Showing posts with label wordlicious. Show all posts
Showing posts with label wordlicious. Show all posts

Wednesday, June 5, 2013

Pada Pertemuan

Semestinya pertemuan ini keliru.
Buat kamu.
Buat saya juga.
Semestinya setelah sekian tahun berlalu kita sudah tidak butuh lagi pertemuan.
Karena buat kamu, buat saya juga ini seperti sesuatu yang mengerik-ngerik pendaman tanah dan memunculkan harta karun kenangan yang kapan itu terasa berharga tapi sekarang tak lebih dari kegiatan penggaraman luka.
Semestinya saya diam-diam saja di tempat saya, kamu diam-diam saja di tempat kamu.
Namun sebenarnya kita memang begitu kan?
Cuma waktu yang mampu merancang ini menjadi sesuatu.
Atau tidak sama sekali.

Monday, April 29, 2013

Tak Sepadan - Chairil Anwar

Aku kirai:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa ahasveros.
Dikutuk sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu pun juga pintu terbuka.
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak akan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka

~

Friday, January 27, 2012

Rumit

pic taken from blueberrypie's mim
Kadangkala perempuan menghadapi situasi dimana dia merasa tidak enak 
atau bersedih atau kecewa namun tidak bisa mengatakan apa yang dia rasakan
karena dia ingin menjaga perasaan orang yang disekitarnya.
Atau juga karena segala yang dia rasakan begitu rumit sampai dia terlalu bingung untuk
menyampaikan apa yang sedang mengganggu pikirannya.

Saya pun juga demikian, kadang.
~

Wednesday, October 19, 2011

MEMUDAR

from elcaamiinooreal's mim
Suatu akhir hari, semalaman saya bermimpi kamu.
Melihat dalam diam, sepiring kaca penuh berisi rencana,
kita buat itu untuk menjalani esok.
KITA.
Tanpa lagu-lagu merdu yang ditelinga kedengaran indah itu, saya tak dengar.
Lagipula kadang ada sisipan tajam, kata orang itu namanya kerikil, bisa sakit melukai.
Kemudian saya menjelma burung kecil yang membumbung tinggi melawan angin.
Tidak menemukan jalan pulang dan tersesat dalam cakupan tangan sepi.
Jalan pulang itu kamu.
Entah bagaimana yang semestinya, saya ingin pulang.
Ke hatimu, jika perlu.

Tuesday, October 11, 2011

MENGENDAP

from elcamiinooreal's mim





Jarak yang sekian ini adalah jarak yang kurasa cukup aman untuk mengawasimu tanpa perlu merasa takut atau cemas karena bisa saja dalam sekejap kamu menoleh ke arahku lantas membuat aku merasa kedapatan mengendap-endap hendak mencuri serpih hati milikmu.
Jarak yang sekian ini adalah jarak yang kurasa cukup aman dari pengaruh kuat pesona-

kamu.

Monday, June 6, 2011

HENING

image from elcamiinooreal's mim

Maaf bintang saya sedang lelah dan merasa ingin kesepian

Untuk sesaat saya tidak keberatan berteman sunyi.

Ya, saat ini saja...

Bukankah cahayamu terbatas?

Saya butuh itu bahkan justru saat siang...

Tuh... kamu tidak bisa kan?

Jadi masihkan perlu saya mengunjungi kamu setiap kali saya merasa ingin hilang?

Saya tidak suka matahari, dia terlalu terik

sementara saya terlalu rapuh, gampang meleleh.. dia terlalu dekat dan besar

saya ingin yang jauh agar saya terhindar jadi meleleh

terhindar dari luka.

 bintang, saya ingin pulang dan berbaikan lagi dengan malam, dengan kamu....

Mungkin nanti kapan-kapan kalau saya sudah mulai marah pada sepi.

