Saturday, April 30, 2011

BERJEJAK, KEBAIKAN ITU

image source elcamiinooreal's mim file

Sudah dekat-dekat pertengahan tahun, sudah mulai mendekat pada pergantian tahun ajaran... angkatan baru akan masuk kemudian... Sudah lewat masa UNAS dan sebentar lagi SPMB... atau yang saat ini lebih terkenal dengan istilah SNMPTN, yang sebenarnya saya ngga ngerti dari UMPTN sampai sekarang apa gunanya merubah nama dan singkatan (selain SNMPTN yang ada latar belakang bentrokan) toh artinya juga sama-sama saja... sama-sama ujian demi mendapatkan status mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri kan....

Saya jadi ingat sekitar empat tahun lalu, salah satu rumah di jalan Pandan, sekitar wilayah Kusumabangsa, Gubeng Surabaya... rumah yang menjadi naungan saya selama kurang lebih 2-3 bulan. Rumah yang saya tempati ketika saya sedang bimbingan belajar disana, iya saya sudah memulai perantauan sejak usai Ujian Nasional untuk bimbingan belajar. Rumah biasa seperti rumah-rumah lain, yang membedakan hanya penghuninya.

Disekitar tempat kos itu rata-rata kosnya campuran putra-putri. Saya ingat saya terlambat datang, terlambat mensurvey apalagi membooking satu kamar... jadi disanalah saya akhirnya, di rumah paling ujung itu. Selain saya dan teman sekamar, mbak kos yang bekerja di sekitar situ dan ibu kos.... semua penghuninya lelaki seumur saya (selain bapak kos) yang untungnya masih teman-teman satu kota dan banyak yang satu sekolah dengan saya selain dua anak dari Samarinda yang menempati kamar dekat dapur.

Rumah itu kecil dan selalu ramai, karena masing-masing kami bukan main cerewetnya... Bapak dan Ibu kos adalah pasangan muda, saat itu ibu kos... yang kami panggil Mbak Sri karena masih benar-benar muda sedang hamil. Teman saya sekamar, cewek pindah ke rumah salah satu keluarganya di Surabaya... entah karena ngga krasan atau ngga biasa tapi dia memang sering sakit.. mungkin butuh banyak diperhatikan keluarga juga. Beberapa hari kemudian ada gantinya di kamar saya, teman saya cewek... yang cocok dengan saya karena sama rame-nya.. berasal dari Cepu, tak sampai dua bulan dia pindah karena mendapat kursi di Undip jurusan Teknik Kimia melalui PMDK. Tinggal saya sendirian dan mbak kos yang sudah bekerja dan tentu saja jarang di kos.. 

Jadi tinggal saya dan teman-teman cowok lain meramaikan rumah, makan sama-sama, nonton tv sama-sama, belajar sama-sama... bapak kos saya sering menyewa film, dan setiap jenuh belajar kami menontonnya bersama-sama... saat itu saya sudah tidur karena tidak enak badan, bapak ibu kos nonton bersama teman-teman lain film Pocong 2... teman-teman cowok saya yang kelihatannya gahar-gahar akhirnya ketahuan kalau banyak yang penakut terhadap hal-hal seperti itu *haha.

Malam itu salah satu teman mules, dan teman-teman cowok yang lain nungguin dia di luar kamar mandi yang pintunya dibuka, mungkin karena dia keinget adegan Ringgo Agus di WC itu :P Besoknya malam-malam sewaktu saya menjerang air untuk menyeduh susu, dia datang dan bilang : "Aku pengin ke WC kamu disini aja ya jangan pergi-pergi dulu,"
saya : oke! 
Dia masuk dan menutup pintu kamar mandi, belum juga semenit dia udah panggil-panggil saya secara periodik : Nin....
saya nyahutin.
Dua menit kemudian dia panggil lagi, begitu terus-terusan untuk meyakinkan saya masih disitu. Karena pegel, pada satu panggilannya saya diem, dan akibatnya dia cepet-cepet buka pintu sedikit, ngintip memastikan saya masih ada disitu ngga.
saya : *ngakak*
Banyak kejadian-kejadian lucu bersama teman-teman cowok saya itu selama bimbingan belajar. Mungkin nanti akan saya sambung lagi postingan soal mereka. Poin dari posting ini adalah ibu bapak kos saya yang begitu baik dan penyabar selama kami disana, setiap ada makanan agak banyak mereka melarang kami beli makan, ngga pernah marah-marah kalau kami berisik, meskipun begitu ga karuan kami juga masih tau kapan kami ngga pantas ribut. Mereka ngga pernah marah-marah kalau ada teman dari kos-kosan lain mampir dan numpang wudhu atau mandi, ngga seperti kosan sebelah yang pemiliknya 'ribut' karena ditumpangin teman yang ngekos sekedar cuci tangan kaki.

Waktu sudah dekat tes SPMB, teman-teman lain sudah pindah ke tempat kos lain yang dekat dengan tempat ujiannya.. Saya karena mendapat tempat paling berbeda dari yang lain, di UNESA... ngga tahu jalan, ngga tau arah dan saya merasa was-was ketipu di jalan... saya ngga tahu apa-apa soal Surabaya.. mana bisa nyari tempat kos yang dekat sana.

Sewaktu saya sampaikan kepada ibu bapak kos mereka mengatakan hal yang sangat menentramkan hati saya waktu itu : Ngga apa-apa nanti saya antar kok, Nin... waktu ujiannya...
UNESA itu jauh dari tempat kos saya, saya kuatir macet, saya kuatir tambah macet karena para peserta SPMB ini... Saya berangkat pagi-pagi jam enam... lengkap dengan bumbu kuatir dan hati ngga karuan, semalam saya ngga bisa tidur karena kepikiran hari itu dan saya bangun terlalu pagi terus ngga tidur lagi, siap-siap dan segala macam. Cobaan hari itu langsung datang, saya nyadar betapa saya lupa hal yang satu itu.. saya ngga tahu gedung ujian saya, apalagi lokasi kelasnya... ada untungnya saya datang begitu pagi.. masih sempat nanya kesana kemari, jalan sampai keringetan ancur ngga ada lagi sisa mandi pagi tadi dan deg-degan setengah mati karena kuatir saya sudah melewatkan kesempatan saya untuk ujian tahun itu, harus menunggu tahun berikutnya untuk menempuh ujian yang sama.

Alhamdulillah akhirnya tempat ketemu, ruang ketemu... saya seperti anak hilang ditengah orang-orang yang kebanyakan mau tes ditemani keluarganya karena dari luar kota.. mendadak nelangsa sendiri. Masuk ruangan dan semua terlihat pintar, terlihat cemerlang ngga kayak saya yang culun. Soal dibagikan dan saya menarik nafas berat. Soal-soal mulai lewat hingga kemudian saya menutup kertas karena menyerah... salah menjawab beresiko minus 1, saya sudah mengambil resiko di beberapa soal yang ingatannya masih ada sedikit bekas di otak saya. Selebihnya benar-benar 0, saya ngga bisa sama sekali. Ngga ada bayangan. Hati saya sudah begitu pesimis karena semuanya seisi ruangan masih heboh mengerjakan, masih menekuri soal dan sigap menjawab. Saya sudah menyerah atas soal-soal itu dan tertidur karena semalaman tidur saya sangat sedikit, saya terbangun ketika ujian hampir selesai dan begitu pesimis.

Bapak kos saya tadi pagi bilang : Kalau sudah selesai ujian sms ya nin, nanti bapak jemput...
Saya belum sms bapak kos sudah menelepon, mengatakan terjebak macet dalam perjalanan menjemput saya, rasanya begitu terharu. Terima kasih, bapak....

