image source elcamiinooreal's mim file
Sudah dekat-dekat pertengahan tahun, sudah mulai mendekat pada pergantian tahun ajaran... angkatan baru akan masuk kemudian... Sudah lewat masa UNAS dan sebentar lagi SPMB... atau yang saat ini lebih terkenal dengan istilah SNMPTN, yang sebenarnya saya ngga ngerti dari UMPTN sampai sekarang apa gunanya merubah nama dan singkatan (selain SNMPTN yang ada latar belakang bentrokan) toh artinya juga sama-sama saja... sama-sama ujian demi mendapatkan status mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri kan....
Saya jadi ingat sekitar empat tahun lalu, salah satu rumah di jalan Pandan, sekitar wilayah Kusumabangsa, Gubeng Surabaya... rumah yang menjadi naungan saya selama kurang lebih 2-3 bulan. Rumah yang saya tempati ketika saya sedang bimbingan belajar disana, iya saya sudah memulai perantauan sejak usai Ujian Nasional untuk bimbingan belajar. Rumah biasa seperti rumah-rumah lain, yang membedakan hanya penghuninya.
Disekitar tempat kos itu rata-rata kosnya campuran putra-putri. Saya ingat saya terlambat datang, terlambat mensurvey apalagi membooking satu kamar... jadi disanalah saya akhirnya, di rumah paling ujung itu. Selain saya dan teman sekamar, mbak kos yang bekerja di sekitar situ dan ibu kos.... semua penghuninya lelaki seumur saya (selain bapak kos) yang untungnya masih teman-teman satu kota dan banyak yang satu sekolah dengan saya selain dua anak dari Samarinda yang menempati kamar dekat dapur.
Rumah itu kecil dan selalu ramai, karena masing-masing kami bukan main cerewetnya... Bapak dan Ibu kos adalah pasangan muda, saat itu ibu kos... yang kami panggil Mbak Sri karena masih benar-benar muda sedang hamil. Teman saya sekamar, cewek pindah ke rumah salah satu keluarganya di Surabaya... entah karena ngga krasan atau ngga biasa tapi dia memang sering sakit.. mungkin butuh banyak diperhatikan keluarga juga. Beberapa hari kemudian ada gantinya di kamar saya, teman saya cewek... yang cocok dengan saya karena sama rame-nya.. berasal dari Cepu, tak sampai dua bulan dia pindah karena mendapat kursi di Undip jurusan Teknik Kimia melalui PMDK. Tinggal saya sendirian dan mbak kos yang sudah bekerja dan tentu saja jarang di kos..
Jadi tinggal saya dan teman-teman cowok lain meramaikan rumah, makan sama-sama, nonton tv sama-sama, belajar sama-sama... bapak kos saya sering menyewa film, dan setiap jenuh belajar kami menontonnya bersama-sama... saat itu saya sudah tidur karena tidak enak badan, bapak ibu kos nonton bersama teman-teman lain film Pocong 2... teman-teman cowok saya yang kelihatannya gahar-gahar akhirnya ketahuan kalau banyak yang penakut terhadap hal-hal seperti itu *haha.
Malam itu salah satu teman mules, dan teman-teman cowok yang lain nungguin dia di luar kamar mandi yang pintunya dibuka, mungkin karena dia keinget adegan Ringgo Agus di WC itu :P Besoknya malam-malam sewaktu saya menjerang air untuk menyeduh susu, dia datang dan bilang : "Aku pengin ke WC kamu disini aja ya jangan pergi-pergi dulu,"
saya : oke!
Dia masuk dan menutup pintu kamar mandi, belum juga semenit dia udah panggil-panggil saya secara periodik : Nin....
saya nyahutin.
Dua menit kemudian dia panggil lagi, begitu terus-terusan untuk meyakinkan saya masih disitu. Karena pegel, pada satu panggilannya saya diem, dan akibatnya dia cepet-cepet buka pintu sedikit, ngintip memastikan saya masih ada disitu ngga.
saya : *ngakak*
Banyak kejadian-kejadian lucu bersama teman-teman cowok saya itu selama bimbingan belajar. Mungkin nanti akan saya sambung lagi postingan soal mereka. Poin dari posting ini adalah ibu bapak kos saya yang begitu baik dan penyabar selama kami disana, setiap ada makanan agak banyak mereka melarang kami beli makan, ngga pernah marah-marah kalau kami berisik, meskipun begitu ga karuan kami juga masih tau kapan kami ngga pantas ribut. Mereka ngga pernah marah-marah kalau ada teman dari kos-kosan lain mampir dan numpang wudhu atau mandi, ngga seperti kosan sebelah yang pemiliknya 'ribut' karena ditumpangin teman yang ngekos sekedar cuci tangan kaki.