Wednesday, June 16, 2010

DUA SISI


taken from random

Satu waktu ketika sedang heboh mengenai penyerangan Israel - Palestina, ketika lagu We Will Not Go Down populer, dan ketika saat itu saya belum jadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang) saya tengah membaca buku saat kemudian telinga saya mendengar dua orang teman saya yang berbincang. Teman saya yang pertama sangat-sangat peka, halus mulai mengeluhkan betapa sangat tidak manusiawinya pasukan Israel itu, dia bilang : "Kan kasihan masa orang-orang ngga bersalah dibunuhin," katanya dari segi kemanusiaan dan kehalusan sifatnya. Teman saya yang satunya lagi 'nyamber' pembicaraan itu, "Aku bingung deh sama kamu, apanya sih yang mesti dikasihanin. Mereka itu bukannya mati syahid ya? Nah orang yang mati syahid kan masuk surga tuh? Apanya yang kasihan dengan masuk surga?"

Mendengar itu si teman saya yang pertama terdiam. Dua sisi, dua segi tentang bagaimana teman saya yang pertama ini memandang masalah dari segi kemanusiaan, sifat halus dan kehilangan. Kasihan menurut pandangannya adalah betapa sedih, betapa kasihan orang-orang yang harus kehilangan anggota keluarga mereka, namun teman yang satu lagi mendang dari sisi yang jauh berbeda. Menarik, ketika soal GAZA dihebohkan lagi kemarin.. saya menemukan BANYAK STATUS FACEBOOK yang mencemooh, mengeluarkan kata kotor, mengutuk Israel terhadap penyerangannya terhadap Palestina yang semakin lama semakin tidak manusiawi, semakin membabi buta.

Tuesday, May 4, 2010

MENYAKITI ATAU DISAKITI?

taken from random
Lama rasanya ngga menulis pada label diary. Kapan hari saya bercakap dengan seorang teman dengan fasilitas chat application dari facebook. Obrolan dengan si teman ini membuat saya berpikir dan menjadikannya pembelajaran bagi diri sendiri. Percakapan ini terjadi antara saya dengan seorang teman wanita saya yang cantik dan cerdas, dan sudah saya kenal sejak sekolah dasar. Berikut ini saya cantumkan dengan beberapa editan untuk mengaburkan identitas teman saya ini dan orang yang kami bicarakan :
Me :ultaaaahh 
10:06pm
si teman :  makasi hunnyyyyyy
mantan belom ngucapin buat aku :(:(
10:20pm
 Me : dan kenapa itu penting buat kamu?
10:20pm
si teman : gag tau hunnnyyy... 
aku belom bisa nganggep dia 'biasa'
mungkin sebelum hubungan kita bisa normal,aku gak akan bisa anggep dia 'biasa'
10:21pm

Tuesday, March 16, 2010

SEJAUH APA MENJADI DIRIMU?

from random
Saya ingat satu momen pada masa ospek angkatan tahun 2007 di fakultas saya dan kami semua duduk di kursi dalam kelas menyaksikan presentasi trainer didepan kelas. Dalam salah satu sesi kami mempelajari tentang paradigma, saya melihat sebuah gambar dan langsung berpikir bahwa gambar tersebut berwujud wanita cantik yang memakai topi indah dan gaun eropa zaman victoria, sementara teman-teman saya yang lainnya -- hampir satu kelas menyatakan bahwa itu gambar seorang nenek tua.

Sejenak saya bingung, apa mata saya yang rabun ataukah memang kadar kewarasan saya mengalami penurunan sementara kadar kebodohan mengalami fluktuasi gila-gilaan? Atau mungkin wanita cantik itu sudah berumur tua dan teman-teman saya berhasil mengetahuinya dengan gemilang? Hal yang tidak dapat dengan bagus dilakukan seseorang yang sering tidak tahu hari ini hari apa dan tanggal berapa seperti saya.

Saturday, March 13, 2010

SAYANG ITU YANG BAGAIMANA?

random

Saya baru saja belajar karena sebuah kejadian yang ada didepan saya.