Bapak ibu kos saya ngga mengharapkan anak-anak kosnya menghargai dan menghormati mereka, tidak pula memaksa kami untuk menumbuhkan itu... tapi begitulah... kebaikan seperti hembusan angin yang menggetarkan daun, pepohonan dan menerbangkan butir tanah. Kami menghormati mereka dalam hati kami. Dan kami tidak pernah melupakan mereka hingga saat ini, hingga saya dan seorang teman ada di semester akhir. Yang diterima satu kampus dengan saya, 3 orang termasuk saya.. dua yang lain di fakultas teknik, salah satunya baru masuk selisih satu tahun. Dan bapak ibu kos saya adalah salah satu bagian penting selain Tuhan dan orang tua saya yang kepada mereka dan Nya saya paling berterima kasih.

Mereka serta teman-teman lain yang tersebar di berbagai perguruan tinggi setiap punya waktu luang selalu mengusahakan berkunjung ke tempat awal kami belajar menjadi anak kos. Kami kembali ketempat itu, menengok masa lalu. Apalagi teman-teman cowok saya, selalu meluangkan waktu. Kapan waktu saya mampir ke rumah itu, menemukan ada beberapa hal-hal yang berubah mungkin saya akan berkunjung lagi setelah saya lulus sarjana. Kami adalah lulusan SMA pertama yang diterima kos itu, di belakang kami ada dua lulusan lagi, banyak diantaranya adik kelas saya dari SMA yang sama, sekarang ibu bapak kos saya sudah tidak lagi menerima anak kos karena beberapa alasan. Sayangnya saya hanya bertemu bapak saja waktu itu.... banyak hal berubah, kami bertambah usia dan bertambah dewasa tapi mereka jadi satu bagian yang tidak mungkin kami lupakan kecuali kami mendadak pikun. Betapa indahnya ketika kita diingat karena kebaikan yang kita lakukan, bukan karena cari muka atau apa.. tapi memang datang dari hati kita.

Kebaikan yang tulus itu membekas, kebaikan itu membekas, kebaikan itu membekas.
Dan mendorong orang lain, penerima kebaikan itu untuk melakukan hal yang sama. InsyaAllah.

Friday, April 29, 2011

STUPID POSTING #8

Bingung... heboh-heboh pernikahan William-Kate. Pada dasarnya sih mau Kate Middleton, kate upton, kate downton... saya ngga peduli dan ngga mau tahu prince william nikah sama siapa... tapi kenapa ya seolah jadi pembicaraan besar di Indonesia.. diomong-omongkan, diperdebatkan, dibesar-besarkan.... Dari beberapa hari lalu sampai saat ini, seperti pembicaraan yang tidak punya akhir. Memang Inggris punya kontribusi besar pada negara kita? Toh pada akhirnya raja dan ratu hanya simbol monarki, yang benar-benar menjalankan pemerintahan ya perdana menterinya toh...
Nah kalau mereka punya kontribusi besar bagi negara kita ini (mungkin) saya baru peduli.
Entah sayanya yang terlalu cuek atau merekanya yang hiperbol.. hehe.....
Ngga ngerti juga lah.... :D
Semangat teruss! Semangat lulusss hai para mahasiswa tingkat akhir!! 

Tuesday, April 26, 2011

STUPID POSTING #7

kalau saya bisa menyelesaikan laporan KKN-P selama kurang dari dua minggu, pasti juga bisa menyelesaikan skripsi kurang dari dua bulan... (^o^)9 supangaaat semangat..!
tapi ngantuk deh.... (=..=)
*peluk guling*


Belakangan ini saya susah tidur, salah satu sebabnya adalah karena mengebut menyelesaikan tujuan-tujuan saya semester ini... sering sekali tidur seusai shubuh.... rasanya ngga lega gitu ketika sesuatu itu belum juga selesai, harus ada langkah baru setiap harinya agar saya ngga molor lulus. Sudah pengin lulus, sudah pengin cepat pakai toga, sudah pengin cepat pindah ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Lega rasanya kemarin laporan KKNP saya selesai lebih cepat daripada yang saya perkirakan... tapi mata saya sudah terlanjur terbiasa dengan sistem kerjanya belakangan ini, sering merasa ngantuk tapi ngga bisa tidur. Berikutnya, skripsi menjadi tanggung jawab saya untuk diselesaikan. Semoga saja prosesnya tidak panjang dan dapat saya selesaikan tanpa melanggar deadline yang saya tetapkan sendiri.

MSE kata seorang teman seangkatan saya yang sama-sama mengambil konsentrasi keuangan.
saya : APA???
si teman : Meh Sarjana Ekonomi (bahasa Jawa yang berarti hampir Sarjana Ekonomi)
Yah semoga pengorbanan waktu tidur ini ngga sia-sia. Semoga bisa memperbaiki waktu tidur saya yang terbolak-balik ngga karu-karuan ini.... Semoga bisa menyelesaikan pekerjaan lain selain soal kuliah.

note :
*kotak komentar memang sengaja ditutup.

Monday, April 25, 2011

SAYA BUKAN ORANG ARAB

pic taken from google

Ketika berjalan hendak ke warung atau kemana saja, sering sekali seorang wanita berjilbab menyapa saya, "Assalammualaikum," Yang saya jawab dengan bahagia,"Wa'alaikumsalam warahmatullah..."
Sesuatu yang membahagiakan mengingat bahkan sesama muslim yang hendaknya saling sapa dimanapun bisa sangat mudah terkena 'penyakit' sungkan dan malu untuk saling menyapa.. seringnya cuma senyum atau bahkan tanpa interaksi apapun karena rikuh lantaran tidak saling kenal.

Ternyata kejadian seperti itu tidak selalu dialami setiap orang, bahkan teman-teman saya yang lainnya, yang juga berkerudung. Suatu hari selepas hari raya dan saya duduk bersama salah seorang sahabat saya yang berkerudung disekitar kampus, mengobrol... belum lama kemudian ada seseorang yang lewat dan mengambil arah jalan pulang, nampaknya sahabat saya ini kenal karena kemudian dia menyapa seseorang yang barusan lewat tadi, seorang wanita berjilbab berwajah ramah. Lantas keduanya bersalaman minal aidin wal faidzin, "Minal aidin wal faidzin ya, maaf sedikit terlambat," katanya dengan senyum. Saya yang duduk disebelah sahabat saya berbalas senyum, tanpa saya duga dia menyodorkan tangan juga kepada saya, "Minal aidin walfaidzin ya ukhti, afwan ya ukh terlambat," setelah bengong beberapa detik saya senyum dan bilang, "Eh ngga apa-apa kok," kemudian dia berpamitan pulang. Dan sahabat saya mengeluh kesal, "Kok nyalamin kamu dan nyalamin aku beda ngomongnya?? Padahal kan dia sekelas sama aku..." 
saya : hehe *ketawa bingung*

Bukan cuma itu saja, komentar di blog saya juga ada saja yang membahasakan ana dan antum dan penggalan-penggalan bahasa arab yang lain... serta wall-wall yang menggunakan bahasa-bahasa arab. Entah mungkin dikiranya saya bagian dari organisasi tertentu atau bagaimana. Seorang teman kuliah pernah mengirimi wallpost pada saya di mukabuku, yang karena barang satupun yang dia tulis dalam bahasa arab saya ngga paham artinya maka saya jawab dengan kromo inggil bahasa Jawa saya pikir dia juga pasti ngerti karena orang Jawa juga. Saya ngga tergabung dalam organisasi apapun, meskipun nyaman sekali kalau sudah bertemu dan berbincang dengan saudara-saudara yang 'seiman', seumur sekolah saya selalu masuk sekolah umum dan ngga pernah di sekolah khusus Islam seperti MTs dan lainnya... maka saya juga ngga fasih bahasa arab... saya ini warga negara Indonesia, suku Jawa... mengajak saya berbincang dengan kedua bahasa tadi, saya bisa lancar, bahasa yang lain... mohon maaf kalau saya kurang menguasai... sementara bahasa Jawa saja berbeda daerah vocabnya bisa berbeda, satu kata beda makna. Bahkan Jawa Timur dan Jawa Tengah juga berbeda.

