dengan kulit putih. Munculnya iklan yang dibesut dalam kemasan seseorang akan semakin ceria saat kulitnya lebih putih dan bahwa produk apapun dengan embel-embel whitening selalu laris di pasaran. Saya sih butuh juga biar tangan dan muka nggak belang selama brand-nya trusted dan aman buat kesehatan.

Banyak orang yang terobsesi ingin segitunya terlihat putih dengan suntik whitening bahkan nyobain krim nggak jelas izin dan BPOMnya yang beredar luas dijajakan di online shop dan bebas dijual di social media. Banyak yang percaya dan merasa cocok karena mukanya jadi putih dan jerawatnya menghilang, padahal kandungan merkurinya kenceng. Krim seperti itu jika pemakaiannya tidak diteruskan dapat membuat wajah kembali seperti sebelum memakai, jika diteruskan wajah berpotensi rusak karena memang merkuri adalah zat berbahaya untuk tubuh. Apalagi digunakan di wajah, bisa merusak wajah.

Pakai produk yang punya izin dan BPOM jelas lebih baik buat kita, banyak kok pilihannya. Iklan juga riwa-riwi di layar kaca, kalau misal pengin hasil yang lebih terasa untuk pemutihan wajah misalnya mending yang jelas dan diawasi ahli bidang tersebut. Misal mau lihat-lihat sebelum memutuskan membuat janji perawatan, via Konsula kita bisa melihat-lihat harga treatment dan membuat janji dengan dokter kecantikan pada website yang sama.

Kalau manteman, pakai produk perawatan wajah apa?

Tuesday, August 23, 2016

JODOH DAN WAKTU

Saya sering banget mendapatkan email atau pesan dari pembaca blog ini yang ingin sharing atau bertanya kepada saya mengenai konsep jodoh.

Sebagian besar dari kita mungkin sudah berpikir mengenai jodoh saat usia masih sangat muda?
Atau ada yang enggak?

Saya sendiri mulai memikirkan mengenai jodoh sejak remaja. Ya pertanyaan nggak banyak sebagai seorang remaja dari kota kecil yang sudah bisa bedain good looking dan enggak tapi karena nerd luar biasa jadi ya begitulah saya polos-polos aja dan nggak pacaran. Seperti orangnya siapa, wajahnya seperti apa? Atau apakah saya pernah ketemu dia di jalan tanpa sadar? Apakah dia orang yang saya kenal? Apakah pernah satu sekolah atau bagaimana?
- pertanyaan dan dugaan jawaban salah semua memang, tapi saya baru tahu jawabannya sekitar sepuluh tahunan atau lebih kemudian dan baru ingat pernah bertanya-tanya soal itu.


Saturday, August 20, 2016

BERBAGI WARNA

Lucu ya kalau dipikir-pikir, betapa kesempatan atau kejadian sekejap yang unik bisa menjalinkan perkenalan antara kita dan orang-orang yang kita temui. Awalnya kita mungkin tidak terpikir untuk mengenal teman yang ini atau teman yang itu dalam hidup kita, hingga suatu hari kenalan karena hidup yang bersinggungan.

Saya pernah mengenal seorang teman, cukup dekat hingga dulu dia sering curhat. Perkenalan kami hanya diawali oleh kejadian sederhana. Saat itu disebuah mall, saya sedang janjian dengan seorang sahabat. Dia belum datang, jadi untuk beberapa saat saya melewatkan waktu dengan berkeliling mall hingga waktu sholat tiba. 

Usai sholat, saya masih duduk di musholla mall tersebut. Musholla-nya nyaman dan nggak penuh sesak, cukup luas pula. Saya memeriksa ponsel dan mengecek pesan dari di teman jika dia memberitahukan sudah sampai mana. Ketika saya mengangkat wajah dan meletakkan ponsel di saku gamis, seorang gadis berjilbab kira-kira seusia saya menyambut pandangan mata saya dan melemparkan senyum. Saya kaget sebelum kemudian membalas senyumnya.


Thursday, August 18, 2016

TERBAIK DARI YANG TERBAIK

 
"Mbak jangan ngomongin yang berat-berat aku lagi patah hati," kata si adek beberapa hari lalu. Dia baru saja mendapati pengumuman tes penerimaan kerja yang lagi-lagi hasilnya tidak sejalan dengan keinginan.