Pada saat kita berada pada kondisi yang paling buruk, apa yang kita inginkan?
Bukankah kita hanya mau orang yang penting bagi kita ada disana?
Bagaimana jika kita terbaring kesakitan, seluruh tubuh kita menderita..
dan kita kecewa
dan kita menangis
ketika orang yang paling kita butuhkan ada, yang kita harapkan akan menjelma menjaga malah tidak hadir
Malah tidak mau tahu apa saja yang tengah kita rasakan
Bukankah segala sakit itu akan berlipat ganda dengan sakit dalam hati
Dan saat itu saya kelu, menatap dia yang menangis dalam selimut karena kesakitan pada keduanya

Sebenarnya apa bentuk nyata dari hubungan itu? Dan apa sih perasaan sayang dan cinta yang dihebohkan semua orang..? sepertinya itu cuma perasaan temporer yang tidak lama menetap, kadang tinggal lagi, terus pergi lagi. Mungkin itu hanya rumpun bunga yang kebetulan tumbuh di seluruh mulut.

Keskeptisan saya kumat lagi. Meluap-luap.

Dan saya cuma bisa mengusahakan segalanya tidak akan apa-apa, dengan segala kemampuan yang saya bisa.

Semoga cepat sembuh, ya... maafkan saya jika ini terlalu klise..

Wednesday, January 13, 2010

SAHABAT DAN PENGARUH

Saya pernah membaca di sebuah majalah mengenai kecenderungan orang untuk bergaul , berteman atau menyukai orang yang hampir mirip dan menyerupai dirinya. Misalnya dalam hal selera, hobi, cara berpikir dan memandang masalah, atau bahkan tipe calon pasangan hidup :p
Lepas dari itu setiap orang sebenarnya saya pikir, sadar atau tidak pastinya punya parameter untuk berteman dekat dengan seseorang. Entah berdasarkan kemampuannya menjaga rahasia, penampilan, atau yang lain. Mungkin dalam hal berteman artinya bisa meluas, dan akan kedengaran pilih-pilih sekali ketika seseorang hanya mau berteman dengan kalangan tertentu dan kategori tertentu pula. Sekali lagi yang saya bicarakan adalah teman dekat, sahabat.
Lihat konteks ini : jika kita berteman dengan dengan seseorang yang sangat ember dan tidak bisa menjaga rahasia, kita bisa tentu saja. Tapi apakah bisa dan kita mau menerima dia menjadi sahabat yang tahu berbagai macam pikiran terpendam, keinginan, obsesi dan rahasia kita? Sahabat yang biasanya selalu jadi tempat kita berbagi. Nah, sampai disini pasti readers sudah mengerti maksud saya.
Tapi yang saya dapati ternyata teori di pembuka postingan itu tidak melulu benar, kita bisa memulai persahabatan bahkan pada saat dimana kita sama sekali tidak menemukan diri kita dalam seseorang. Kita tidak mendapati kesamaan apapun dalam diri kita dengan sahabat tempat kita biasa berbagi. Saya punya dua sahabat dengan hal-hal unik dalam diri mereka yang tidak ada dalam diri saya. Cara mereka berpikir, cara mereka mengambil keputusan dalam menghadapi masalah.. berbeda jauh dengan saya. Bahkan juga selera dalam hal apapun.
Dan saya mendapati bahwa waktu pertemanan dekat kami yang lama membawa banyak pengaruh. Yah saya tetap tidak sependapat dengan teori majalah yang saya baca itu, tapi saya menemukan bahwa berteman dekat dengan siapapun bisa membuat diri kita berubah, semacam adaptasi dengan orang tersebut.
Saya sering kaget, mungkin karena kelamaan bersama mereka saya jadi ikut suka dengan hal-hal yang disuka sahabat saya. Salah satu sahabat saya suka banget dengan segala macam baju motif bunga-bunga, dan gara-gara dia sekarang saya juga suka.
Sebaliknya, saya suka dengan berbagai macam aksesori macam jam tangan atau baju yang berwarna putih, sahabat saya pun juga jadi ikutan suka. Contoh lain, waktu SMP saya yang sama sekali ngga suka matematika.. gara-gara sebangku dengan sahabat saya yang gemar matematika, saya jadi ikut-ikutan asik ngutak-ngutik rumus-rumus dan angka-angka itu.
Begitu juga dengan teman kos saya yang tentu saja orang paling dekat karena tinggal serumah, teman saya ini cuma suka beli buku tapi jarang dibaca.. sayalah yang banyak membaca buku-buku yang dia beli. Melihat saya yang tiap kali membaca seolah 'tenggelam' dalam dunia lain dia jadi ketularan pengin baca.
Maka bertambah baik atau buruknya dirimu banyak tergantung dari baik buruknya teman dekatmu. Teman yang baik akan bikin kita jadi lebih baik, teman yang ngga baik? Yaah, itu tergantung pada iman kita ya :)
Omong-omong soal 'teman baik' saya mau majang award dari teman-teman saya yang baik nih ;)