Saya sering mendapat perlakuan berbeda dibanding teman-teman yang dekat dengan saya sehari-hari... selain sapaan-sapaan salam, saya juga sering dipanggil dengan kata 'ukhti' yang berarti saudara perempuan, sama artinya dengan sista atau sister atau seperti itulah yang sejenis, sementara itu ngga semua orang juga mendapatkan panggilan yang sama dengan yang saya terima.

Mengapa saya merasa ngga nyaman dengan apapun yang mengarah kepada saya dengan kata antum dan ana atau yang lain, percakapan-percakapan yang dibicarakan dan lain sebagainya... adalah karena bagi saya sangat aneh saja kalau kita berbicara pada percakapan sehari-hari dengan bahasa arab yang sepotong-sepotong. Sama halnya dengan ketika kita berbicara cara seperti ini: You mau nemenin I'm beli sate ngga? Agak jauh sih, so sorry... soalnya I ngidam makan sate disitu bumbunya enak deh, you juga mesti nyoba ditanggung pendapat you sama kayak I.
Kan lucu ya, berbeda dengan kalau semua kalimat diatas menggunakan bahasa yang sama.
Lagipula, selain lucu.... apakah gaya percakapan seperti itu menambah pahala kita?? Apakah membuat kita semakin dicintai dan mencintaiNya? Apakah dengan begitu kita akan berubah semakin bertambah mulia di mataNya?

Apa sebenarnya yang dicari dengan mencampur-campur seperti itu dan membedakan tujuan penggunaannya? Apakah hanya untuk eksklusifitas agar orang tahu dengan bahasa yang seperti itu kita akan dinilai 'alim' anak rohis dan sebagainya? Karena jika benar begitu akan mendekatkan kita dengan sesuatu yang lebih pada prestise ketimbang hasil. 

Kawan, eksklusifitas akan menjauhkan kita dari tujuan berda'wah. Yang ada, dengan demikian akan menjauhkan kita dari orang-orang yang ingin kita rangkul.
Yuk, tanya deh hati kita....

Friday, April 22, 2011

23 : 11

pic from google
Aku percaya, bahagia bisa muncul dan meraih kita karena diciptakan sendiri, menimbulkan...
atau ditimbulkan.
dan bahagia itu, salah satunya timbul karena kamu.
Kamu, adalah satu paket sebab dan akibat yang berhubungan dengan satu persepsi bahagia.
Kalau aku ini titik koordinat yang bisa dipantau dari langit,
aku berada disini, semalam dari jarakmu. Semalam dari jarak bahagia karena kehadiranmu. 
Menghitung mundur itu memperlama waktu (sepertinya). 
Kadang, aku merasa lelah berusaha menangkap kegembiraan yang lain, yang kecil-kecil dan sering terasa hambar. Bagiku kamu susu kental manis yang kecanduan kutambahkan pada minumanku, entah teh entah yang lain-lain. Dan aku menyukaimu karena pilihan : aku tidak suka gula yang biasa.
Warna rasa yang seperti ini membuat aku merasa pusing, rasa yang terlipat-lipat dan tenggelam tak jelas. Rasa berjenis "X", tak jelas. Menahan diri untuk tidak mengcountdown tapi hatiku melakukannya tanpa perintah.
Padahal cuma soal kilometer, dan detak jam. Itu saja kan? Tidak lain.
Dan ini cuma kata-kata berawal rongsokan yang kemudian kususun membentuk kalimat, kalimat yang entah mengapa seperti duri, susah digambarkan.
dan menyulitkan.
Saya rindu anda, tuan.

Thursday, April 21, 2011

BATAS KEKAGUMAN


pic from google

Sejak zaman dulu saya ngga suka nonton konser yang sangat rame dan jingkrak-jingkrak di belakang. Kenapa pula kita tidak di rumah saja dan streaming youtube video lagunya? Sama saja toh juga ngga bisa lihat orangnya. Bagaimana dengan bangku VIP? Yah.. saya sih ngga keberatan dengan bangku VIP, tapi satu hal yang pasti yang suka saya tonton adalah shownya bukan yang memainkan shownya.

Saya ngga pernah ngefans siapapun hingga umur saya sudah awal dua puluhan seperti ini. Saya menyukai tulisan dan cara berpikir seseorang bukan menyukai penulisnya, saya menyukai sebuah lagu bukan menyukai penyanyinya, saya menyukai cerita film dan karakter yang diperankan begitu apik, bukan artisnya. Saya mengagumi seorang atlet dari kemampuannya, bukan dari personalnya.

Saya pikir seorang artis layak membayar mahal para fans-fansnya. Kefanatikan merekalah yang membangun popularitas seorang artis itu sendiri. Laksana bodyguard gratisan, mereka berjuang keras melindungi citra seorang artis tanpa diminta, bahkan tanpa peduli si artis ini kenal sama mereka ngga? Kefanatikan pengidolaan seseorang ini yang mampu membuat kita tidak adil dalam menilai suatu kejadian, tidak menilai dari dua sisi, ngga cover both sides kalau istilahnya jurnalis.

Percaya atau ngga saya pernah merasa ada sesuatu yang aneh dari diri saya karena ngga punya artis yang bisa dipuja seperti teman-teman sekolah dasar saya yang lain. Setelah mencari-cari siapa yang sekiranya bisa saya fans-in, saya memilih satu artis cilik semasa itu :P Ah bodo yang penting kan saya sama dengan yang lain... padahal sebenarnya sih biasa aja... dasar anak kecil. Dan belakangan ini saya bersyukur karena ngefans-ngefans palsu tersebut berakhir dengan cepat sebelum saya masuk SMP karena si artis yang dulu saya fans-in tumbuh menjadi individu cikal bakal dewasa yang dari pandangan saya jauh dari kelayakan seseorang untuk dikagumi, apalagi ditiru....tentu saja kecuali karya-karya yang dia hasilkan semasa karier keartisannya.

Fans-fans selalu membela mati-matian ketika ada  seseorang yang suaranya terasa sedikit saya negatif terhadap si artis, seolah-olah si artis adalah bagian dari keluarganya dan hidupnya sendiri. Padahal artis hanyalah manusia biasanya yang bisa saja banyak salah, ngefans tidak membuat kita lebih tahu kehidupan si artis daripada orang lain kan... padahal si artisnya sendiri juga boro-boro deh ya mau belain kita layaknya sohib deket kalau kita mengalami hal yang sama :p paling-paling juga kalimat : ih siapa tuh? ah kagak kenal deh gue... hihi

Ngefans juga ada batasnya, janganlah begitu parah dan berlebihan. Suatu hari saya pernah mendapatkan sms dari adik sahabat saya, dia sedang dalam masa-masa ujian semasa itu, setelah saya ngomong selamat belajar panjang lebar, dia sms dengan : Iya mbak, eh mbak hari ini dengar lagunya M.Jackson ngga?
saya  :  ......
Pernah karena saking seringnya dia ngomongin MJ melalui sms, saya negur untuk ngga berlebihan memuja seseorang.
Dia membalas dengan tanggapan yang kurang lebih seperti ini : Iya mbak hehehe..., eh mbak aku lihat mbak likes MJ di FB lo sama dong mbak, hari ini aku dengerin lagunya dia yang judulnya "bla" (maksudnya saya lupa dia nyebut judul apa) terus menerus lo.. hihihiii...
saya : *bengong*

Atau adik saya sendiri yang juga termasuk remaja labil, dengan nick name dalam kurung yang ada dibelakang nama fesbuk dengan penambahan nama belakang seorang aktor The Lightening Thief).