Di luar sana, saya yakin banyak yang merasa seperti itu juga. Lowongan kerja adalah kesempatan berupa pintu-pintu terbuka yang jumlahnya selalu tidak cukup banyak, sementara lulusan baru terus muncul, belum orang-orang yang ingin pindah kerja dan menceburkan diri lagi dalam pencarian kerja.

Kekecewaan itu selalu nggak enak, apalagi yang nunggu lama tapi belakangan hasilnya mengecewakan. Dulu, beberapa tahun lalu saya juga masih fresh graduate seperti halnya si adek dan fresh graduate lain di luar sana. Jadi ya, saya pernah ada dalam situasi itu.


Tuesday, August 16, 2016

BELANJA MAKE-UP AMAN SAMPAI DI TANGAN


Belanja online sudah merupakan bagian dari hidup kita, ya kan? Tapi tetep aja ya kadang (atau malah sering) kita masih sering was-was apa barang yang kita pesan akan sampai dengan selamat di alamat kita atau enggak. Apakah barangnya sesuai dengan gambar dan apa yang kita pesan atau malah beda jauh dengan ekspektasi, apakah aman belanja online di situs tersebut dengan menggunakan kartu debit dan kartu kredit?

Kita tentu pernah baca berita atau rumor yang beredar di media online yang mengkhawatirkan dari beberapa toko online yang memperbolehkan pembelinya melakukan pembayaran dengan kartu kredit atau debit (terutama sih kartu kredit ya) eh tahu-tahu aja data-data diri mereka dibocorkan ke pihak luar.

Contohnya ada nih salah satu brand make-up internasional terkemuka, kejadian yang bisa disebut skandal. Jadi identitas pelanggan yang telah melakukan pembelian via websitenya dengan menggunakan kartu kredit dijual informasi terkait datanya. Data pelanggan yang bocor itu disinyalir berasal dari data pembayaran kartu yang dibocorkan oknum dalam brand kosmetik terkenal ini. Duh siapa yang nggak khawatir kalau udah kejadian gini? Karena data-data diri pemilik kartu yang dishare ke pihak luar dapat disalahgunakan, contohnya hacking dan kejahatan dunia maya lain. Kita tentu nggak mau ini kejadian kan?

Karena itu untuk pembelian online, apalagi yang berjumlah besar dan urgent mau dipakai nih saya lebih memilih membeli via toko online yang sudah terpercaya. Terpercaya yang saya maksudkan adalah bahwa saya sudah pernah melakukan pembelian di toko online tersebut dan banyak review dari pelanggan toko online ini yang positif karena puas dengan pelayanan toko online yang bersangkutan.

Ini beda dengan soal data diri yang dicuri sih, tapi masih seputar belanja online juga. Saya termasuk penggemar lipstick yang kalau ada banyak review bagus soal lipstick selalu kepo dan penasaran pengen beli. Kalau belum nyobain itu jadinya kepikiran sampek kemimpi-mimpi. Ada satu lipstick yang dasarnya harga sudah mahal sih, terus lipstick itu punya shade favorit sejuta umat yang bikin banyak orang penasaran. Pasalnya warnanya kelihatan cantik dan cocok buat semua warna kulit, dengan peminat yang segini banyak harganya jadi melonjak dan cepet habis. Asal toko kosmetik online biarpun baru terus jualan lipstick ini sampek-sampek followersnya otomatis cepet nambah.

Seorang teman blog yang juga teman dunia perlipstickan beli lipstick itu duluan lewat sebuah toko online dari instagram, dia beli langsung dua sekalian tapi malahan pesenannya nggak dateng-dateng juga. Belakangan, dia ternyata ditipu. So sad nggak sih? Harga lipsticknya sebiji sama kayak satu set harga gamis buat dipakai sehari-hari pula.

Karena itu saya prefer beli barang-barang seperti ini dari e-commerce, situs ini misalnya. Lebih aman, barang sampai dan ada testimonial untuk membuktikan keaslian barang yang dijual. Kan ngeri ya beli make-up abal-abal kw dengan kandungan yang kita nggak tau benernya apa. Awal nemu situs ini adalah pas saya sedang nyari di Google susu Milo Professional yang paling murah, nah hasil pencarian merefer ke Blanja.com ini dan memang harganya paling murah karena sedang promo. Iseng, saya lihat-lihat situsnya karena bagian depan kok nampang salah satu lipstick favorit saya Girlactik, ada shade Posh-nya pula. Pengen beli apa, melengnya kemana gitu mulu sampek belanjaannya jadi beranak pinak *LOL.