dari Mbak Kuya
MAKASIH^^

Sunday, January 3, 2010

TIDUR


Tidur bagi saya adalah mekanisme pelampiasan marah, sedih, dan berbagai macam emosi lain.

Ketika saya sedang bersedih, kenyataannya menangis tidak terlalu banyak membantu untuk melampiaskan kesedihan. Setelah menangis dan membuat satu PR tambahan menjemur bantal dan mencuci sarung bantalnya, saya masih tetap merasa kacau dan berantakan. Di dalam maupun di luar.


Begitu juga dengan saat saya marah, mungkin pada seseorang. Kalau saya mengungkapkan marah saya dengan ngomel berbagai macam ke orangnya, telepon atau sms marah-marah hal ini juga tidak akan banyak membantu menyelesaikan masalah. Seringkali rasa marah yang berlebihan malah berujung ke rasa malu.

"Ngapain sih saya tadi bilang begitu sama dia? Ya ampunn.. kemana otak saya saat mengucapkan atau mengetik semua kemarahan itu? Bisa-bisanya.. berbuat bodoh begitu,"

Pernah ngga teman Blogger merasa seperti itu setelah melampiaskan kekesalan pada seseorang, dan baru memikirkan ulang serta menyesali apa saja yang barusan diucapkan setelah marahnya reda?

Karena itu saya berusaha mengalihkan semua perasaan negatif itu dengan tidur. Kalau saya sedih, marah.. setelah melampiaskan kekesalan sendirian.. saya akan menahan diri untuk tidak dulu langsung membuat orang tersebut tahu apa yang saya rasakan, dan yang dia lakukan sangat membuat saya tidak nyaman.

Tidur.

Ya, saya akan tidur. Tergantung seberapa banyak rasa kesal dan sedih yang saya derita, segitulah jam tidur yang saya rasa cukup untuk meredam semuanya. Ketika bangun, entah kenapa saya selalu merasa membaik banyak. Pulih banyak dari rasa marah, atau sedih. Dan yang timbul tinggal pikiran : Ah, tadi itu ngapain sih saya semarah itu? Sesedih itu? Kan keadaan juga ngga segitu parahnya..

Setelah pikiran saya lebih jernih seperti itu, saya baru memikirkan cara terbaik untuk memberi tahu orang yang membuat saya kesal itu. Dengan cara yang netral, yang mungkin akan membuat dia minta maaf, dan saya juga langsung siap memaafkan.

Pernah ketika sedih sekali akan suatu hal, saya tidur berjam-jam di hari libur. Dimulai ketika tidur malam hari sampai nyaris tengah hari, cuma kepotong waktu Shubuh. Entah bagaimana, tapi tidur selalu berhasil membuat pikiran saya lebih jernih dari berbagai macam emosi yang mengontaminasi untuk saya bisa merasakan hal-hal negatif.

Sekalian posting award dari Rizki, Kang Sugeng dan Mas Aulawi.. MAKASIH BANYAK YA! Maaf telat banget nge-postnya.. dari tahun lalu juga huhuhu..

Wednesday, December 9, 2009

MENYIKAPI ORANG YANG TENGAH KEHILANGAN

from random
Ternyata kehilangan dalam bentuk APAPUN (saya menekankan kata ini untuk menegaskan bahwa ini bisa berarti apa saja), tidak seharusnya ditanggapi dengan pertanyaan : 'kenapa?', 'bagaimana bisa?', 'bagaimana prosesnya?'

Mungkin kita cuma perlu menyediakan telinga untuk mendengarkan, dan juga segepok pengertian.
Karena mungkin dia juga lelah, menceritakan urutan yang sama dan mengulangnya pada tiap mulut yang bertanya.