Waktu sudah dekat tes SPMB, teman-teman lain sudah pindah ke tempat kos lain yang dekat dengan tempat ujiannya.. Saya karena mendapat tempat paling berbeda dari yang lain, di UNESA... ngga tahu jalan, ngga tau arah dan saya merasa was-was ketipu di jalan... saya ngga tahu apa-apa soal Surabaya.. mana bisa nyari tempat kos yang dekat sana.
Sewaktu saya sampaikan kepada ibu bapak kos mereka mengatakan hal yang sangat menentramkan hati saya waktu itu : Ngga apa-apa nanti saya antar kok, Nin... waktu ujiannya...
UNESA itu jauh dari tempat kos saya, saya kuatir macet, saya kuatir tambah macet karena para peserta SPMB ini... Saya berangkat pagi-pagi jam enam... lengkap dengan bumbu kuatir dan hati ngga karuan, semalam saya ngga bisa tidur karena kepikiran hari itu dan saya bangun terlalu pagi terus ngga tidur lagi, siap-siap dan segala macam. Cobaan hari itu langsung datang, saya nyadar betapa saya lupa hal yang satu itu.. saya ngga tahu gedung ujian saya, apalagi lokasi kelasnya... ada untungnya saya datang begitu pagi.. masih sempat nanya kesana kemari, jalan sampai keringetan ancur ngga ada lagi sisa mandi pagi tadi dan deg-degan setengah mati karena kuatir saya sudah melewatkan kesempatan saya untuk ujian tahun itu, harus menunggu tahun berikutnya untuk menempuh ujian yang sama.
Alhamdulillah akhirnya tempat ketemu, ruang ketemu... saya seperti anak hilang ditengah orang-orang yang kebanyakan mau tes ditemani keluarganya karena dari luar kota.. mendadak nelangsa sendiri. Masuk ruangan dan semua terlihat pintar, terlihat cemerlang ngga kayak saya yang culun. Soal dibagikan dan saya menarik nafas berat. Soal-soal mulai lewat hingga kemudian saya menutup kertas karena menyerah... salah menjawab beresiko minus 1, saya sudah mengambil resiko di beberapa soal yang ingatannya masih ada sedikit bekas di otak saya. Selebihnya benar-benar 0, saya ngga bisa sama sekali. Ngga ada bayangan. Hati saya sudah begitu pesimis karena semuanya seisi ruangan masih heboh mengerjakan, masih menekuri soal dan sigap menjawab. Saya sudah menyerah atas soal-soal itu dan tertidur karena semalaman tidur saya sangat sedikit, saya terbangun ketika ujian hampir selesai dan begitu pesimis.
Bapak kos saya tadi pagi bilang : Kalau sudah selesai ujian sms ya nin, nanti bapak jemput...
Saya belum sms bapak kos sudah menelepon, mengatakan terjebak macet dalam perjalanan menjemput saya, rasanya begitu terharu. Terima kasih, bapak....
Bapak ibu kos saya ngga mengharapkan anak-anak kosnya menghargai dan menghormati mereka, tidak pula memaksa kami untuk menumbuhkan itu... tapi begitulah... kebaikan seperti hembusan angin yang menggetarkan daun, pepohonan dan menerbangkan butir tanah. Kami menghormati mereka dalam hati kami. Dan kami tidak pernah melupakan mereka hingga saat ini, hingga saya dan seorang teman ada di semester akhir. Yang diterima satu kampus dengan saya, 3 orang termasuk saya.. dua yang lain di fakultas teknik, salah satunya baru masuk selisih satu tahun. Dan bapak ibu kos saya adalah salah satu bagian penting selain Tuhan dan orang tua saya yang kepada mereka dan Nya saya paling berterima kasih.
Mereka serta teman-teman lain yang tersebar di berbagai perguruan tinggi setiap punya waktu luang selalu mengusahakan berkunjung ke tempat awal kami belajar menjadi anak kos. Kami kembali ketempat itu, menengok masa lalu. Apalagi teman-teman cowok saya, selalu meluangkan waktu. Kapan waktu saya mampir ke rumah itu, menemukan ada beberapa hal-hal yang berubah mungkin saya akan berkunjung lagi setelah saya lulus sarjana. Kami adalah lulusan SMA pertama yang diterima kos itu, di belakang kami ada dua lulusan lagi, banyak diantaranya adik kelas saya dari SMA yang sama, sekarang ibu bapak kos saya sudah tidak lagi menerima anak kos karena beberapa alasan. Sayangnya saya hanya bertemu bapak saja waktu itu.... banyak hal berubah, kami bertambah usia dan bertambah dewasa tapi mereka jadi satu bagian yang tidak mungkin kami lupakan kecuali kami mendadak pikun. Betapa indahnya ketika kita diingat karena kebaikan yang kita lakukan, bukan karena cari muka atau apa.. tapi memang datang dari hati kita.
Kebaikan yang tulus itu membekas, kebaikan itu membekas, kebaikan itu membekas.
Dan mendorong orang lain, penerima kebaikan itu untuk melakukan hal yang sama. InsyaAllah.