Saya cek dong testimonialnya yang banyak, semua mengaku puas. Barang sampai dengan aman dan original no kw. Kok saya bisa percaya testi-nya bener, ya kan ada proses beli dulu dong baru kita sebagai pembeli bisa review produk dan orang yang sudah pernah pakai produknya pasti bisalah bedain yang asli dan bukan. Jadi patut dipercaya sih, menurut saya.



Saya juga seneng karena belinya bisa bayar pake T-cash, bisa sekalian pake saldo T-cash punya saya, terus kalau pakai kartu juga nggak pakai charge tambahan lho. Penting nih. Ya maklum gitu, saya mah wanita biasa yang suka kumat peritungannya haha :D

Kalau manteman suka belanja make-up dimana?

Monday, August 15, 2016

TEH HIJAU DALAM SEHARI TANPA KOPI

Saya sudah pernah menulis tentang proyek pribadi saya untuk mengurangi konsumsi kopi berupa satu gelas kopi setiap dua hari. Sampai hari ini, masih saya jalankan alhamdulillah. Proyek pribadi ini sebenarnya dilatari oleh keinginan diri sendiri dalam rangka demi hidup yang lebih sehat. Maklum karena sudah sedari kecil menggemari kopi jadi saya agak susah pisah dengan minuman yang satu itu.

Saya sempat cuma minum kopi pas weekend ketika tahun kedua kerja, sebagai pengganti kopi saya suka minum susu cokelat panas, air lemon dan teh hijau bergiliran. Sudah menemukan akrabnya kebiasaan blogging pakai ponsel sambil minum teh hijau dan dilatari bunyi televisi di kamar yang menyala. Tapi ternyata keterpisahan saya dengan kopi di hari kerja hanya sampai pada tahun itu.

Diawali dari keseringan hadir di training atau meeting yang waktunya sering menyita waktu seharian atau setengah harian sementara saya orangnya nggak betah kalau lebih sering diam dalam waktu lama tanpa ngutek-ngutek sesuatu. Kalau sudah agak buntu atau terserang ngantuk, rekan kerja saya biasanya sudah mulai minta tolong ob untuk membuatkan kopi, karena merasa sudah nggak fokus juga saya jadi ikutan pesan. Bagaimana deskripsi terbaik mengenai secangkir kopi panas? wanginyaaa itu, baru juga masuk ruangan tapi baunya sudah meruap kemana-mana.


Thursday, August 11, 2016

KISAH IKAN CUPANG

Setelah mikir lumayan lama Paksu akhirnya memutuskan untuk memelihara ikan cupang, hanya karena ikannya terlihat lucu di akuarium dan mudah dirawat. Pets relieved some stress, katanya.

Dulunya dia sempat memelihara kelinci. Kelinci memang lucu dan termasuk hewan yang menyenangkan apalagi kalau gemuk dan lincah, tapi kelinci juga hewan yang butuh diperhatikan banget. Kelinci butuh makan dan dibersihkan, sakit pun butuh diobati belum kalau lahiran atau buang air. Sementara Paksu sendiri tidak punya banyak waktu untuk mengurus kelinci-kelincinya. Harga makanan kelinci juga mahal, karena saat ini kami tinggal di kota besar yang jauh dari lahan pertanian.

Jauh banget bandingannya dengan ikan cupang, harganya murah dan memeliharanya juga mudah. Ngasih makannya gampang (plus murah), membersihkan akuarium ikan ini paling seminggu sekali. Low maintenance lah ya. Ikan cupang juga dipilih karena bagian dari childhood memories kebanyakan anak 80-90an, diatas rentang waktu itu saya kurang tahu.


Tuesday, August 9, 2016

BLACK DRESS, MUST HAVE ITEM UNTUK MUSLIMAH


Saya pernah melihat ilustrasi dunia maya tentang muslimah yang kebingungan mau pakai apa hari ini padahal seisi lemari bajunya warna hitam semua. Lucu memang, but it's really does. Memang benar kok begitu, karena saya juga mengalami hal yang sama. Mayoritas isi lemari saya penuh dengan abaya hitam. Meskipun saya punya juga warna lainnya, tapi yang sering dipilih untuk keluar rumah ya seringnya itu lagi-itu lagi yang warna hitam pekat dan kainnya selapis aja, enteng untuk beraktivitas.