Demikian terus menerus. Mungkin juga sambil menahan cabikan dalam dirinya meski tidak kentara. Jadi untuk apa, kita menambah bebannya dengan bertanya? Terkadang kalimat penghiburan, semacam : Sabar ya! kuat ya! Kamu pasti bisa! ketika terlalu sering didengar rasanya malah bisa jadi klise dan lumayan bikin bosan, bikin kesal, sedikit muak.. sedikit? Ah tidak juga, mungkin malah banyak.

Mestinya cuma telinga, dan lagi-lagi segepok pengertian untuk membiarkan apa yang dia rasa menguar wajar, tanpa paksaan, tanpa pertanyaan, tanpa membiarkan dia merasa terpaksa menjelaskan.

Dan kita hanya.....
Mendengarkan.


Thursday, November 12, 2009

REFRESH

pic taken from random googling

Kadang-kadang kita bisa begitu tidak peka dengan segala sesuatu, kadang-kadang kita perlu melihat lebih dekat terlebih dahulu untuk mengerti sesuatu. Seperti kakak tingkat saya yang meskipun penampilan sesangar preman tapi hobinya nonton drama korea, temen saya yang pengen banget jadi polisi tapi takut sama ayam (tampang horornya tiap ngeliat ayam bener-bener ngga bisa disembunyikan kalo kita mau ngelihat lama) jadi kita ngga perlu uji coba dulu dengan ngelempar dia pake ayam atau ngajakin dia lewat ke kerumunan ayam atau bahkan saya yang saat ini mirip sama kepiting rebus setengah mateng :p (ah nyambung ngga ya?).


Kadang-kadang kita melupakan detil-detil yang membuat kita memahami tentang sisi unik masing-masing orang terlepas dari image sehari-harinya atau stereotype yang sudah sedemikian melekat. Kadang-kadang kita juga lupa akan diri kita yang maunya dipahami tidak melulu pada satu sisi, sisi kuat saja ataupun sisi sensitif saja.



Cinta juga demikian, seringkali kita tahu detil-detil kebiasaannya ketika dia masih menjadi sesuatu yang nyaris tak terjangkau oleh kita.. ketika dia masih tak luput dari pengamatan 'memuja' semua pelosok lagak lagunya terekam jelas sejelas rekaman kaset pengantar tidur ketika kita masih diayunan dan memupus ketika kepemilikan kita menguat. Mungkin ini saatnya untuk merefresh pandangan kita pada orang-orang disekitar kita yang menyayangi kita.. semua orang yang kita miliki yang sebelumnya terlihat biasa..


Mungkin ada sesuatu yang terabaikan dari mereka, yang membuat adakalanya fase hubungan kita dengan mereka jadi memburuk dan kita tetap tidak habis mengerti.


Mungkin juga ada cinta yang terselip dan luput dari pemahaman kita, mengendap dan berkejap menderita dalam menunggu yang sepi. pasti rasanya sakit..


Ini saat menempatkan diri pada sudut pandang berbeda, mungkin kita salah mengerti, mungkin kita salah memahami... mungkin... mungkin... siapa tau?


NB : si adek belajar ngeblog hehehe luchu :p tulisannya bisa dilihat di http://sukamakancoklat.blogspot.com

Saturday, August 15, 2009

PENGARUH PATAH HATI

Saya selalu bertanya-tanya kenapa kata ‘sakit’ digabung ‘patah hati’ akan selalu memunculkan inspirasi. Kenapa karya seseorang di bidang seni akan terasa lebih bisa menyentuh pelosok hati kita ketika dia menciptakannya dalam keadaan patah hati atau mengenangkannya atau sesuatu seperti itu ketimbang ketika suasana hatinya tengah bagus dan membuat karya tentang penyanjungan?
Mungkin karena terlalu banyak orang yang pernah patah hati dan tengah mengalami patah hati di dunia tempat kita berjejak.
Saya suka sekali satu puisi Chairil Anwar yang berjudul Tak Sepadan, mungkin saya kurang banyak tahu berapa banyak puisi yang ditulis beliau, tapi saat menemukan sebuah blog berisi puisi-puisinya saya paling suka puisi ini. Bisa ‘menohok’ sekaligus mengobrak-abrik hati kita dengan sekali membacanya.


Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa ahasveros.
Dikutuk sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu pun juga pintu terbuka.
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak akan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka
~~
Apakah rasa sedih dan sakit sedemikian bisa membius?
Entah bagaimana saya juga menjumpainya pada diri saya, luapan air mata dan kosong yang tercetak tebal dalam hati seperti air yang membludak tak cukup penampung. Seperti butuh banyak penuangan dan pelampiasan, tidak hanya tangis, tidak hanya cerita berjam-jam pada teman kita hingga lelah dan mulut kering kehausan. Maka pelampiasannya adalah bermacam prosa yang memenuhi kertas virtual, menambah beban memori laptop 12inch saya.
Saya ingat dia pernah berkeluh mengenai prosa-prosa dan puisi-puisi yang saya tulis, yang selalu menyiarkan soal orang-orang yang pernah saya cintai dan kemudian menyakiti, sangat sedikit yang tentang dia.. yang mengingat soal dia. Contohnya saja ketika melihat hujan turun… saya selalu teringat satu orang dan bukan dia. Saya bilang : entah kenapa selalu lebih gampang terispirasi sakit hati dan pedih yang berkepanjangan. Dia kesal dan bilang entah serius entah karena pengaruh kekesalannya,”kalau begitu biar saya yang buat kamu patah hati, biar kamu ingat saya terus.”
Dan dia sukses melakukannya. Dia telah berhasil mewujudkan itu.
Ketiadaan ini menyiksaku, saat semua mengarah kepadamu (numata-senandung lirih)


P.S. terima kasih pada mba fani atas awardnya

Saturday, June 6, 2009

...WAKTUNYA MERENUNG...

Ketika aku tahu seluruh penghuni kota terlelap, aku mulai menemukan satu oase kecil yang bisa kunikmati saat hanya ada aku dan duniaku. Saat membisu tanpa kata dan berusaha merangkai kalimat apapun untuk diurai, mengingat yang telah lewat dan menemukan banyak celah-celah kosong hampa yang dingin. Enggan mengisi, tapi juga enggan terus sembunyi… memaksa kita untuk memilih.

Waktunya merenung…

Dan setelah ini aku harus tahu apa yang harus digapai dan dilepaskan, apa yang harus dipilih dan dituruti serta yang harus diselesaikan dengan kata cukup.

Begitu banyak hal-hal besar bercelah kecil yang entahlah… menggerogoti dari dalam akan apa yang terjalin. Tidak ada banyak pilihan selain melihat ke dalam diri, sedalam-dalamnya dan berjalan pergi dengan senyuman percaya bahwa yang akan datang lebih baik dari ini. Karena yakin bahwa berjalan pergi dengan senyuman jauh lebih baik daripada bertahan dan menulikan telinga, menekan banyak ganjalan dengan terpaksa, memilih sembunyi dan pura-pura tidak tahu.

Waktunya merenung…

Dan aku pun akhirnya harus tau, terbaik bukan berarti baik. Dan mengalah bukan berarti usaha mencapai simpati. Mungkin aku gagal belajar dari banyak hal, mungkin aku kalah dalam lebih dari satu hal… dengan waktu… dengan takdir… dengan apapun itu. Tapi aku tahu, tak ada lagi yang akan tersia… dan aku harus… harus memastikannya.


P.S. yang dimaksud dengan postingan saya yang sebelumnya itu jadi ngga aktif di dunia tulis menulis secara umum, bukan hanya blog. Bagi blogger yang sudah me-link saya dan belum saya link... tolong pemberitahuannya :) terima kasih..

Wednesday, April 8, 2009

HUBUNGAN BUKAN TUNA KALENGAN

Hubungan dalam persepsi kita seringkali disamakan dengan tuna kalengan.