Sebaiknya jangan memuja sosok manusia seperti halnya selebritis dengan berlebihan, mereka toh hanya manusia biasa yang kemungkinan kepribadian aslinya jauh dari yang bisa kita teladani. Selalu mungkin pada akhirnya kita terkecewakan ekspektasi kita sendiri. Apalagi untuk kalangan muslimah yang menjaga dirinya, penampilan glamor mereka bukan sesuatu yang disarankan untuk kita tiru bukan? Belum lagi akhlak yang mereka punyai... Kalau butuh anutan, ada Rasulullah yang keutamaan akhlaknya dijamin pemilik dunia dan seisinya kan... Mari terus belajar mengambil bagian-bagian yang baik dari hidup dan melewatkan yang kurang baik untuk disimpan... yang terlanjur kurang baik, ya gimana lagi gunakanlah yang kurang baik itu sebagai pembelajaran bagi diri sendiri... ;)

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,sedang kamu tidak mengetahui 
(QS Al baqarah : 216)



kado kecil untuk adik-adik saya yang tengah mengarungi masa-masa labil remaja.

Monday, April 18, 2011

ISTANA KEDUA



Mungkin, dongeng seorang perempuan harus mati agar dongeng perempuan lain mendapatkan kehidupan.

Seperti itu kutipan yang saya baca ketika membuka buku mendekati prolog Istana Kedua, sebuah novel karya Asma Nadia. Menggiris. Dan berikutnya tanpa dapat saya tahan hati saya terasa retak dan dibanting-banting kemudian yang ada saya ikut menangis dan hancur bersamaan dengan paragraf-paragraf luka Arini. Arini, istri yang sempurna dalam ukuran seorang manusia. Sehat, berbudi baik, ibu hebat dan segala hal yang seorang lelaki idamkan ada pada sosok Arini. Arini tidak seanggun putri, tapi dia selalu jatuh cinta pada cerita dongeng, bahwa setelah mereka bertemu dan menikah pangeran dan putri akan hidup bahagia selamanya... Arini seorang penulis dengan cerita yang kesemuanya punya kesamaan : happy ending.

Arini bertemu Pras dalam keajaiban, seperti dongeng Cinderella dimana ada bagian sang pangeran membawakan pasangan sepatu yang hilang untuk putri. Lelaki itu pangeran tampannya, dan Arini jatuh cinta. Sejak itu mereka tidak pernah kembali bertemu, namun ingatan Arini terlanjur menyimpan sosok rupawan bagai pangeran dibenaknya, Pangeran dengan nama entah siapa. Pangeran yang dihari wisudanya kemudian diketahui adalah sosok yang dekat dengan Arini sejak dia kecil. Pangeran itu bernama Pras, teman Mas Putra kakak Arini. Pernah membantunya turun ketika dia tersangkut diatas pohon. Pernah, bahkan sering menyelamatkannya ketika menghadapi kejadian-kejadian akibat kebandelannya. Memalukan, namun segala rasa itu memang tidak bisa terencana... Arini jatuh cinta dan menikah. Ya, dengan Pras... pangeran pembawa pasangan sepatu Arini.

Pras benar-benar pangerannya, Arini merasa sangat beruntung mendapatkan lelaki itu yang begitu mirip dengan Ayahnya, setia dan penyayang. Kasih ayah pada ibunya semakin membuat Arini terpesona, mereka mesra diusia pernikahan yang berpuluh tahun. Putra-putri yang menakjubkan lahir kemudian, buah kebahagiaan pernikahan mereka. Hingga suatu hari Arini menemukan kenyataan pahit, sebuah dongeng yang hancur karena mengetahui sebuah kebenaran : Pras mempunyai istana kedua. Nyonya Pras yang lain. Istana yang Arini bangun dengan cinta dan impian, runtuh seketika.

Mei Rose seorang wanita keturunan yang seumur hidupnya terus mengalami luka, cobaan-cobaan menderanya tanpa ampun. Dia ingin mati. Tapi lelaki itu menyelamatkannya, lelaki yang menghapus penilaian Mei tentang lelaki-lelaki lain yang duluan muncul. Lelaki yang dengan penuh kasih sayang menggendong anaknya dengan penuh sayang. Anak yang dia benci dan dia inginkan mati bersama tubuhnya. Anak yang kuat dan tetap bertahan hidup meskipun segala usaha Mei Rose lakukan untuk membunuhnya, anak yang merupakan bayangan seorang lelaki sok simpatik yang ia benci. Lelaki penuh kasih bernama Pras itulah yang membuatnya percaya kepada Tuhan untuk memohon agar Pras benar-benar jatuh cinta padanya dan anaknya. Sekalipun dia telah menikah... Mei ingin membuatnya tinggal bagai cahaya penerang dalam hidup ia dan anaknya yang gelap. Bukankah selama ini Mei juga mencari seorang lelaki yang telah beristri? Ia tidak akan keberatan diduakan bahkan tidak diberi nafkah materi, gajinya sendiri lebih dari cukup.

Pras, sejak kecil hidup dengan pemahaman Ibunya begitu terluka karena ada keluarga lain bagi ayahnya selain dia dan ibunya. Pras tidak pacaran, dan tidak berkenan melakukannya... rasa ketertarikan selalu ada namun dia merasa belum menemukan keinginan untuk menjadikan mereka-mereka itu istrinya. Waktu-waktu Pras terisi dengan catatan-catatan cintanya dalam berbagai bahasa dalam buku yang dia beri nama Catatan-Catatan Cinta Untuk Calon Istriku.

Istrinya, cinta pertamanya. Satu-satunya dan kenyataan indah itu yang ingin dibawa Pras sampai akhir usia. "Tapi setiap lelaki adalah kucing liar, Pras," Arman sahabatnya menggoda.

Menikah karena membantu? Sepertinya hanya banyak terdapat pada zaman Rasulullah, alasan bohong jika itu terjadi di zaman sekarang ini. Lelaki memang sering menutupi fakta bahwa pernikahan mereka yang berikutnya setelah pertama adalah karena mereka naksir, jatuh cinta lagi pada perempuan lain. Mengapa segala persoalan selalu perempuan yang disalahkan? Kurang merawat tubuh, kurang ini, kurang itu? Kenapa semua seolah jadi pembenaran bagi hawa nafsu lelaki yang tidak mereka kendalikan dengan baik?

Apakah iman dapat terkikis habis oleh waktu?

Jika cinta bisa membuat seorang perempuan setia pada satu lelaki, kenapa cinta tidak bisa membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan?
(Arini)

Asma Nadia penulis buku ini dengan piawai perangkai kata-kata, tragedi demi tragedi yang sangat mudah membuat kita terhanyut. Hati kita akan pecah berantakan dan ikut terserak membaca jengkal demi jengkal penuturan Arini. Ikut berduka dan perih membaca cerita hidup Mei Rose. Novel yang begitu kuatnya emosi para karakter yang dijabarkan mampu membuat saya bersedih dan kesal pada satu waktu yang bersamaan. Saya berduka pada segala tragedi yang dialami Mei Rose, tragedi yang sungguh perih dan sulit terbayang betapa melukainya potongan-potongan kejadian itu dalam diri seorang perempuan. Namun yang tidak bisa saya sepakati adalah sudut pandang seorang Mei Rose tentang kebahagiaan : bahwa seolah-olah karena seseorang mengalami banyak hal perih semasa hidupnya dia merasa begitu legal merebut kebahagiaan milik orang lain. Mungkinkah ada perempuan-perempuan yang berpandangan begini? Sedemikian banyaknya hingga salah satunya diabadikan dalam karakter sebuah novel? Perempuan yang berpandangan : Hai kamu kan selama ini selalu bahagia, sementara saya begitu penuh luka... jadi tidak apa-apa kan kalau saya memaksa kamu membagi suamimu untuk saya?