Hitam bukan warna dukacita, bagi saya hitam adalah warna happy, sama happy-nya kok dengan merah. Warna hitam cenderung awet dan nggak gampang kotor, sudah gitu mudah pula dicuci, nodanya itu kan gampang tersamarkan hahaha. Terlebih warna hitam adalah warna sunnah pakaian para muslimah. Jadi punya dress atau gamis warna hitam itu penting banget buat kita lho meskipun cuma satu pcs aja di lemari.

Long Black Dress atau Long Black Abaya memang item fashion yang everlasting untuk muslimah. Nggak pernah salah deh jika kita memilih Long Black Dress ini sebagai outfit formal maupun casual untuk acara yang hendak kita hadiri. Potongannya yang simple dan warna hitam yang aman dipadukan dengan apa saja membuat Long Black Dress menjadi item fashion yang ‘must have’ bagi para wanita muslim.

Tapi jadi muslimah yang sehari-hari pakaiannya selalu longgar-longgar dan nggak ramai mencolok, bukan berarti di rumah dress-codenya sama juga. Muslimah, apalagi yang sudah menikah malah lusuh saat ada di rumah? Jangan dong. Kalau kita ngiler lihat pakaian yang dikenakan model wanita di catalog fashion yang kita lihat, model yang pakai mini dress atau everlasting little black dress, hmm siapa bilang muslimah tidak bisa pakai? Bisa banget pastinya, dengan catatan untuk dipakai di rumah atau di depan teman sesama wanita.

Untuk teman-teman yang pengin punya little black dress tapi belum punya koleksi LBD, tidak perlu khawatir karena MatahariMall menyediakan berbagai macam mini dress online yang tentunya akan menyemarakkan koleksi baju di lemarimu. Fashion item yang kamu miliki jadi semakin beragam dan memungkinkan kita untuk modis saat di depan suami dan menghadiri acara sesama wanita. Meskipun sudah terlihat cantik, tapi little black dress bisa dipadupadankan dengan item fashion lain loh agar penampilannya lebih stunning dan tidak monoton. Contohnya seperti berikut ya:

Kemeja
Jangan salah, kemeja juga bisa membuat tampilan Black Dress kamu beda loh. Cari saja kemeja bermotif di lemarimu lalu jadikan kemeja tersebut sebagai inner sebelum kamu tumpuk dengan dress kamu. Karena little black dress polos tidak bermotif, makanya kemeja bermotif akan membuat penampilannya jadi lebih beda. Dijamin kamu akan mendapat vintage look yang chic.

Cardigan
Siapa sih wanita yang tidak punya item fashion yang satu ini? Yap, cardigan juga bisa dijadikan outer untuk Little Black Dress-mu. Pilihlah cardigan yang agak longgar dengan panjang yang hampir menyamai panjang dress. Gaya ini cocok untuk dikenakan saat acara sesama wanita bersama teman, tinggal tambahkan sneakers dan ta-daa kamu akan tampil modis sekalipun saat santai. Tentu saat perjalanan menuju acara, sebelum keluar rumah lapisi dahulu dengan long coat atau gamis dan kerudung menutup dada ya!

Bomber Jaket

Selain cardigan, outer yang satu ini juga bisa dijadikan alternatif untuk padu padan little black dress. Bomber jaket memang sedang booming di kalangan remaja dan wanita dua puluh hingga tiga puluhan. Untuk kamu yang ingin terlihat keren dengan sedikit gaya boyish, memakai bomber jacket merupakan pilihan yang tepat. Pilihlah bomber jaket dengan motif yang penuh dan warna yang terang dan padukan dengan sepatu slip-on favoritmu. Jangan lupa tambahkan baseball cap supaya tampilan kamu semakin keren.

Scarf
Scarf merupakan pilihan yang tepat untuk kamu yang tidak suka dengan tampilannya yang ribet. Kamu bisa memilih scarf dari bahan chiffon dengan motif dan warna yang senada. Meskipun aksesoris sederhana, scarf dapat memberikan efek yang berbeda untuk little black dress-mu sekaligus tidak menghilangkan keanggunan dress itu sendiri.