Mempunyai batas-batas lewat, batas-batas kadaluarsa yang diberlakukan. Pada awalnya membuat orang yang melihat, menaksir dan mengingini akan mencari-cari tanggal kadaluarsa. Berikutnya akan membandingkannya dengan produk lain dengan jenis sama. Yang akhirnya dipilih adalah yang paling lama menjanjikan untuk bisa disimpan dengan awet.

Ketika disimpan beberapa waktu dan lantas kita lupa akan kehadirannya, satu saat tanpa sengaja kita akan melihat wujudnya dipojok lemari es, teronggok tanpa dipergunakan. Begitu kita menengok batas akhir pergunaannya, telah kadaluarsa tanpa kita sadari.

Setelahnya, tuna kalengan itu begitu saja digeletakkan ke keranjang sampah.

Kenapa harus menganalogikan dengan tuna kalengan? Kebanyakan orang pada batas-batas akhir suatu hubungan akan menyerah dan entah kenapa enggan berdamai dengan solusi dan satu sama lain. Saling menyalahkan dan melindungi diri agar tidak disalahkan.

Kenapa dia tidak dianalogikan sebagai pulsa telepon seluler saja? Yang jika masa aktifnya mendekati habis dan kadaluarsa, bisa kita isi ulang kembali hingga siap digunakan dengan lancar kembali. Sementara hubungan-hubungan yang memang harus berakhir terjadi karena kita terlambat menyadari masa aktifnya telah terlewat jauh dan kartu itu hangus.

semoga... hubungan yang kita semua tengah jalin adalah kartu yang masa aktifnya terus bisa diperpanjang :)

Wednesday, April 1, 2009

KEMUDIAN MEREDA

photo by arillia(senior saya di LPM)
foto ini asli, diambil di halaman samping FE Universitas Brawijaya Malang

Sekarang, saat ini, detik ini, aku mengerti.

Setiap hujan yang turun, dengan keindahan dan kepedihan yang dia bawa. Setiap tetesannya nantinya akan menyisakan jeda tenang yang memikat. Disisi itu, kita bisa menikmati hening yang tercipta dan sisa ‘pluk-pluk’ pelan dari sisa air hujan dari genting, atau daun, atau apapun yang turun ke kubangan kecil jauh dibawahnya. Saat-saat ajaib yang menggetarkan dan membuat kita lebih bisa paham dan merenung, memikirkan banyak hal yang tersangkut emosi (emosi bukan rasa marah. Dia hanyalah perasaan yang muncul karena sesuatu sebagai pemicunya).

Ada kemungkinan dari harapan tipis yang muncul, setelah hujan mereda akan terlukis pelangi. yang mewarnai langit kelam itu dengan lengkungannya,menghibur mata kita setelah masa-masa gelap yang muram.

Dan aku….?

Aku menikmati masa-masa menunggu dan berharap itu. Apakah hujan kali itu akan membawa serta pelangi yang tersemat atau tidak.

Aku memang pernah bilang, aku jatuh cinta pada hujan. Aku menantikan datangnya dia akan ‘menyejukkan’ aku. Bahwa kehadirannya membawa damai tanpa ragu dan tanya yang mengganggu, bahwa dia akan bisa mengobati sakit yang pernah ada, bercampur baur dengan rendah diri yang bersekutu dengan sepi.

Aku pernah yakin telah benar-benar menemukan ‘sang hujan’ itu. Suatu hipotesa terlalu dini yang mengecewakan. Aku ragu. Aku tidak tahu apakah dimasa depan akan benar atau tidak, tapi aku salah untuk sementara waktu sampai satu saat yang tidak bisa dikirai.

Aku berharap datang pelangi dalam muramnya aku. Bukan berupa seseorang, tapi banyak orang yang kemudian mewarnai hari dan hati. Membuat aku tidak lagi kelabu dan menikmati tiap detik kebersamaan. Aku mau mereka, pelangi yang indah dan baik. Yang akan menjadi partner tertawa hingga nanti… hingga hujanku benar-benar datang.