Sungguh membaca novel ini membuat emosi saya teraduk-aduk... namun banyak sekali hikmah yang diselipkan novel ini, sudut pandang yang harusnya dicerna semua lelaki. Bahwa poligami bisa sangat menyakiti seorang istri.. Bahwa :mengapa cuma memandang Rasulullah selama berpoligami? Mengapa tidak memandang beliau ketika 28 tahun bersama khadijah? Pernah saya membaca tulisan seseorang di socmed mencantumkan ini :

Bukhari, Muslim, Turmudzi, dan Ibn Majah. Nabi SAW marah besar ketika mendengar putri beliau, Fathimah binti Muhammad SAW, akan dipoligami Ali bin Abi Thalib RA. Ketika mendengar rencana itu, Nabi pun langsung masuk ke masjid dan naik mimbar, lalu berseru: "Beberapa keluarga Bani Hasyim bin al-Mughirah meminta izin kepadaku untuk mengawinkan putri mereka dengan Ali bin Abi Thalib. Ketahuilah, aku tidak akan mengizinkan, sekali lagi tidak akan mengizinkan. Sungguh tidak aku izinkan, kecuali Ali bin Abi Thalib menceraikan putriku, kupersilakan mengawini putri mereka. Ketahuilah, putriku itu bagian dariku; apa yang mengganggu perasaannya adalah menggangguku juga, apa yang menyakiti hatinya adalah menyakiti hatiku juga." (Jâmi' al-Ushûl, juz XII, 162, nomor hadis: 9026).

Sama dengan Nabi yang berbicara tentang Fathimah, hampir setiap orangtua tidak akan rela jika putrinya dimadu. Seperti dikatakan Nabi, poligami akan menyakiti hati perempuan, dan juga menyakiti hati orangtuanya.

Jika pernyataan Nabi ini dijadikan dasar, maka bisa dipastikan yang sunah justru adalah tidak mempraktikkan poligami karena itu yang tidak dikehendaki Nabi. Dan, Ali bin Abi Thalib RA sendiri tetap bermonogami sampai Fathimah RA wafat.


Atau sebuah kutipan yang saya ambil dari seorang penulis buku religius :

Tiga dari 5 lelaki utama ummat ini (Muhammad, 'Utsman, 'Ali) tidak mempoligami isteri pertama. Dua yang lain ya. Jadi silakan pilih sikap
(Salim A. Fillah, penulis*)


Dari keseluruhan isinya, novel ini benar-benar saya rekomendasikan untuk ditilik, terutama bagi kaum adam. Seperti halnya Dewie Sekar, ingin rasanya saya 'mewajibkan' mereka untuk membaca kisah ini.

Note : Buku yang ingin saya baca bertopik Fraud and Examination. Susah sekali nemunya... Untuk buku fiksi, sudah lama saya ingin membaca serial Glam Girls... terlihat menarik namun saya lebih sering mengutamakan buku lain yang lebih penting dan dibutuhkan daripada itu :P


* dengan sedikit perubahan kutipan karena diambil dari salah satu statusnya di socialmedia.

Dalam rangka menyemarakkan pesta  Kita Berbagi seorang calon ibu. (http://cyberdreambox.blogspot.com/2011/04/kita-berbagi.html)

Wednesday, April 13, 2011

TITIP RINDU UNTUK DIJA


Dija, tante mungkin yang paling belakangan menulis surat buat Dija..
dan dengan ini tante ucapkan selamat ulang tahun ya... Tante tahu ini ngga tepat tanggal lahir Dija... tapi tante percaya bahwa umur seorang manusia bertambah setiap waktu, ucapannya juga bisa setiap detik, cuma sayangnya tante ngga bisa menghitung hari ini ulang tahun dija setahun lebih berapa hari lebih berapa jam, berapa menit, berapa detik. Yang jelas akan terus bertambah, iya Dija akan bertambah umur, bertambah pandai, bertumbuh dan semakin cantik.

Dija sayang, tidak apa-apa tante terlambat karena dihari ulang tahun Dija, tante ingin memberi meskipun hanya berbentuk racikan huruf, bukan menerima dari Dija. Hai, yang ulang tahun yang diberi hadiah kan ya *jawil pipi Dija*.

Diusia lima tahun nanti Dija akan bisa membaca, mengeja nama dija sendiri, membaca nama nenek, ayah, kakak-kakak, Tante Elsa dan tante Dija yang lain.

Diusia sekitar tujuh tahun kemampuan menulis Dija akan berkembang juga, Dija akan bisa melihat dunia dalam bentuk rentetan huruf yang membentuk kata dan kata-kata yang mengkomposisikan sebuah kalimat. Dari semuanya itu Dija akan belajar lebih mengenal dunia dan nama-namanya. Rasa ingin tahu Dija akan sangat besar.  Mungkin waktu itu Dija sudah bisa mengenal blog.

Dalam usia Kak Shasa atau mungkin lebih muda, Dija sudah bisa mengetik, sudah mengenal kami para teman-teman maya yang suka mengunjungi rumah maya Dija, mengintip keseharian Dija secara rutin karena merasa jatuh cinta pada senyum lucu seorang balita bernama Khadijah. Polosnya, betapa kami selalu merindukan cengiran, tawa dan semuanya yang Dija ceritakan lewat ekspresi dalam foto. Waktu itu, Tante Elsa tidak perlu lagi membantu Dija mengetik... Dija akan bisa mengetik sendiri, balas menyapa kami penggemar-penggemar Dija. Betapa kami menantikan waktu-waktu itu, ketika Dija bisa menulis sendiri dan menggambarkan hati.

Tidak apa-apa kalau Dija merasa tulisannya jelek, cemen, alay atau apapun istilah semasa nanti... Semua orang-orang yang mengintipi Dija pun dulu juga demikian, termasuk tante... butuh proses yang panjang untuk bisa menulis dengan baik dan nanti pada saatnya Dija juga pasti mampu menulis dunia dalam opini yang cerdas ala Dija sendiri. Kami akan mengerti.

Pada usia remaja Dija, masa pencarian identitas akan ada banyak hal-hal baru yang Dija temui, hal-hal baru yang tidak ada di masa remaja tante... masa paling bahagia, kata orang. Kesehatan prima, banyak teman, banyak kegiatan... Saat itu Dija sudah akan punya pemikiran dan pendapat sendiri untuk dipertahankan. Dija akan mulai punya cita-cita dan berjuang sekeras mungkin meraihnya. Semoga Allah mengabulkan apa yang menjadi keinginanmu saat itu, nak...

Pada usia dua puluhan, usia dimana hidup manusia masuk ke dalam tingkat yang berikutnya, lebih sulit... lebih keras... banyak bentrokan, banyak sekali tabrakan. Pikiran-pikiran Dija banyak berkembang dengan ilmu, dengan buku, dengan pembelajaran terhadap lingkungan dan menemukan bahwa kadang-kadang sesuatu yang Dija anggap benar bertentangan dengan adat, dengan kepribadian umum masyarakat. Iya, begitulah hidup Dija, dan begitulah pula yang tante dapatkan dari sharing dengan kawan-kawan dekat tante yang seumur.

Pada masa itu mungkin Dija akan banyak bersedih, seperti seseorang yang kemarin menyapa tante di aplikasi perbincangan maya, teman dekat yang tengah bersedih karena cobaan.
Dija.... minimalkan bersedih ketika saat-saat sulit itu kapanpun tiba dalam hidup... seperti namamu nak, Khadijah... istri pertama Rasulullah adalah wanita yang kuat, taat pada suami, berakhlak mulia dan terlebih... mencintai Allah. Semoga segala akhlak beliau menjadi suri tauladan bagi Dija, dan nantinya tergambar bayang-bayangnya dalam akhlak Dija. Ketika Dija rindu, berdoalah untuk Ibu, mungkin sekali-kali waktu Allah akan menurunkan mimpinya yang indah untuk Dija.. bertemu ibu yang Dija rindu. 