Jadi, sudah ada black dress kah di lemarimu?

Monday, August 8, 2016

GIVEAWAY 780 FOLLOWERS


Hallo!
Sebelumnya jendela milik saya ini pernah memiliki 800 - 900 orang atau akun yang mengikuti update-nya, tapi kemudian saya mendapatkan notifikasi dari Google bahwa mereka akan melakukan pengurangan followers karena berbagai hal, antara lain akun yang tidak aktif dan sebagainya. Pengurangan ini terjadi hingga dua tahap dan cukup drastis (eh atau entah karena di unfollow juga ya?). Sampai kemudian followers blog ini hanya 600-an.

Segitu pentingkah followers buat saya?
Penting karena di dalamnya banyak teman-teman yang sudah lama saya kenal di dunia maya, ada yang orang baru juga. Baru baca blog ini kemudian tertarik untuk mengikuti update selanjutnya.
Saya senang karena tulisan saya benar-benar dibaca dan dihargai.
Makasih banget bangettt :))

Jendela ini sudah hidup selama lebih dari 7 tahun, dan itu bukan waktu yang singkat. Dia ada saat saya sedang dalam masa-masa bingung, sedih, terjatuh dan bangkit lagi. Dia adalah tempat yang saya tahu saya bisa lepaskan banyak beban dan perasaan negatif yang mengendap.

Jadi sebagai bentuk rasa terima kasih untuk teman-teman yang sudah membaca dan menyukai tulisan saya, pencet tombol follow dan bolak-balik mampir, teman-teman yang menyisihkan kuota internetnya untuk mengunjungi jendela saya, maka saya mengadakan giveaway ini.

Dan alhamdulillah akhirnya bisa bikin giveaway lagi meskipun kecil-kecilan.
Karena ini giveaway kecil nan sederhana, ketentuannya juga simple banget kok. Jadi gini:

Ketentuan giveaway:
  1. Terbatas alamat atau alamat pengiriman hadiah di Indonesia saja
  2. Follow blog ini
  3. Share giveaway ini di social media mana saja yang kamu pilih (boleh pilih facebook, twitter atau instagram) dengan mention 5 orang teman yang sekiranya tertarik dengan giveaway ini. Jangan lupa mention atau tag akun media sosial saya sebagai berikut: Anindya Rahadi (facebook), ranindyar (twitter), listeninda (instagram). Khusus instagram lebih baik tag ya. Tidak ada ketentuan wajib follow media sosial saya. Tapi kalau teman-teman follow, akan saya follow balik insyaAllah.
  4. Tulis komentar pada postingan ini:
  • nama:
  • email :
  • alamat blog:
  • media sosial yang digunakan untuk giveaway :
  • nama akun media sosial yang digunakan untuk mention :
Semoga ketentuannya nggak memberatkan teman-teman ya :)

Hadiah:
1 Novel Muara Rasa dan 1 Novel 7 Hari Menembus Waktu untuk 1 orang pemenang

Giveaway berlangsung sejak hari ini hingga 10 September 2016.

Pemenang akan ditentukan secara random ya! :) 
Good luck!
------------------------------------------
UPDATES: GIVEAWAY CLOSED

Friday, August 5, 2016

KALAU MAGER BELI PULSA...


Sebagai pengguna sms banking garis keras karena jarang punya waktu keluar rumah, mager juga sih... alias malas gerak. Segala keperluan saya yang mengharuskan keluar rumah jika butuh cepat saya lebih suka untuk beli via online, lebih sering sih e-commerce jadi bisa sekalian banding-bandingin harga haha naluri perempuan selisih harga dikit dengan produk yang hampir-hampir sama juga langsung ganti haluan.

Kalau mainnya interaksi toko yang baik misal pemilik toko baiknya kebangetan tapi harganya kalah miring dibanding pemilik toko sebelah yang judes mungkin kita sebagai pelanggan yang penginnya selalu dibaikin tetep justru milih toko yang pemiliknya ramah. Ya nggak sih? Saya mah suka gitu.

Tapi kalau belanja online terutama di e-commerce kan kita yang aktif pilih barang ya jadi asal barangnya sampai dengan selamat dan dalam keadaan yang baik kita pasti belanja-belanja lagi disitu. Apalagi e-commerce yang sudah trusted banget yang orang-orang disekitar kita juga sering beli disitu.