Friday, March 27, 2009

HUJAN DAN RIAP KABUT


photo by anindyarahadi
photo by anindyarahadi (diedit agar kabut lebih terlihat)
Hari ini, seperti hari-hari kemarin…
Aku mengamati hujan turun di depan pintu kamar. Aku bukan peneliti hujan tentu saja, bukan juga pelukis hujan, aku hanya pengamat yang kebetulan sedang jatuh cinta oleh derap hentakan lembutnya di genting yang kurasai. Yang terpana ketika mendapati hujan saat itu tengah indah, tak seperti kemarin-kemarin. Tidak terlalu deras kejam hingga menimbulkan takut berselip panik, tidak juga begitu tipis merinai dan kita perlu begitu menajamkan penglihatan untuk bisa merasai kehadirannya yang membisu.
Hujan kali ini begitu indah, dan aku bisa melihat kabut yang meriap diantara dentaman musik merayakan jatuhnya ke bumi, menyuarakan kegirangan atas kesempatan bersua dengan endapan batuan dan daun-daun dan kepik mungil.
Riapan kabut itu, baru kali ini aku merasakan dia ada dan membisik halus dari penampakannya yang begitu tipis, kabur dan lembut. Membaur dengan derai hujan. Kesejukkan yang turut turun melebur, dan aku enggan beranjak dari posisi bersedekap memeluk lutut di ambang pintu.
Aku ingat, hujan pernah menghadirkan perasaan kacau yang tidak menyenangkan sebenarnya…, aku pernah membenci pada saat yang sama dengan jatuh cinta pada rintikan yang turun.
Aku melupakan kapan tepatnya saat itu ada dengan sengaja, entah kapan bertahun lalu ketika aku berdiam di tempatku dan hujan turun tanpa pandang resahku, bergelimang membanjiri aspal serta membasahi semua yang ada. Rinainya deras dan terasa jahat saat itu. Sempat terhenti sejenak, hingga harapanku menyata kemudian menghablur kembali ketika derapnya lebih keras dengan angin yang kencang memadamkan lampu seluruh kota. Kamu belum juga datang menepati janji.
Harapan tipis itu sudah berhasil menyatu tanpa wujud dengan udara, dari nafas yang keluar disertai pecahnya tangis bisu.
Yang aku tahu saat itu…
Dan hujanpun turun.
Deras dengan garangnya dan gelora kabut yang baru kusadari ada menyertai.
Membawa lari kamu........

dari aku.......

~~~~*saat melihat hujan diambang pintu*~~~~~




P.S. untuk dia yang datang pertama kali, dan pergi pertama kali juga. Karena kamu,aku melihat banyak hal dari sisi yang berbeda. Dan menjadi lebih mengerti akan apa yang harus ada dan berakhir. Setidaknya aku tau, keterpisahan kita adalah satu hal yang logis ada. Aku sudah memaafkan kamu sejak lama, dan merasa lapang karenanya. Apapun itu, terima kasih :)

Saturday, March 21, 2009

AKU JATUH CINTA DALAM MIMPI

Aku jatuh cinta…
Aku jatuh cinta pada selaksa lengkung garis senyum disudut wajahmu. Aku jatuh cinta pada jarak panjang yang harus dilewati untuk menatapi inti gelap bola matamu.
Aku jatuh cinta pada tetes embun yang kamu bawa langsung, mengenyahkan segala udara yang mengeriut dalam hening jeda yang menyebalkan.
Aku jatuh cinta pada lingkaran tanda kurang tidurmu, aku jatuh cinta pada caramu membuat aku merasa aku ada. Bukan segenggam angin bisu yang cuma bergerak sesekali, cuma mampu membuat rumput kecil melalai sejenak.
Aku jatuh cinta pada aura murammu yang nampak sesekali, cara kamu menundukkan kepala dan seketika memerangkap aku dalam kedalaman tanda tanya senyap.
Yang penting aku tahu, aku tidak sedang jatuh cinta pada cermin. Membelai tiap sudutnya dengan senyum tertahan, merabai kemungkinan merajalelanya putus asa.
Jatuh cinta padamu seperti terantuk kaki meja, merasai gelenyar sakit yang menusuk-nusuk tiba-tiba tapi mengasyikkan.
Kamu membuat paruhan di rongga dadaku – hati merasa diakuisisi.
Next Page Home