Suatu saat nanti Dija akan tahu dan merasa beruntung kemudian bersyukur, Dija kehilangan sesuatu tetapi Allah tidak lupa melimpahkan cintaNya untuk Dija. Keluarga yang mencintai Dija, dan kami penggemar-penggemar Dija yang gemar mengintip Dija menjalani hari yang senantiasa mendo'akan... Tuhan semoga anak ini tetap bahagia. Tuh kan, Dija kayaaaaa sekali...

Terus bahagia ya Dija, teruslah bahagia dan menjadi sinar untuk orang-orang disekitar Dija, Tante Elsa dan seluruh keluarga, dan bagi kami. Selamat ulang tahun putri kecil, Khadijah.


sebuah titipan rindu dan kado ulang tahun untuk Princess Dija, tidak untuk mengikuti giveaway..

Monday, April 11, 2011

BIMBANG


Entah ini cemburu atau cuma persangkaanku.
Tapi kamu..., lelaki itu... apakah kamu pernah tahu?
atau paling tidak mencari tahu, atau mungkin sudah tahu tapi pura-pura tidak tahu...
Rasa yang sedikit itu begitu samar, aku tidak menyadarinya sampai kemarin.
Kamu cuma teman kan? Iya kamu cuma teman! Kuulang-ulang kebenaran yang kupaksakan terus menerus dalam otakku ini, yang susah membedakan semu dan nyata. Aku tidak mau merusak hubungan teman ini dengan rasaku, yang mendadak saja membuat kamu sekejap mempesona. Sejak kapan kamu begitu mudah dikagumi? Kalau sebegitu mudahnya mengapa selama ini aku tidak pernah tahu? Ataukah tanpa sepengetahuanku kamu bermetamorfosis selayak kupu-kupu? Mencengangkan, mendebarkan dan mengecewakan pada saat yang bersamaan.
Kemarin, aku menghindari matamu lagi, mengutuki rasa ini diam-diam. Kalau saja kamu tahu betapa aku benci dengan segala yang diam-diam. Sudah menjadi tidak lagi nyaman lagi berlama-lama didekatmu, padahal aku rindu tawa lepas bersama kamu. Resah dan ingin bergantian melompat-lompat, bukan salahku jadi salah tingkah, bukan salahku... aku tidak bisa mengendalikan ini, tidak bisa mengatur raut muka wajahku tidak begini kaku dan tegang... lantas jadi penuh tawa seperti dulu, ketika aku belum mengenal sisi kamu yang sudah bermetamorfosis. Aku juga tidak menginginkan ini, aku lebih suka membedakan seorang teman dengan rasa teman dan seorang lelaki yang kujatuhcintai begitu saja. Jika bercampur aku merasa dipaksa mesti memilih salah satu, kamu untuk kumasukkan dibagian mana. Tapi aku tidak mau memilih salah satu dari dua itu, aku tidak mau kamu lepas karena pilihan.
Mungkin aku terlalu sombong karena merasa sebagai pembuat pilihan, kuakui. Karena pilihan menunjukkan rupanya sendiri hari itu, wanita cantik berambut indah disebelahmu. Pertanyaan-pertanyaan menyeruak tak terkendali :
Apa karena dia lebih mengerti kamu dibanding aku?
Apa karena dia cantik?
Apa karena dia menarik, karena dia lucu, karena tawanya mempesona?
Dan aku tidak?


untuk seorang teman : mengaku dan tidak punya konsekuensinya masig-masing. apapun, semoga itu yang terbaik.

Friday, April 8, 2011

AKTRIS CARISSA PUTRI DIKABARKAN HILANG

Lagi-lagi saya sedang ingin menelusuri tontonan lama. Kali ini saya sedang ingin menonton ulang film Ayat-ayat Cinta hanya gara-gara tidak sengaja melihat bukunya nyelip diantara buku-buku kuliah saya (wah kok bisa disitu ya?). Sudah pernah nonton Ayat-ayat Cinta kan? Wah masa belum pernah, pada sudah pernah ah pastinya... salah satu film yang sempat menduduki tingkatan populer film yang ditunggu-tunggu masyarakat luas tersebut mengetengahkan konflik antara tiga hati Fahri, Aisha dan Maria. Maria atau Maria Girgis yang diperankan oleh aktris pendatang baru Carissa Putri dalam film tersebut adalah seorang gadis Kristiani yang menjaga adab berpakaiannya dan berbudi baik yang kemudian jatuh cinta pada agama Islam. Film yang diangkat dari salah satu novel religi buah tangan Habibburrahman Elshirazy itu berhasil melambungkan nama Carissa Putri di jagat entertainment Indonesia. Laksana roket, film Ayat-ayat cinta adalah landasan awal yang membawa nama wanita cantik ini melesat mewarnai adegan demi adegan layar kaca atau layar bioskop nasional, sejak itulah nama Carissa Putri semakin dikenal penikmat hiburan tanah air.


Tuesday, April 5, 2011

IRAMA ITU, TANGKAPLAH....

pesan kasih, buka hati dan terimalah..
pic from google

Beberapa waktu lalu saya berbincang dengan seorang sahabat. Sahabat yang baik, dengan wejangan-wejangan yang kadang-kadang berhasil menampar saya. Dia senang membaca buku, dan tidak seperti saya buku yang dia baca selalu membuat saya membatin, selalu buku-buku bagus yang contohnya saja Dalam Dekapan Ukhuwah, ngga seperti saya yang bacaannya fiksi melulu. Kadang kami mengobrol ditelepon untuk berbagi cerita. Banyak cerita saya juga yang saya sampaikan kepadanya.. contohnya waktu itu, selepas kegiatan di kantor. Saya naik motor dari kantor ke kos dengan jarak sekitar setengah jam sampai empat puluh lima menit bersama seorang teman. Entah kenapa setiap jam kami pulang, hujan selalu turun deras, dan setiap hari libur hujan tidak turun pada jam-jam yang biasa. Sungguh lucu. Jas hujan juga terus terang tidak terlalu membantu. Selama sebulan lebih dua minggu kami terus mengalami hal-hal yang sama, dan beberapa kali karena kelupaan membawa jas hujan sementara sudah mulai gelap, akhirnya kami menerobos juga jalan pulang hujan deras itu.

Keadaan yang demikian membuat kesehatan kami tidak cukup baik. Gampang lemas dan tidak optimal. Kemudian saya tidak sengaja mengeluh pada sahabat saya ini, mengatakan kesal pada hujan... sungguh menjengkelkan kenapa dia selalu jatuh saat jam-jam saya pulang kantor kenapa tidak lebih awal sedikit atau lebih lama sedikit?

Dia tertawa di ujung telepon waktu itu: "Baru saja mengatakan hujan menjengkelkan ya? hayo... hayooo....,"

Saya tercekat, baru menyadari kalimat saya barusan. Dan kalimat sahabat saya ini juga menohok hingga hati, ketika saya sadar maksud ucapannya.. kemudian saya jadi malu pada diri saya sendiri, pada sahabat saya... buru-buru saya meralat, "Eh hehehe anggap saja yang tadi cuma bercanda,"
Dia ngakak lagi. Dasar!

Mengapa kita terbiasa mengeluh dan menyalahkan sesuatu : Duh kok hujan sih kapan cucian kering dong? Duh kok panas sih, duh kulit eke hitam dong....

Tanpa sadar kita secara tidak langsung sudah mengeluhkan hal yang lebih besar : Tuhan. Coba kita ingat siapa yang menciptakan panas, siapa yang mencurahkan hujan? Iya, Tuhan kita yang Maha segalanya tentu saja. Sungguh tidak sepantasnya makhluk seperti kita yang dengan kehendaknya bisa hidup seketika dan mati seketika menyalahkan Dia. 

Mengeluh memang manusiawi, tapi tidak ada ruginya juga belajar menguranginya dari sekarang kan? Karena sungguh rugi jika kita terus stagnan sebagai pribadi manusia, tidak melangkah kemana-mana, apalagi mengabaikan kesempatan untuk menjadi lebih baik.... alangkah ruginya kita.