Beli Pulsa?
Sejak ponsel saya punya fasilitas sms banking, saya hampir nggak pernah ke counter untuk beli pulsa lagi, ke minimarket juga enggak. Apalagi sekarang sih, beli pulsa sudah nggak kayak dulu lagi yang harganya banting-bantingan. Erm... yang saya maksud dulu itu kira-kira sekitar masa SMA hingga kuliah. Dulu kayaknya harga pulsa 50,000 atau 100,000 itu harganya justru dibawahnya deh. Sekarang sih nggak beda malahan. Jadi saya prefer sms banking aja. Harganya sama tapi nggak usah capek keluar rumah atau kuatir pulsa nggak kekirim ke ponsel kita. Kalau pulsa nggak kekirim juga nggak usah balik lagi buat complain, cukup telpon ke banknya aja haha.

SMS Banking Beli Pulsa Gagal
Saya selalu pakai sms banking untuk membeli kebutuhan pulsa semua gadget saya, semua berjalan oke-oke aja sampai suatu ketika sms banking saya untuk beli pulsa buat ponsel yang saya pakai untuk sms banking terus dinilai gagal, padahal juga bayar biaya smsnya kan lumayaannn. Hiks sedih lah.

Awalnya saya pikir karena sistem di banknya error, tapi besokannya masih kayak gitu padahal saya butuh banget pulsanya. Saya coba minta tolong adek untuk isiin pulsa via sms bankingnya, apa bisa atau emang sms banking saya aja yang gini? Eh ternyata bisa dan pulsanya masuk. Saya coba transfer uang ke adek juga lancar jaya kok. Yah sejak saat itu saya nggak bisa beli pulsa buat ponsel yang saya pakai untuk sms banking dan jadi sering minta tolong si adek yang belikan.

Pulsa Murah di E-commerce
Saat sedang iseng browsing saya nggak sengaja sampek di e-commerce yang jual pulsa dengan promo murah. Harga selisih banget dengan harga aslinya. Saya tertarik dan beliin ponsel saya pulsa dari situ. Eh beneran murah dan pulsa juga beneran sampek. Sering sih saya keliling ecommerce buat dapat harga pulsa terbaik, nah salah satunya ada di Kudo. Kudo juga ada usaha jual pulsa yang menawarkan kita harga pulsa ponsel terbaik. Nggak cuma buat diri sendiri lho, karena harga murahnya mulai dari pulsa 5,000 rupiah aja udah lebih murah dari harga pasaran. Tetep tanpa repot pula. Buat yang cari ide bisnis, nah ini bisa untuk buka usaha jual ponsel online juga kan?

Kalau manteman lebih suka beli pulsa dimana?

Thursday, August 4, 2016

ADA CEWEK NERD, DALAM DIRI SAYA


"Kemarin bukannya masih ada?" tanya Paksu, ketika saya tengah memperhatikan sticker-sticker yang dipajang di sebuah minimarket sepulang dari grocery shopping.

Stickernya imut-imut, memanjakan mata. Sebulan lalu saya baru saja belanja beberapa sticker saat sedang di toko buku. Saya kembali pada hobi lama jaman dulu: alat-alat tulis. Rasanya gimana ya, antusias memakai pensil dan bolpoin yang macam-macam, senang dengan planner, binder dan buku catatan.

Ada beberapa hal yang saya senangi saat usia remaja, doodling nggak penting, menulis hal-hal nggak penting dan journaling. Mulai menghilang sejak saya sudah mengenal blog meskipun untuk binder masih tetap nyandu, we can't have too many binder or planner. Am I rite? Ada yang buat sekolah, catatan les, catatan pelajaran tambahan dan sebundel sendiri yang isinya inspirasi. Dari binder inspirasi itu saya membangun cerita, dari mulai menyusul cerita pendek, dongeng, puisi alay hingga novel.

Nah sekarang kalau paksu nanya apa kurang banyak planner yang saya punya sampek-sampek nodongin buku dari pelatihan atau seminar dia, saya ngikik aja. Tiap tab dan tiap bagian dari planner yang saya miliki punya fungsi yang beda-beda. Ada yang dipakainya buat scheduling, ide tulisan, ide desain dan home management, mau dipakai journaling kok sayang soalnya insertnya jadi bakal cepet abis, kan mesti beli juga.

Dulunya journaling ala saya nggak bikin kepo, jadi nggak berisi semacam curhat lagi naksir seseorang atau somehow. Kadang isinya super gajelas  misal kertas penuh chit-chat dengan teman saat bosan di jam pelajaran, gambar-gambar baju atau wishlist buku saya yang panjang banget mirip rel kereta. Iya, saya menyusun semua pekerjaan kreatif corat-coret saya untuk dikirim ke media, mendapatkan honor dan lanjut beli buku. Meskipun ya toko buku di kota saya luasnya saat itu cuma segede kamar kos.

Saya rasa kembalinya hobi lama ini karena kita selalu butuh variasi aktivitas, dulunya blog adalah tempat pelarian saya setelah seharian penuh berkutat dengan pekerjaan kantor, terutama saat closing atau menyusun anggaran. Blog adalah pelarian saya saat saya nggak ngerti harus kemana dan ngapain di hari libur. Blog juga pelarian saya saat harus menyelesaikan pekerjaan kantor ketika weekend. Kelar kerja, menulis dulu sebentar, blogging. Untuk menyimpan kenangan sekaligus membuang kelelahan.

Saat ini mungkin karena hari-hari saya diisi dengan aktivitas rumah tangga dan blogging, tujuannya untuk sibuk memang tapi saya juga merasa perlu aktivitas lain. Dulu senang beli baju luar rumah eh sekarang jarang banget, malah kadang sayang, karena baju yang pas dengan ukuran saya biasanya harganya juga ya gitu deh. Beli tas-tas juga kayaknya belum bisa lagi karena target dan tujuan yang saat ini kami miliki lebih penting. Sementara beli printilan macam sticker dan washi tape nggak semahal itu.

Ada kesenangan dalam journaling, tempel-tempel washi dan sticker, mencoba untuk keeping simple memory. Ada kecanduan dalam hias-hias planner meskipun gaya hias-hias cenderung nggak full, ala kadarnya aja yang penting semangat menjalankan yang tertulis disitu.

Ada cewek nerd dalam diri saya yang selalu senang membuka sampul buku baru dan wangi kertas percetakan yang menempel dipermukaannya, yang bahagia menemukan printilan sticky notes lucu dengan harga murah di minimarket, yang tenang menghabiskan waktu dengan corak washi dan bisa doodling di kertas tiap sela waktu. Cewek nerd yang dulu pengin cepat dewasa dan punya uang banyak sendiri biar bisa beli buku-buku sepuasnya tanpa harus nabung-nabung dulu. Iya, tujuan yang sepele tapi enggak gitu buat saya.
Kadang terasa kayak baru kemarin.

Oh ya posting mengenai review planner, journaling dan sebagainya akan saya bahas kapan-kapan di blog hobi saya www.entertaininda.com :)
Nanti.

Tuesday, August 2, 2016

SELF PROJECT 2 DAYS: 1 CUP OF COFFEE


Kopi adalah teman kecil sekaligus teman baik saya hingga saat ini, membaca buku, menulis atau melakukan kegiatan kreatif lainnya entah kenapa rasanya hampa tanpa secangkir kopi hitam panas atau kopi susu dengan banyak es batu. Saya sempat mengganti kopi dengan air lemon hangat, cokelat hangat dan juga teh tapi nggak terlalu berhasil.

Ya saya tetap suka minum air lemon hangat dan teh, tapi melakukan kegiatan kreatif tanpa kopi tetap saja kurang nyaman. Mungkin karena bikin mata saya nggak ngantuk dalam jangka waktu lumayan lama dan dapat melakukan banyak hal secara produktif maka kopi adalah teman kerja yang menyenangkan. Bahkan wanginya bisa bikin saya lebih semangat meskipun berada di meeting paling lama sekalipun.

Jadi saya membuat proyek untuk diri sendiri berupa 2 days 1 cup of coffee yang berarti dalam dua hari saya cuma boleh meminum secangkir kopi, errmm secangkir versi saya bisa segelas atau se-mug jika ice coffee dengan campuran susu dan balok es, tapi intinya jangan lebih dari itu.

Meskipun nampak sepele tapi ini merupakan usaha saya untuk mengurangi konsumsi kopi setiap hari. Demi kesehatan.
Previous Page Next Page Home