Seseorang seperti sahabat saya adalah seseorang yang langka, beberapa orang teman saya juga begitu... mereka adalah contoh orang-orang yang memandang perilaku sehari-hari dari pandangan agama dan setiap 'tanpa sengaja' mengingatkan saya memang agak tajam tapi ya itu.... kalau ditelisik, benar adanya apa yang dia ingatkan.

Terus terang saya bukan tipe orang yang berpendapat nilai dulu diri kamu sepenuhnya benar baru mengingatkan orang lain. JANGAN sekali-sekali menilai kebenaran yang diucapkan seseorang dari siapa yang mengucapkannya, nilailah apa yang dia ucapkan. Jika sahabat saya tidak mengingatkan saya karena selalu merasa dirinya belum sempurna, sifat tidak pernah merasa sempurna adalah milik manusia yang sangat memanusiawi maka bisa dibayangkan seperti apa hidup saya, seperti apa hidup dia yang saya lepas begitu saja karena saya takut mengingatkan dengan merasa tidak sempurna. 

Sampai kapanpun saya tidak akan menjadi lebih baik, pribadi saya tidak akan terperbaiki sedikitpun. Mungkin sampai kapanpun tanpa pengingat-pengingat hidup itu saya terus berjalan dengan angkuh padahal saya cuma segini saja, masih butuh udaraNya untuk saya hidup, masih butuh bumiNya untuk saya tetap berpijak

Kalau menunggu diri sendiri sempurna baru boleh mengingatkan orang lain ya sampai kapan dong ya... kita sama-sama tahu kita manusia biasa, bukan nabi... dalam bermuhasabah kadang-kadang kita kesulitan untuk menilai diri kita secara utuh, cerminnya jadi buram karena apa? Karena kita menilai diri kita dari pandangan kita, tidak tahu bagaimana dari pandangan orang lain.. Maka seringkali kita butuh disodori cermin milik orang lain untuk melihat pribadi kita secara utuh, untuk mengetahui hal-hal kurang yang sebelumnya tidak terekspos dengan cermin milik kita sendiri.


Fakta yang sering saya temukan adalah keengganan saling mengingatkan karena takut tidak sepakat dan saling bersinggungan, kemudian hal tersebut mampu merusak hubungan..
Padahal kan dalam hidup dan melihat segala hal yang tidak pada tempatnya kita diwajibkan mengingatkan, namun juga tidak boleh terlalu kecewa ketika kita mengingatkan seseorang dan tanggapannya tidak sesuai harapan, bahkan mungkin kasar (bagian inilah yang paling susah dalam urusan saling mengingatkan). Maka akhirnya karena malas bersinggungan orang akan lebih memilih diam daripada mengingatkan. Hmm sayang kan jika sebuah kebenaran berhenti dalam diri seseorang, tidak diteruskan karena ketakutan-ketakutan tersebut.

Jangan membuat perintang-perintang bagi kita untuk menjadi lebih baik. Sedikit-sedikit merasa terhakimi, sedikit-sedikit merasa digurui... terus kapan kita jadi nambah baiknya dong.. :) Kalau membuat orang juga malas dan kapok mengingatkan kita karena kitanya sendiri yang terlihat tidak perlu dan mementahkan omongan-omongan mereka karena kitanya yang tukang tersinggung. Jadi sebelum marah, lihatlah dulu lebih dalam pada apa isi yang disampaikan seseorang apakah itu baik untuk kita atau tidak? Bisa jadi itu terlihat kasar, tapi gunakan hati dan pikiran kita secara bersamaan untuk menilai baik dan ngganya apa yang dia sampaikan.... kalau sekiranya agak kurang pas, bisa juga balik mengingatkan dia saat itu atau waktu lain tergantung kita dalam menilai sebuah kondisi dan situasi. Yah sesuai bagaimana masing-masing karakter kita untuk menyampaikan hal ini pada dia... saya percaya dengan bertambahnya umur semestinya ada sisi-sisi pribadi kita yang juga ikut bertambah dewasa dan bijak untuk menyikapi segala situasi.

Kalau manusia mengingatkan dan sudah ngga mau kita gubris sebelum mempertimbangkan, apalagi malah diberi tanggapan yang ngga enak wah apa kita ngga khawatir kalau langsung ditegur pemberi nyawa kita? Sementara caraNya menegur dan mengingatkan tentu saja tidak sama dengan cara-cara makhluk. Hmmm....

Jadi mari kawan-kawan saya yang baik, mari buka hati.... tangkap hikmah dari mana saja... sebuah hikmah belum tentu berwujud halus seperti bulu angsa... bisa jadi kotor dan kasar seperti bangkai. Itu semua tergantung pada kita memilahnya sedemikian rupa, mengambil yang baik dan meninggalkan yang buruk... Yuk pekakan hati, jangan sampai hati kita menjadi keras karena pribadi kita sendiri yang kurang baik dan kemudian yang Maha segalanya mengunci hati kita dari kebenaran :( Duh jangan sampai ya...

dini hari ketika memposting ini, hening... mari dengarkan lagu-lagu penggugah hati dari winamp :)

Kurindukan sinar suciMu yang mulia
Dan kuharapkan belai kasihMu
Agar musnah semua keangkuhan diriku
Dan kulepaskan dari sifatku
(Snada ~ Rindu)

bisa di download di link dibawah ini...


Dan akhirnya kepada sahabat-sahabat saya, terima kasih untuk mampu menjadi oase batin :)

Saturday, April 2, 2011

BERTEMU

Hari minggu kemarin saya ke Surabaya modal nekat sementara badan saya terasa hancur karena kegiatan akhir-akhir ini, tapi pengorbanan itu nyaris setara.. saya bertemu Mbak Inge lagi yang sedang proses menjadi seorang ibu, Mbak Ica yang sesama pemakai kawat gigi dan  Iput teman SMA saya yang seumur saya nyaris lulus seperti sekarang sepanjang masa kuliah kami cuma bertemu dua kali dengan hari itu. Teman SMA yang kesamaannya dengan saya cuma satu hal : tomboi, agak kaget kenapa dia jadi lebih tinggi dari saya.. Oh ternyata sekarang suka pakai high heels hehe saya sih parno sama high heels. Kenapa saya bilang nyaris setara, karena gerombolan siberat yang lain tidak bisa ikut hadir... Mbak Lely yang ternyata sudah kembali ke Tanjung Pinang (ternyata bisa disingkat TPI, jadi selama ini tiap Mbak Lely ngetik TPI saya pikir stasiun televisi yang makin asik aja itu... saya baru tahu hehe*kurang gaul), Mbak Tia yang terlambat mengkonfirmasi nomer ponsel dan Blogger senior Pakdhe Cholik mendadak berhalangan hadir, waktu yang terlalu sempit untuk meluncur menemui Unil atau Inuel pemilik blog Jombloku, kelupaan mengontak Mbak Fanda.

Perjumpaan itu ngga lama, bahkan saya cuma sempat makan siang dan jalan-jalan sebentar di Surabaya.. Agak aneh karena serasa saya gaya amat makan siang aja nyampe Surabaya :D Apa boleh buat dapat travelnya yang ada cuma jam 6 sore itu, sementara saya sampai di tempat janjian sekitar jam satu. Ngga bisa lebih pagi karena butuh tidur sedikit saja lebih lama :3 Mbak Inge yang menjemput saya di terminal juga sempat mengalami musibah ban bocor di tengah jalan.

Sewaktu janjian di bioskop 21 Tunjungan Plaza selesai dhuhur saya dan Mbak Inge mencari Mbak Ica disekitar situ dan ngga ketemu, terus terang sempat curiga jangan-jangan orangnya keikut masuk teater hehe.. Untunglah kemudian kami bertemu dan ngobrol-ngobrol di Marina, restoran seafood di TP 2. Makan kepiting (hasil patungan wah harganya ngga bersahabat bahkan tumis kangkung juga mencengangkan.. mendingan bawa rantangan aja dari rumah sekalian nasi, nyampe situ beli lauknya aja :P). Sempat parno karena Mbak Ica baru bilang alergi kepiting ketika pesanannya sudah mulai dimakan, untung akhirnya ngga kambuh alerginya si Mbak. Namun jujur, masakannya memang enak... boleh dicoba lagi kalau sedang agak kaya hehehe... sayang ngga fotoin makanannya, kalau sempat kan bisa bikin banyak orang ngiler ya *evilsmile.

Mbak Ica sempat salah kira kalau saya sangat tinggi, sebenarnya sih saya pendek (nangis dulu di kolong) range tinggi saya antara 163-165 cm ngga tau pastinya berapa, cuma selisih beberapa senti kelihatannya dengan Mbak Ica. Mbak Ica terlihat pendiam awalnya, tapi lama-lama ngobrol banyak hal yang kami bagi bersama termasuk sesuatu yang lucu ketika itu (saya ngga detailin, nanti kena sepak). Mbak Ica pribadinya begitu lucu dan kreatif, ketika saya mau balik pulang sempat dijejali oleh-oleh gantungan ponsel yang sangat imut dari clay, nanti kapan-kapan saya posting fotonya :). Mbak Ica tampil sangat manis dan feminin dengan rok batik dan tas bahu. Saya? Ya begitulah lihat saja foto yang ada dibawah posting ini. Dan Mbak Inge yang selalu dicurigai kakak saya karena mirip selalu tampak lebih cantik dari foto-foto yang bertebaran di jagat maya, lagipula wanita yang sedang mengandung memang kecantikannya akan jauh lebih terpancar. Namun lepas dari itu bagi saya Mbak Inge tetap sosok kakak yang dewasa dan halus bagi saya, ketika memberikan pandangan, ketika berbicara dan dalam obrolan kami yang tanpa sengaja menasehati saya, rasanya selalu 'nyes' begitu dalam hati saya... bagaimanapun saya masih manusia ala kadarnya yang proses kedewasaannya masih perlu banyak ditingkatkan, dan diingatkan kalau sudah mulai salah kaprah :P.

Dalam obrolan itu sempat membahas juga mengenai kadang kita sampai begitu lelah dengan blog yang pengunjungnya selalu ada, kita jadi ngga nyaman setiap kadang pengin menshare sebuah pikiran yang kita tahu tidak semua orang dapat menerimanya dengan baik. Secara tidak sengaja kadang ada saja pihak yang merasa disinggung, padahal juga ngga begitu juga.... namanya tulisan kan ya untuk melegakan otak.... jadi kalau ada yang merasa tersindir dengan tulisan saya ya maaf saya, kalau mendapat manfaat dari sini ya silakan diambil, kalau ngga ya tinggalkan saja kan begitu ya :) Sementara kalau bukan blog juga mau lari kemana lagi, semua socmed saya pikir masing-masing punya taring tajamnya sendiri.. kalau ngga bilang juga ngga lega, kalau udah bilang juga kena cibir dibilang menggurui. Wah serba susahlah... padahal waktu itu ngetiknya juga pas benar-benar dini hari... pikir saya sudah ngga ada lagi orang online jadi bisa melampiaskan kekesalan sejenak :P

Yang saya paling merasa ngga enak adalah kalau pikiran saya dijegal dengan alasan kebebasan berekspresi, terserah dong orang mau nulis apa di status socmed... Kalau mengagung-agungkan kebebasan berekspresi begitu kok saya dilarang? Kan ngga adil kalau semuanya bebas berekpresi sementara saya ngga boleh bebas mengekspresikan kontra juga. Kenapa kok orang mau nulis begini begitu kamu larang? Ada lho yang komentar begitu... Loh yang larang juga siapa... saya sih ngga pernah merasa melarang-larang orang untuk menulis ini itu di socmed, saya cuma mau bilang saya ngga sependapat. Ya monggo kalau mau terus begitu kan hak masing-masing ya...kan saya juga cuma menggunakan hak berbicara sama dengan anda-anda yang lain :D Berbicara kalau saya kontra.

Mari, pandai-pandai saja mengambil hikmah... ambil yang baik.. kalau ngga bermanfaat ya abaikan saja. Mengkritik boleh tapi mari gunakan bahasa yang baik, kalau spesifik ke satu orang ya lebih baik langsung bilang ke orangnya ketimbang kita menyindir-nyindir sendiri, kemampuan melukai dari mengatakan kritik yang pedas langsung lebih kecil ketimbang menyindir-nyindir. Status-status saya yang tidak sepakat dengan orang yang membagi do'a personalnya dengan Tuhan seperti misalnya : Ya ALLAH, aku ingin cepat dapat kerja di status mukabuku atau pengoceh (terlebih kelemahan pengoceh kita tidak bisa menghide satu status kecuali signout =,,=) Kalau butuh dokumen pribadi kenapa ngga naruh di notes atau blog misalnya? Kedua media itu lebih personal dan ngga membuat orang paling tidak terpaksa membaca kan... ada seorang teman yang salah paham dengan kalimat saya karena perkiraannya ilmu sangat butuh dibagikan kan. Tidak, maksud saya bukan kalimat-kalimat mengandung pencerahan atau dakwah semacam share ayat Al-Qur'an atau Hadits. Ya silahkan saja karena itu bisa mermanfaat bagi banyak orang, asalkan benar ayat yang di share itu kalau ngga benar ya namanya menyesatkan dong... teman tersebut nanya :Loh ya toh? memang ada gitu orang yang nyetatus begitu? Saya jawab : Ada, banyak... kalau cuma satu dua orang saja bisa jadi saya diam.... tapi kalau sudah massal begini....sulit untuk diam rasanya.

Ada cerita dari seorang teman kuliah yang melihat status teman semasa sekolahnya mengutip ayat yang salah dalam Al-Qur'an... entah darimana yang jelas kami tidak pernah menemukan ayat itu dalam Al-Qur'an... akhirnya si teman memberi komentar dengan bahasa yang menurut saya sudah sedemikian halus, menegur kalau ayat surat ini yang ke ini bunyinya begini, bukan begitu (yang ditulis si teman). Yang ada beberapa saat kemudian si teman di block. Mungkin karena perasaan-perasaan yang sama : perasaan merasa digurui.

Dan mengapa seseorang bisa merasa digurui? Hehe saya juga ngga tahulah.... mungkin saja suatu saat saya juga akan merasa demikian, namun mudah-mudahan saja ngga ya....

Jadi, mari saling menangkap hikmah, mari saling mengingatkan.... bagi saya pribadi, musuh atau dalam hal ini orang yang tidak cocok dengan saya namun menyeret saya menuju jalanNya jauh lebih baik bagi saya dalam kehidupan di dunia dan selepas dunia daripada seorang teman baik yang menggandeng saya suka cita dan halus menjauh dari jalanNya. Semoga posting kali ini nyambung :) Maaf otak sedang berat.


iya saya pakai ransel dan masih suka pakai hingga mau lulus kuliah begini, jangan tanya kenapa... pokoknya jangan!

oke, saya suka ransel terutama yang bulukan warisan adik saya ini karena enak di pundak, ngga bikin sakit.

untung liftnya ngga membuka ditengah proses foto :P

yang berkerudung putih itu iput, teman SMA saya :) (yang jadi korban memfotokan kami :P)

yang mau kenalan, 
Mbak Ica bisa dikunjungi di http://debolokurowo.blogspot.com
Mbak Inge bisa dikunjungi di http://cyberdreambox.blogspot.com (sebentar lagi ada giveawaynya loh ;p)
Previous Page Next Page Home